Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lukas Prasetya Tan, author
"Seorang atlit olahraga aerobik sangat nemerlukan pengangkutan oksi gen yang baik untuk kerja otot. Untuk itu diperlukan fungsi kardiorespi ratorik, mioglobin, kadar dan fungsi hemoglobin yang normal. Oleh karena kadar dan fungsi hemoglobin yang normal sangat diperlu kan pada olahraga aerobik, calon atlit dengan hemoglobinopathi dapat menunjukkan uji kerja fisik yang kurang nemuaskan. Tujuan penelitian ini adalah untuk nengetahui pengaruh hemoglobino pathi terhadap uji kerja fisik atlit olahraga aerobik. Selain itu ingin diketahui kekerapan hemoglobinopathi pada calon atlit khususnya calon atlit siswa SMPN di Jakarta. Peserta penelitian adalah 94 calon atlit, terdiri dari 7 cabang olahraga aerobik yaitu bola voli, sepak bola, atletik, bola basket, bulu tangkis, senam dan gulat. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan hematologi, analisis hemo globin, penilaian uji kerja fisik dengan Harvard step test dan pada kasus tertentu dilakukan pemeriksaan feritin dan pewarnaan sitokimia HbF. Hasil analisis hemoglobin dan evaluasi sediaan hapus didapatkan ke lainan henatologi 19.14% (18/94), yang terdiri dari 12.77% thalassenia B heterosigot (12/94), 1.06% thalassenia 88 heterosigot (1/94), 1.06% tha lassemia ß heterosigot dengan eliptositosis (1/94), 2.13 % eliptositosis (2/94), 1.06% anenia defisiensi besi (1/94) dan 1.06% HbE heterosigot (1/94). Didapatkan kadar Hb, Ht dan jumlah eritrosit pada calon atlit pria lebih tinggi dari calon atlit wanita dan secara statistik bernakna. Pada calon atlit pria didapatkan kadar Hb dan Ht pada kelompok normal (A) lebih tinggi dari pada kelompok thalasenia ß heterosigot (B1) dan secara statis tik bernakna. Sedangkan jumlah eritrosit pada calon atlit pria kelompok B1 cenderung lebih tinggi dari pada kelompok A, walupun secara statistik perbedaan tersebut tidak bermakna. Dari 94 calon atlit, didapatkan uji kerja fisik pada calon atlit pria lebih tinggi dari pada wanita dan secara statistik bermakna. Baik pada calon atlit pria maupun wanita tidak didapatkan perbedaan uji kerja fisik yang bermakna antara kelompok A dan B1. Hasil uji kerja fisik pada kelompok thalassemia ß heterosigot yang tidak berbeda dengan kelompok normal tidak sesuai dengan kepustakaan. Dalam kepustakaan disebutkan bahwa penderita dengan thalassenia B hetero sigot terjadi gangguan pelepasan oksigen oleh Hb ke jaringan. Sehingga pada penderita thalassemia ß heterosigot akan memberikan hasil uji fisik yang kurang memuaskan. Disarankan bagi calon atlit selain pemeriksaan kadar Hb yang rutin dilakukan juga dilakukan uji saring peneriksaan hematologi seperti pemeriksaan fragilitas osmotik satu tabung, VER dan evaluasi sediaan hapus. Untuk uji kerja fisik disarankan memakai metode treadmill yang dilakukan lebih dari 5 menit, agar dapat menggambarkan adanya gangguan pengangkutan oksigen oleh Hb ke jaringan.

An athletes of aerobic sports need a good oxygen supply to the working muscles. So that need normal function of cardio respiratoric and myoglobin, normal function and concentration of hemoglobin . Due to the need of normal function and concentration of hemoglobin for aerobic sports, an athletes candidate with hemoglobinopathy may be shown by unsatisfying of capacity for muscular work. The aim of this study is to know effect of hemoglobinopathy on athletes candidate of aerobic sports to the capacity for muscular work, and to know frequency of hemoglobinopathy on athletes candidate, especially athletes candidate of pupil of first middle school in Jakarta . Participant of this study are 94 athletes candidate , consist of 7 aerobic sports including volly ball, foot ball, atletic, basket ball , badminton, gymnastic and wrestling . Hematological examination, including routine hematologic examination, hemoglobin analysis, one tube osmotic fragility test and evaluation of capacity for muscular work with Harvard step test, and for special cases examination ferritin serum and cytochemistry staining for hemoglobin F. Hemoglobin analysis and blood smear re~lt revealed 19.14r. (18/94) abnormal hematologic, consist of 12 .77r. (12/94) heterozygot thalassemia, 1.06% (1/94) heterozygot B~ thalassemia, 1.06% (1/94) heterozygot ~ thalassemia with ellyptocytosis stomatocytic herediter, 2.13% (2/94) ellyptocytosis stomatocytic herediter, 1.06% (1/94) iron defficiency anemia and 1.06% (1/94) heterozygot hemoglobin E. In this study revealed that hemoglobin concentration, hematocrit and erythrocyt count of the male athletes candidate higher than female athletes candidate, and statistically significant. Hemoglobin concentration and hematocrit of normal male athletes candidate group (A) higher than heterozygot ~ thalassemia group (B1), and statistically significant. Whlie erythrocyt count of male athletes candidate group B1 potentially higher than group A, although statistically unsignificant . From 94 athletes candidate, capacity for muscular work of male athletes candidate higher than female, and statisti cally significant . Capacity for muscular work of both normal male and female athletes candidate potentially higher than heterozygot thalassemia group, although statistically unsignificant. Evaluation of capacity for muscular work both male and female athletes candidate between normal group and heterozygot thalassemia group statistically unsignificant, this finding did not concordant with the literature. An athlete with heterozygot thelassemia have impaired oxygen release by the hemoglobin to the tissue. Therefore the athletes with heterozygot thalassemia can give unsatisfying result of capacity for muscular work. Suggested for athletes candidate beside determination of hemoglobin concentration that have been routinely done, must be screening with hematologic examination including one tube osmotic fragility test, Mean Corpuscular Volume and evaluation of blood smear. Evaluation of capacity for muscular work suggested to use treadmill method for more than 5 minutes, therefore the impaired oxygen release by hemoglobin to the t issue can be shown."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T57294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Risma
"Tujuan: Untuk mengetahui nilai torque konsentrik otot invertor/evertor dan nilai vertical jump, agility, cooper test sebagai hasil latiban isokinetik dengan kecepatan 60/detik dibandingkan dengan kecepatan 120/detik. Disain : Uji klinik eksperimental paralel membandingkan latihan isokinetik otot invertor/evetor antara kecepatan 60%detik dengan kecepatan 120°/detik pada atlit sepak bola dengan ankle sprain kronis. Tempat Penelitian : Instalasi Rehabilitasi Medik, ruang Cybex, lantai III RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan Universitas Negeri Jakarta. Peserta: 28 orang atlit sepak bola dengan ankle sprain kronis. Perlakuan : Penelitian ini membagi dua kelompok dengan cara randomisasi sederhana, dimana kelompok I terdiri dari 14 orang (kecepatan 60°/detik) dan kelompok II terdiri dari 14 orang (kecepatan 120/detik) melakukan program latihan isokinetik menggunakan alat Cybex dinamometer tiga kali seminggu selama empat minggu. Hasil Penelitian : Didapatkan nilai torque untuk kelompok I (kecepatan 60°/detik) lebih besar dibandingkan dengan nilai torque pada kelompok II (kecepatan 120%detik). Sedangkan untuk penilaian kondisi fisik atlit didapatkan peningkatan yang bermakna nilai vertical jump dan peningkatan yang tidak bermakna pada agility dan cooper test untuk masing-masing kelompok. Kesimpulan : Terdapat peningkatan kekuatan otot (A) invertor dan evertor yang lebih besar pada latihan isokinetik dengan kecepatan 60°/detik dibandingkan latihan isokinetik dengan kecepatan 120°/detik. Didapatkan peningkatan nilai vertical jump yang bermakna (p <0,05) untuk masing-masing kelompok. Tidak terdapat peningkatan yang bermakna (p >0,05) untuk nilai agility dan cooper test untuk masing-masing kelompok."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58464
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Andri Maruli Tua
Jakarta: UI Publishing, 2024
617.102 AND t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Regie Santoso
"ABSTRAK
Latar Belakang: Sepakbola merupakan olahraga yang sangat dinamik dan memerlukan keterampilan yang berhubungan dengan komponen kebugaran tubuh antara lain agilitas. Agilitas juga berperan penting dalam pencegahan terjadinya cedera pada seorang atlit sepakbola. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur nilai agilitas menggunakan T-Agility Test, nilai performa fungsional menggunakan Laughborough Soccer Passing Test (LSPT) dan hubungan antar keduanya pada atlit sepakbola Junior di DKI Jakarta. Metode: Desain studi potong lintang analitik. Subyek 65 orang atlit sepakbola junior (usia 13.6±1.2 tahun) dari sekolah sepakbola dilakukan pengukuran nilai agilitas dengan T-Agility Test dan performa fungsional dengan LSPT. Hasil: Nilai rerata agilitas atlit dengan T-Agility Test adalah 10.89±0.47 detik. Nilai rerata performa fungsional dengan LSPT adalah 62.26±10.66 detik. Terdapat hubungan positif bermakna antara nilai agilitas dengan performa fungsional (p<0.01 dan r=0.483). Simpulan: Nilai agilitas dan performa fungsional dapat digunakan sebagai data dasar dalam pengembangan atlit dan pencegahan cedera pada atlit sepakbola junior di DKI Jakarta. Korelasi positif bermakna menunjukan nilai agilitas mempengaruhi kemampuan performa fungsional pada atlit sepakbola junior.

ABSTRACT
Background: Soccer is a very dynamic sport and require skills that correlate with the components of physical fitness including agility. Agility is also important in the prevention of injury in soccer athletes. The aim of this study was to measure agility score using T-Agility test, functional performance using Laughborough Soccer Passing Test (LSPT) and the correlation between them in Junior Soccer Athletes in Jakarta. Methods: Design of this study is cross sectional analysis. Sixty five junior soccer athletes (age 13.6±1.2) from soccer academy were measured in agility score using T-Agility Test and functional performance using LSPT. Results: The agility score using T-Agility Test is 10.89±0.47 second. The functional performance score using LSPT is 62.26±10.66 second. There is a significant positive correlation between agility score with functional performance (p<0.01 and r=0.483). Conclusions: The agility and functional performance score can be use as a basic data for the ability development and injury prevention in junior soccer athletes in Jakarta. The significant positive correlation showed that functional performance in junior soccer athletes is determined by their agility abilities. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Karmali Ruslim
"Maraton adalah salah satu jenis olah raga aerobik, sehingga sangat memerlukan hantaran oksigen yang baik di otot yang sedang aktif bekerja. Untuk ini diperlukan kadar dan fungsi hemoglobin yang normal, serta adanya perubahan fisiologis dari jantung, paru, pembuluh darah dan otot, untuk dapat bekerja lebih baik. Walaupun demikian, berbagai peneliti melaporkan adanya perubahan hemodinamik yang kurang menguntungkan, seperti misalnya hemokonsentrasi, hemolisis intravaskuler, perdarahan saluran kemih dan perdarahan saluran cerna. Perubahan hemodinamik ini dapat mempengaruhi prestasi atlit.
Oleh karena kadar dan fungsi hemoglobin yang normal sangat dibutuhkan dalam olah raga maraton, maka atlit dengan kelainan hemoglobinopati menunjukkan prestasi yang kurang memuaskan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data frekuensi Hbpati pada atlit maraton Indonesia, serta untuk mengetahui pengaruhnya pada perubahan hemodinamik yang dialami atlit maraton Indonesia setelah perlombaan maraton.
Peserta penelitian adalah 35 orang atlit maraton pria yang mengikuti prokiamaton pada tanggal 5 Agustus 1990 di Jakarta. Dari 35 orang ini, yang bersedia untuk meneruskan penelitian sampai selesai berjumlah 17 orang, sedang sisanya 21 orang hanya bersedia untuk diambil bahan pemeriksaan 1x saja, yaitu 1 hari sebelum perlombaan berlangsung.
Didapatkan 17 (48,6%) dari 35 atlit mempunyai kadar HbA2 berkisar antara 3,6-7,3% dengan 5 orang diantaranya disertai peningkatan kadar HbF berkisar antara 1,02-1,27%. Kelompok ini didiagnosis sebagai talasemia R heterozigot. Empat dari 35 atlit (11,4%) mempunyai kadar HbA2 berkisar antara 27,20-30,60%. Elektroforesis Hb dengan dapar pH alkali dan asam menunjukkan bahwa ke 4 atlit ini adalah penderita HbE heterozigot. Atlit dengan hasil elektroforesis Hb, kadar HbA2 dan HbF normal, berjumlah 14 orang (40,0%).
Dari 17 orang atlit yang bersedia mengikuti penelitian sampai selesai, 8 atlit (47,1%) didiagnosis sebagai talasemia A heterozigot, 2 atlit (11,7%) sebagai HbE heterozigot dan 7 atlit (41,2%) adalah normal.
Bila dibandingkan hasil pemeriksaan berbagai parameter antara kelompok atlit normal, talasemia dan HbE, maka pada umumnya tidak didapatkan perbedaan yang bermakna, kecuali pada kadar Hb plasma dan kadar haptoglobin. Kadar Hb plasma atlit kelompok talasemia dan HbE lebih tinggi dibanding atlit kelompok normal. Kadar haptoglobin atlit kelompok talasemia dan HbE lebih rendah dibanding atlit kelompok normal.
Perubahan hemodinamik yang dapat ditemukan pada 17 atlit yang bersedia melanjutkan penelitian sampai selesai adalah hemokonsentrasi dengan penurunan volume plasma rata rata sebesar 5,44%; hemolisis intravaskuler dengan berbagai derajad pada 16 dari 17 atilt (94,12%), dan hematuria pada 3 dari 17 atlit (17,65%). Hemoglobinuria dijumpai pada 5 dari 17 atlit (29,41%). Proteinuria +1-+4 terdapat pada 14 dari 17 atlit (82,30%). Peningkatan jumlah leukosit dalam urin.
Bila ke 17 atlit tersebut dipisahkan menjadi kelompok atlit normal dan talasemia, maka hemokonsentrasi pada kelompok atlit normal sebesar 2,5%, dan hemokonsentrasi pada kelompok atlit talasemia sebesar 9,1%. Tidak terdapat perbedaan hemolisis intravaskuler yang bermakna antara kedua kelompok tersebut. Iskemia ginjal pada kelompok atlit talasemia lebih berat dibanding pada kelompok atlit normal. Prestasi yang ditunjukkan kelompok atlit normal lebih baik secara bermakna dibanding prestasi yang ditunjukkan kelompok atlit talasemia.
Tiga hari setelah perlombaan maraton, didapatkan perubahan hemodinamik berupa hemodilusi dengan peningkatan volume plasma rata rata sebesar 3,2%, dibanding keadaan sebelum perlombaan. Hemodilusi pada kelompok atlit normal sebesar 2,7% dan hemodilusi pada kelompok atlit talasemia sebesar 3,2%. Tidak dijumpai lagi hemolisis intravaskuler dan perdarahan saluran kemih serta tanda iskemia ginjal lainnya. Radar haptoglobin dan jumlah eritrosit mulai meningkat, tetapi belum mencapai kadar seperti sebelum perlombaan berlangsung.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Zhafarina Qashri
"Sepak bola adalah salah satu olahraga paling terkenal di dunia. Namun demikian, penelitian tentang nilai atlet bagi stakeholders sepak bola masih minim, padahal terbukti bahwa prestasi dan citra positif atlet dapat dipandang sebagai aset yang signifikan dan dapat berperan dalam keberhasilan usaha. Berfokus pada salah satu tim lokal di Indonesia, Madura United FC, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah memiliki atlet yang kredibel mengarah pada loyalitas merek dan komitmen berkelanjutan pada fans. Kuesioner dibagikan kepada 1.388 suporter Madura United FC. Dengan menggunakan SEM-PLS, temuan menunjukkan bahwa kepercayaan atau trustworthiness pada pemain bola mempunyai peran besar dalam meningkatkan kredibilitas merek sebuah klub sepak bola, sedangkan kredibilitas merek menjadi (1) faktor signifikan yang mempengaruhi komitmen berkelanjutan penggemar terhadap klub sepak bola, dan (2) faktor signifikan yang mempengaruhi kepuasan merek di sebuah klub sepak bola. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan wawasan tentang betapa pentingnya kredibilitas merek bagi sebuah klub sepak bola.

Football is one of the most known sports in the world. However, there is still a minimum research on the value of athlete to football stakeholders, while it is proven that athlete’s good performance and positive image might be seen as a significant asset and could play a role in the success of the business. Focusing on one local team in Indonesia, Madura United FC, this research aims to find out whether the relationship of having a credible athlete leads to brand loyalty and continuous commitment. Questionnaires were distributed to 1,388 Madura United FC fans. Using SEM-PLS, findings indicate that trustworthiness play a great role in increasing brand credibility of a football club, while brand credibility resulted to be (1) significant factor that affects fans’ continuance commitment to a football club, and (2) significant factor that affects brand satisfaction in a football club. Therefore, this study provides an insight of how important brand credibility is for a football club."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library