Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti activitas antikanker ekstrak etanol 70% daging buah mahkota dewa(Plareria marcocurpa (Shelf.)Boert) dengan menggunakan tumor payudara mencit C3H yang diinduksi dengan cara tranplantasi."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Rahmawati
"Tujuan penelitian ini adalah untuik meneliti aktivitas antikanker ekstrak etanol 70 % daging buah Mahkota dewa (Phateria macrocarpa fScheff.J Boerl.,) dengan menggunakan tumor payudara mencit C3H yang diinduksi dengan cara transplantasi. Tigapuluh dua mencit C3H dibagi secara acak menjadi 4 kelompok, yaitu 1 kelompok kontrol dan 3 kelompok yang mendapat ekstrak etanol daging buah Mahkota dewa masing-masing 20, 40, dan 80 kali dosis manusia, diberikan secara oral melalui sonde lambung runtuk selama 30 hari, setelah transplantasi tumor. Berat mencit dan volume tumor diukur dua kali seminggu. Berat tumor ditimbang setelah hewan coba dimatikan (menggunakan eter), lain difiksasi dengan formaldehid untuk pembuatan preparat histopatologis. Aktivitas proliferaxi sel tumor dinilai dengan menghitung butir AgNOR setdah pewarnaan dengan perak ultrat koloidal. Apoptoxis dinilai dengan pewarnaan Tunel, dan luas daerah nekroxis dinilai dengan pewamaan hematoksilin eosin. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaaan bemakna dalam volume tumor, berat tumor, nilai AgNOR, dan luas daerah nekrosis antara kelompok kontrol dan ketiga kelompok yang mendapat ekstrak etanol daging buah Mahkota dewa (p>0.05), tetapi indeks apoptosis meningkat sccara bermakna pada kelompok D3 (ekstrak Mahkota dewa 80 kali dosis mannsia) (p<0,05). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak etanol daging buah Mahkota dewa 20,40,dan 80 kali dosis manusia yang diberikan secara oral setelah transplantasi tumor untuk selama 30 hari, tidak menghambat pertumbuhan tumor payudara mencit C3H yang diinduksi dengan cara transplantasi, tetapi apoptosis meningkat pada kelompok yang mendapat ekstrak etanol daging buah Mahkota dewa 80 kali dosis manusia. (Med J Iiidones 2006; 15:217-22).

The objective of this study is to investigate the anticancer activity of 70 % ethanol extract of Mahkota dewa fruit pulp [Phaleria macrocarpa [Scheff.J Boerl.] using C3H mouse mammary tumor induced by transplantation. Thirty two C3H mice were derided into 4 groups i.e. control and 3 groups of mice treated with ethanol extract of Mahkota dewa fruit pulp with the dose of 20, 40, and 80 fold human dose respectively, given orally by gastric tube after tumor transplantation for 30 days. Body weight and minor volume measured twice a week. Tumor weight was measured after the animal was sacrificed, then fixed in formaldehyde for making histopathological preparation. The proliferation activity of tumor cells were examined by counting the AgNOR deposits detected after colloidal AgNOR staining. Apoptoxis was assessed by mean of Tune! staining, and the width of necrotic area was identified by hematoxylin eosin staining of the histological specimen. The results of the study showed that there were no statistical differences in tumor volumes, tumor weights, AGNOR values, and the necrotic area among control and the three treated groups (p>0,05), but apoptosis index significantly increased in the D3 f Mahkota dewa extract of eighty fold human dose) group (p<0,05). It was concluded that ethanol extract of Mahkota dewa fruit pulp at the dose of 20,40, and 80 fold human dose given orally after tumor transplantation for 30 days, did not inhibit the C3H mouse mammary tumor growth induced by transplantation, bin the increased apoptosis was found in the group receiving ethanol extract of Mahkota dewa fruit pulp at the dose of 80 fold human dose. (Med J Indones 2006; 15:217-22)."
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 2006
MJIN-15-4-OctDec2006-217
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"An investigation to find new anticancer substances ffrom marine microorganisms was conducted at the Marine Biotechnology Institute,Kamaishi campus, Iwate,Japan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aslim Taslim
"Radioterapi adalah salah modalitas utama dalam terapi kanker dengan cara membunuh sel kanker menggunakan sinar pengion. Sinar pengion membunuh sel kanker dengan mempengaruhi berbagai jalur kematian sel. Namun disisi lain sinar pengion dapat memicu sel kanker untuk menhindar dari kematian menyebabkan sel kanker tersebut menjadi radioresisten.  Oleh karena itu salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas radiasi adalah dengan meggunakan zat radiosensitizer. Piperine merupakan salah satu senyawa alkaloid yang diperoleh dari ekstrak tanaman lada hitam (black pepper) yang telah dilaporkan berperan sebagai anti cancer pada beberapa penelitian invitro dan invivo. Akan tetapi pengkajian literatur potensi piperine sebagai radiosensitizer masih sedikit dilakukan. Tujuan dari kajian literatur ini adalah untuk menilai apakah piperine memiliki potensi sebagai radiosensitizer pada kanker yang radioresisten.  Pencarian literatur dilakukan di Pubmed, Cochrane, EBSCO dan Scopus dengan strategi panduan PRISMA. Dari 347 artikel yang ditemukan, diperoleh 24 artikel yang masuk dalam kriteria inklusi. Penelitian umumnya dilakukan secara invitro pada berbagai lini sel kanker dan sebagian kecil secara invivo. Piperine kemungkinan mempunyai potensi sebagai radiosensitizer karena dapat menginduksi apoptosis, menghambat proliferasi sel, meningkatkan ROS, menghentikan fase siklus sel, menekan “pro-survival signaling pathway” dan mencegah terjadinya metastasis.

Radiotherapy is one of the main modalities in cancer treatment by killing cancer cells using ionizing radiation. Ionizing radiation kills cancer cells by affecting various cell death pathways. On the other hand, ionizing radiation can trigger cancer cells to survive and causing the cancer cells to become radioresistant. Therefore, one way to increase the effectiveness of radiation is to use radiosensitizers. Piperine, an alkaloid compound extracted from black pepper fruits, has been reported to act as an anti-cancer in several in vitro and in vivo studies. Nevertheless, literature review on the potential piperine as a radiosensitizer are still lacking. The objective of this literature review is to assess whether piperine has a potential to be a radiosensitizer in radioresistant cancer. A Literature searches was conducted on PubMed, Cochrane, EBSCO and Scopus with the PRISMA guidelines. From an initial search 347 articles, 24 articles were retrieved for this literature review. Research is generally carried out in vitro on various lines of cancer cells and a small portion in vivo. Piperine might have potential role as a radiosensitizer because it can induce apoptosis, inhibit cell proliferation, increase ROS, arrest the cell cycle phase, suppress pro-survival signaling pathway and prevent metastasis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
David Andi Wijaya
"Terlepas dari kemajuan teknologi di bidang kanker terutama radioterapi yang sudah dicapai, banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan radiosensitivitas sel kanker untuk meningkatkan rasio terapeutik dan mengatasi radioresistensi sel kanker. Pada telaah ini, kami mengevaluasi mekanisme antikanker ekstrak Annona muricata L. dan senyawa bioaktifnya seperti acetogenin annonaceous, annomuricin, annonacin, curcumin,
dll.; dan lebih jauh mengkorelasikan mekanisme zat tersebut dengan potensi untuk meningkatkan atau mengurangi radiosensitivitas sel kanker berdasarkan pencarian literatur. Berbagai jalur telah dilaporkan dan berdasarkan bukti literatur bahwa kebanyakan dari mereka dapat meningkatkan radiosensitivitas, kami melihat Annona muricata L. memiliki potensi masa depan yang menjanjikan sebagai agen peningkat radiosensitivitas. Studi lanjutan diperlukan untuk mendapatkan bukti yang sahih.

Despite achieved technological advances in cancer treatment especially in radiotherapy,
many efforts are being made in improving cancer cells radiosensitivity to increase therapeutic ratio and overcome cancer cells radioresistance. In the present review, we evaluate the anticancer mechanism of Annona muricata L. extract (mainly leaves extract) and its bioactive compound such as annonaceous acetogenins, annomuricin, annonacin, curcumin, etc.; and further correlate them with the potential of the mechanism to increase or to reduce cancer cells radiosensitivity based on literature investigation. Various
pathways were reported and based on the literature evidence that most of them could lead to increased radiosensitivity, we see that Annona muricata L. has a future promising potential as a radiosensitizer agent. Further studies are needed to establish more valid
evidence.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Divina
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sitotoksisitas alkil asam salisilat terhadap sel kanker T47D. Senyawa yang diuji adalah metil salisilat, etil salisilat, butil salisilat, isoamil salisilat, dan oktil salisilat. Kromatografi lapis tipis dilakukan terhadap senyawa uji dan uji MTT terhadap sel kanker T47D dilakukan untuk mengetahui laju inhibisi sel kanker dan nilai IC50. Berdasarkan uji MTT, terlihat bahwa efek sitotoksisitas meningkat seiring penambahan konsentrasi. Nilai IC50 turunan asam salisilat menunjukkan efek sitotoksisitas yang signifikan (p<0,05) bila dibandingkan dengan IC50 asam salisilat kecuali oktil salisilat. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan gugus alkil memberikan efek sitotoksisitas yang lebih signifikan karena adanya peningkatan afinitas. Hasil ini didapatkan dari nilai IC50 turunan asam salisilat yang lebih rendah dibandingkan asam salisilat. Efek sitotoksisitas ini dikarenakan inhibisi COX-2 yang ditemukan meningkat pada kanker payudara.

This research aim is to analyse the cytotoxicity effect of alkylated salicylic acid towards breast cancer cells T47D. Samples used are methyl salicylate, ethyl salicylate, butyl salicylate, isoamyl salicylate, and octyl salicylate. Thin layer chromatography was done to samples and MTT test was done against T47D cancer cells to obtain cancer cell growth and IC50 value. Based on MTT result, there was shown an increase of cytotoxicity effect with higher concentration. IC50 value of alkylated salicylic acid showed more significant cytotoxicity effect (p<0,05) when compared to IC50 value of salicylic acid, except octyl salicylate. This shows that addition of alkyl group enhances cytotoxicity effect of salicylic acid due to increase of affinity. The IC50 value of alkylated salicylic acid showed lower results compared to salicylic acid. This cytotoxicity effect is due to inhibition of COX-2 which has been shown to increase in breast cancers."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palupi, Rr. Dyah
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;;, ], 2006
T40067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniaty Afrieny
"Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa analog kalkon (1,5-Difenil-2,4-pentadien-1-on) dari sinamaldehida (0,01 mol) dan asetofenon (0.01 mol) melalui reaksi kondensasi aldol silang menggunakan katalis CaO dan uji sitotoksik sel murin leukemia P-388 serta dilanjutkan dengan sintesis senyawa pirazol (3-fenil-5-styril-1H-pirazol) melalui reaksi senyawa analog kalkon dengan hidrazin hidrat. Preparasi katalis CaO dilakukan dari cangkang telur bebek melalui metode kopresipitasi dan dihasilkan distribusi ukuran partikel CaO 57-94 nm dalam medium polietilen glikol. Reaksi optimasi pada penambahan jumlah katalis (0,2 g) menghasilkan persen konversi senyawa analog kalkon sebesar 99,2 % dan lama reaksi pemanasan selama 8 jam dengan komposisi hidrazin hidrat 55%-60% (0,02 mol) diperoleh persen konversi senyawa pirazol sebesar 83,71 %. Karakterisasi menggunakan spektrofotometri UV-Visible menunjukkan adanya pergeseran batokromik pada senyawa analog kalkon sebesar 59 nm. Spektrofotometri infra merah menunjukkan pada senyawa analog kalkon terdapat ikatan C=O pada bilangan gelombang 1654,03 cm-1 dan pada senyawa pirazol menunjukkan adanya ikatan C=N pada bilangan gelombang 1679,11 cm-1. Hasil kromatografi gas dan spektroskopi massa diperoleh senyawa analog kalkon muncul pada waktu retensi 16,64 menit dengan nilai m/z sebesar 234,2 dan senyawa pirazol diperoleh pada waktu retensi 22,74 menit dengan nilai m/z sebesar 246,1. Senyawa analog kalkon sangat aktif sebagai senyawa antikanker dengan nilai IC50 = 1,503 µg/mL pada hasil uji sel murin leukemia P-388.

This research was conducted a synthesis of chalcone analog compound (1,5-Diphenyl-2,4-pentadien-1-on) of cinnamaldehide (0.01 mol) and acetophenone (0,01 mol) by a cross aldol condensation reaction using CaO catalysts and cytotoxic test cell murine leukemia P-388 and proceeded with the synthesis of pyrazole compound (3-phenyl-5-styril-1H-pyrazole). The CaO catalyst preparation from duck egg shell through coprecipitation method resulted CaO particle size distribution 57-94 nm in medium of polyethylene glycol. Optimization result by adding catalyst (0.2 g) produced the highest percent conversion of chalcone analog compound by 99.2% and heating reaction for 8 hours with the hydrazine hydrate (0.02 mol) obtained 83.71% conversion of pyrazole compound. The characterization using UV-Visible spectrophotometry showed a bathochromic shift in chalcone analog compound by 59 nm. Infrared spectrophotometry showed C=O vibration of the chalcone analog compound at 1654.03 cm-1 and C=N vibration of pyrazole compound at 1679.11 cm-1. Gas chromatography and mass spectroscopy analysis gave chalcone analog compound a retention time of 16.64 minutes with m/z values ​​of 234.2 and pyrazole compound a retention time of 22.74 minutes with m/z value of 246.1. This chalcone analog compound is very active as an anticancer compound with IC50 value of 1.503 µg/mL in murine leukemia cells P-388 assay.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trivani Putri
"ABSTRAK
Jumlah kasus kanker paru terus mengalami peningkatan secara global. Disamping kasusnya yang terus bertambah, terapi kanker paru hingga saat ini masih banyak menimbulkan efek samping yang tidak jarang menggangu kualitas hidup pasien. Maka dari itu, skripsi ini mengevaluasi aktivitas antioksidan dan antikanker dari rumput laut Eucheuma cottonii dan Eucheuma spinosum yang berasal dari pantai Labuan Aji, Nusa Tenggara Barat terhadap sel paru A-549.  Pada penelitian ini digunakan empat jenis ekstrak, yakni heksana, kloroform, etil asetat, dan etanol. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH sedangkan untuk aktivitas antikanker dievaluasi dengan metode MTT cell proliferation assay. Masing-masing ekstrak akan dinilai laju inhibisinya dan nilai IC50. Berdasarkan hasil percobaan, ekstrak etanol Eucheuma cottonii dengan nilai IC50 35,51 ppm memiliki aktivitas antioksidan yang paling poten dibandingkan dengan ekstrak lain yang diuji. Ekstrak etanol E. cottonii juga memiliki aktivitas antikanker terbaik, dengan nilai IC50 54,83 mg/mL. Untuk Eucheuma spinosum, ekstrak etil asetat memiliki aktivitas antioksidan dan antikanker yang paling baik, dengan nilai IC50 10,16 mg/mL. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa baik Eucheuma cottonii maupun Eucheuma spinosum berpotensi sebagai antioksidan alami dan memiliki efek antikanker terhadap sel paru A-549. 

ASTRACT
Number of people suffering from lung cancer continue to increase globally. Yet, the treatment methods for lung cancer still have many effects that often interfere patients quality of life. Therefore, objective from this paper is to evaluate the antioxidant and anticancer activity from macroalgae Eucheuma cottonii and Eucheuma spinosum, which was taken from Labuan Aji beach, Nusa Tenggara Barat, against A-549 lung cell. This research used four types of extracts, including hexane, chloroform, ethyl acetate, and ethanol. Antioxidant activity was evaluated using DPPH method. As for anticancer activity was evaluated by MTT cell proliferation assay. Each extracts have its own inhibitory rate and IC50 value. Based on this experiment, ethanol extract of Eucheuma cottonii with IC50 value 35,51 ppm had the most potent antioxidant activity than other extracts that were tested. Ethanol extract also showed the best anticancer activity with IC50 value 54,83mg/mL. As for Eucheuma spinosum, ethyl acetate extract has the best antioxidant and anticancer activity, with IC50 value 10,16 mg/mL. Thus, it can be concluded that both Eucheuma cottonii and Eucheuma spinosum are potent natural antioxidant and have anticancer effect against A-549 lung cacner cell. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Liliana Intan Danar Saputri
"Isatin (1H-indole-2,3-dione) merupakan senyawa heterosiklis alami yang diekstraksi dari berbagai tumbuhan dan memiliki aktifitas biologi sebagai agen antikanker. Chalcone dengan penambahan beberapa gugus fungsional (hydroxyl, carboxyl, phenyl, etc) memungkinkan menjadi template yang berguna bagi pengembangan agen antikanker yang baru. Seiring perkembangan jaman, isatin dan chalcone sudah sering dimanfaatkan sebagai prekursor dalam pembuatan obat-obatan antikanker, bahkan dalam proses pembuatannya menggunakan teknologi bersifat nano yang jauh lebih efisien dan efektif. Dalam penelitian ini, kami telah mensintesis nanopartikel Cu/NiO dengan metode sol-gel yang melibatkan ekstrak daun Annona muricata L. Nanopartikel Cu/NiO digunakan sebagai katalis untuk sintesis isatin-based chalcone dan senyawa ini akan diaplikasikan sebagai agen antikanker terhadap sel kanker MCF-7. Nanopartikel Cu/NiO yang diperoleh dikarakterisasi menggunakan FT-IR, XRD, FESEM-EDS. Menurut hasil karakterisasi, ukuran kristal untuk nanopartikel Cu/NiO sebesar 5,4566 nm dan ukuran partikel sebesar 25,081 ± 8,422 nm dengan bentuk bulat tidak beraturan. Sintesis senyawa isatin-based chalcone melalui metode refluks mengikuti mekanisme reaksi kondensasi claisen schmidt menggunakan 5% mmol nanopartikel Cu/NiO menghasilkan yield untuk masing-masing produk sebesar 50% (produk 1), 32,37% (produk 2), 24,29% (produk 3), 32,35% (produk 4), 50.86% (produk 5), dan 69.88% (produk 6). Efektivitas keenam produk terhadap sel kanker MCF-7 terlihat dari nilai IC50 sebagai berikut Produk 1 (IC50 = 0,00157 μg/ml), Produk 2 (IC50 = 100,897 μg/ml), Produk 3 (IC50 = 81,991 μg/ml), Produk 4 (IC50 = 8107,54 μg/ml), Produk 5 (IC50 = 77,9291 μg/ml), Produk 6 (IC50 = 25,4521 μg/ml). Berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh menunjukkan bahwa Produk 1 dan Produk 6 memiliki aktivitas yang kuat jika dibandingkan dengan Produk 3 dan Produk 5 yang kemampuan aktivitasnya termasuk sedang. Namun, produk 2 dan produk 4 tidak memiliki aktivitas antikanker terhadap sel kanker MCF-7.

Isatin (1H-indole-2,3-dione) is a natural heterocyclic compound extracted from various plants and has biological activity as an anticancer agent. Chalcones with the addition of several functional groups (hydroxyl, carboxyl, phenyl, etc.) may become useful templates for the development of new anticancer agents. Along with the times, isatin and chalcone have often been used as precursors in the manufacture of anticancer drugs, even in the manufacturing process using nanotechnology which is much more efficient and effective. In this study, we have synthesized Cu/NiO nanoparticles using the sol-gel method involving Annona muricata L leaf extract. Cu/NiO nanoparticles are used as catalysts for the synthesis of isatin-based chalcone and these compounds will be applied as anticancer agents against MCF-cancer cells. 7. The Cu/NiO nanoparticles obtained were characterized using FT-IR, XRD, FESEM-EDS. According to the characterization results, the crystal size for Cu/NiO nanoparticles was 5.4566 nm and the particle size was 25.081 ± 8.422 nm with irregular spherical shapes. The synthesis of isatin based on chalcone using the reflux method refers to the Claisen Schmidt condensation reaction using 5% mmol Cu/NiO nanoparticles resulting in yields for each product of 50% (product 1), 32.37% (product 2), 24.29% (product 3), 32.35% (product 4), 50.86% (product 5), and 69.88% (product 6). The effectiveness of the six products against MCF-7 cancer cells can be seen from the IC50 values as follows Product 1 (IC50 = 0.00157 μg/ml), Product 2 (IC50 = 100.897 μg/ml), Product 3 (IC50 = 81.991 μg/ml), Product 4 (IC50 = 8107.54 μg/ml), Product 5 (IC50 = 77.9291 μg/ml), Product 6 (IC50 = 25.4521 μg/ml). Based on the IC50 value obtained, it shows that Product 1 and Product 6 have strong activity when compared to Product 3 and Product 5, which have moderate activity capabilities. However, product 2 and product 4 did not have anticancer activity against MCF-7 cancer cells."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>