Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Engracia Alodia Marsha
"Latar Belakang: Radiografi panoramik merupakan salah satu teknik radiografi ekstraoral yang paling sering digunaakan. Pada umumnya, radiograf panoramik menunjukkan adanya magnifikasi sekitar 10-30%. Oleh karena itu, kesalahan dalam penentuan posisi pasien dapat menyebabkan magnifikasi ini lebih tidak proporsional. Struktur anatomi dan tingkat pemahaman instruksi dapat berbeda pada berbagai kelompok usia. Maka dari itu, diperlukan data mengenai frekuensi kesalahan posisi yang terjadi pada kelompok usia anak, dewasa, dan lansia.
Tujuan: Memperoleh perbandingan kesalahan posisi radiograf panoramik yang terjadi pada kelompok usia anak, dewasa, dan lansia.
Metode: Penelitian merupakan studi cross-sectional deskriptif menggunakan sampel berupa data sekunder radiograf panoramik pasien di Unit Radiologi Kedokteran Gigi RSKGM FKG UI.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna (P<0.05) pada posisi tulang belakang tidak tegak, posisi lidah tidak tepat, bergerak selama paparan, dan vertical error antara anak, dewasa, dan lansia.
Kesimpulan: Kesalahan posisi pasien dalam radiograf panoramik relatif umum. Kualitas radiograf panoramik dapat ditingkatkan dengan instruksi yang lebih jelas dan meningkatkan perhatian operator selama memposisikan pasien.

Background: Panoramic radiography is one of the most frequently used extraoral radiography techniques. Usually, panoramic radiographs show magnification of between 10% and 30%. Therefore, errors in the positioning of the patients cause this magnification to become even more disproportionate. Different anatomical structures and levels of understanding instructions may differ in different age groups. Thus, a concrete data is needed regarding the frequency of positioning errors that occur in the age group of children, adults, and the elderly.
Objective: The aim of the study was to investigate the prevalence of panoramic radiographic errors and its correlation between the age group of children, adults, and the elderly.  
Methods: This study is a descriptive cross-sectional study using secondary data in the form of panoramic radiographs of patients at Universitas Indonesia Dental Hospital (RSKGM FKGUI) . Results: It was recorded that spine is not in the upright position, improper positioning of the tongue, moving during exposure, and vertical error were statistically significant in children, adults, and the elderly (p<0.05).
Conclusion: Patient positioning errors on panoramic radiographs are relatively common. The quality of panoramic radiograph can be improved with clearer instructions and intensifying operator attention during patient positioning.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romilda Rosseti
"Salah satu peran protein saliva adalah sebagai sistem pertahanan rongga mulut. Tujuan: Menganalisis efek protein saliva spesifik dan non-spesifik C. albicans dari kelompok usia anak, dewasa, lansia dalam pembentukan biofilm E. faecalis in vitro. Metode: Uji biofilm dengan crystal violet. Hasil: Pembentukan biofilm E. faecalis pada protein spesifik C. albicans dari kelompok dewasa dan lansia mengalami penurunan saat inkubasi 18 jam (p≤0.05). Pembentukan biofilm E. faecalis pada protein non-spesifik C. albicans dari ketiga kelompok usia mengalami peningkatkan saat inkubasi 6 jam dan 18 jam (p≤0.05). Kesimpulan: Protein spesifik C. albicans pada kelompok dewasa dan lansia menurunkan pertumbuhan bakteri E. faecalis. Protein non-spesifik C. albicans meningkatkan adhesi dan pertumbuhan bakteri E. faecalis.

One of the function of salivary proteins, it works as the first line of defense in the oral cavity. Objectives: to analyse the effect of specific and non specific salivary protein to C. albicans from children, adults and elderly on E. faecalis biofilm formation in vitro. Methods: Crystal violet assay. Results: Biofilm formation of E. faecalis on specific salivary protein to C. albicans, from adults and elderly, decreases when incubated for 18 hours (p≤0.05). Biofilm formation of E. faecalis on non-spesific salivary protein to C. albicans, from children, adults and elderly, increases when incubated for 6 hours and 18 hours (p≤0.05). Conclusion: Spesific salivary protein to C. albicans, from adults and elderly, decreases the growth of E. faecalis. Non-spesific salivary protein to C. albicans increases the adhesion and growth of E. faecalis."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nauraa Silva Rachelya Rahman
"Jumlah lansia dunia diperkirakan akan terus meningkat dan menyebabkan membludaknya jumlah populasi lansia. Sementara, angka kelahiran tidak meningkat sehingga struktur populasi menjadi piramida terbalik dan hal ini disebut sebagai ancaman “Silver Tsunami”. Fenomena ini dapat membawa manfaat ataupun beban. Jika masyarakat dapat memahami lansia dengan lebih baik, lansia dapat menjalani penuaan secara optimal tanpa menjadi beban. Penuaan secara optimal disebut juga dengan successful aging. Agar successful aging tercapai, lansia butuh pengertian dari lingkungan, terutama keluarga. Penelitian ini bertujuan memahami successful aging dari sudut pandang generasi lansia maupun generasi anak dewasa. Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang membandingkan persepsi dari enam dimensi successful aging, yaitu physical health, cognitive health, social engagement, positive attitude, independence, dan spirituality. Jumlah partisipan penelitian ini adalah 78 partisipan generasi lansia dan 75 partisipan generasi anak dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi yang dianggap paling penting menurut generasi lansia maupun anak dewasa adalah spirituality. Dari hasil t-test, ditemukan empat dimensi yang dipersepsikan berbeda kepentingannya oleh generasi lansia dan anak dewasa, yaitu social engagement, positive attitude, independence, dan cognitive health secara signifikan. Sementara itu, dimensi physical health dan spirituality tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya edukasi bagi masyarakat tentang kebutuhan lansia agar dapat menjalani kehidupan yang tetap berkualitas.

The global elderly population is projected to steadily increase, leading to a surge in their numbers and potentially creating an inverted population structure known as the "Silver Tsunami," as birth rates remain stagnant. This phenomenon poses both opportunities and challenges. Understanding the elderly better could enable them to age optimally without becoming a burden, a concept termed successful aging. Achieving successful aging requires support from the environment, particularly from families. This study aimed to explore successful aging from the perspectives of both the elderly and adult children, using a descriptive approach to compare perceptions across six dimensions: physical health, cognitive health, social engagement, positive attitude, independence, and spirituality. The study involved 78 elderly participants and 75 adult children. Findings revealed that spirituality was deemed the most crucial dimension by both groups. Significant differences in perceived importance were observed between generations for social engagement, positive attitude, independence, and cognitive health, as indicated by t-tests. However, physical health and spirituality dimensions did not show significant divergence. This research underscores the importance of public education on meeting the needs of the elderly to ensure they maintain a high quality of life."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library