Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Addina Witsqantidewi
"ABSTRACT
Background BCG vaccine is a compulsory immunization issued by the government to protect children from tuberculosis disease. Although it is highly accessible, there are some children in Jakarta who did not get vaccinated from one of the deadliest disease in Indonesia. Parents are said to be the biggest possible factors that influence to the administration of BCG vaccine to children, especially their knowledge, environments, beliefs, and attitude towards immunization. Therefore, this research aim is to know the association between parents knowledge, attitude, and practice towards immunization and BCG vaccination for their children. Method Cross sectional design was used in this research, Questionnaire was given to parents in preschools and kindergartens in Jakarta.  Each completed questionnaire will be analyzed using SPSS program and chi-square method with significance value of p less than 0,05 to know the association between parents knowledge, attitude, and practice towards BCG vaccine. From 130 data obtained, almost 90% of them have vaccinated their children with BCG vaccine. Chi-square test results revealed a p value below 0.05 relating parental knowledge and BCG vaccination practice p 0.001, together with attitude and BCG vaccination practice p 0.001. Other factors, such as parents educational status, residence, and partners involvement also has an association with the practice of BCG vaccination for their children. Significant relationship concluded regarding parents knowledge and practice of BCG vaccine, parents knowledge and their attitude, as well parents attitude and BCG vaccination practice in Jakarta.

ABSTRACT
Vaksin BCG merupakan imunisasi wajib yang diisukan oleh pemerintah untuk melindungi anak dari penyakit tuberkulosis. Walaupun gratis dan mudah untuk didapatkan, namun tidak semua anak di Jakarta divaksinasi BCG. Selain itu, Indonesia merupakan salah satu Negara dengan penyakit tuberkulosis tertinggi di dunia. Hal tersebut telah diakui oleh The World Health Organization (WHO). Salah satu faktor kemungkinan terbesar yang mempengaruhi pemberian vaksin BCG pada anak adalah orang tua, khususnya pengetahuan dan sikap mereka terhadap imunisasi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, lingkungan sekitar, pandangan, kepercayaan dan sikap orang tua terhadap imunisasi dan vaksin BCG dengan keputusan akhir mereka untuk memberikan vaksin kepada anak mereka. Metode penelitian ini akan dilakukan dengan metode cross-sectional dengan cara menyebarkan angket kepada orang tua di beberapa TK dan PAUD di daerah Jakarta Utara dan Selatan untuk menggambarkan DKI Jakarta dengan keseluruhan yang dapat dilihat dari perbandingan Indeks Pembangunan Masyarakat dari kedua daerah Jakarta tersebut. Kemudian, data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan program SPSS dan metode chi-square dengan nilai kemaknaan Hasil Dari 130 data yang diteliti, hampir 90% responden memberikan vaksin BCG pada anaknya. Test chi-square menunjukan nilai kemaknaan p kurang dari 0.05 dalam menghubungkan pengetahuan, sikap, dan perilaku orangtua terhadap vaksinasi BCG. Faktor lain seperti tingkat pendidikan, tempat tinggal, dan dukungan pasangan juga dapat berhubungan dengan praktik BCG vaksinasi. Kesimpulan Terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dengan sikap, pengetahuan dengan praktik, dan juga sikap dengan praktik vaksinasi BCG pada anak di Jakarta. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Kurniawan
"ABSTRAK
Infeksi dengue merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Kementrian Kesehatan RI melaporkan terdapat 71.668 laporan kasus demam berdarah dengue dan 641 kasus meninggal karena demam berdarah pada tahun 2014. Demam berdarah dapat dicegah, salah satunya dengan mengontrol transmisi vektor dengue. Efektifitas pencegahan dengue ditentukan oleh kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk dengue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografis usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan orangtua dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku mereka terkait transmisi dan pencegahan dengue pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang menggunakan data primer yang diperoleh dari kuisioner yang diisi oleh subjek penelitian. Hasil penelitian didapatkan sebagai berikut: 51,7 orang tua berpengetahuan cukup baik, 96,3 bersikap baik, dan 63,2 berperilaku cukup baik. Pendidikan memiliki korelasi yang signifikan dengan pengetahuan orang tua terkait transmisi dan pencegahan dengue p= 0,05 . Sebaliknya usia, pekerjaan, dan penghasilan tidak memiliki hubungan signifikan p > 0,05 . Dapat disimpulkan bahwa hanya faktor pendidikan memiliki hubungan bermakna dengan pengetahuan subjek terkait transmisi dan pencegahan infeksi dengue pada anak. Diperlukan studi lanjutan dengan subjek dari provinsi lain agar hasil penelitian dapat diekstrapolasi pada populasi Jakarta dan juga diseminasi mengenai infeksi dengue yang lebih giat oleh pemerintah kepada masyarakat.

ABSTRACT
Dengue infection is a major health problem in Indonesia. The Ministry of Health of Indonesia reported 71,668 cases of dengue hemorrhagic fever and the resulting 641 deaths in 2014. Dengue fever can be prevented by taking preventive control measure to prevent transmission of dengue infection via its vector. The effectiveness of dengue prevention depends on community awareness and participation in eradicating or reducing breading site for mosquitos. This research aims to investigate the correlation between parents rsquo sociodemographic factors age, education, occupation, and income and their knowledge, attitude, and practice regarding dengue transmission and prevention in children. This is a cross sectional research using primary data taken from questionnaires filled by the respondents. The results were as follows 53 of parents have sufficient knowledge, 96 display good attitude, and 63.2 exhibit good practice regarding dengue transmission and prevention. Education has a significant correlation with parents rsquo knowledge regarding transmission and prevention p 0.05 , whereas age, occupation, and income do not have significant correlation p 0.05 . In conclusion, only education has a significant correlation with the subject rsquo s knowledge regarding dengue transmission and prevention. Futher study with greater subjects from every province in order to extrapolate the data into Jakarta rsquo s population and also more frequent dissemination of dengue infection from the government to the public are needed."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sancka Stella Ganiasnda Sihura
"Perencanaan Pemulangan Pasien (P3) menjadi salah satu standar yang harus dipenuhi dalam standar nasional akreditasi rumah sakit. Namun, pelaksanaan dan pendokumentasian P3 belum optimal. Perlu adanya peningkatan pengetahuan terkait P3, yang salah satunya didapat dari aktivitas belajar mandiri dalam dunia kerja (workplace learning). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kesiapan penerapan self-directed learning dengan pengetahuan perawat pelaksana dalam P3 di RSUP Fatmawati Jakarta.
Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional pada 110 perawat yang dipilih dengan purposive sampling. Alat ukur menggunakan Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS) untuk mengukur kesiapan penerapan SDL, dan Kuesioner Pengetahuan Perawat Pelaksana dalam P3.
Hasil uji statistik menyatakan bahwa kesiapan penerapan SDL dengan pengetahuan perawat dalam P3 memiliki hubungan yang signifikan (p value 0.005). Perawat pelaksana yang mempunyai kesiapan SDL yang negatif berpeluang untuk berpengetahuan baik sebesar 6 kali dibandingkan dengan perawat yang memiliki kesiapan pembelajaran mandiri yang positif (95% CI OR 1.780;19,275). Besaran koefisien determinan diketahui bahwa kesiapan penerapan SDL berpengaruh sebesar 13.3% terhadap pengetahuan perawat pelaksana dalam P3, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Rekomendasi diberikan agar manajer keperawatan meyakini seorang perawat sebagai long-life learner, meningkatkan peran dan fungsi manajemen, serta menciptakan lingkungan, budaya dan iklim organisasi untuk melakukan pembelajaran mandiri di dalam dunia kerja.

Discharge Planning is one of the standard that must be found in hospital accreditation. However, the implementation and documentation of discharge planning is not optimal. There needs to be an increase in knowledge related to discharge planning, one of which is obtained from self-learning activities in the workplace (workplace learning). This study aims to identify the relationship of self-directed learning readiness with the knowledge of discharge planning at Fatmawati Hospital, Jakarta.
The study design used descriptive correlation with cross sectional approach on 110 nurses selected by purposive sampling. Instrument uses the Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS) and the Implementing Nurse Knowledge Questionnaire in discharge planning.
The results of the statistical test stated that the readiness to implement SDL with nurses knowledge in discharge planning had a significant relationship (p value 0.005). Implementing nurses who have negative SDLRS readiness have the opportunity to have good knowledge 6 times compared to nurses who have positive SDLRS (95% CI OR 1,780; 19,275). SDLRS has an effect of 13.3% on the knowledge of nurse implementers in discharge planning, and the remainder is influenced by other factors.
Recommendations are given so that nursing managers believe in a nurse as a long-life learner, enhance the role and function of management, and create an organizational environment, culture and climate to conduct independent learning in the world of work.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariel Timy Chiprion
"Pendahuluan:Kejadian kanker payudara pada perempuan usia reproduksi di Indonesia maupun di seluruh dunia dewasa ini semakin meningkat. Terapi kanker payudara dapat mengakibatkan kerusakan organ reproduksi, terutama ovarium dan menyebabkan infertilitas. Salah satu solusi yang tersedia saat ini adalah preservasi ovarium. Hal ini merupakan isu yang penting dan kompleks mengingat tingginya kekhawatiran pasien. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengetahuan, sikap, dan perilaku dokter maupun pasien perempuan penderita kanker payudara di usia reproduksi terhadap preservasi ovarium.
Metode: Dilakukan studi deskriptif kualitatif pada enam pasien dan delapandokter subspesialis bedah onkologi di RSCM dan RS Kanker Dharmais pada Juli 2018-November 2018. Data dikumpulkan melalui wawancara formal tidak berstruktur pada pasien dan dokter spesialis bedah onkologi. Dilakukan juga pengumpulan data demografi pasien.
Hasil: Sebagian besar pasien mengaku belum memiliki informasi yang cukup namun setelah dipaparkan mengenai tujuannya, hampir semua sepakat bahwa preservasi ovarium adalah cara yang dapat digunakan untuk mewujudkan keinginan para pasien untuk memiliki keturunan. Dalam pelaksanaannya, subjek juga paham adanya pertimbangan agama dan finansial. Untuk dokter bedah onkologi, mayoritas mengaku tidak memahami banyak mengenai preservasi ovarium karena keahlian mereka tidak spesifik di fertilitas. Dokter bedah onkologi tidak keberatan untuk belajar lebih lanjut atau mengikuti seminar mengenai preservasi ovarium.
Kesimpulan: Usaha preservasi fertilitas pada pasien kanker masih belum banyak diketahui oleh pasien sehingga terdapat kesenjangan antara perilaku dokter dan pengetahuan pasien. Faktor utama yang memengaruhi kurangnya pengetahuan pada pasien adalah pendidikan, sedangkan faktor utama yang memengaruhi perilaku dokter adalah tingkat keberhasilan preservasi. Diperlukan edukasi dari dokter untuk pasien mengenai preservasi fertilitas, kebijakan yang mendukung dari jaminan kesehatan, dan kerja sama bedah onkologi serta konsultan fertilitas.

ABSTRACT
Background: The incidence of breast cancer in women of reproductive age in Indonesia and throughout the world today is increasing. Breast cancer therapy could damage the reproductive organs, especially ovarium, and cause infertility. One of the currently available solutions is ovarian preservation. This is an important and complex issue due to the heightened patients concern. Therefore, this study aims to assess the knowledge, attitude, and practice of doctors as well as reproductive women with breast cancer regarding ovarian preservation.
Methods:A descriptive qualitative study was done on six patients and eight oncology surgeons in RSCM and RS Kanker Dharmais between July2018-November 2018. Data was gathered throughunstructured formal interview with patients and oncology surgeons. Demographic data of patients was also collected.
Results: Majority of patients admit to knowing next to nothing about fertility preservation, yet they agree to its benefits once they got a brief explanation from the doctors. They perceive this act as a solution for having an offspring though they also understand the religion and financial barriers. In conjuction with the patients, most oncology surgeons have minimal information about this field as it is not their day to day duty. They expressed an eagerness to learn about ovary preservation in seminar as it would help to answer patients concerns.
Conclusion: Patients knowledge about fertility preservation measures among cancer patients is still minimal mainly due to lack of proper educational background. Doctors attitude regarding fertility preservation issue is also heavily influenced by the success rate of the attempt. In the future, further socialization for patients about the objective of fertility preservation supported with health coverage policy are needed for the development of the preservation program. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T55554
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Septiviany Kun Prasidhati
"Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan praktik teledentistry pada dokter gigi di DKI Jakarta pada masa pandemi COVID-19. Penelitian potong lintang berbasis kuesioner ini diisi secara mandiri melalui google form. Pertanyaan yang diberikan mencakup faktor sosiodemografi, karakteristik pekerjaan, penggunaan internet, dan pelatihan teledentistry serta pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap, dan praktik teledentistry. Sebanyak 183 dokter gigi di DKI Jakarta yang menyelesaikan kuesioner. Secara umum, responden menunjukkan pengetahuan yang tinggi, sikap dan praktik yang positif terhadap teledentistry. Hubungan yang signifikan secara statistik ditemukan antara praktik teledentistry dengan usia, status pernikahan, pengalaman bekerja, dan pengalaman pelatihan teledentistry. Terdapat korelasi positif antara pengetahuan dan sikap (r = 0.436, p-value = 0.000). Agar teledentistry dapat diterapkan secara profesional, dokter gigi harus memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik yang baik mengenai teledentistry dan perlunya regulasi yang sesuai untuk pelayanan teledentistry.

The purpose of research is to get information about factors that related to knowledge, attitude, and practice of teledentistry among dentists in DKI Jakarta during the COVID-19 pandemic. This cross-sectional study was using self-administered online questionnaire through google form. The questions consisted of sociodemographic factors, work-related characteristics, daily internet access, and training of teledentistry also questions regarding knowledge, attitudes, and practice. A total of 183 dentists in DKI Jakarta completed the questionnaire. Generally, the participants revealed high knowledge, positive attitude, and practicing teledentistry. A statistically significant relationship was found between practice teledentistry with age, marital status, working experience, and training of teledentistry. Spearman’s correlation test obtained a positive correlation (r = 0.436, p-value = 0.000) between knowledge and attitude. In order for teledentistry to be applied professionally, dentists must have knowledge, attitudes, and good practices regarding teledentistry and the need for appropriate regulations for teledentistry services."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amatul Firdaus Ramadhan
"Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis dan masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat serta bagi tenaga kesehatan Indonesia. Data TBC yang berkaitan dengan dokter gigi di Indonesia belum tersedia, bahkan di Jakarta sebagai ibu kota negara. Hingga saat ini belum ada data tingkat pengetahuan, sikap, praktik TBC serta kesediaan dokter gigi dalam merawat pasien dengan riwayat TBC. Penelitian ini akan mendeskripsikan tingkat pengetahuan, sikap, praktik serta kesediaan dokter gigi dalam merawat pasien dengan riwayat TBC. Kuesioner yang digunakan sebagai instrumen penelitian ini diterjemahkan dan dilakukan adaptasi lintas budaya kuesioner. Kuesioner disebarkan secara daring kepada dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang berpraktik di Jakarta. Sebanyak 209 responden yang terdiri dari 119 dokter gigi umum dan 90 dokter gigi spesialis. Responden memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik yang rendah terkait TBC, tetapi mayoritas responden bersedia merawat pasien dengan riwayat TBC. Dokter gigi di Jakarta perlu mendapatkan pelatihan terkait TBC sehingga nantinya akan memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan pelayanan pasien dengan riwayat TBC.

Tuberculosis (TB) is a disease caused by Mycobacterium tuberculosis and a threat to the public, especially to Indonesian health workers. TB data related to dentists in Indonesia is not yet available, even in Jakarta, the nation's capital. There is also no data related to knowledge, attitudes, TB practices, and the willingness of dentists to treat patients with a history of TB. This study will describe the level of knowledge, attitude, practice, and willingness of dentists to treat patients with a history of TB. The questionnaire used as the research instrument was translated and cross-cultural adaptation of the questionnaire was carried out. Cross-sectional questionnaires were distributed online to dentists and dental specialists working in Jakarta. A total of 209 participated in this study, 119 general dentists and 90 specialist dentists. Respondents had low levels of knowledge, attitudes, and practice regarding TB, but the majority of respondents were willing to treat patients with a history of TB. Dentists in Jakarta need to receive training related to TB so that later they will have good skills in providing services to patients with a history of TB."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar W. Roestam
"ABSTRAK
Petugas pemberi pelayanan kesehatan adalah suatu kelompok yang seharusnya menyadari bahwa dirinya termasuk kelompok risiko tinggi tertular AIDS/HIV. Untuk itu petugas kesehatan harus tahu cara pencegahannya. Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pemberi pelayanan kesehatan adalah penting untuk mengetahui tindakan yang harus dilakukan oleh pihak managemen dalam melindungi tenaga kerjanya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku petugas kesehatan mengenai penyakit AIDS, baik etiologi, cara penularan dan usaha/tindakan pencegahannya.
Dilakukan survei tentang hal tersebut terhadap pemberi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pads bulan November 1993 sampai bulan Januari 1994. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan mengisi kuesiner yang telah dikembangkan secara khusus untuk itu, dan juga dilakukan pengamatan terhadap dokter, dokter gigi, perawat, petugas laboratorium, pekarya dan petugas di kamar jenazah.
Responden terdiri dari 40 (14%) dokter, 156 (51%) perawat/bidan, 16 (5.5%) petugas laboratorium dan 30.5% pekarya dan petugas kamar jenazah.
Unit pelayanan yang diamati adalah OK Bedah, Unit Rawat Jalan, Instalasi Gawat darurat, Bagian Bedah Mulut, Unit Rawat Inap, Unit Kamar Jenazah dan Patologi Klinik.
Pengetahuan responden terhadap etiologi (host, agent dan environment) HIV, cara deteksi, cara penularan, pencegahan dan akibat AIDS menunjukkan tingkat baik pada 65.1% responden. Kelompok pekarya yang sebagian besar menjadi tenaga kebersihan dan petugas kamar jenazah dan mempunyai risiko tinggi terpapar HIV karena pekerjaannya, merupakan kelompok yang paling rendah tingkat pengetahuannya.
Namun, meskipun hampir seluruh responden mengetahui bahwa AIDS/HIV adalah penyakit menular dan dapat mengakibatan kematian, sikap setuju dan bersedia melakukan tindakan perawatan pada penderita dengan HIV positip dan kesediaan melakukan tindakan pencegahan ditemukan baik pada 72.4% responden.
Perilaku yang sudah pernah dilakukan oleh responden menunjukkan tingkat baik pada 46.38% saja. Pernah tertusuk jarum dialami oleh 1 dari 4 responden, demikian juga pernah tidaknya tersobek sarung tangan sewaktu melakukan tindakan pada penderita. Pemakaian alat pelindung seperti sarung tangan, apron dan masker juga hanya ditemukan pada sekitar 1 diantara 3 petugas kesehatan.
Hubungan antara pengetahuan tentang AIDS dan perilaku terhadap tindakan pencegahan tertular AIDS terbukti ada hubungan yang bermakna. Demikian juga terdapat hubungan bermakna antara sikap dan perilaku yang baik.
Faktor pemungkin (enabling factors) yaitu ketersedian sarana kerja dinyatakan kurang memadai menurut responden dan hasil pengamatan, demikian juga faktor penguat (reinforcing factors) antara lain anjuran/petunjuk atasan tentang cara pencegahan HIV masih kurang.
Meskipun menurut responden sumber informasi tentang AIDS sudah banyak sumber dan sangat beragam, namun disarankan masih perlu disebarkan informasi terutama untuk cara/tindakan praktis pencegahan agar tidak tertular HIV khususnya bagi petugas kesehatan terutama kelompok pekarya dan perawat.

ABSTRACT
Knowledge, Attitude and Practice of AIDS Among Health Provider On Cipto Mangunkusumo HospitalThe health provider is any one who should concern that they have high risk on expose and transmitted of AIDS/HIV. They should know how to prevent it. To be able to know the level of knowledge, attitude and practice of AIDS/HIV among them is very important to management.
This survey is undertaken to know the level of knowledge, attitude and practice among health provider of AIDS especially on etiology, transmission of infection and prevention infection against AIDS/HIV and also to know the relation between those factors and other factors.
This survey were done among health provider in Cipto Mangunkusumo Hospital on November 1993 until January 1994. Data gathering done by interview and self-administered questionnaire and also by observation using observation checklist. The respondents are doctor,. dentist, nurse/midwives, laboratory personnel and janitor including cadaver unit personnel.
The total number of respondents is 304 covering 40 (14%) doctors and dentists, 156 (51%) nurses and midwives, 16 {5.5%) laboratory personnel and 92 (30.5%) janitor from many departments namely Surgery Operation Room Department, Accident/Emergency Department, Mouth dan Teeth Department, Out-patients Department, In-patients Department ( Unit IRNA A ) and cadaver Unit.
Sixty five percents of respondents have a good degree of knowledge about etiology, detection, transmission of infection, prevention and prognosis of AIDS. The janitor group who are those work as cleaning service and cadaver personnel which have high risk on expose to HIV, is the lowest degree of knowledge about AIDS/HIV. Although, almost all respondents know that AIDS/HIV is communicable disease with has death pronosis, they have a good degree of attitude and 72.4% of them agree to curing and caring HIV positive patients and have a good willing to do the infection prevention activities.
The past behavior about the prevention infection activities done by the respondents pointed that only 46.38% of all respondents have a good degree of behaviour. One person out of 4 respondent have experience of noccuring the needle stick injury and also damaging gloves during service.
Using of personnel protective equipment such as gloves, masker and special cloth wear only one person out of 3 respondents.
The relation between the degree of knowledge and behaviour to prevention infection activities against HIV and the relation between, between attitude and behaviour , proven that there is a significant relationship.
Regarding the enabling factors such as adequate supplies of work facilities (gloves, disposible spuit, masker etc) still not enough, based on observation results and respondents opinion. The same results concerning the reinforcing factors such as guidance from management about how to prevent HIV is still neglected.
However, although there are a lot of sources of information about AIDS, we recommend that information especially practice activities to prevent HIV needed to disseminate. This information concern especially for nurses and janitor or all of health provider."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"In Indonesia town people are being increase almost twofold. Than many people have to stay in the slum areas. The health of teeth and mouth service in health centres (puskesmas) is given toothache for low income people and specially for anxious people to toothache. The percentage of the toothache, pulpitis and periapical membrane diseases for people took the fourth rank from nine non contagious diseases at Kecamatan Penjaringan are 2.9% in 1999. The objectives of the research were to determine the relations of knowledge, attitude, and behavior aspect about dental caries with DMF-T index. The other objecllves were to determine the classification of slum and non slum areas regarding the knowledge, attitude, and behavtor about caries on the elementary school students 6th class. Results by simple linear regression showed that DMF-T index were influenced by variables of knowledge (p = 0.041). Results by multiple linear regression showed that DMF-T index is influenced by variable of knowledge and attitude about dental (p knowledge = 0.010 and p attitude = 0.046). Results by t test proved there were the significant differences in the knowledge and attitude between elementary school students 6th class in the slum and non-slum area (p knowledge= 0.001 and p attitude= 0.029). Dental healthy of elementary school students 6th class were mfluenced by knowledge. If the variables of knowledge, attitude, and behavior were analyzed together, just variables of knowledge and attitude that influenced caries dentis (DMF-T index). The classification slum and non-slum areas influenced the knowledge and attitude of the students about dental caries."
BULHSR 9:4 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hilyah Amaly Nayyirah
"

Demam berdarah dengue merupakan penyakit menular yang menyebabkan banyak anak-anak dan remaja meninggal dunia. Di Indonesia, angka kesakitan (IR) DBD mengalami peningkatan setiap tahunnya. DBD menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue. Pada tahun 2017, nilai IR DBD di Kabupaten Bogor sebesar 4,84 per 100 ribu penduduk dengan jumlah kasus sebanyak 277 kasus, dan 65 kasusnya (23,4%) tersebar di Kecamatan Cibinong. 41,25% kasus DBD berasal dari kelompok usia 5-14 tahun. Lingkungan sekolah merupakan wilayah yang berisiko menjadi tempat penularan DBD. Upaya pencegahan DBD yang dapat dilakukan salah satunya dengan intervensi menggunakan media flip chart. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan rerata pengetahuan, sikap, dan praktik siswa dalam upaya pencegahan DBD serta melihat hubungannya dengan penggunaan media intervensi flip chart. Desain penelitian yang digunakan berupa eksperimen kuasi, sampel merupakan siswa yang dipilih secara acak dari kelas 4 dan kelas 5. Pengamatan jentik nyamuk dilakukan untuk mengetahui nilai indeks kepadatan jentik. Variabel yang diteliti adalah pengetahuan, sikap, dan praktik siswa dalam upaya pencegahan DBD. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan pada kelompok siswa yang diberi intervensi dengan media flip chart dan tanpa media flip chart, namun tidak pada variabel sikap dan praktik. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara pengetahuan(p-value=0,608), sikap(p-value=0,573), dan praktik(p-value=0,702) siswa dalam upaya pencegahan DBD dengan penggunaan media intervensi flip chart.


Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease that causes death among children and adolescents. In Indonesia, the insidence rate has increased every year. DHF spreads by the bite of the Aedes aegypti mosquito that carries the dengue virus. In 2017, the DHF IR value in Bogor Regency was 4.84 per 100 thousand population with a total of 277 cases, and 65 cases (23.4%) were scattered in Cibinong District. 41.25% of DHF cases come from the age group of 5-14 years. The school environment is an area that is at risk of becoming a place of transmission of dengue. One of the way to prevent dengue fever by doin an intervention by using the flip chart media. This study aims to looDengue Hemorragic Fever; Knowledge; Attitude; Practice; Flip Chartk at differences in the average knowledge, attitudes, and practices of students in the prevention of DHF as well as see the relationship with the use of flip chart intervention media. The research design used was a quasi experiment, the sample was randomly selected students from grade 4 and class 5. Observations of mosquito larvae were carried out to determine the value of the larval density index. The variables studied were students knowledge, attitudes, and practices in the prevention of DHF. The results of this study found that there was an increase in knowledge both the student group with and without flip chart intervention media, and there was no increase in the attitude and practice variables. In this study, no significant relationship was found between students knowledge(p-value=0,608), attitudes(p-value=0,573), and practices(p-value=0,702), in the prevention of DHF with the use of flip chart intervention media.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antony Azarsyah
"Gejolak emosi yang dialami oleh remaja menyebabkan mereka rentan terhadap
berbagai masalah perilaku negatif seperti menurunnya prestasi belajar, tawuran,
kenakalan remaja, putus sekolah dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif (NAPZA) hingga perilaku seks bebas. Di masa seperti sekarang ini,
dimana orangtua sibuk dalam usahanya memenuhi kebutuhan keluarga dengan
bekerja justru peran Guru di sekolah lebih besar perannya dibandingkan dengan
peran orangtua. Dengan porsi pertemuan yang lebih besar dengan murid tentu
para guru juga harus dibekali dengan pengetahuan tentang kesehatan jiwa remaja.
Tesis ini ingin mengetahui peranan Guru BK dalam penanggulangan masalah
kesehatan jiwa remaja siswa-siswi SMP Negeri di Jakarta Timur thun 2014.
Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan desain
studi cross sectional (potong lintang). Populasi dalam penelitian ini adalah Guru
Bimbingan dan Konseling yang berdinas di SMP Negeri di Kota Administratif
Jakarta Timur. Jumlah Guru Bimbingan dan Konseling yang berdinas di SMP
Negeri di Kota Administratif Jakarta Timur sebanyak 293 orang. Sampel yang
diambil berjumlah 110 orang. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri di Kota
administrative Jakarta Timur tempat Guru BK mengajar. Analisis Bivariat
menyimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara Sosiodemografi Guru
BK dengan praktik Guru BK. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan praktik Guru BK dengan p value = 0,001. Tidak ada hubungan yang
signifikan antara sikap Guru BK terhadap masalah kesehatan jiwa remaja dengan
praktik Guru BK dengan p value 0,391. Hasil analisis multivariat menyimpulkan
variabel yang berhubungan bermakna dengan praktik Guru BK adalah
pengetahuan. Diketahuinya adanya hubungan yang kuat antara latar belakang
pendidikan dengan praktik, tetapi tidak signifikan yang berarti fenomena ini hanya
terjadi di sampel, tidak pada populasi

Emotions experienced by adolescents cause them vulnerable to a variety of
negative behavioral problems such as declining student achievement, brawl,
juvenile delinquency, school dropout and abuse of narcotics, psychotropic and
addictive substances (drugs) to free sex. In times like this, where busy parents in
meeting the needs of working families with precisely the role of teachers in
schools greater role than the role of a parent. With a larger portion of the meeting
with the students of course teachers should also be equipped with knowledge of
adolescent mental health. This thesis would like to know the role of Guidance And
Counseling Teacher in the response to adolescent mental health problems students
of Junior High School in East Jakarta in 2014. Design research conducted in this
research is to use cross-sectional study design. The population in this study is the
Guidance and Counseling Teacher who served in the Junior High School in East
Jakarta Administrative City. The number of the Guidance and Counseling teachers
in East Jakarta Administrative City is 293 people. Samples taken amounted to 110
people. The experiment was conducted at the Junior High School in East Jakarta
Administrative City where teachers teach. Bivariate analysis concluded there was
no significant association between sociodemographic of Guidance And
Counseling Teacher with practice. There is a significant relationship between
knowledge of the practice of Guidance And Counseling Teacher with p value =
0.001. There is no significant relationship between of Guidance And Counseling
Teacher attitudes toward adolescent mental health problems in Guidance And
Counseling Teacher practices with p value 0.391. Results of multivariate analysis
concluded that the variables significantly associated with the practice of Guidance
And Counseling Teacher is knowledge. Knowledgeable strong correlation
between educational background with practice, but not significant, which means
this phenomenon only occurs in the sample, not the population
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>