Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Axel Pangloli
"Astaxanthin merupakan karotenoid xantofil yang ditemukan pada banyak mikroorganisme dan hewan laut yang praktis tidak larut dalam air. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memformulasikan dan mengkarakterisasi nanopartikel astaxanthin dari oleoresin astxanthin dengan menggunakan kitosan taut silang kasein metode gelasi ionik sehingga astaxanthin dapat lebih terdispersi di dalam air. Seluruh formula nanopartikel astaxanthin dievaluasi secara organoleptis, ukuran partikel, zeta potensial, FT-IR, efisiensi penjerapan, mikrograf TEM, dan uji aktivitas antioksidan menggunakan ABTS. Semua formula menunjukkan astaxanthin lebih terdispersi setelah dibuat menjadi nanopartikel. Enkapsulasi nanopartikel telah berhasil dibuktikan dengan hasil TEM yang menunjukkan enkapsulasi telah terjadi. Ukuran partikel nanopartikel astaxanthin di luar batas yang diinginkan dengan hasil F1(356,10±259,02), F2(687±123,23), F3(663,60±121,77), dan F4(317±30,55). Astaxanthin berhasil dijerap dengan hasil evaluasi efisiensi penjerapan adalah F1 (36,21%), F2(31,95%), F3(47,44%), dan F4(36,21%). Nilai %Inhibisi tiap formula adalah F1(37,69±12,09), F2(35,48±9,53), F3(29,80±8,21), dan F4(32,95±4,04) yang menunjukkan astaxanthin tetap memiliki kemampuan aktivitas antioksidan setelah dienkapsulasi.

Astaxanthin is a xanthophyll carotenoid found in many microorganisms and marine animals that is practically insoluble in water. The purpose of this study was to formulate and characterize astaxanthin nanoparticles from astaxanthin oleoresin using cross-linked chitosan-casein by ionic gelation method, thereby improving its dispersibility in water. The entire formulation of astaxanthin nanoparticles was evaluated organoleptically, for particle size, zeta potential, FT-IR, encapsulation efficiency, TEM micrographs, and antioxidant activity using ABTS. All formulations showed improved dispersibility of astaxanthin after conversion into nanoparticles. Encapsulation of nanoparticles was confirmed with TEM results showing successful encapsulation. The particle size of astaxanthin nanoparticles exceeded the desired limits with results as follows: F1 (356,10±259,02 nm), F2 (687±123,23 nm), F3 (663,60±121,77 nm), and F4 (317±30,55 nm). Astaxanthin has successfully entrapped with evaluation of encapsulation efficiency yielded: F1(36,21%), F2(31,95%), F3 (47,44%), and F4 (36,21%). The %Inhibition values for each formula were: F1 (37,69±12,09), F2(35,48±9,53), F3(29,80±8,21), and F4(32,95±4,04), indicating that astaxanthin retained its antioxidant activity after encapsulation."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kimberly Roselind
"Astaxanthin merupakan senyawa antioksidan kuat tidak larut air yang digunakan secara komersial dalam berbagai aplikasi, seperti kosmetik, makanan, nutrasetika, maupun farmasi. Astaxanthin alami yang berasal dari H. pluvialis tersedia dalam bentuk oleoresin, sehingga membatasi kegunaannya dalam pembuatan produk. Penelitian ini menggunakan konsentrat protein whey (WPC) dalam pembuatan nanopartikel oleoresin astaxanthin sebagai strategi meningkatkan ketercampuran astaxanthin dalam air, menggunakan metode emulsifikasi-evaporasi solven. Emulsifikasi dilakukan melalui ultrasonikasi dengan mencampurkan larutan WPC dalam air dan oleoresin astaxanthin dalam etil asetat, kemudian dialirkan gas nitrogen untuk menguapkan etil asetat. Penyemprotan kering dilakukan untuk memperoleh serbuk nanopartikel astaxanthin. Nanopartikel yang diperoleh kemudian dikarakterisasi untuk menilai kualitas nanopartikel dan aktivitas antioksidannya menggunakan metode ABTS. Metode yang digunakan menghasilkan nanopartikel astaxanthin dengan konsentrat protein whey yang dapat didispersikan dalam air, dengan ukuran rata-rata partikel sebelum pengeringan semprot 181,7 ± 1,04 nm, PDI 0,289 ± 0,03, dan D50 129,3 ± 27,5 d.nm. Setelah pengeringan semprot, ukuran rata-rata partikel meningkat menjadi 766,2 ± 13,2 nm, D90 623,3 ± 16,6 d.nm, dan PDI 0,695 ± 0,13. Nanopartikel tersebut memiliki efisiensi penjerapan 94,58% serta menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat, dengan IC50 6,60 ppm. Spektrum inframerah NP menunjukkan kemiripan dengan profil konsentrat protein whey, yaitu adanya band pada 1600-1650 cm-1 yang menunjukkan adanya amida primer, dan band antara 1500 - 1550 cm-1 menunjukkan adanya amida sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan nanopartikel oleoresin astaxanthin berbasis konsentrat protein whey dapat meningkatkan dispersibilitas astaxanthin dalam air.

Astaxanthin is a strong antioxidant compound commercially used in various applications, such as cosmetics, food, or pharmaceutics. Natural astaxanthin derived from H. pluvialis is available in the form of oleoresin, limiting its use in products. This study uses whey protein concentrate (WPC) in making astaxanthin oleoresin nanoparticles as a strategy to increase astaxanthin dispersibility in water, through emulsification-evaporation method. Emulsification was done via ultrasonication by mixing a solution of WPC in water with astaxanthin oleoresin in ethyl acetate, then using nitrogen gas to evaporate the ethyl acetate. Spray drying was carried out to obtain astaxanthin nanoparticle powder. The nanoparticles obtained were characterized to assess the quality and antioxidant activity using ABTS. Results: water-dispersible astaxanthin nanoparticles were obtained, with a mean particle size before spray drying of 181.7 ± 1.04 nm, D50 129.3 ± 27.5 d.nm, and PDI of 0.289 ± 0.03. After spray drying, mean particle size increased to 766.2 ± 13.2 nm, PDI 0.695 ± 0.13, and D90 623.3 ± 16.6 d.nm. The nanoparticles had an entrapment efficiency of 94.58% and exhibited very strong antioxidant properties, with an IC50 value of 6.60 ppm. Infrared spectrum showed likeness to whey protein concentrate, namely the presence of a band at 1600-1650 cm-1 indicating the presence of primary amides, and the band at 1500-1550 cm-1 for secondary amides. The results show that astaxanthin oleoresin nanoparticles with WPC are able to increase the dispersibility of astaxanthin in water."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library