Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
Ni Putu Atmanastuti EP
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak covid-19 terhadap dampak penentuan risk appetite pada PT XYZ. Perusahaan merupakan sebuah UMKM yang melakukan usaha di bidang olahraga air di daerah pariwisata. Analisa dilakukan dengan menggunakan teori Quail (2012) mengenai risk appetite. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan studi kasus pada PT XYZ. Data penelitian bersumber dari wawancara yang dilakukan kepada para narasumber yang memiliki peran dalam proses operasional di PT XYZ. Penelitian ini menggunakan analisis naratif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas dari pegawai di PT XYZ tidak memahami apa itu risk appetite sehingga proses pengambilan keputusan yang dilakukan hanya berdasarkan kebiasaan (pengetahuan) yang ada (memiliki asumsi bahwa risiko dan selera risiko sama). Level of risk appetite terbagi dalam delapan aspek (aspek keamanan, aspek pelanggan, aspek lingkungan, aspek perkembangan usaha, aspek pengembalian pada shareholder, aspek citra perusahaan, aspek hubungan karyawan, dan aspek inovasi teknikal) dan lima level penentuan sesuai dengan yang dikemukakan oleh teori Quail (2012), yang menghasilkan bahwa rata – rata level of risk appetite PT XYZ di masa sebelum pandemi adalah di level 3 (aspek keamanan, aspek perkembangan keuangan dan aspek hubungan karyawan) dan rata – rata level of risk appetite di masa pandemi ada di level 1 (aspek lingkungan, aspek pengembalian pada shareholder, dan aspek citra perusahaan). Perbedaan level ini dikarenakan terjadinya perubahan yang cukup signifikan pada aspek yang dianggap penting bagi perusahaan sehingga mengakibatkan turunnya level risiko PT XYZ dimasa pandemi menjadi level 1.
This study aims to analyze the impact of Covid-19 on determining risk appetite at PT XYZ. The company is an SME that does business in the field of water sports in tourism areas. The analysis was carried out using Quail's theory regarding risk appetite levels. This type of research is descriptive qualitative with a case study at PT XYZ. The research data comes from interviews conducted with informants who have a role in the operational process at PT XYZ. This study uses narrative analysis. The results of this study indicate that most employees at PT XYZ do not understand risk appetite, so the decision-making process is carried out only based on existing habits (knowledge) (having the assumption that risk and risk appetite are the same). The level of risk appetite are divided into eight aspects (security aspect, customer aspect, environmental aspect, business development aspect, return to shareholder aspect, corporate image aspect, employee relations aspect, and technical innovation aspect) and five levels are determined according to what is proposed by the theory. Quail (2012), which results that the average level of risk appetite for PT XYZ before the pandemic was at level 3 (security aspects, aspects of financial development, and aspects of employee relations) and the average level of risk appetite during the pandemic was at level 1 (environmental aspects, returns to shareholders, and corporate image aspects). This level difference is due to significant changes in aspects that are considered important for the company, resulting in a reduction in PT XYZ's risk level during the pandemic to level 1."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fiska Chandra Agrisita
"[
ABSTRACT Color is another extremely important and effective element in interior design.Color is used not only to represent the existing or developing brand, but must beused to boost the customer, provoke the passion emotions and relate topsychological effects. Color is used to create focal points, add personality tospace. Restaurant is one of the case related to colors. The type of restaurant andalso the theme are affect the kind of color that designer choosed. Color can behelpful to evoke the passion of customer and attract people but some point it candecrease certain psychological emotions and the atmosphere in the restaurant.
ABSTRAK Warna ialash elemen yang sangat penting dalam desain interior. Warna yangdigunakan tidak hanya untuk mewakili merek yang ada atau mengembangkan,tetapi harus digunakan untuk meningkatkan pelanggan, memprovokasi emosipassioned dan berhubungan dengan efek psikologis. Warna yang digunakan untukmembuat titik fokus, menambahkan kepribadian ke ruang. Restauran adalah salahsatu kasus yang berhubungan dengan warna. Jenis restoran dan juga tema yangmempengaruhi jenis warna yang desainer pilih . Warna dapat membantu untukmembangkitkan gairah pelanggan dan menarik orang tapi beberapa titik dapatdecrese emosi psikologis tertentu dan atmoshphere di restoran.Tesis ini menjelaskan dan menyimpulkan bagaimana warna mempengaruhisuasana dan selera dalam dua jenis yang berbeda dari restoran.;Warna ialash elemen yang sangat penting dalam desain interior. Warna yangdigunakan tidak hanya untuk mewakili merek yang ada atau mengembangkan,tetapi harus digunakan untuk meningkatkan pelanggan, memprovokasi emosipassioned dan berhubungan dengan efek psikologis. Warna yang digunakan untukmembuat titik fokus, menambahkan kepribadian ke ruang. Restauran adalah salahsatu kasus yang berhubungan dengan warna. Jenis restoran dan juga tema yangmempengaruhi jenis warna yang desainer pilih . Warna dapat membantu untukmembangkitkan gairah pelanggan dan menarik orang tapi beberapa titik dapatdecrese emosi psikologis tertentu dan atmoshphere di restoran.Tesis ini menjelaskan dan menyimpulkan bagaimana warna mempengaruhisuasana dan selera dalam dua jenis yang berbeda dari restoran.;Warna ialash elemen yang sangat penting dalam desain interior. Warna yangdigunakan tidak hanya untuk mewakili merek yang ada atau mengembangkan,tetapi harus digunakan untuk meningkatkan pelanggan, memprovokasi emosipassioned dan berhubungan dengan efek psikologis. Warna yang digunakan untukmembuat titik fokus, menambahkan kepribadian ke ruang. Restauran adalah salahsatu kasus yang berhubungan dengan warna. Jenis restoran dan juga tema yangmempengaruhi jenis warna yang desainer pilih . Warna dapat membantu untukmembangkitkan gairah pelanggan dan menarik orang tapi beberapa titik dapatdecrese emosi psikologis tertentu dan atmoshphere di restoran.Tesis ini menjelaskan dan menyimpulkan bagaimana warna mempengaruhisuasana dan selera dalam dua jenis yang berbeda dari restoran.;Warna ialash elemen yang sangat penting dalam desain interior. Warna yangdigunakan tidak hanya untuk mewakili merek yang ada atau mengembangkan,tetapi harus digunakan untuk meningkatkan pelanggan, memprovokasi emosipassioned dan berhubungan dengan efek psikologis. Warna yang digunakan untukmembuat titik fokus, menambahkan kepribadian ke ruang. Restauran adalah salahsatu kasus yang berhubungan dengan warna. Jenis restoran dan juga tema yangmempengaruhi jenis warna yang desainer pilih . Warna dapat membantu untukmembangkitkan gairah pelanggan dan menarik orang tapi beberapa titik dapatdecrese emosi psikologis tertentu dan atmoshphere di restoran.Tesis ini menjelaskan dan menyimpulkan bagaimana warna mempengaruhisuasana dan selera dalam dua jenis yang berbeda dari restoran., Warna ialash elemen yang sangat penting dalam desain interior. Warna yangdigunakan tidak hanya untuk mewakili merek yang ada atau mengembangkan,tetapi harus digunakan untuk meningkatkan pelanggan, memprovokasi emosipassioned dan berhubungan dengan efek psikologis. Warna yang digunakan untukmembuat titik fokus, menambahkan kepribadian ke ruang. Restauran adalah salahsatu kasus yang berhubungan dengan warna. Jenis restoran dan juga tema yangmempengaruhi jenis warna yang desainer pilih . Warna dapat membantu untukmembangkitkan gairah pelanggan dan menarik orang tapi beberapa titik dapatdecrese emosi psikologis tertentu dan atmoshphere di restoran.Tesis ini menjelaskan dan menyimpulkan bagaimana warna mempengaruhisuasana dan selera dalam dua jenis yang berbeda dari restoran.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S62218
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"The volume ?Appetite control? provides a comprehensive description of the mechanisms controlling food intake, and thereby energy balance, in the mammalian organism. During the last decade, research in this area has produced a remarkable wealth of information and has characterized the function of numerous peptides, transmitters, and receptors in appetite control. Dysfunction of these circuits leads to obesity, a growing health concern. However, the plethora of mechanistic information is in marked contrasts to an almost complete lack of anti-obesity drugs that meet the safety standards required for the chronic therapy of morbid obesity. Consequently, ongoing research aims to identify additional targets and agents for a pharmacological intervention. Thus, the mechanisms of appetite control as well as all agents interfering with its control are of considerable practical interest."
Berlin: Springer-Verlag, 2012
e20417784
eBooks Universitas Indonesia Library
Farah Suraya
"Musik dapat mempengaruhi emosi dan beberapa fungsi tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pajanan musik rock terhadap nafsu makan pada tikus galur Wistar jantan dengan metode eksperimental. Selama 15 hari, tikus diberi pajanan musik rock selama empat jam per hari, dan diukur jumlah makanan yang dikonsumsi tiap tiga hari. Data dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan dan didapatkan bahwa pajanan musik rock secara signifikan berhubungan dengan perubahan nafsu makan pada tikus galur Wistar; nilai p = 0,007. Kesimpulannya, Pajanan musik rock selama empat jam dalam waktu 15 hari berpengaruh terhadap peningkatan nafsu makan tikus galur Wistar.
Music affects emotion and some body functions. The aim of this research is to know whether rock music exposed to Wistar-strained rats is linked to their appetite using experimental method. Each rat was exposed to rock music four hours a day in 15 consecutive days and measured for their food consumption every three day. The data were analyzed statistically with independent-t test. In conclusion, rock music was significantly linked to the change of appetite on Wistar-strained rats; p value: 0.007. Rock music exposure to Wistar-strained rats for four hours in 15 consecutive days resulted in the increase of their appetite."
2009
S09046fk
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Takahiro Yoshikawa
"The health values of exercise and eating are separately established as two independent pillars for human life. However, a substantial amount of evidence shows the physiological crosstalk by which exercise might be associated with hunger and satiety, as regulated by gut hormones. A single bout of exercise tends to suppress the blood levels of orexigenic acylated ghrelin (AG) and to increase the levels of anorectic hormones like peptide YY (PYY) and gluca-gon-like peptide-1 (GLP-1). It was reported that, while sustained physical activity increases the drive to eat in the fasting state, this seems to be compensated by an improved satiety response to a meal through changes in the gut hormone systems. A few studies reported exercise-induced reductions in the neural responses to food-related cues in higher brain center networks involved in the attentional, emotional and cognitive functions. The present review introduces the latest research on the effects of various types of exercise on the neuroendocrine networks related to hunger, satiety, appetite, and responses to food-related cues, suggesting the physiological ratio¬nale for the linkage between exercise and eating in humans. Next, the possibilities of the brain science of exercise and eating for improvements in modem human health in various generational groups are discussed."
Tokyo: The Japanese Society of Physical Fitness and Sports Medicine, 2017
610 JPFSM 6:5 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Fitri
"Bank dalam menjalankan pengelolaan likuiditasnya mempunyai potensi keuntungan dan kerugian yang selalu mengikuti. Untuk mengendalikan risiko tersebut perlu suatu proses manajemen risiko yang memadai, mulai dari identifikasi risiko, pengukuran risiko hingga implementasi mitigasi risiko. Pengukuran risiko likuiditas pada BNI yaitu menggunakan Liquidity Coverage Ratio. Penyediaan likuiditas sangat penting untuk mengantisipasi adanya kebutuhan likuiditas sehingga dapat mengcover kewajiban Bank baik dalam kondisi normal maupun krisis. Namun demikian, penyediaan likuiditas tidak boleh tersedia secara berlebihan karena timbul biaya likuiditas yang harus ditanggung oleh Bank. Oleh karena itu, diperlukan penetapan limit biaya pengelolaan likuiditas yang bersedia di tanggung oleh Bank berdasarkan risk appetite dari management serta batas limit maksimum Liquidity Coverage Ratio harus ditetapkan oleh Bank. Penetapan limit tersebut merupakan hal penting dalam proses mitigasi risiko agar pendapatan yang hilang karena adanya penyediaan likuiditas dapat diminimalkan sehingga dapat tercipta peningkatan laba bagi Bank. Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan komponen dari Liquidity Coverage Ratio BNI selama 2 Tahun 2015-2016 . Metode dalam penelitian ini secara kuantitatif. Pada kondisi saat ini BNI belum melakukan pengelolaan likuiditas jangka pendeknya secara efektif. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan rata-rata Liquidity Coverage Ratio yang masih tinggi yaitu 267 . Bahkan pernah tertinggi sebesar 389 pada Q4 2015. Regulator menetapkan batas Liquidity Coverage Ratio minimum sebesar 100 . Dengan adanya, penetapan pengelolaan biaya pemeliharaan likuiditas maksimum dan penetapan limit maksimum Liquidity Coverage Ratio diharapkan dapat diimplementasikan oleh BNI sehingga dapat tercipta peningkatan laba bagi Bank.
Bank in carrying out liquidity management always followed with potential gains and losses. There should be an adequate risk management process to manage these risks, starting from risk identification, risk measurement to risk mitigation implementation. Liquidity risk measurement in BNI using Liquidity Coverage Ratio. The providing of liquidity is very important to anticipate liquidity needs so as to cover the liabilities of the Bank both in normal and crisis conditions. However, the providing of liquidity should not be available to excess liquidity because there will be costs to be borne by the Bank. Therefore, it is necessary to establish limit liquidity management fee paid by the Bank prepared based on the risk appetite by management as well as the maximum limit of the Liquidity Coverage Ratio must be determined by the Bank. The limit setting process is important in order to mitigate the risk of lost revenue due to the providing of liquidity could be minimized so as to create an increase in profits for the Bank. Data obtained in this study is a component of the Liquidity Coverage Ratio BNI for 2 years 2015 2016 . The method in this research is quantitative. In the current conditions the BNI not do short term liquidity management effectively. This is evident from the results of the calculation of average Liquidity Coverage Ratio are still high at 267 . The highest ever amounted to 389 in Q4 2015. Regulator set a minimum limit of the Liquidity Coverage Ratio at 100 . With the, determination of maximum liquidity management of maintenance costs and maximum limits Liquidity Coverage Ratio is expected to be implemented by the BNI so as to create an increased Bank profitability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Hendro Djoko Tjahjono
"Keterkaitan penyakit paru dan nutrisi merupakan aspek penting perawatan pasien. Masalah nutrisi pasien Penyakit Pernafasan Obstruksi Kronis sangat komplek, kehilangan berat badan sebagai konsekuensi penurunan intake dan nafsu makan. Penelitian bertujuan mendapatkan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi nafsu makan. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik desain cross sectional dengan sampel 75 orang di RSUD Dr.M.Soewandhie Surabaya. Instrument menggunakan kuisioner karakteristik responden, observasi obat, dukungan keluarga dan nafsu makan.
Hasil penelitian menunjukkan 65,3% dari 75 pasien PPOK memiliki nafsu makan kurang. Variabel dominan yang berhubungan dengan nafsu makan adalah dukungan keluarga, dimana pasien yang mempunyai dukungan keluarga kurang akan mempunyai nafsu makan kurang 3,44 kali. Berdasarkan hasil tersebut, perlu dilakukan upaya meningkatkan dukungan keluarga melalui pendidikan kesehatan bagi keluarga dan konseling diit dalam pengelolaan nutrisi pada pasien PPOK.
The relevance of lung disease and nutrition are important aspects of patient care. Patient's nutritional problems associated with Chronic Obstructive Respiratory Disease (COPD) are complex, loss weight as a consequence of decreased food intake and appetite. The research aimed to get an idea of the factors that affected appetite. The research was a descriptive analytic cross sectional design within 75 people as sample in Dr.M.Soewandhie Surabaya hospital. The instruments of respondent characteristics questionnaire, medication observed, family supported and appetite were used. This research concluded that 65,3% from 75 COPD patients had poor appetite. The determinant variable related to appetite was family support, the patient who had family support decreased would be have 3,44 times poor appetite. According to attain a certain aimed, increased of family support necessary passed through within health education and dietary counseling to nutritional maintenance in COPD patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Pratiwi Rapih Astuti Natsir
"Musik klasik diduga memengaruhi fisiologis modulasi melalui nafsu makan. Namun, belum ada penelitian yang secara langsung membahas efek musik klasik terhadap nafsu makan. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental pada 36 tikus galur wistar dewasa dibagi dalam dua kelompok. Satu kelompok tikus dipajankan musik klasik selama lima belas hari dan kelompok lainnya tidak dipajankan musik. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna rerata jumlah makanan yang dikonsumsi perhari antara kedua kelompok (p = 0,148). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tidak terdapat hubungan antara pajanan musik klasik dan nafsu makan pada tikus galur Wistar.
Classical music is hypothesized influence physiology through appetite modulation. But, there hasn`t been a study directly investigating the effect of classical music on food appetite. This study was conducted experimentally to 36 adult Wistar-Strained rats into two groups. One group rats was exposed to classical music for fifteen days and other group didn`t get music exposure. The result showed no significant difference on mean of food consumed per day between two groups (p = 0,148). The conclusion of this study is that there is no association between classical music exposure and food appetite in Wistar-Strained rats."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S09135fk
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Shahmansuri-Esfandyara
Depok: FEUI - Management Research Center (MRC), 2017
330 ICMR 9:1 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library