Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Detta Olyvia Nirwana
"
ABSTRAKDetta Olyvia Nirwana. Abstrak sbb. Skripsi ini membahas analisis distorsi makna nomina yang terjadi akibat penerjemahan adaptasi dalam manga Doraemon volume 1-10. Penerjemahan adaptasi mengakibatkan perbedaan referen yang diacu oleh pengarang dan pembaca sehingga menyebabkan hilangnya aspek makna sense. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berdasarkan analisis dekomposisi leksikal atau analisis komponen makna menggunakan tabel biner yang dikuatkan oleh penghitungan prosentase ketepatan makna suatu terjemahan. Hasil penelitian menyatakan bahwa metode penerjemahan adaptasi menyebabkan komponen makna yang hilang lebih banyak daripada komponen makna yang sama pada suatu terjemahan.
AbstractThe focus of this study is the distortion of noun's meaning in the 1st-10th volume of Doraemon manga which is happened because the noun is adapted. Adaptation causes difference between source language's noun and target language's noun's component of meaning leading to the non-existent of sense between author and reader. This study is a qualitative study using lexical decomposition method, as known as componential analysis. The result of this study shows that adaptation causes the number of different component of meaning higher than the same component in a translation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13533
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Regina Pangestu Lautan
"Penelitian ini membahas jenis dan makna kata tabu yang terdapat dalam lirik lagu-lagu di acara televisi Unpretty Rapstar dan Show Me The Money. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan jenis dan makna kata tabu yang ditemukan dalam lirik lagu di kedua acara tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi pustaka. Berdasarkan data, dalam penelitian ini ditemukan 3 (tiga) jenis kata tabu yang muncul dalam kedua acara, yaitu julukan (epithets), vulgaritas (vulgarity), dan kecabulan (obscenity). Berdasarkan temuan tersebut, dapat diketahui bahwa lirik lagu pada acara Unpretty Rapstar didominasi kata tabu yang berkaitan dengan seks dan fungsi tubuh, sedangkan pada acara Show Me The Money didominasi oleh kata tabu yang berkaitan dengan binatang. Kategori kata tabu yang muncul paling dominan pada kedua acara tersebut berbeda karena berkaitan dengan gender.
This research discusses the types and meanings of taboo words of song lyrics in the TV shows Unpretty Rapstar and Show Me The Money. The purpose of this study is to compare the types and meaning of the taboo words found in song lyrics in both TV shows. The method used in this research is qualitative descriptive method with literature study technique. Based on the data, this study found 3 (three) types of taboo words that appeared in both shows, namely epithets, vulgarity, and obscenity. Song lyrics on Unpretty Rapstar are dominated by taboo words related to sex and bodily functions. Whilst on Show Me The Money, the song lyrics are dominated by taboo words related to animals. The categories of taboo words that appear the most in song lyrics at those shows are different because they are related to gender."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Putri Agustioko
"Sumpit merupakan alat makan tradisional bangsa Cina. Meskipun ditemukan ribuan tahun yang lalu, sumpit tetap digunakan hi9ngga dewasa ini. Sumpit pun banyak dipakai di beberapa negara di dunia oleh orang-orang dari negara-negara lain. Selain sebagai alat makan, sumpit juga dapat menjadi benda seni. Selain itu, sumpit merepresentasikan budaya Cina. Konfusius sebagai filsuf Cina yang ajaran-ajaran dan ucapan-ucapannya sangat berpengaruh dalam pembentukan bangsa Cina untuk terus menggunakan sumpit sebagai alat makan utama mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12985
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Rizki Triyaribowo
"Penelitian ini membahas tentang penafsiran makna melalui unsur-unsur pembangun puisi yang keseluruhan unsurnya memiliki hubungan keterkaitan sebagai sebuah kesatuan yang utuh, sehingga dapat menemukan makna dari puisi-puisi Suwardi Endraswara yang terdapat pada majalah Penyebar Semangat tahun 2002. Data yang dugunakan dalam penelitian ini diambil dari puisi-puisi Suwardi Endraswara yang terbit dimajalah Penyebar Semangat tahun 2002. Penelitian ini menggunakan teori Karsono H Saputra tentang unsur-unsur pembangun puisi yang terdapat dalam buku Puisi Jawa: Struktur dan Estetika. Menurut buku tersebut, unsur - unsur pembangun puisi terdiri atas aspek bunyi, aspek ruangan, aspek kebahasan, dan aspek pengujaran. Dari analisis struktural pada Bab II, membuktikan bahwa puisi-puisi yang terdapat pada majalah Penjebar Semangat tahun 2002 mengandung makna tentang kritikan terhadap ketidakadilan dan berbagai ketimpangan sosial yang terjadi dimasyarakat. Selain itu, puisi-puisinya juga menyinggung masalah moral yang saat ini sudah rusak. Secara keseluruhan puisi-puisi Suwardi Endraswara pada penelitian ini dapat dikatakan sebagai puisi sindiran, yang berbicara tentang moral dan sosial."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11625
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Shafira Handoyo
"ean-Paul Sartre menyatakan kebebasan sebagai ciri manusia bereksistensi. Kebebasan manusia dicirikan melalui cara mengadanya. Meskipun ada kefaktaan-kefaktaan yang dapat mengurangi penghayatan kebebasannya, Sartre berpendapat bahwa manusia tetap dapat memilih untuk menghayati kebebasannya secara maksimal, tanpa menghiraukan kefaktaan-kefaktaan tersebut. Penyair Na Tae-ju melalui puisi “Pulkkot 1-2-3” mengajak para pembacanya untuk menghayati kebebasannya secara penuh tanpa memperhatikan kefaktaan-kefaktaan yang dihadapinya. Sehubungan dengan itu, penelitian ini berfokus pada analisis puisi “Pulkkot 1”, “Pulkkot 2”, dan “Pulkkot 3” yang diterbitkan pada kumpulan buku puisinya yang berjudul “Kkocheul Bodeut Neoreul Bonda”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna kebebasan dari ketiga puisi melalui teori eksistensialisme Jean Paul Sartre dengan pendekatan semiotik Michael Riffaterre. Penulis menggunakan metode deskriptif-kualitatif untuk mengumpulkan data dan menggunakan metode studi pustaka untuk menemukan referensi relevan guna mendukung penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapatnya makna kebebasan Sartre pada puisi “Pulkkot 1-2-3” melalui ajakan tokoh aku kepada tokoh kamu untuk menghayati kebebasannya secara penuh dengan tidak menyerah pada hidupnya dan tidak menghiraukan kefaktaan yang mengikatnya.
Jean-Paul Sartre stated that freedom is a characteristic of existing humans. Human freedom is characterized by the way it creates itself. Even though there are facts, which can reduce the appreciation of freedom, Sartre argues that humans can still choose to live their freedom to the fullest regardless of these facts. The poet Na Tae-Ju through his poems “Pulkkot 1-2-3” invites his readers to experience freedom to the fullest regardless of the facts they face. This study focuses on analyzing the poetry of “Pulkkot 1, Pulkkot 2, and Pulkkot 3” published in his collection of poetry books entitled “Kkocheul Bodeut Neoreul Bonda”. This study aims to analyze the meaning of freedom in the three poems through the existentialism theory of Jean-Paul Sartre with Michael Riffaterre's semiotic approach. The author uses a descriptive qualitative method to collect data and the literature study method to find relevant references to support this research. The results of this study indicate that there's Sartre's meaning of freedom in “Pulkkot 1-2-3” poetry through the invitation of the 'I' character to the 'You' character to live his freedom to the fullest by not giving up on his life and ignoring the facts that bind him."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library