Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mai Ria Suzanna
"Terjemahan beranotasi adalah karya ilmiah yang disusun dengan memberikan anotasi (catatan) tentang permasalahan penerjemahan serta solusinya, baik dari segi linguistis maupun sosial-budaya. Tujuan terjemahan beranotasi adalah memberikan pertanggungjawaban atas padanan yang dipilih oleh penerjemah. Terjemahan beranotasi ini akan membahas penerjemahan pada novel Frankly, Frannie! karya AJ. Stern ke dalam bahasa Indonesia. Novel anak ini dipilih berdasarkan ketertarikan penerjemah pada karakter Frannie yang memiliki imajinasi tinggi dan gaya bahasa yang khas serta latar budaya yang khas Amerika Serikat.
Penerjemahan dilakukan dengan metode semantis dan komunikatif agar terlihat indah dan alami, serta makna kontekstual dapat diterima dan dipahami pembaca sasaran. Dalam anotasi terjemahannya, dibahas beberapa prosedur penerjemahan yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan pemadanan. Selanjutnya, saya merujuk pada pelbagai kamus, mengunjungi laman di Internet, dan melakukan wawancara. Banyak hal yang harus dipertimbangkan agar terjemahan menjadi wajar dan berterima dalam budaya BSa anak-anak. Oleh karena itu, pemahaman mengenai metode dan prosedur penerjemahan menjadi acuan bagi saya dalam menerjemahkan.

An annotated translation is a translation done by providing annotations about the discussion of translation problems and solutions, both in terms of linguistic and socio-cultural. The purpose of the annotations is to justify the choices of translation which have been made by the translator. This annotated translation will discuss the translation on Frankly, Frannie! novel by AJ. Stern into Indonesian. Children's novel was selected based on the translator's interest of Frannie's character that has a unique imagination and language style and also contains American background culture.
The method used in translating are semantic and communicative methods to look beautiful and natural, and the contextual meaning can be accepted and understood by the target readers. In doing annotations, translation techniques applied to solve equivalent problems. Furthermore, I refer to various dictionaries, visit the web sites, and conduct interviews. Many things must be considered to be reasonable and acceptable translation in children's TL culture. Therefore, the understanding of methods and procedures of translation becomes a reference for me in translating.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T29535
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sumbayak, Ruldey
"Dalam menerjemahkan teks sumber, buku Battlefield of the MindÂ?Devotional, penerjemah menggunakan metodologi penerjemahan fungsional model Christiane Nord (1997). Menurut pandangan Nord, penerjemahan adalah suatu bentuk tindak komunikasi lintas budaya dengan suatu tujuan tertentu. Penerjemah berperan sebagai mediator. Penerjemah dalam melakukan tugas profesinya berpedoman pada tujuan penerjemahan teks sumber sebagaimana yang tercantum pada arahan yang dibuat oleh klien dan telah disepakati oleh penerjemah. Arahan berisi informasi mengenai teks sasaran yang diharapkan. Informasi tersebut, antara lain, adalah Tujuan menerjemahkan teks sumber, fungsi teks sasaran, Pembaca teks sasaran, Medium yang digunakan, Waktu dan tempat teks sasaran diperkirakan dapat diterima olej pembaca sasaran. Untuk menghasilkan teks terjemahan yang sesuai dengan arahan, penerjemah menganalisis teks sumber untuk mendapatkan informasi yang sama dengan yang tersebut di atas tetapi mengenai teks sumber. Dalam terjemahan ini, teks sumber dianalisis dengan analis teks model Halliday dan Hasan (1976, 1985), dan Martin Joos (1962). Penerjemah kemudian membandingkan informasi hasil analisis teks sumber dengan informasi yang ada pada arahan. Setelah membandingkan keduannya, penerjemah diharapkan dapat mengidentifikasi permasalahan dalam menerjemahan teks dan diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut secara relatif lebih mudah karena masalahnya sudah dapat identifikasi.

The Functional approach to translation as discussed by Christiane Nord in her book (Translating as a Purposeful Activiy.1997) is applied in this annotated translation. This functional approach sees translating as a purposeful activity. The prime principle determining any translation process is the purpose. In the course of the translation, the translator first of all, acts as a receiver of the source text as well as the translation brief. The translation brief contains the following information. The motive for the production of or reception of the target text, The function of the target text, The target-text addresses, The medium over which the target text will be transmitted, The prospective time and place of the target-text reception. In order to produce the target text that meets the translation brief, the translator analyzes the source text. The focus on analyzing the source text is the various aspects of the source text context that might rise to translation problems. In this particular translation, the source text is analyzed in terms of field, tenor, and mode, and in terms of language and organization that expresses the aspects of the source text context (Halliday and Hasan. 1976, 1985) as well as in terms to level of the source text formality. (Martin Joos. 1962). After comparing the source text-in-situation and the target text-in-situation given in the brief, the translator should be in position to identify the translation problems and should be able to come up with adequate translation solutions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T37483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zusmeidar
"Terjemahan beranotasi adalah terjemahan yang dilengkapi dengan catatan yang menyampaikan pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilihnya. Karena tujuan utama penerjemahan mengalihkan pesan dari BSu ke BSa, penerjemah buku Nasty Bosses menerapkan prosedur, metode, dan teknik penerjemahan sebelum mulai menerjemahkan. Ketiga prosedur-analisis, pengalihanan termasuk de-verbalisasi, dan restrukturisasi teks dilakukan untuk mengatasi dua masalah-ketidakmampuan memahami arti kata, frasa, kalimat, dan paragraf dalam TSu dan kesulitan dalam penerjemahan; menandai, memberikan nomor, dan mengelompokkan ungkapan-ungkapan yang akan dianotasi. Masalah yang dihadapi penerjemah buku Nasty Bosses antara lain dalam menganalisis masalah, misalnya mengidentifikasi idiom dan/atau membedakan idiom dari ungkapan biasa, dan penerapan teknik dan metode yang sesuai untuk mendapatkan padanan yang tepat. Ini disebabkan ungkapan-ungkapan dalam buku Nasty Bosses berbentuk metaforis dan idiom yang mengakibatkan penerjemah terlebih dahulu harus menganalisa makna TSu berdasarkan konteksnya. Setelah selesai menerjemahkan, penerjemah memahami bahwa dalam menerjemahkan tidak cukup hanya berdasarkan metode, prosedur dan teknik melainkan juga memiliki wawasan yang luas.

An annotated translation is a translation completed with a note or annotation showing the translator's responsibility in choosing the equivalent words. Since the core of translation is to transfer or reproduce the source language message into the target language, the translator of Nasty Bosses, before translating, applied the procedures, methods, and techniques of translation. The three procedures-analyzing, transferring including de-verbalizing, and restructuring the text are done in order to solve the two practical problems-the incapability of comprehending meaning of words, phrases, sentences, and paragraph of the source text and the difficulty in translating such as marking, numbering, and grouping the expressions going to be annotated. The problems faced by the translator of Nasty Bosses among others are analyzing the problems, such as identifying idioms and/or distinguishing them from common expression, and applying the techniques and methods suitable and applicable to get accurate equivalence. This because the annotated expressions of Nasty Bosses are expressions such as idiom and metaphor which make the translator analyze its contextual meaning first. Having finished translating, the translator got the impression that doing the translation is not enough only by basing on the method, procedure, and technique but also by having wide horizon."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karnedi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aplikasi metafora konseptual dalam buku teks bidang ekonomi dan bagaimana penerjemah mengatasi masalah penerjemahan berbagai kategori dan/atau jenis metafora konseptual dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Kajian dilakukan dengan menggunakan: (1) pendekatan kognitif, (2) pendekatan berbasis korpus, (3) model komparatif, dan (4) teori strategi penerjemahan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa analisis teks sebagai sebuah studi kasus. Analisis terjemahan sebagai sebuah produk didasarkan pada sebuah korpus paralel (data) yang berasal dari tiga buku teks ekonomi berbahasa Inggris (subkorpus teks sumber) dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia (subkorpus teks sasaran) oleh tiga penerjemah dan diterbitkan masing-masing oleh tiga penerbit lokal yang berbeda. Identifikasi penggunaan ungkapan metaforis dalam kedua subkorpus itu dilakukan dengan menggunakan program WordSmith Tools versi 5.0.
Dua temuan utama dalam penelitian ini adalah: (1) 19 jenis metafora yang meliputi ketiga kategori metafora konseptual, yakni 11 jenis metafora struktural, 7 jenis metafora ontologis, dan 1 jenis metafora orientasional; frekuensi kemunculan itu menunjukkan kecenderungan penulis teks sumber menggunakan metafora struktural untuk menjelaskan berbagai konsep, teori, argumen dalam ilmu ekonomi, serta realitas perekonomian dalam buku teks bidang ekonomi, (2) untuk mengatasi masalah penerjemahan metafora konseptual, penerjemah menerapkan tiga metode penerjemahan yang lebih berorientasi pada bahasa sumber (berdasarkan sejumlah prosedur penerjemahan metafora konseptual dan teknik penerjemahan yang digunakan), yaitu metode penerjemahan harfiah, metode penerjemahan setia, dan metode penerjemahan semantis. Dapat disimpulkan bahwa penerjemah mengadopsi ideologi foreignisation ketika menerjemahkan metafora konseptual dalam buku teks bidang ekonomi dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
Relevansi temuan penelitian ini dengan temuan penelitian sejenis adalah penerjemahan buku teks bidang ekonomi sebagai salah satu bentuk teks khusus (genre) yang memiliki fungsi informatif juga cenderung lebih mengutamakan ciri, bentuk, dan makna teks sumber dalam teks sasaran sebagai cerminan dari ketiga metode penerjemahan serta ideologi foreignisation yang dianut. Di sisi lain, metode penerjemahan komunikatif dan ideologi domestication yang berorientasi pada bahasa sasaran juga diadopsi oleh penerjemah. Dengan kata lain, penerjemah cukup terbuka terhadap kedua kutub ideologi penerjemahan itu. Sebagai kesimpulan, penelitian ini turut memperkuat temuan penelitian terdahulu tentang teori metafora konseptual (pendekatan kognitif) dan teori strategi penerjemahan yang terdiri dari ideologi penerjemahan, metode penerjemahan, prosedur penerjemahan metafora, dan teknik penerjemahan.

ABSTRACT
This research aims to investigate the application of conceptual metaphors in economics textbooks and what translation strategies that the translators employ in order to cope with the problems of translating those categories of conceptual metaphors and/or types of metaphors from English into Indonesian. Investigation is based on: (1) a cognitive approach, (2) a corpus-based approach, (3) a comparative model and (4) a theory of translation strategies. The research is conducted on the basis of a qualitative method, particularly a textual analysis in the form of a case study. An analysis of translation as a product is done on the basis of a parallel corpus (data) taken from three English textbooks on economics (the source text subcorpus) and their translations in Indonesian (the target text subcorpus) translated by three translators and published respectively by three local publishers. The use of metaphorical/linguistic expressions in the study corpus is identified by using WordSmith Tools version 5.0.
Two research findings are as follows: (1) nineteen types of metaphors are found in the source text subcorpus representing the three categories of conceptual metaphors: eleven types of structural metaphors, seven types of ontological metaphors and one type of orientational metaphor; the frequencies reflect the source text writers? preference to explain those concepts, theories and arguments in economics, as well as realities of economy in economics textbooks; (2) in order to deal with the problems of translating conceptual metaphors, translators use three major translation methods (i.e. literal translation, faithful translation and semantic translation) based on a number of metaphor translation procedures and translation techniques identified. This translation phenomenon indicates that they adopt the ideology of foreignizing strategy when translating conceptual metaphors in economics textbook from English into Indonesian.
These findings to some extent are closely linked to other research findings in translation studies in the sense that the translation of economics textbooks as one type of specific text (genre) with informative function also tends to maintain the characteristics, forms and meanings of the source language in the target text, rather than the target language. This phenomenon again reveals the three translation methods and the translation ideology being adopted (i.e. foreignisation). However, the communicative method and the ideology of domesticating strategy (domestication) which gives more emphasis on the target language are also adopted by the translators. In other words, the translators seem to be quite open to the two binary ideologies of translation. To sum up, this research strongly supports other relevan research in association with the theory of conceptual metaphor (cognitive approach) and the theory of translation strategies which consists of ideology of translation, translation methods, translation procedures and translation techniques."
Depok: 2011
D1288
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Praptiningtias Dwi Satiti
"Tesis ini adalah terjemahan beranotasi. Catatan diberikan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas padanan yang dipilih selama penerjemahan. Teori yang digunakan meliputi metode, prosedur, dan ideologi penerjemahan yang dipilih dan digunakan untuk menghasilkan terjemahan yang baik. Dalam penerjemahan TSu yang berupa memoar, metode yang digunakan adalah metode semantis. Anotasi meliputi kesepadanan di tataran kata dan frasa dengan total data anotasi 38 unsur. Ditemukan masalah penerjemahan yang berupa nama diri (3), nama jenis (2), onomatope (3), warna (7), neologisme filsafat (3), metafora (7), idiom (3), dan istilah (10) yang mencakup istilah arsitektur, kedokteran, dan pendidikan. Permasalahan yang dominan adalah frasa figuratif dalam BSu, sedangkan temuan baru yang belum pernah ada di tesis terjemahan beranotasi sebelumnya yaitu  neologisme filsafat. Penerjemahan memoar perjalanan yang ditulis oleh dua penulis berbeda generasi menuntut penerjemah untuk peka pada dua gaya bahasa, sudut pandang, dan pola pikir yang berbeda, demi teralihkannya pesan TSu dengan baik dalam BSa tanpa menghilangkan dua perbedaan itu.

This thesis is an annotated translation. The annotation is given as the form of responsibility on the equivalents chosen. The theories applied to produce a good translation in this study are methods, procedures, and ideology of translation. Since the source text is a memoir, semantic method is applied during its translation to the target text. The annotation is conducted to words and phrases with a total of 38 data. Translation problems are found in the form of proper name (3), type name (2), onomatopoeia (3), color (7), neologism in philosophy (3), metaphor (7), idiom (3), and terms (10) including term of architecture, medic, and education. The dominant problem found is the use of figurative phrases, whereas the new finding in this thesis is equivalents of neologism in philosophy. In translating memoir written by two different authors demand the translator to be sensitive to two different language styles, viewpoints, and mindsets. So that, the source text messages can be transferred into the target language well without neglecting the two unique differences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T52555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haru Deliana Dewi
"Terjemahan beranotasi ini merupakan penjelasan teoretis tentang proses penerjemahan buku Cats: Pocket Reference Book dalam bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Kucing. Buku Referensi Saku. Penerjemahan dilakukan oleh saya sendiri. Penjelasan dalam anotasi tugas akhir ini hanya membahas sejumlah istilah dan ungkapan yang berhubungan dengan kucing dan bukan masalah bahasa umum. Uraian dalam anotasi didukung oleh beberapa teori tentang penerjemahan dengan sejumlah metode dan prosedur penerjemahan yang ada, kamus ekabahasa (Inggris-Inggris dan Indonesia-Indonesia) dan kamus dwibahasa (Inggris-Indonesia dan Indonesia-lnggris), ensiklopedia, buku-buku tentang kucing berbahasa Indonesia dan Inggris, artikel tentang kucing dari situs Internet, majalah kucing, dan narasumber yang mengenal hewan ini dengan baik. Anotasi juga dilengkapi dengan gambar-gambar untuk memperjelas keterangan yang diberikan. Temuan dari terjemahan beranotasi buku Cats ini diharapkan dapat memperkaya kosakata bahasa Indonesia pada umumnya, yakni kosakata bidang perkucingan pada khususnya.

This annotated translation is a theoretical explanation on the translation process of Cats: Pocket Reference Rook, an English book, to be translated into Indonesian entitled Kucing: Buku Referensi Sakti. The translation was done by myself. The explanation in the annotation of this final assignment is limited to terms and expressions related to cats, excluding common language problems. Elaboration made in annotation is supported by some theories of translation with certain methods and procedures of translation available, monolingual (English-English and Indonesian-Indonesian) and bilingual (English-Indonesian and Indonesian-English) dictionaries, an encyclopedia, Indonesian and English books of cats, articles about cats from Internet websites, cat magazines, and resource persons who know cats well. The annotation is also equipped with some pictures to make the explanation given clearer. The findings from this annotated translation of Cats are hopefully able to enrich Indonesian vocabulary in general, especially the vocabulary about cats."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T38081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Era Bawarti
"Terjemahan beranotasi adalah memberikan catatan atas padanan yang dipilih dalam menerjemahkan sebuah teks, dalam hal ini adalah sastra anak. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode semantis dan komunikatif. Keduanya dipilih agar nuansa estetis dan pesan yang terdapat dalam teks sumber dapat disampaikan kembali dalam teks sasaran dengan padanan yang wajar dan berterima. Permasalahan yang kerap kali muncul dalam proses penerjemahan sastra anak adalah berkaitan dengan unsur kebahasaan (laras dan ragam bahasa) serta unsur kebudayaan. Penerapan berbagai teknik penerjemahan merupakan cara saya menyelesaikan permasalahan itu. Selanjutnya, saya melakukan anotasi pada tataran kata, frasa, dan kalimat, berbekal penelusuran dokumen, pengacuan pada kamus, survei kecil, serta diskusi dengan narasumber. Dapat disimpulkan bahwa metode semantis dan komunikatif merupakan solusi bagi penerjemahan novel anak ini, yang diterapkan melalui berbagai pilihan teknik penerjemahan.

An annotated translation is adding notes for the equivalence I chose while performing a translation of a text, which is that of children?s literature one.Translation methods applied are those of semantic and communicative. Both methods are chosen in order to render source text?s aesthetic nuance as well as message of in the target text. Problems that often occur in the translation process are related with linguistic factor (register and language variety) and cultural differences. The deployment of several translating techniques attempts to address those problems. Annotations were conducted at the levels of words, phrases, and sentences, by referring to various dictionaries and websites, along with a small-scale survey and several discussions with informants. In conclusion, it is justified that semantic and communicative methods are suitable for translating both novels, which are represented by the using of several translation techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T 28635
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danar Sri Wijatanti
"Terjemahan beranotasi adalah hasil penerjemahan yang dilengkapi dengan catatan penerjemah sebagai pertanggungjawaban atas padanan yang dipilih. Tujuan penerjemahan beranotasi dua artikel berjudul ?Turning Work and Lifelong Learning inside out: a Marxist―feminist Attempt? karya Shahrzad Mojab dan ?But What Will we Eat: Research Questions and Priorities for Work and Learning? karya Astrid Von Kotze adalah untuk menjelaskan metode dan prosedur penerjemahan yang sesuai untuk menerjemahkan teks argumentasi dan dengan publik pembaca terjemahan. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana mencapai kesepadanan dalam penerjemahan ini, dan bagaimana menghasilkan terjemahan yang berterima bagi pembaca bahasa sasaran. Terjemahan beranotasi teks ini menyangkut tinjauan kritis terhadap pendidikan orang dewasa, dengan berbagai istilah khusus dari berbagai bidang ilmu lain. Selain itu, terdapat tantangan untuk menyederhanakan gagasan dalam kalimat panjang dan kompleks sehingga dapat dipahami pembaca sasaran. Untuk menghasilkan terjemahan yang berterima bagi pembaca bahasa sasaran, saya menerapkan metode penerjemahan komunikatif dan metode penerjemahan idiomatis. Adapun prosedur yang saya terapkan antara lain padanan deskriptif, parafrasa, naturalisasi, penerjemahan resmi, modulasi, padanan budaya, transferensi, couplet, dan penerjemahan metafora. Selain itu, saya juga menerapkan strategi penggunaan kata yang lebih netral dan penghilangan kata. Untuk menerjemahkan teks ini, seorang penerjemah tidak cukup berbekal pengetahuan di bidang pendidikan orang dewasa saja, melainkan juga membutuhkan wawasan yang luas dalam berbagai disiplin ilmu untuk menghasilkan terjemahan yang berterima.

An annotated translation is a translation completed with the translator's note showing the translation's responsibility in choosing the equivalent words. The aim of translating the two articles such as ?Turning Work and Lifelong Learning inside out: a Marxist―feminist Attempt? written by Shahrzad Mojab and ?But What Will we Eat: Research Questions and Priorities for Work and Learning? written by Astrid Von Kotze is to explain appropriate translation methods and procedures for translating argumentatif texts that meets the readers's needs. The research questions are how to achieve translation equivalents and how to make natural translation for the target readers. The annotated text deals with critical review toward adult learning in which there are some terminology from other fields. Besides, there are challenges to transfer some ideas wrapped in difficult wordings and complex sentences in the source text into simpler sentences in the target text. To make natural translation for the target readers, I apply communicative and idiomatic methods. In addition, I apply various procedures such as descriptive equivalent, paraphrase, naturalization, recognized translation, modulation, cultural equivalent, transference, couplet, and translating metaphors. Besides, I use strategy of using a more neutral word and translation by omission. A translator does not only need to equip him/herself with knowledge in adult learning but also widen his/her perspective in various knowledge in order to make natural translation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31933
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Jaya
"Terjemahan beranotasi adalah hasil terjemahan yang disertai anotasi atau pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilihnya. Penerjemahan dan pembuatan anotasi melibatkan sejumlah teori, seperti metode, strategi, tahap, ideologi, dan etik penerjemahan yang harus dipilih atau dijalankan untuk menghasilkan terjemahan yang sesuai dengan tujuan (skopos) penerjemahan. Metode semantis dan ideologi pengasingan menjiwai penerjemahan TSu. Metode semantis cocok digunakan karena TSu kaya akan istilah budaya unik yang harus dijelaskan. Ideologi pengasingan cocok digunakan untuk mempertahankan nuansa kerajaan Inggris zaman Tudor. Pengetahuan skematis yang besar tentang sejarah dan kebudayaan Inggris kuno diperlukan untuk dapat memahami TSu dan menemukan padanan yang tepat. Di dalam penerjemahan karya sastra, kemampuan menulis amat diperlukan untuk tidak hanya mengalihkan pesan, tetapi juga mempertahankan sifat puitis terjemahan.

An annotated translation is a translation supported by annotations or translator's commentary on the equivalents chosen. Translating and annotating processes require a set of theory, consisting of methods, strategies, procedures, ideology, and ethics of translation, which must be selected or applied to produce a translation based on certain translation goals (skopos). Semantic method and the ideology of foreignization are dominant throughout the translation process. Semantic method is chosen because the ST is full of culturally-bound expressions requiring sufficient explanations. Foreignization is chosen to emphasize the Tudor England setting. Substantial schematic knowledge is required to fully understand the ST and choose the most accurate equivalents. In translating a novel, a literary talent is essential for not only transferring the messages, but also preserving the poetic nature of the translation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theta Karunia
"Penerjemahan karya sastra erat hubungannya dengan kebudayaan suatu bangsa. Salah satu penerjemahan karya sastra yang memiliki kesulitan tinggi dalam penerjemahannya adalah puisi. Puisi khususnya pada karya sastra anak harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami, singkat, dan jelas. Ini dilakukan dengan menyesuaikan kemampuan berbahasa anak yang masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah memilah metode penerjemahan puisi yang paling tepat untuk digunakan pada karya sastra anak usia 8 – 12 tahun. Unit analisis adalah kata, frasa, dan kalimat. Dari sembilan baris puisi yang diteliti, peneliti menggunakan tiga metode penerjemahan puisi dari tujuh metode penerjemahan Andre Lefevere. Ketiga metode tersebut adalah terjemahan literal, terjemahan bersajak, dan terjemahan puisi bebas. Ketiga metode ini dipilih karena dirasa paling tepat untuk menerjemahkan puisi pada buku anak Madinatul Asyqiya.

The translation of literary works is closely related to the culture of a nation. One of the translations of literary works that have high difficulty in translation is poetry. Poetry especially in children's literary works must use language that is easy to understand, concise, and clear. This is done by adjusting due to children's limited language abilities. The purpose of this study is to sort out the poetry translation method that is most appropriate for use in literary works of children aged 8-12 years. From the nine lines of poetry studied, researchers used three methods of translating poetry from seven Andre Lefevere translation methods. The three methods are literal translation, rhyme translation, and free poetry translation. These three methods were chosen because it was felt to be the most appropriate way to translate poetry in the children's book Madinatul Asyqiya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T54781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>