Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 386 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Balch, James F
New york: M. Evans and Company, Inc, 1998
613.28 BAL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muncieto Andreas
"Stres oksidatif merupakan keadaan penumpukan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel terjadi sampai munculnya berbagai penyakit, seperti penuaan, kanker, dan neurodegeneratif. Antioksidan berperan mencegah stress oksidatif dengan mereduksi radikal bebas menjadi bentuk yang lebih stabil. Antioksidan dimiliki secara natural dalam tubuh manusia dan juga didapatkan melalui diet, termasuk buah jeruk Bali. Buah jeruk Bali memiliki kandungan antioksidan, seperti vitamin C, karotenoid, tokoferol, dan fenol. Namun, buah jeruk Bali produksi dalam negeri masih belum diketahui aktivitas antioksidannya. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada air perasan, ekstrak daging buah, dan ekstrak kulit buah jeruk Bali produksi dalam negeri. Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif eksploratif di Laboratorium Departemen Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia selama Mei sampai Juni 2013. Daging buah dan kulit buah diekstraksi dengan methanol. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan pengukuran DPPH dan ditampilkan dalam nilai EC50. Nilai EC50 ditentukan berdasarkan analisis regresi linear nilai absorbansi masing-masing bagian buah menggunakan Microsoft Office Excell 2007. Hasil penelitian pada air perasan, ekstrak daging, dan kulit buah jeruk Bali adalah nilai EC50 DPPH masing-masing secara berurutan adalah 7.25 % v/v, 11.12 % v/v, dan 9.54 % v/v. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat aktivitas antioksidan pada masing-masing bagian buah jeruk Bali.

Oxidative stress is condition which free radicals is accumulated in body. This condition could cause cellular damage and take a role in mechanism of various diseases, such as cancer, neurodegenerative disease, and aging. Antioxidant reduces free radicals and converts into stable molecule. Antioxidant naturally found in human body but also in diet, such as Pomelo fruit. Pomelo fruit has antioxidant content, such as vitamin C, carotenoid, tocopherol, and phenol. However, domestic pomelo fruit have not been researched for its antioxidant activity. Therefore, research to find the antioxidant activity of pomelo fruit?s juice, pulp extract, and peel extract of pomelo fruit. Research design of this research is explorative descriptive study in Medical Pharmacy Laboratory during 2013 May until June. Peel and pulp were extracted by methanol. Antioxidant activity was determined by DPPH measurement and showed in EC50 value. EC50 values were based on the absorbance from each sample from the equation of linear regression with Microsoft Office Excell 2007. The result from the juice, pulp extract, and peel extract shown in DPPH EC50 value is 7.25 % v/v, 11.12 % v/v, and 9.54 % v/v, respectively. The result showed that there is different antioxidant activity from different parts of pomelo fruit."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita
"ABSTRAK
Antioksidan memiliki peranan penting dalam mencegah atau menunda waktu
timbulnya penyakit degeneratif melalui mekanisme penghambatan proses oksidasi
yang menyebabkan penyakit kronik dan menunda waktu terjadinya aging. Reaksi
antara antioksidan dengan radikal bebas dapat menghentikan reaksi berantai
radikal bebas sehingga mencegah pembentukan senyawa radikal baru. Buah cabe
rawit (Capsicum frutescens L.) telah diketahui aktivitas antioksidannya melalui
penelitian-penelitian ilmiah. Senyawa beraktivitas antioksidan pada buah cabe
rawit dapat tersebar pula di bagian daun. Tujuan penelitian ini adalah menguji
aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi ekstrak daun cabe rawit (Capsicum
frutescens L.) dan mengidentifikasi golongan senyawa dari fraksi teraktif.
Ekstraksi daun Capsicum frutescens L. dilakukan dengan metode maserasi
bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Aktivitas
antioksidan daun Capsicum frutescens L. diuji dengan metode 1,1-difenil-2-
pikrilhidrazil (DPPH). Hasil uji aktivitas antioksidan pada ekstrak n-heksana, etil
asetat, dan metanol menunjukkan nilai IC50 berturut-turut 160,81; 105,08 dan
48,28 μg/mL. Ekstrak metanol sebagai ekstrak teraktif kemudian difraksinasi
dengan kromatografi kolom dipercepat. Fraksi teraktif dari ekstrak metanol adalah
fraksi keenam (CM6) dengan nilai IC50 sebesar 72,07 μg/mL. Golongan senyawa
yang terdapat dalam fraksi teraktif ini adalah flavonoid dan glikon.

ABSTRACT
Antioxidant has important role in preventing or delaying degenerative disease by
ihibiting oxidation that causes chronic disease and delaying aging. Reaction of
antioxidant and free radicals stop the chain reaction of free radicals so it prevents
formation of new radicals. Antioxidant activity of hot short pepper fruit
(Capsicum frutescens L.) has been known by scientific research. Antioxidant
compounds of hot short pepper fruit may be found in its leaves. This research
aims to test the antioxidant activity of hot short pepper leaves (Capsicum
frutescens L.) extracts and extract fractions and identify compounds group of the
most active fraction. Extraction method of Capsicum frutescens L. leaves is
maseration using n-hexane, ethyl acetate, and methanol solvent. Antioxidant
activity of Capsicum frutescens L. leaves tested by 1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl
(DPPH) method. Result of antioxidant activity test in extract of n-hexane, ethyl
acetate, and methanol show that IC50 value are 160,81; 105,08 and 48,28 μg/mL.
Most active extract or methanol extract then fractionized by accelerated column
chromatography. The most active fraction of methanol extract is sixth fraction
(CM6) which has IC50 value 72,07 μg/mL. Groups of compounds contained in the
most active fraction are flavonoid and glycon.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43777
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lazuardi Akmal Islami
"Metode pengendalian korosi yang efektif dalam sistem tertutup adalah dengan menggunakan inhibitor, yaitu zat kimia yang ditambahkan dalam jumlah sedikit (ppm) untuk mengurangi laju korosi logam. Inhibitor ramah lingkungan banyak dikembangkan untuk menggantikan inhibitor kimia berbasis krom yang bersifat toksik. Dalam penelitian ini, propolis yang diketahui mengandung zat anti oksidan diteliti fungsinya sebagai inhibitor logam aluminium. Paduan aluminium AA7075-T651 yang telah diaktivasi sifat korosinya dengan perlakuan panas pada suhu 300â?°C selama 1 jam digunakan sebagai bahan uji. Propolis dengan konsentrasi 200, 400, 800, dan 1200 ppm ditambahkan ke dalam larutan uji korosi 3.5wt% NaCl. Uji hilang berat dilakukan selama 10 hari dengan suhu larutan dipertahankan 30°C. Hasil uji hilang berat menunjukkan bahwa konsentrasi propolis yang memberikan efisiensi tertinggi adalah 400 ppm dengan berat hilang sebanyak 0,15 mg/cm2.hari. Efisien inhibisi laju korosi (ηCPR) dan efisien inhibisi arus densitas korosi (ηi) berturut-turut sebesar 69,39 % dan 79,22 %. Mekanisme perlindungan korosi yang dihasilkan adalah tipe katodik pada 400 dan 800 ppm, tipe anodik untuk konsentrasi propolis 200 dan tipe campuran untuk konsentrasi 1200 ppm. Uji polarisasi potensiodinamik menunjukkan penurunan arus korosi pada konsentrasi 200, 400, 800, dan 1200 ppm berturut-turut 22,67; 8,52; 13,44; dan 16,32 μA/cm2 dari 41,02 μA/cm2. Analisis respon impedansi permukaan menggunakan EIS menunjukkan bahwa pada penambahan 400 ppm propolis terjadi peningkatan resistansi polarisasi (Rp) menjadi 652,6 Ω.cm2 dan resistansi transfer muatan (Rct) menjadi 1944 Ω.cm2 dibandingkan tanpa inhibitor dengan nilai Rp dan Rct masing-masing sebesar 313,1 dan 429,1 Ω.cm2. nilai Rp and Rct pada konsentrasi lain lebih rendah dibandingkan pada konsentrasi 400 ppm. Propolis sebanyak 400 ppm merupakan nilai optimum dimana pada konsentrasi lebih rendah tidak menunjukkan pengaruh terhadap ketahanan korosi dan nilai yang lebih tinggi menunjukan nilai saturasi sehingga perlindungan terhadap korosi berkurang. Mekanisme perlindungan terjadi melalu deposisi lapisan tipis di permukaan logam yang berfungsi menghalangi serangan korosi.

One of the prominent method to control corrosion in the closed system is adding the inhibitor into the corrosive medium. Inhibitor itself is an additive compound with ability to surpress corrosion reaction. A small amount of inhibitor (ppm) is enough to inhibit the process. Many eco-friendly inhibitors have been developed to replace the toxic chrome-based chemical inhibitors. In this study, propolis which is known to contain anti-oxidants was investigated for its function as an aluminum metal inhibitor. AA7075-T651 aluminum alloy which has been activated its corrosion properties by heat treatment at a temperature of 300â?°C for 1 hour is used as a test material. Propolis with concentrations of 200, 400, 800, and 1200 ppm was added to the corrosion test solution 3.5wt% NaCl. The weight loss test was carried out for 240 hours with the temperature of the solution maintained at 30°C. The weight loss test results showed that the concentration of propolis that provided the highest efficiency was 400 ppm with 0,15 mg/cm2.days loss in weight. Efficient corrosion inhibition rate (ηCPR) and efficient corrosion density current inhibition (ηi) were 69,39% and 79,22%, respectively. The resulting corrosion protection mechanisms are cathodic types at 400 and 800 ppm,  anodic types for propolis concentrations of 200 and mixed type at 1200 ppm. Potentiodynamic polarization tests showed a decrease in corrosion currents at concentrations of 200, 400, 800, and 1200 ppm respectively 22,67; 8,52; 13,44; and 16,32 μA/cm2 from 41,02 x10-6 μA/cm2. Analysis of the surface resistance response using EIS implied that at the addition of 400 ppm propolis an increase in polarization resistance (Rp) to 652.6 Ω.cm2 and charge transfer resistance (Rct) to 1944 Ω.cm2 were compared without inhibitor with a value of R­p. and Rct respectively 313,1 and 429,1 Ω.cm2. Concentration of 400 ppm is the optimum value where the lower concentration did not show an effect on corrosion resistance and a higher value shows the saturation value so that its protection against corrosion is reduced. The maximum protection mechanism by propolis at a concentration of 400 ppm occurs through deposition of a thin layer on the metal surface which serves to prevent corrosion attacks from the solution shown by the phase Bode curve."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aktsar Roskiana Ahmad
"Pletekan (Ruellia tuberosa L.) termasuk anggota suku Acanthaceae. Penggunaan secara tradisional sebagai diuresis, antidiabetes, antipiretik, antihipertensi, dan ditambahkan sebagai salah satu bahan pada minuman kesehatan di Taiwan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan struktur senyawa aktif antioksidan dan penghambat enzim xantin oksidase. Isolasi menggunakan teknik kombinasi kromatografi yang dipandu oleh aktivitas antioksidan dan penghambat enzim xantin oksidase. Penentuan struktur senyawa kimia dilakukan dengan analisis data spektroskopi UV-Vis, MS, IR, 1H-NMR, 13C-NMR dan NMR-2 dimensi. Diperoleh dua senyawa, yaitu senyawa RTL1 adalah kamarosida dan senyawa RTL2 adalah dimetil 2,3,5,6-tetrahidroksitereftalat. Pengujian aktivitas senyawa RTL1 dan RTL2 terhadap aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 28,79 dan 20,77 μg/mL, serta mampu menghambat enzim xantin oksidase dengan nilai IC50 0,67 dan 0,21 μg/mL.

Pletekan (Ruellia tuberosa L.) belongs to Acanthaceae family. In traditional medicine has been used as diuretic, antidiabetic, antipyretic and antihypertensive, and it also recently been incorporated as a component in a herbal tea in Taiwan. The aims of the research were to isolate the antioxidative compounds and inhibitor of xanthin oxidase activity from n-butanolic extract of Ruellia tuberosa L. leaves. The isolation used combination of chromatography methods and guided with antioxidant and inhibitor xanthin oxidase activities. Structure of isolated compounds are determinated by spectrae data of UV-Vis, MS, IR, 1H-NMR, 13C-NMR and 2-Dimension NMR. The research found two compounds are RTL1 as camaroside and RTL2 dimethyl 2,3,5,6-tetrahydroxyterepthalate. Antioxidant activity assay of RTL1 and RTL2 compounds with IC50 value of 28.79 and 20.77 μg/mL and xanthin oxidase inhibitory assay of RTL1 and RTL2 compounds with IC50 value of 0.67 and 0.21 μg/mL."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30996
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anni Mulyani Wulandari
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pengaruh penyimpanan terhadap kadar vitamin E dalam sediaan cream. K tokoferol dan K tokoferil asetat adalah antioksidan sejati yang banyak digunakan dalam sediaan kosmetik misalnya cream, lotion, shampoo, minyak perawat rambut, dan sebagainya. Dalam cream kulit vitamin E mempunyai efek mempertahankan keseimbangan kadar lemak sehingga dapat memperlambat proses penuaan sel - sel kulit. Dari beberapa pustaka dan survai ke pabrik pembuat, tidak ditemukan adanya antioksidan lain dalam formulasi-formulasi sediaan cream, sehingga timbul keraguan apakah kadarnya tidak turun selama penyimpanannya. Metoda penetapan kadar yang digunakan adalah " Gas Liquid Chromatography 11 yang dilengkapi dengan kolom kaca borosilikat;, panjang 2 in, diameter 3mm, diisi dengan fasa diam SE 30 3% pada chromosorb W - HP 80 - 100 mesh. Suhu detektor dan injektor = 290° C , suhu kolom 20°C, kecepatan aliran gas N2 60 m1/menit. Dotriakontana digunakan sebagai baku dalam. Pada penyimpanan suhu kamar selama 8 minggu tidak ditemukan adanya penurunan kadar ( 103,87 - 102 9 65% ), sedangkan pada penjemuran dengan sinar matahari kadar tokoferil asetat berkurang sampai. 62,77% ( 101 9,14 - 62,77% )"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2007
S30442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Rose Sinta Maya
"ABSTRAK
Polimer telah menjadi bagian yang panting dalam teknologi kimla dan
bahan palimer mempunyai peranan panting dalam kahidupan sahari-hari.
Untuk mamparluas aplikasi produk polimar yang talah ada, maka dilakukan
usaha untuk mandapatkan polimar dangan sifat-sifat yang labih baik. Salah
satu usaha itu adalah dangan manambahkan bahan aditif. Bahan aditif yang
ditambahkan disini adalah antioksidan dangan tujuan agar bahan polimar
yang diparolah akan mampunyai daya tahan tarhadap dagradasi yang
disababkan olah radikal babas yang tarbantuk akibat pamanasan, radiasi,
akibat pangaruh logam ataupun oksidasi.
Panalitian ini dilakukan untuk mambandingkan aktivitas antioksidan
Anox® 20 dan Vanox® GT tarhadap dagradasi polipropilan. Hasil pangukuran
OIT dangan DSC manunjukkan bahwa formulasi dangan Anox® 20
mambarikan katahanan labih panjang dangan kisaran antara 1.08 - 2.41
manit dibandingkan formulasi dangan Vanox® GT hanya mambari katahanan
dangan kisaran 1.42 - 1.90 manit. Hasil uji aging formulasi dangan Anox® 20
tahan hingga 48 jam sadangkan formulasi dangan Vanox® GT tahan hanya
24 jam. Uji MFR formulasi dangan Anox® 20 mambarikan nilai yang labih
kacil dibandingkan dangan Vanox® GT. Untuk uji optis warna formulasi
dangan Vanox® GT mambarikan nilai Yellowness Index yang labih kacil dan
nilai Whiteness Index yang labih basar dibandingkan formulasi dangan Anox® 20. Pada formulasi dengan Anox® 20 setelah aging memberikan
penurunan nilai kuat tarik yang stabil dengan kisaran nilal antara 298 - 203
kg/cm2, sedangkan untuk formulasi dengan konsentrasi Vanox® GT dengan
waktu aging yang sangat pendek mengalami penurunan yang sangat tajam.
Dari setiap pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh bahwa
antioksidan Anox® 20 dengan jenis tetrakispropionat mempunyai
kemampuan inhibisi terhadap oksidasi yang lebih baik dibanding dengan
antioksidan Vanox® GT yang berjenis isosianurat. Tetapi Vanox® GT memiliki
satu keunggulan yaitu memberikan transparansi yang lebih baik ditinjau dari
4
uji warna. Dari analisis struktur dengan FTIR menunjukkan adanya proses
oksidasi yang ditunjukkan dari timbulnya spektrum gugus karbonii pada
bilangan gelombang v sebesar 1716.5 Cm""
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhlan Rusdi
"Saat ini, paparan berbagai zat yang berbahaya bagi tubuh manusia cenderung meningkat, termasuk di antaranya radikal bebas, yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan suplemen antioksidan. Banyak penelitian membuktikan berbagai sumber antioksidan alami. Salah satu sumber makanan yang telah lama menjadi bahan makanan di Indonesia dan berpotensi memiliki fungsi protektif terhadap stres oksidatif adalah jengkol (Archidendron pauciflorum). Struktur asam jengkolat, salah satu kandungan jengkol, mirip dengan sistin sehingga secara teori dapat dipecah dan menghasilkan molekul sistein.
Penelitian eksperimental ini dilakukan untuk mengetahui apakah ekstrak biji jengkol dapat melindungi hati tikus galur Sprague Dawley dari kerusakan yang diakibatkan oleh CCl4. Sebagai indikator, digunakah kadar GSH, suatu antioksidan endogen. 32 tikus Sprague Dawley dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok yang diberikan sari biji jengkol 10 mg/kgBB selama 8 hari, kelompok yang mendapatkan CCl4 2,75 mg/gBB dosis tunggal dua hari sebelum dibedah, dan kelompok yang mendapatkan sari biji jengkol dan CCl4.
Dari hasil pengukuran kadar GSH hati tikus dengan teknik Ellman, didapatkan peningkatan kadar GSH kelompok yang mendapat jengkol hingga 1,7 kali lipat kontrol (p=0,000). Selain itu, kadar GSH hati tikus yang mendapatkan jengkol dan CCl4 lebih tinggi 8,6 kali lipat dibandingkan yang mendapat CCl4 saja (p=0,000). Dari bukti ini dapat dikatakan bahwa sari biji jengkol dapat menunjang fungsi antioksidan endogen dan meminimalisasi kerusakan hati yang diakibatkan CCl4.

This time, exposure to a variety of substances that are harmful to the human body, including free radicals, is likely to increase. This led to increased need for antioxidant supplementation. Many studies try to prove the various sources of natural antioxidants. One food source in Indonesia, jengkol (Archidendron pauciflorum), potentially have a protective function against oxidative stress because the structure of djenkolic acid, found in jengkol, is similar to cystine so that in theory it can be broken down and produce cysteine molecules.
This experimental study was conducted to determine whether jengkol bean extract may protect Sprague Dawley rat liver from damage caused by CCl4. As an indicator is GSH, an endogenous antioxidant. Sprague Dawley rats were divided into four groups, namely control group, the group given jengkol bean extract 10 mg / kg BW for 8 days, the group receiving CCl4 2,75 mg / g BW single dose two days before surgery, and the group who received both jengkol bean extract and CCl4.
The result of measurements of rat liver GSH levels with Ellman technique, shows elevated levels of GSH in the group receiving jengkol, up to 1.7 times compared to the control (p = 0.000). In addition, liver GSH levels in rats receiving both CCl4 and jengkol are 8.6-fold higher than ones that received CCl4 alone (p = 0.000). From this evidence, we can say that jengkol bean extract can support the endogenous antioxidant function and minimize liver damage caused by CCl4.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>