Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilmi Fadhilah Rizki
"Caulerpa lentillifera termasuk dalam genus Caulerpa yang umumnya ditemukan di perairan tropis dan subtropis. Polisakarida merupakan komponen terbesar yang terdapat pada rumput laut, dan memiliki beberapa aktivitas biologis yang berpotensi sebagai obat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengekstrak dan mengevaluasi polisakarida pada Caulerpa lentillifera sebagai bahan bioaktif antidiabetes. Sampel dimaserasi dengan etanol dan direndam selama semalaman pada suhu ruang. Selanjutnya, residu diekstraksi dengan air pada suhu 75oC selama tiga jam. Pengendapan filtrat dilakukan dengan penambahan etanol untuk sehingga diperoleh ekstrak kasar sebesar 4,16%. Ekstrak kasar dimurnikan dengan menggunakan kolom DEAE-Sepharose dengan hasil rendemean yang diperoleh sebesar 14,8%. Kedua ekstrak tersebut kemudian dikarakterisasi dengan menganalisis total karbohidrat dan sulfat dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, gugus fungsional dengan menggunakan FT-IR, komponen gula dengan menggunakan HPLC, dan analisis 1H-NMR. Aktifitas antidiabetes kedua ekstrak tersebut dianalisis secara in vitro dengan metode penghambatan enzim α-glukosidase. Berdasarkan hasil analisis tersebut, ekstrak yang telah dimurnikan memberikan aktivitas antidiabetes yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak kasar.

Caulerpa lentillifera belongs to Caulerpa genus which is commonly found in tropical and subtropical waters. Polysaccharides are the largest component found in seaweed, and have several biological activities that have the potential in medicinal. Therefore, this study aims to extract and evaluate the polysaccharides in Caulerpa lentillifera as antidiabetic bioactive material. The sample was macerated by adding ethanol and soaked overnight at room temperature. Furthermore, the dry residue was extracted by water at 75oC for three hours. The filtrate precipitation was done by adding ethanol and the crude extract was obtained 4.16%. The crude extract was purified using the DEAE-Sepharose column with the resulting yield obtained 14.8%. Both extracts were then characterized by analyzing total carbohydrates and sulfates using a UV-Vis spectrophotometer, functional groups using FT-IR, sugar components using HPLC, and 1H-NMR analysis. The antidiabetic activity of the two extracts was analyzed by in vitro by the α-glucosidase inhibition method. Based on the results of the analysis, purified polysaccharide extract gave higher antidiabetic activity than crude extract."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Adani Putri
"Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit dengan penderita yang cukup banyak di dunia. Indonesia sendiri merupakan negara yang menempati urutan keempat dengan jumlah penderita diabetes terbanyak sedunia. Berbagai pengobatan selalu dikembangkan untuk menurunkan jumlah penderita diabetes tiap tahunnya, salah satu pilihan adalah pengobatan herbal. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tanaman dari suku Clusiaceae memiliki khasiat sebagai anti diabetes, Calophyllum hosei Ridl. merupakan salah satunya. Dalam penelitian ini, C. hosei akan diteliti lebih lanjut khasiatnya terhadap penghambatan alfa-glukosidase yang akan menentukan apakah tanaman ini memiliki khasiat sebagai anti diabetes. Ekstrak etanol dari tanaman C. hosei difraksinasi menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan butanol sehingga dihasilkan fraksi bertingkat. Fraksi-fraksi tersebut kemudian diuji aktivitas penghambatan alfa-glukosidase menggunakan alat spektrofotometri multiwell dengan panjang gelombang 405 nm untuk menentukan nilai persen inhibisi yang akan digunakan untuk menentukan nilai IC50. Fraksi yang berpotensi memiliki khasiat kemudian dipisahkan dengan menggunakan kromatografi kolom dengan pelarut bertingkat. Subfraksi yang dihasilkan kemudian diuji aktivitas penghambatan alfa-glukosidase untuk menentukan nilai persen inhibisi. Subfraksi yang paling tinggi persen inhibisinya kemudian akan dicari nilai IC50. Fraksi n-heksan, etil asetat, butanol dan air masing-masing memiliki IC50 sebesar 327,88; 119,4; 34,43 dan 102,33 ppm. Sedangkan subfraksi teraktif memiliki nilai IC50 sebesar 84,36 ppm. Akarbose yang digunakan sebagai pembanding memiliki nilai IC50 sebesar 91,17 ppm.

Diabetes mellitus is a disease with a lot of patients in the world. Indonesia itself is a country that ranks fourth in the number of diabetics worldwide. Various treatments have always been developed to reduce the number of people with diabetes each year, alternative options such as herbal medicine is one of them. A lot of experiences shown that plants from family clusiaceae have a efficacy as an antidiabetic drug, one of them is Calophyllum hosei Ridl. In this study, C. hosei will be further examined efficacy against inhibition of alpha-glucosidase that will determine whether this plant has efficacy as an anti diabetic drug. The ethanol extract from plant C. hosei Ridl. is fractionated by using a funnel to obtain fraction of n-hexane, ethyl acetate, butanol and water. Fractions are then tested as alpha-glucosidase inhibition activity as a parameter using a multiwell spectrophotometry with a wavelength of 405 nm to determine the percent inhibitory values that will be used to determine the IC50 value. Faction that has potential, which is ethyl acetate fraction, then isolated using column chromatography with solvent that gradually rising its polarity. Subfractions then tested using alpha-glucosidase inhibition activity as a parameter to determine the percent inhibition values. Subfraction with highest percent inhibitory then used as a sample to determine the IC50 value. Fraction of n-hexane, ethyl acetate, butanol and water each have IC50 of 327.88; 119.4; 34.43 and 102.33 ppm. While the most active subfraction from ethyl acetate fraction has IC50 value of 84.36 ppm. Acarbose, which has used as a comparator, has IC50 value of 91.17 ppm."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajrina Adistiabudi Khairani
"Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah diatas normal (hiperglikemia). Bahan alami yang mengandung zat hipoglikemik dapat menjadi alternatif pengobatan DM, salah satunya adalah daun sambiloto (Andrographis paniculata). Daun sambiloto mengandung senyawa andrografolid dan flavonoid yang memiliki aktivitas anti-diabetes. Metode penelitian diawali dengan preparasi simplisia yang dilanjutkan dengan fermentasi menggunakan Aspergillus niger dengan variasi suhu fermentasi 26°C, 30°C, 34°C, dan 37°C. Sampel kemudian diekstraksi sonikasi pada frekuensi 42 kHz dengan pelarut etanol 70%. Dari keempat variasi suhu fermentasi, yield terbaik didapatkan pada suhu fermentasi 37°C dengan yield sebesar 14,85%. Hasil ekstraksi digunakan pada uji antidiabetes dengan membandingkan sampel yang diberi enzim α-glukosidase dengan variasi konsentrasi ekstrak kasar 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 500 ppm, dan 5000 ppm dan dihitung absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Rata-rata nilai inhibisi terbaik ditunjukkan pada ekstrak dengan suhu fermentasi 37°C. Analisis komponen kimia dilakukan menggunakan GC-MS dan didapatkan komponen terbanyak yaitu asam karboksilat dan asam dekanoat. Jumlah kedua komponen tersebut lebih banyak pada ekstrak terfermentasi dibandingkan dengan ekstrak tidak terfermentasi.

Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by an increase in blood glucose levels above normal (hyperglycemia). Natural ingredients containing hypoglycemic substances can be an alternative treatment for DM, one of which is bitter leaf (Andrographis paniculata). Sambiloto leaves contain andrographolide and flavonoid compounds that have anti-diabetic activity. The research method began with simplicia preparation followed by fermentation using Aspergillus niger with variations in fermentation temperature of 26 ° C, 30 ° C, 34 ° C, and 37 ° C. The sample was then extracted with sonication at a frequency of 42 kHz with 70% ethanol solvent. Of the four fermentation temperature variations, the best yield is obtained at 37 ° C fermentation temperature with yields of 14.85%. Extraction results were used in antidiabetic tests by comparing samples given α-glucosidase enzymes with variations in crude extract concentrations of 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 500 ppm, and 5000 ppm and the absorbance was calculated using UV-Vis spectrophotometry. Crude extract with fermentation in 37 ° C showed the biggest mean inhibition effect. Chemical component analysis was carried out using GC-MS and obtained the most components, namely carboxylic acid and dexoic acid. The amount of the two components is more in the fermented extract compared to the unfermented extract.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Gama Ramadhan
"Diabets melitus merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, oleh karena itu obat-obat bagi penderita diabetes terus dikembangkan. Salah satunya adalah obat-obat penghambat α-glukosidase yang dinilai memiliki efek samping yang lebih kecil dibanding obat anti diabetes oral dari golongan lain. Hal ini menyebabkan pencarian senyawa penghambat α-glukosidase dari bahan alam sering dilakukan, terutama senyawa yang berasal dari mikroorganisme. Kapang endofit merupakan salah satu mikroorganisme yang merupakan sumber senyawa metabolit aktif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi kapang endofit dari daun Johar (Cassia siamea Lamk.) dan memperoleh hasil uji aktivitas penghambatan α-glukosidase dari hasil fermentasi kapang endofit sebagai daun C. siamea Lamk. Pada penelitian ini dilakukan isolasi kapang endofit dari daun C. siamea Lamk. yang telah terbukti melalui penelitian secara in vivo dapat mengontrol kadar gula darah tikus diabetes. Lima koloni kapang endofit berhasil diisolasi dari daun Johar, dan selanjunya setiap isolat difermentasi. Hasil fermentasi diekstraksi dengan pelarut etil asetat dan metanol. Pada penelitian ini diperoleh sembilan ekstrak yang memiliki aktivitas penghambatan α-glukosidase lebih baik dari akarbose dengan nilai IC50 terkecil sebesar 28,40 ppm.

Diabetes mellitus is one of the major health problems in Indonesia. Thus, medications for this disease keep going to develop, which one of them is α-glucosidase inhibitor known for their fewer side effects than other antidiabetic oral drugs. Moreover, searching of α-glucosidase inhibitor from natural compound was recently done by many scientists to find the new active compounds. Endophytic fungi have great potential as a source of α-glucosidase inhibitory compounds.
This research aims to isolate the endophytic fungi from Johar leaves and to obtain the results of α-glucosidase inhibition assay from fermentation culture of endophytic fungi from Cassia siamea Lamk. On this research, we isolated the endophytic fungi from leaves of Cassia siamea Lamk., proven through in vivo studies, are able to control the blood glucose level of diabetic rats. We successfully isolated five endophytic fungi colonies, and then each isolate was fermented and extracted with ethyl acetate and methanol solvent. Nine extracts showed better α-glucosidase inhibitory activity than acarbose with the smallest 50 value was 28.40 ppm."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S826
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nunung Sukaeti
"Telah dilakukan penelitian tentang gambaran pengobatan pasien diabetes melitus (OM) di Rumah Sakit Umum Pendidikan (RSUP) Fatmawati Jakarta. Analisis data terhadap pasien OM RSUP Fatmawati belum pernah dilakukan kembali sejak 10 tahun terakhir, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan pengelolaan pasien OM. Tujuan penelitian untuk mendapat gambaran tipe OM dan gambaran pengobatan pasien OM rawat jalan. Manfaat penelitian adalah dapat mengamati indikasi ketidakpatuhan berobat pasien OM sebagai bahan masukan untuk rumah sakit. Penelitian dilakukan secara cross sectional cleskriptif selama kurun waktu Januari 2004 - Mei 2004 terhadap data sekunder Februari 2002 - Februari 2004 (n = 315), serta pengisian angket dan pemeriksaan hemoglobin glikosilasi (HbA1c) (n = 257). Indikator yang dipakai adalah angka proporsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : proporsi OM tipe 2 adalah 99,05%; ratarata nilai HbA1c adalah 7,25; proporsi HbA1c (menurut kriteria PERKENI 2002) : baik 32,29% (HbA1c < 6,5), sedang 41,64% (HbA1c 6,5 - 8) dan buruk 26,07% (HbA1c > 8). Proporsi obat-obat anti diabetes adalah sulfonilurea (generasi 1, 2, 3) 24,12%, biguanid 22,96%, kombinasi sulfonilurea dan biguanid 30,35%, insulin 13,23%, kombinasi oral dan insulin 5,84%; proporsi keadaan tanpa obat oral 13,01%, suntikan 2,22%. Proprosi efek samping : hipoglikemia 21,6%, gastritis 6,62%; proporsi : edukasi 66,70%, konseling gizi 95,34% dan konseling obat 26,46%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
T39536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library