Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agustina Retnaningsih
"Bakteriosin dapat menghambat pertumbuhan bakteri terutama yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan bakteri penghasil. Bakteri Asam Laktat (BAL) telah diketahui dapat menghasilkan bakteriosin yang memiliki aktivitas antimikroba. Bakteriosin berpotensi digunakan sebagai komplemen antibiotika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi serta mengkarakterisasi aktivitas bakteriosin dari BAL galur Leuconostoc dengan optimasi pH dan suhu inkubasi.
Penelitian dilakukan melalui penentuan zona hambatan menggunakan metode difusi agar cara sumuran dan penentuan potensinya berdasarkan metode Konsentrasi Hambat Minimal (KHM). Bakteri indikator yang digunakan adalah Leu. mesenteroides TISTR 120 dan JCM 6124, Staphylococcus aureus FNCC 0047, Listeria monocytogenes FNCC 0156, Escherichia coli FNCC 0183, Pseudomonas aeruginosa FNCC 0063, Salmonella typhi FNCC 0165 dan Bacillus subtilis FNCC 0061. Katalase, Tripsin dan Protease K digunakan sebagai uji konfirmasi berdasarkan hasil skrining pengujian aktivitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Leu. mesenteroides MBF7-17 dan MBF2-5 menghasilkan bakteriosin yang hanya dapat menghambat Leu. mesenteroides TISTR 120 dan JCM 6124. Hasil penentuan potensi bakteriosin berdasarkan KHM dari BAL penghasil bakteriosin pada pH dan suhu inkubasi optimum yaitu pH 6 dan 32°C adalah 90% untuk Leu. mesenteroides MBF2- 5 dan 80% untuk Leu. mesenteroides MBF7-17.

Bacteriocin can inhibit bacteria mostly those which have close relationship to the producer bacteria. Lactid Acid Bacteria (BAL) are known to produce bacteriocins which have function as antimicrobial activity. Bacteriocin has potentially been used as antibiotic complement.
This research aimed to isolate and characterize bacteriocins activity from Leuconostoc strains. Optimization of pH and incubation temperature have also been carried out.
This research used well diffusion agar method and bacteriocin potency assay by performing MIC. Bacterial indicators that used in this research are Leu. mesenteroides TISTR 120, and JCM 6124, Staphylococcus aureus FNCC 0047, Listeria monocytogenes FNCC 0156, Escherichia coli FNCC 0183, Pseudomonas aeruginosa FNCC 0063, Salmonella typhi FNCC 0165 and Bacillus subtilis FNCC 0061. Catalase, Trypsin and Protease K were also used following the screening assay for confirmation test.
Results showed that both Leu. mesenteroides MBF2-5 and MBF7-17 possessed bacteriocin activity although against both Leu. mesenteroides only, the TISTR 120 and JCM 6124 indicators strains. Result for bacteriocin potency assay of bacteriocin producer LAB i.e. Leu. mesenteroides MBF2-5 and MBF7-17 by performing MIC done at optimation pH incubation temperature, i.e. pH 6 and 32°C, showed value of 90% and 80%, respectively.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
T29719
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Novitasari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32740
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mahardhika Hestiningtyas
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32474
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rumapea, Daller R
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Kelelahan merupakan salah satu kendala bagi seorang
atlet untuk mempertahankan kinerja yang optimal. Kelelahan ditandai dengan terjadinya akumulasi
asam laktat dalam otot dan darah, sehingga dibutuhkan suatu metode yang tepat untuk
menurunkan kadar asam laktat darah melalui pemulihan pasif dan pemulihan aktif.
Untuk ini telah dilakukan penelitian pada 12 orang subyek laki - laki, umur 18 - 24 th atlet
balap sepeda DKI Jakarta. Subyek penelitian menjalani pemeriksaan kadar asam laktat darah
istirahat dan kemudian melakukan kerja fisik maksimal dengan menggunakan ergometer sepeda,
selanjutnya dilakukan analisis perubahan kadar asam laktat darah pada pemulihan pasif dan
pemulihan aktif 5,10,15,20 menit.
Hasil dan kesimpulan : Pada 12 subyek yang diteliti, perbedaan kadar asam laktat darah pada
pemulihan pasif dan pemulihan aktif tidak berbeda bermakna pada 5 menit pertama pemulihan
(P-* 0,05 ). Namun pada 10,15,20 menit pemulihan berikutnya terdapat perbedaan yang
bermakna ( P < 0,05 ). Hasil ini memperlihatkan bahwa pemulihan aktif lebih banyak dan lebih
cepat menurunkan kadar asam laktat darah dibandingkan pemulihan pasif."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Hening Prameswari
"Eksopolisakarida (EPS) telah banyak diteliti dapat diaplikasikan dalam bidang industri makanan, kesehatan, dan farmasi. Beberapa bakteri asam laktat (BAL) memiliki kemampuan menghasilkan EPS dengan adanya enzim sukrase, baik glukansukrase/ glukosiltransferase (gtf) maupun fruktansukrase/ fruktosiltransferase (ftf). Glukansukrase menghasilkan EPS berupa polimer glukan, sedangkan fruktansukrase menghasilkan polimer fruktan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gen ftf penyandi fruktansukrase dari beberapa galur BAL yang diduga memiliki aktivitas fruktansukrase berdasarkan penelitian menggunakan metode visual. Skrining gen tersebut secara molekuler dilakukan dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan primer degenerate yang berasal dari dua sekuens conserved region gen ftf beberapa galur BAL. Galur BAL yang digunakan untuk konstruksi primer adalah Bacillus subtilis, Bacillus stearothermophilus, Bacillus amyloliquefaciens, Streptococcus mutans, Streptococcus salivarius, dan Lb. reuteri 121. Amplikon berukuran sekitar 700 pb dihasilkan oleh 7dari 21 DNA genomik dari galur yang digunakan, yaitu MBF PDG 3(1), MBF PDG 4, Weissella cibaria MBF WRS 3, Leuconostoc mesenteroides MBF 4-2, Leuconostoc mesenteroides MBF 7-5, Weissella confusa MBF PDG 10(1), dan Leuconostoc mesenteroides MBF WRS 6."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32689
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rahmi Hayatunnufus
"Simvastatin merupakan salah satu obat yang paling banyak digunakan untuk menurunkan tingkat kolesterol dalam darah. Simvastatin memiliki waktu paruh yang pendek (2-3 jam) dan bioavailabilitas yang rendah (sekitar 5%). Konsumsi simvastatin dengan dosis tinggi dapat meningkatkan konsentrasi aminotransferase yang dapat menyebabkan myopathy. Hal ini akan dapat menyebabkan efek samping yang merugikan bagi pasien. Mikroenkapsulasi obat dengan menggunakan polimer biodegradable adalah salah satu alternatif untuk meniminalkan kekurangan tersebut. Dalam penelitian ini polipaduan poli (asam laktat) dengan polikaprolaton digunakan sebagai material yang akan mengenkapsulasi simvastatin. Mikrokapsul simvastatin dibuat dengan metode penguapan pelarut minyak dalam air dengan menggunakan larutan Span 80:Tween 80 sebagai emulsifier. Kondisi optimum untuk mengenkapsulasi simvastatin diperoleh pada kecepatan emulsi 700 rpm, waktu emulsi 1 jam, kecepatan dispersi 900 rpm dan wakti dispersi 1 jam. Efisiensi enkapsulasi mikrokapsul simvastatin dengan penyalut polipaduan D,L-PLA/PCL diperoleh sebesar 95,30%. Uji disolusi selama 55 jam menghasilkan profil pelepasan simvastatin pada larutan buffer pH 1,2 sebesar 1,3% dan pH 7,4 sebesar 6,4%.

Simvastatin is one of the most extensively used drug to reduce blood cholesterol levels. Simvastatin is not well absorbed from the gastrointestinal tract. Its oral bioavailability is only 5%, while the biological half-life is about 2-3 hours. However, overdose of statin causes an increase of aminotransferases concentration which can lead to myopathy. It may cause some adverse effect to the patients. Microencapsulation or drugs by using biodegradable polymers is an alternative to minimize these deficiencies. In this study, polyblend of poly(D,L-lactic acid) and polycaprolactone was used as a material that encapsulate the simvastatin. Microcapsules were produced by using Span 80 : Tween 80 as a mixed emulsifier through oil in water (o/w) solvent evaporation method. The optimum conditions were obtained in the emulsion state of 700 rpm at 1 hour and the dispersion state of 900 rpm at 1 hour with the encapsulation efficiency of 95,30%. The dissolution test for 55 hours presents the result of simvastatin release 1.3% in pH 1.2 buffer solution and 6,3% in pH 7.4 buffer solution."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Ulfah Budhyono
"Pada penelitian ini dilakukan preparasi mikrosfer dengan metode evaporasi pelarut. Mikrosfer dibuat dengan memadukan polimer biodegradable poli(D-asam laktat) dan polikaprolakton, dan span 80 sebagai surfaktan. Optimasi pembentukan polipaduan mikrosfer dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi surfaktan Span 80 (1,2 x 10-2 M, 2,3 x 10-2 M, 3,5 x 10-2 M, 4,6 x 10-2 M, dan 5,8 x 10-2 M), variasi kecepatan pengadukan tahap dispersi (700 rpm, 900 rpm, 1100 rpm dan 1300 rpm) dan variasi lama waktu pengadukan tahap dispersi (30 menit, 60 menit, dan 120 menit). Karakterisasi mikrosfer yang terbentuk dilakukan dengan FTIR, PSA, dan mikroskop optik.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi optimum mikrosfer yang baik adalah dengan menggunakan Span 80 pada konsentrasi 5,8 x 10-2 M, kecepatan pengadukan tahap dispersi sebesar 1300 rpm dan lama waktu pengadukan dispersi 60 menit. Kondisi tersebut menghasilkan mikrosfer dengan persen padatan mikrosfer besar (93 ± 2%) dan ukuran yang seragam.

In this study, microspheres were prepared by solvent evaporation method. Microspheres were prepared by blending two biodegradable polymers; poly(D-lactic acid) and polycaprolactone and using span 80 as surfactant. Microspheres polyblend were optimized at various concentrations of span 80 (1,2 x 10-2 M, 2,3 x 10-2 M, 3,5 x 10-2 M, 4,6 x 10-2 M, dan 5,8 x 10-2 M), various stirring speeds during dispersion (700 rpm, 900 rpm, 1100 rpm, and 1300 rpm), and also at various stirring times during dispersion (30 minutes, 60 minutes, and 120 minutes). Characterizations of microsphere obtained were observed by FTIR, PSA and optical microscope.
The overall results in this study showed that the formula which used 5,8 x 10-2 M span 80, stirring speed at 1300 rpm and stirring time for 60 minutes at dispersion phase produced microsphere with high percentage of microsphere particles (93 ± 2%) and had the most uniform sizes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Putra Ramdhani
"ABSTRACT
Penelitian ini menyelidiki pengaruh penambahan enzim transglutaminase terhadap jumlah bakteri asam laktat serta sifat fisik dan kimia produk minuman yogurt dengan memvariasikan konsentrasi transglutaminase 0; 0,1; 1; 2 UE/gram protein susu serta periode penyimpanan 1, 8, 15 hari penyimpanan. Transglutaminase juga ditambahkan pada dua tahap berbeda, yaitu sebelum fermentasi dengan tahap inaktivasi enzim sebelum ditambahkan kultur bakteri asam laktat dan bersamaan dengan penambahan kultur bakteri asam laktat tanpa proses inaktivasi enzim. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam waktu fermentasi, tetapi konduktivitas sampel tanpa penambahan transglutaminase meningkat lebih cepat dibanding sampel dengan penambahan transglutaminase. Penambahan transglutaminase juga menyebabkan penurunan pH yang semakin melambat serta penurunan jumlah bakteri asam laktat dalam sampel selama periode penyimpanan. Selain itu, transglutaminase menyebabkan sineresis sampel berkurang dan viskositas meningkat, namun tidak menimbulkan perubahan yang berarti terhadap kadar nutrisi dan karakteristik sensori. Struktur yogurt menjadi lebih padat dan kompak akibat terjadinya ikatan silang antar kasein yang juga menyebabkan berat molekulnya meningkat. Semakin tinggi konsentrasi, efek transglutaminase semakin meningkat. Pada sampel dengan penambahan transglutaminase bersamaan dengan penambahan kultur bakteri, transglutaminase terus bekerja selama periode penyimpanan. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa transglutaminase dapat secara efektif digunakan untuk meningkatkan kualitas yogurt.

ABSTRACT
This study was conducted to investigate the effect of transglutaminase addition to total of lactic acid bacteria and physical and chemical properties of yogurt product by varying enzyme concentration 0 0,5 1 2 UE gram milk protein and storage period 1, 8, 15 days storage period. The addition of transglutaminase was conducted at different production steps prior to fermentation with enzyme inactivation process and together with starter culture addition without inactivation process. There was no significant difference in fermentation time, but the conductivity of the sample without transglutaminase addition was increasing faster than other samples. Transglutaminase was resulting in slower acidity development during storage period, decreased syneresis and increased viscosity, but had no significant effect on nutritional value and sensory characteristic of the samples. The structure of yogurt became more compact and denser and molecular weight of casein is increasing. It was also shown that the higher the concentration of transglutaminase added into sample, the effect of transglutaminase activity was getting more reflected in the samples, especially samples without inactivation process that had the enzyme to be active during storage time. From this study, it can be concluded that transglutaminase can be effectively used in yogurt production to increase its quality."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6   >>