Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novi Kurnia
"Latar belakang: Malnutrisi rumah sakit (MRS) adalah penurunan berat badan selama perawatan di rumah sakit. MRS diketahui memperpanjang lama rawat, meningkatkan morbitas dan mortalitas, namun faktor-faktor yang berasosiasi dengan terjadinya MRS pada pasien bedah anak, masih belum diketahui.
Metode penelitian: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui angka kejadian MRS pada pasien bedah anak, dan mengetahui faktor-faktor yang berasosiasi dengan terjadinya MRS. Dilakukan pengamatan terhadap 50 pasien bedah anak yang dirawat di ruang rawat BCh RSUPN dr. Cipto Mangukusumo Jakarta selama Juli-Desember 2015. Data usia, jenis penyakit, status gizi awal, jenis perawatan, lama puasa, lama operasi, lama rawat, dan jenis operasi dicatat. Dilakukan analisis untuk mencari asosiasi antara variabel-variabel tersebut dengan MRS.
Hasil penelitian: Didapatkan angka kejadian MRS sebesar 40%. Dari variabel kategorik (usia, jenis perawatan, jenis diagnosis, status gizi awal dan jenis operasi) hanya jenis operasi yang berasosiasi dengan MRS (p = 0,013). Sedangkan antara variabel numerik (lama puasa, lama operasi, lama rawat) hanya lama rawat pascaoperasi yang berasosiasi dengan MRS (p = 0,009).
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa beban tindakan operatif berasosiasi dengan angka kejadian MRS, MRS berasosiasi dengan peningkatan masa rawat pascapembedahan.

Background: Hospital malnutrition is defined as weight loss during hospitalization. Hospital malnutrition is known to increase length of stay, mortality and morbidity, however the factors associated with the development of hospital malnutrition, especially in pediatric surgery patient population, has not been clearly recognized.
Method: This study was done to evaluate the occurence of hospital malnutrition in pediatric surgery population and to identify the factors associated with hospital malnutrition. Primary data was gathered from 50 pediatric surgery patients hospitalized in BCh ward of Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital (CMNGH) within July-December 2015. Data on age, diagnoses, nutrition status at admission, whether any procedure was done during hospital stay, fasting duration, operation duration, length of stay and classification of surgical procedure done were compiled. Analysis was done to identify the association between these variables and hospital malnutrition.
Result: The occurence of hospital malnutrition among pediatric surgery population in 2015 was 40%. Among the categorical variables (age, diagnoses, nutrition status at admission, whether any procedure was done during hospital stay, classification of surgical procedure) only the classification of surgical procedure was found to be significantly associated with hospital malnutrition (p = 0,013). Meanwhile, among the numerical variables (fasting duration, operation duration, length of stay) only postoperative length of stay was associated with hospital malnutrition (p = 0,009).
Conclusion: It can be inferred that the burden of surgery is associated with hospital malnutrition, and in turn hospital malnutrition is associated with increased postoperative length of stay.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmat Rudyana
"ABSTRAK
Infeksi lokal pada pemasangan terapi intravena di RSU Cibabat Cimahi pada tahun 2005
ada pada kisaran 14 % sampai 29 %. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
pengaruh penerapan “Empat Panduan” dalam upaya menurunkan angka kejadian infeksi
lokal di Rumah Sakit Umum yang sama. Desain penelitian ini adalah eksperimen semu
dengan sampel 18 orang untuk kontrol dan 18 orang untuk perlakuan. Hasil yang
diperoleh berdasarkan hasil uji kesetaraan didapatkan seluruh variabel perancu memiliki
nilai p > 0,05 yang berarti seluruhnya setara. Dari hasil uji didapatkan rata-rata umur
pasien adalah 40,22 tahun, Umur termuda 20 tahun dan tertua 64 tahun, riwayat penyakit
pasien sebagian besar adalah Non Bedah (83,3%), untuk aspek alergi sebagian besar
pasien tidak mempunyai riwayat alergi (91,7%), untuk aspek diet sebagian besar pasien
berdiet makanan biasa (55,6%) untuk gaya hidup sebagian besar pasien tidak merokok
(69,4%) untuk jenis cairan sebagian besar pasien mendapatkan terapi cairan isotonik
(88,9%), Analisis lebih lanjut didapatkan kecenderungan timbulnya infeksi pada
kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok intervensi, namun begitu dari hasil
analisis diperoleh tidak ada perbedaan kejadian infeksi antara kelompok kontrol dan
kelompok yang mendapatkan intervensi (p = 0,486). Variabel confounding yang terlihat
memberikan pengaruh terhadap angka kejadian infeksi lokal pada pasien yang terpasang
terapi intravena yaitu umur (p=0,002) sedangkan variabel lainnya tidak memberikan
pengaruh secara signifikan terhadap timbulnya angka kejadan infeksi. Saran yang
diajukan dalam penelitian ini agar mencoba menerapkan standar modifikasi ”Empat
Panduan”.

ABSTRACT
The local infection of therapy intravenous at Public Hospital in Cibabat Cimahi in2005
was 14 % to 29 %. The aimed of this research was to obtain the influence of " Four
Guidelines" in order to reduce the rate of local infection at the similar Hospital. The
design of this research was a quasi experimental, with 18 patients for control group and
18 patients for treatment group. The result were based on equivalence test got by
entire/all variable of confounding have value of p > 0,05, the mean of responden age was
40,22 years, the youngest was 20 years old and oldest was 64 years old, the history of the
disease were non surgical patients ( 83,3%), did not have allergic family history
( 91,7%), no specific diet was consumed ( 55,6%). Sixtynine point four % respondent did
not smoke. Most of the patients ( 88,9%), received an isotonic fluid. Further analysis
explained the tendency of infection in control group in comparison to treatment group.
However, there was no difference in occurring of infection between these two groups
( p = 0,486). Age was one the confounding variables which influence the treatment
( p=0,002). Suggestion for this study in orther to try to apply “Four Guidelines”"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Munasirah
"Masalah yang dialami oleh ibu post partum salah satunya inkontinensia urin. Inkontinensia urin merupakan suatu keadaan keluarnya urin tanpa mampu di kontrol yang akhirnya menimbulkan berbagai masalah pada individu yang mengalaminya. Penelitian deskriptif ini dilakukan pada 136 wanita (17 - 45 tahun). Tujuan untuk mengetahui angka kejadian, dampak dan penanganan inkontinensia pada ibu postpartum dengan menggunakan instrumem The Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis (QUID) dan Incontinence Impact Questionnaire (UUQ) untuk mengevaluasi dampak inkontinensia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian inkontinensia pada ibu adalah 37,5% dengan usia antara 30 s/d 34, dimana multipara 80,4%, dimana 56,9% mengalami stress inkontinensia, 7,8% urge inkontinensia, dan 35,3% inkontinenisa campuran. sebagian besar (76,4%) tidak merasakan dampak dari masalah inkontinensia, dan sebagian besar (86,3%) masih kurang baik dalam penanganan inkontinensia. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa perlu peningkatan kesadaran pada ibu post partum terhadap masalah inkontinensia.

Problems experienced by post partum one of them is urinary incontinence. Urinary incontinence is a condition of urinary discharge without being able to control. eventually cause a variety of problems in individuals who experience. This descriptive study was conducted on 136 women (17 - 45 years). The objectives of this study were to know incidence rate, impact and managing incontinence in postpartum. To evaluate urinary incontinence used The Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis (QUID), and Incontinence Impact Questionnaire (IIQ) were used to evaluate the impact of incontinence. The incontinence incidence rate was 37.5% with age between 30 s / d 34, where multipara was 80.4%, of which 56.9% had incontinence stress, 7.8% urge incontinence, and 35.3% mixed incontinence. Most mothers (76.4%) did not feel the impact of the incontinence problem, and most (86.3%) were still poor in managing incontinence. From the result of the research, it is concluded that need to increase awareness on post partum mother to incontinence problem. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Budi Lestari
"Insomnia merupakan gangguan tidur yang dapat dialami oleh klien kanker payudara. Angka kejadian insomnia pada klien kanker payudara bervariasi, dan dilaporkan lebih tinggi dibandingkan dengan kanker lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian insomnia dan menjelaskan faktorfaktor menurut model Spielman yang berhubungan dengan insomnia pada klien kanker payudara. Metode penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel sejumlah 85 klien kanker payudara stadium I-III mengisi kuesioner mengenai keluhan insomnia, usia, adanya rangsangan sebelum tidur, cemas, depresi, nyeri, perilaku tidur, keyakinan dan sikap tentang tidur.
Hasil penelitian menunjukkan insomnia dialami oleh 16,47 % responden, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara nyeri, cognitive arousal, somatic arousal, dan perilaku/kebiasaan tidur dengan insomnia pada klien kanker payudara. Insomnia berhubungan secara bermakna dengan usia (p = 0,04), depresi (p = 0,037), kecemasan (p = 0,001) dan keyakinan serta sikap tentang tidur (p = 0,002). Faktor yang paling berhubungan dengan insomnia adalah keyakinan dan sikap tentang tidur. Perawat perlu melakukan pengkajian tentang keluhan insomnia pada klien kanker payudara secara terfokus sehingga dapat memberikan intervensi secara tepat.

Insomnia is a sleep disorder that could be experienced by breast cancer clients. The incident of insomnia in breast cancer clients varied and it was reported higher compared to other cancer. The objective of the research is to know the incident of insomnia and to find out the relationship between factors according to Spielman model to insomnia in breast cancer clients. The research utilized a desciptive analytic method with cross sectional approach. Total sample of 85 clients with stage I-III breast cancer answered the questionaire about insomnia, age, pre-sleep arousal, anxiety, depression, pain, sleep behavior, belief and attitude about sleep.
The result of the research showed that insomnia was experienced by 16.47% of the participants, and there were no significant relationship between pain, cognitive arousal, somatic arousal and sleep behavior / sleep pattern with insomnia in breast cancer clients. While the insomnia is related significantly with age (p=0,045), depression (p=0,037), anxiety (p=0,001) and the belief and attitude to sleep (p=0,002) where the belief and attitude to sleep became the most factor related to insomnia. Nurse needs to do a focused assessment of insomnia in breast cancer clients to provide an appropriate intervention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T43119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Wahyuningsih
"Pengetahuan merupakan faktor penting untuk dipelajari guna mengetahui penyebab meningkatnya kejadian PMS dan HIV / AIDS pada kaum gay, transgender dan transgender dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan kaum gay, waria dan waria di Jakarta dan sekitarnya tentang pencegahan PMS dan HIV / AIDS dengan angka kejadian pada kelompok tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan desain cross sectional dengan jumlah sampel 114 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner STI / HIV Prevention Knowledge dari Public Health Agency Kanada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan pencegahan PMS dan HIV / AIDS dengan kejadian PMS pada kelompok gay, waria dan waria di Jakarta dan sekitarnya (OR = 2.807; p value = 0.017). Sedangkan tingkat pengetahuan tentang PMS dan pencegahan HIV / AIDS tidak berhubungan dengan kejadian HIV / AIDS (OR = 467; p value = 0,144). Pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian PMS, tetapi tidak dengan kejadian HIV / AIDS. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian HIV di kalangan gay, transgender dan transgender.

Knowledge is an important factor to study in order to determine the causes of the increasing incidence of STDs and HIV / AIDS in gay, transgender and transgender people in recent years. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge of gays, waria and waria in Jakarta and its surroundings about the prevention of STDs and HIV / AIDS and the incidence rate in that group. This study used a cross sectional design approach with a sample size of 114 people. The research instrument used the STI / HIV Prevention Knowledge questionnaire from the Canadian Public Health Agency. The results showed that there was a relationship between the level of knowledge of STD prevention and HIV / AIDS with the incidence of STD in the gay, transgender and transgender group in Jakarta and its surroundings (OR = 2.807; p value = 0.017). Meanwhile, the level of knowledge about STDs and HIV / AIDS prevention was not related to the incidence of HIV / AIDS (OR = 467; p value = 0.144). Knowledge has a significant relationship with the incidence of STDs, but not with the incidence of HIV / AIDS. Therefore, further research is needed on the factors that influence HIV incidence among gay, transgender and transgender people."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Kartika
"Latar Belakang: Indonesia merupakan negara tropis dan daerah endemik nyamuk Aedes aegypti. Meskipun program pencegahan dan kontrol infeksi dengue menyebabkan jumlah kasus infeksi dengue di Indonesia mengalami penurunan, namun jumlah kasus di Kota Depok mengalami peningkatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor iklim (kelembapan udara). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui data kelembapan udara, angka kejadian dengue, serta hubungan antara keduanya di Kota Depok selama tahun 2018- 2020. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode observasional deskriptif, yaitu studi ekologi kedokteran. Teknik pengambilan sampel adalah dengan teknik total sampling. Data sekunder yang digunakan berasal dari Dinas Kesehatan Kota Depok dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Hasil: Studi ini menunjukkan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Depok tahun 2018- 2020 adalah 5.226 kejadian, rerata kelembapan udara di Kota Depok tahun 2018-2020 adalah 71,03%, serta terdapat korelasi positif (r = 0,182) yang tidak signifikan (p = 0,289) antara keduanya di Kota Depok tahun 2018- 2020. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kelembapan udara dengan angka kejadian DBD di Kota Depok pada tahun 2018-2020.

Introduction: Indonesia is a tropical country and endemic area for Aedes aegypti mosquito. Although the dengue infection prevention and control program caused the number of dengue infection cases in Indonesia to decrease, the number of cases in Depok City has increased. One of the affecting factors is climatic factors (humidity). Objectives: This study aims to determine air humidity data, incidence of dengue, and the correlation between the two in Depok City during 2018-2020. Method: This study uses quantitative research design with descriptive observational methods, namely the study of medical ecology. The sampling technique used is the total sampling technique. The secondary data used is obtained from Depok City Public Health Office and Meteorology, Climatology and Geophysics Agency. Result: This study shows that the total number of dengue hemorrhagic fever (DHF) cases in Depok City during 2018-2020 was 5226 events, the average humidity in Depok City during 2018- 2020 was 71.03%, and there was a positive correlation (r = 0.182) with no significant relationship (p = 0.289) between the two in Depok City during 2018-2020. Conclusion: There is no significant relationship between air humidity and the incidence of DHF in Depok City during 2018-2020."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library