Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kelvin Halim
"Prevalensi stunting pada balita di Indonesia, khususnya Kabupaten Bogor masih tergolong tinggi. Keragaman konsumsi pangan, salah satu penilaian pada praktik pemberian makan bayi dan anak, merupakan salah satu determinan utama dalam kejadian stunting. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan keragaman konsumsi pangan dan faktor lainnya dengan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah sampel 149 anak usia 6-35 bulan di Kecamatan Babakan Madang selama bulan April-Juni 2019. Skor keragaman konsumsi pangan diambil dari 1x24hr food recall berdasarkan 7 kelompok pangan dan dikategorikan berdasarkan beragam (<4 kelompok pangan) dan tidak beragam (≥4 kelompok). Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stunting pada anak sebesar 32.2%. 31.5% anak mengonsumsi pangan tidak beragam. Hasil uji chi-square menunjukkan adanya hubungan bermakna antara keragaman konsumsi pangan (p=0.033), minimum acceptable diet (p=0.013), dan konsumsi sayur dan buah sumber vitamin A (p=0.015). Maka dari itu, upaya intervensi perlu dilakukan dengan meningkatkan keragaman pangan dan kualitas makan bayi dan anak dalam menurunkan risiko kejadian stunting di tingkat keluarga dan masyarakat.

Prevalence of stunting among under children in Indonesia, particularly in Bogor, East Java, is still considered high. Dietary diversity, one of the important assessments in infant and child feeding practice, is one of important determinants of stunting. This study is aimed to examine associations between dietary diversity with other factors with prevalence of stunting among children. A cross-sectional design study involving 149 children aged 6-35 months in Babakan Madang District from April-June 2019 was performed in this study. Dietary diversity scores were collected from 1x24hr food recall based on 7 food groups and categorized as low (<4 food groups) and high (≥4 food groups). Results showed the prevalence of stunting in this study is 32.2%. 31.5% of the children had low dietary diversity. Using chi-square analysis, there was significant associations in prevalence of stunting in children in dietary diversity (p=0.033), minimum acceptable diet (p=0.013), and consumption of vitamin A-rich fruits and vegetables (p=0.015). Interventions should be taken by improving dietary diversity to reduce the burden and prevalence of stunting in both household and community level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Nurdianti Puspitasari
"Indonesia mempunyai masalah gizi ditandai dengan masih besarnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. Kekurangan gizi pada usia anak sejak lahir hingga tiga tahun akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan sel glia dan proses mielinisasi otak, sehingga berpengaruh terhadap kualitas otaknya. Di Kabupaten Karawang proporsi gizi buruk (BB/U) balita pada penimbangan bulan Juli 2013 adalah sekitar 0,4%, dan 35,76% dari jumlah itu merupakan anak berusia 6-35 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan status gizi buruk (BB/U) anak usia 6-35 bulan di Kabupaten Karawang tahun 2013 setelah dikontrol oleh variabel berat badan lahir, status kesehatan anak, asupan makanan, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, status pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga dan keaktifan berkunjung ke posyandu.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 di Kabupaten Karawang dengan menggunakan desain kasus kontrol. Kasus adalah anak usia 6-35 bulan di Kabupaten Karawang yang diukur berat badannya pada penimbangan di Bulan Juli 2013 dan memiliki status gizi buruk (BB/U) dan kontrol adalah anak usia 6-35 bulan di Kabupaten Karawang yang diukur berat badannya pada penimbangan di Bulan Juli 2013 dan memiliki status gizi baik. Dalam penelitian ini jumlah sampel sebanyak 276 (kasus 138 dan kontrol 138).Data dianalisis dengan uji regresi logistik ganda.
Hasil penelitian didapatkan hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan status gizi buruk (BB/U)anak usia 6-35 bulan di Kabupaten Karawang Tahun 2013.Anakusia 6-35 bulan yang memiliki riwayat ASI eksklusif berisiko 0,26 kali (95% CI 0,12-0,55) untuk terkena gizi buruk (BB/U) dibandingkan yang tidak memiliki riwayat ASI eksklusif setelah dikontrol oleh asupan makanan, pengetahuan ibu, dan keaktifan berkunjung ke posyandu. Riwayat pemberian ASI eksklusif menurunkan risiko terjadinya gizi buruk (BB/U) pada anak usia 6-35 bulan di Kabupaten Karawang tahun 2013 sebesar 74%. Upaya pencegahan terjadinya gizi buruk pada balita salah satunya adalah dengan pemberian ASI eksklusif.Perlunya peningkatan promosi kesehatan mengenai pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar kepada kelompok sasaran secara efektif guna mendapatkan status gizi anak yang baik.

Indonesia has a nutritional problem is characterized by the magnitude of the prevalence of malnutrition among children under five. Malnutrition in children from birth to age three years will greatly affect the growth and development of glial cells and brain myelination process, and therefore contributes to the quality of his brain. In Karawang district proportion malnutrition (weight / age) infants weighing in July 2013 was approximately 0.4 % , and 35.76 % of that number is children aged 6-35 months. The purpose of this study was to determine the relation of exclusive breastfeeding history with severe malnutrition status (weight/age) children aged 6-35 months in Karawang district in 2013 after being controlled by the variable birth weight, child 's health status, dietary intake, maternal education, knowledge mother, maternal employment status, family income, number of family members and liveliness visit the neighborhood health center.
This study was conducted in August 2013 in Karawang district using casecontrol design. Cases were children aged 6-35 months in Karawang measured weight on the weighing in July 2013 and have severe nutritional status (weight / age) and controls were children aged 6-35 months in Karawang measured weight onthe weighing in July 2013 and had a good nutritional status. In this study a total sample of 276 (138 cases and 138 controls). Data were analyzed by multiple logistic regression.
The results showed a relation of exclusive breastfeeding history with severe malnutrition status (weight/age) children aged 6-35 months in Karawang districtin 2013. Children aged 6-35 months who had a history of exclusive breastfeeding risk 0.26 times (95% CI 0,12-0,55) exposed to severe malnutrition (weight/age) compared with no history of exclusive breastfeeding after controlled by food intake, maternal knowledge, and liveliness visit the neighborhood health center. History of exclusive breastfeeding decrease the risk of severe malnutrition (weight/age) in children aged 6-35 months in Karawang district in 2013 by 74%.Efforts to prevent malnutrition in infants one of which is the exclusive breastfeeding.Necessary of increases the health promotion of exclusive breastfeeding with good and correct way to the target group effectively in order to get a good nutritional status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library