Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Gultom, Grace Matiur
"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerbitkan Keputusan No. D.IV-60991dI33/1975 tentang Penetapan Daerah Kebayoran sebagai Lingkungan Pemugaran untuk mempertahankan fungsi Kawasan Kebayoran Baru sebagai kawasan hunian. Berdasarkan penggolongan bangunan pemugaran, lingkungan pemugaran Kebayoran Baru digolongkan menjadi empat golongan yaitu golongan A, B, C, dan D.
Namun, perkembangan kola yang berjalan cepat mendorong perubahan pemanfaatan ruang di lingkungan pemugaran Kebayoran Baru, terutama di sekitar jalan arteri sekunder. Salah satu kawasan tersebut adalah di sekitar jalan arteri sekunder di Blok Q Kebayoran Baru, yaitu di Jalan Cikajang dan Ciranjang Permasalahan perubahan pemanfaatan ruang di Jalan Cikajang dan Ciranjang scat ini berkembang pesat. Kaveling untuk rumah tinggal berubah menjadi lokasi untuk kegiatan usaha dari bisnis. Kondisi ini merubah karateristik dan fungsi bangunan di sepanjang Jalan Cikajang dan Ciranjang.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasikan pola perubahan pemanfaatan ruang dengan melakukan tinjauan terhadap sebaran lokasi, jenis perubahan dan bentuk perubahan pemanfaatan kaveling tanah di Jalan Cikajang dan Ciranjang. Untuk mendukung tujuan penelitian tersebut informasi yang dibutuhkan antara lain identifikasi dan kompilasi berbagai kebijakan pemerintah tentang pemanfaatan ruang, identif ikasi faktor yang berpengaruh dan akibat yang terjadi dan perubahan pemanfaatan ruang.Varibel-variabel yang dianalisis adalah variabel perkembangan ekonomi kota dan perkembangan kebijakan pemerintah kota.
Variabel perkembangan ekonomi kota terdiri dari perkembangan pola pita yang terjadi jalan arteri sekunder, nilai tukar tanah, dan gaya sentrifugal. Hagget berpendapat bahwa gaya sentrifugal terjadi karena adanya proses penyebaran (diffusion) yang bergerak sesuai dengan perkembangan waktu pada suatu lokasi tertentu Sementara untuk variabel perkembangan kebijakan pemerintah kota dengan memperhatikan kebijakan rencana tata ruang dan kebijakan pemugaran.
Proposisi utama penelitian ini yaitu perubahan fungsi pemanfaatan ruang di kawasan hunian cenderung terjadi pada jalan arteri sekunder yang mendorong peningkatan kegiatan di jalan lingkungan karena nilai tukar lahan di jalan arteri sekunder cenderung lebih tinggi. Untuk mengungkapkan masalah perubahan pernanfaatan ruang di lingkungan pemugaran Kebayoran saya menggunakan strategi penelitian studi kasus. Yin mengatakan metode studi kasus dapat mengungkap masalah di bidang kebijakan publik dan perencanaan kota dan wilayah.Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perubahan pemanfaatan ruang di Jalan Cikajang dan Ciranjang diprakarsai oleh terjadinya pola perkembangan pita di jalan arteri sekunder di Blok Q, yaitu Jalan Wolter Monginsidi.
Hasil penelitian juga menunjukkan di sekitar pertemuan antara Jalan Cikajang dan Jalan Wolter Monginsidi, dan Jalan Ciranjang dan Jalan Wolter Monginsidi terjadi perubahan fungsi pemanfaatan kaveling tanah dan intensitas bangunan. Meningkatnya kegiatan ekonomi dan bisriis di sepanjang Jalan Cikajang dan Ciranjang mendorong nilai tukar tanah di Jalan Cikajang dan Ciranjang juga turut meningkat. Kondisi ini terlihat dari perkembangan nilai jual tanah di jalan tersebut sejak tahun 1995. Hasil penelitian memperlihatkan pula adanya kecenderungan terjadinya gaya sentrifugal terhadap perubahan pemanfaatan kaveling tanah di Jalan Cikajang dan Ciranjang dari tahun 1985-2004. Terjadi penyebaran perubahan pemanfaatan kaveling tanah di Jalan Cikajang dan Ciranjang.
Kesimpulan penelitian ini adalah pola penyebaran perubahan fungsi pemanfaatan kaveling tanah di Jalan Cikajang dan Ciranjang cenderung lebih banyak terjadi di sekitar lokasi pertemuan antara Jalan Wolter Monginsidi dengan Jalan Cikajang dan Jalan Ciranjang. Perubahan fungsi pemanfaatan kaveling tanah di Jalan Cikajang berjalan lebih cepat dibandingkan dengan di Jalan Ciranjang. Perubahan itu ditandai dengan peningkatan nilai tukar tanah di Jalan Ciranjang dan Jalan Cikajang dari tahun 1996 hingga tahun 2003. Jenis perubahan fungsi pemanfaatan kaveling tanah di Jalan Cikajang cenderung lebih bervariasi dibandingkan dengan perubahan fungsi pemanfaatan kaveling tanah di Jalan Ciranjang. Perubahan fungsi pemanfaatan kaveling tanah di Jalan Cikajang lebih banyak untuk fungsi pelayanan kegiatan lingkungan di sekitarnya dan kawasan lain. Sementara perubahan fungsi pemanfaatan kaveling tanah di Jalan Ciranjang cenderung lebih banyak digunakan untuk kantor.

The Provincial Government of DKI Jakarta has issued a policy No. D. IV-60991d13311975 about the determination of Kebayoran Baru as a restoration area to maintain the function of Kebayoran Baru area as a residence. Based on the classification of restoration building, Kebayoran Barn area is divided into four, they are group A, 13. C and D.
However, as a result of city development which runs very fast, it pushed the alteration of space use restoration area in Kebayoran Baru especially around secondary road. Two of this area around secondary road at Block Q Kebayoran Baru is Cikajang and Ciranjang Street. Set of problem about the alteration of space use on Cikajang and Ciranjang Street now days grows speedy. Land lot for residence changed to be trading and business area. This condition changed the characteristic and the function of building along Cikajang and Ciranjang Street.
The purpose of this research is to identify the alteration of space use by analysing the location, kinds of alteration and the type of alteration of land lot use on Cikajang and Ciranjang Street. To support the purpose of this research, the information needed are identification and compilation government policy about space use and also identification factor that influence and the result exist from the alteration of space use.
Variables analyzed are economic city development and government city policy development variables. Economic city development variable consist of the ribbon pattern development that exist in secondary road, land exchange value and centrifugal style. According to Hagget, centrifugal style happen because of diffusion process which move accordance with time development in a location. Meanwhile, for government city policy development variable is by to pay attention about city planning and restoration policy.
The main proposition of this research is the alteration function of space use in residence which tends to exist in secondary road pushed the raising activity on the local street area because the land exchange value in secondary road is higher. To express the problem about alteration of space use restoration Kebayoran area, the writer use the strategy of case study research. According to Yin, case study is able to express the problem in a public policy and also urban and regional planning.
The result shown that the alteration of space use on Cikajang and Ciranjang Street initiated by the development of ribbon pattern in secondary road at Block Q on Wolter Monginsidi Street. This result also shown that the junction between Cikajang and Wolter Monginsidi Street and also Ciranjang and Wolter Monginsidi Street create the alteration of land lot use and building intensity. The increase of economic and business activity along Cikajang and Ciranjang Street push the land exchange value in those area. This is shown by the developing of land selling since 1995. Moreover, this research also shown the centrifugal style toward the alteration of land lot use on Cikajang and Ciranjang Street from 1995 to 2004. The alteration of land lot use has already exist on Cikajang and Ciranjang Street.
The conclusion of this research that the diffusion pattern of land lot use on Cikajang and Ciranjang Street is more exist around the junction between Wolter Monginsidi Street and Cikajang and Ciranjang and Wolter Monginsidi Street. The alteration function of land lot use on Cikajang Street is faster than Ciranjang Street. This is signed by the increase of land exchange value on Ciranjang and Cikajang Street from 1996 to 2003. The kind of alteration of land lot use on Cikajang Street tend more various than Ciranjang Street. The alteration of land lot use on Cikajang Street is to serve surrounding activity in that area and another area. Meanwhile the alteration of land lot use on Ciranjang Street is used to office.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14899
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Disa Kurnia Dewi
"Aktivitas pertambangan timah sudah dilakukan sejak tahun 1976 oleh PT Timah Tbk sehingga semakin sedikit sumber timah yang diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik mineralisasi timah primer di Parit Tiga, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung. Metode yang digunakan pada penelitian ini, yaitu XRD, XRF, Petrografi, dan Mineragrafi. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, daerah penelitian terdiri atas dua satuan geomorfologi yang meliputi Satuan Perbukitan Vulkanik dan Satuan Tailing Antropogenik. Berdasarkan hasil interpretasi persebaran litologi di daerah penelitian, maka daerah penelitian memiliki dua satuan batuan, antara lain Satuan Granit Klabat Berbutir Halus dan Satuan Granit Klabat Berbutir Sedang-Kasar. Lalu, struktur yang berkembang di daerah penelitian adalah Sesar Mendatar Mengiri Turun dan sheeted vein/veinlet. Kemudian, alterasi yang berkembang di daerah penelitian terdiri dari empat fasies, yaitu Alterasi Kuarsa + Turmalin (104.2 ppm), Alterasi Kuarsa + Halosit + Klorit + Pirofilit (56.5 ppm), Alterasi Kuarsa + Illite (52.4 pm), dan Alterasi Kuarsa + Kaolinit + Klorit + Dickite (19.5 ppm). Endapan bijih yang ditemukan di daerah penelitian, yaitu kasiterit, hematit, dan pirit. Tipe endapan timah di daerah penelitian adalah greisen dan berada pada kontak antara batuan silikat dan batuan granit. Mineralisasi timah primer di daerah penelitian berkaitan dengan sesar, urat-urat, dan alterasi.

Tin mining activities have been carried out since 1976 by PT Timah Tbk so that fewer sources of tin are known. This study aims to determine the characteristics of primary tin mineralization in Parit Tiga, West Bangka Regency, Bangka Belitung Islands. The methods which I used in this study are XRD, XRF, Petrography, and Mineragraphy. Based on the results of the analysis that had been done, the study area consists of two geomorphological units which include the Volcanic Hills Unit and the Anthropogenic Tailings Unit. Based on the interpretation of lithology distribution in the study area, there are two rock units, which are the Fine-Grained Granite Klabat Unit and the Medium-Coarse Grained Granite Klabat Unit. Then, the structure developed in the study area is a Left Normal Slip Fault and sheeted vein/veinlet. Then, alterations developed in the study area consist of four facies, which are Quartz + Tourmaline Alteration (104.2 ppm), Quartz + Halloysite + Chlorite + Pyrophillic Alteration (56.5 ppm), Quartz + Illite Alteration (52.4 pm), and Quartz + Kaolinite + Chlorite + Dickite Alteration (19.5 ppm). The type of primary tin mineralization in the study area is the filling of sheeted veins in tourmaline and quartz minerals. Ore deposits that were found in the study area consisted of cassiterite, hematite, and pyrite. The type of deposit in the study area was greisen and located in contact between silicate rocks and granite rocks. Primary tin mineralization in the study area was related to fracture, veins, and alteration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Aditya
"ABSTRAK
Pulau Bangka termasuk sebagai salah satu Tin Islands, umumnya berupa endapan timah sekunder. Bagaimanapun endapan timah sekunder terus berkurang, sehingga diperlukan eksplorasi lebih lanjut terkait endapan timah primer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat model mineralisasi endapan timah primer di Pulau Bangka. Metode penelitian yang digunakan antara lain analisis petrografi, mineragrafi, XRD (X-Ray Diffraction), dan XRF (X-Ray Fluorescence).
Sampel batuan yang diuji terdiri dari granit, meta-sandstone, sandstone dengan beberapa batuan yang sudah mengalami alterasi dengan jenis alterasi seperti turmalinisasi, silisifikasi, greisen, kaolinisasi, dan oksidasi. Hasil analisis petrografi dan mineragrafi menunjukkan keberadaan mineral yang mendukung keterdapatan endapan timah primer seperti kasiterit, turmalin, topas, serisit, pirit dan sfalerit. Hasil analisis XRF menunjukkan data terkait nilai kadar unsur timah (Sn) yang dapat diklasifikasikan menjadi dua kelas yaitu very high grade (> 800 ppm), dan low grade (100-200 ppm). Analisis XRD perlu dilakukan untuk mengetahui tipe dan intensitas alterasi yang terjadi di daerah penelitian. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah hasil analisis dari tiap metode yang dilakukan memberikan informasi yang mendukung terkait proses mineralisasi timah primer di Pulau Bangka.

ABSTRACT
Bangka Island is important tin producer in Indonesia, mostly from the secondary tin deposits. However the secondary tin deposit is depleting, causing further exploration shifted to the primary tin mineral. The purpose of this study is to make a mineralisation model of primary tin deposit in Bangka Island. Methods that implemented in this study are petrography analysis, mineragraphy analysis, XRD (X-Ray Diffraction), and XRF (X-Ray Fluorescence) analysis. The studied rock samples that consisted of granite, meta-sandstone, and sandstone. Some of the rocks have experienced alterations such as tourmalinisation, silicification, greisen, kaolinisation, and oxidation. The petrography and mineragraphy analysis show the presence of minerals that indicate the primary tin deposits, such as cassiterite, tourmalin, topaz, sericite, pyrite and sphalerite. XRF analysis shows data about the value of Sn elements so that they can be classified into two classes, very high grade (> 800 ppm), and low grade (100-200 ppm). XRD analysis necessary to do to determine the type and intensity of alterations that occur in the study area. The results of each analyses will provide supporting information regarding primary tin mineralisation process in Bangka Island.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmed Syarif
"Permasalahan pangan menjadi isu yang penting belakangan ini. Rendahnya nutrisi yang dikonsumsi oleh sebagian penduduk menyebabkan banyaknya terjangkit penyakit. Salah satu zat makanan yang bersumber dari alam serta sarat akan nutrisi berasal dari ganggang hijau Chlorella vulgaris. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Chlorella vulgaris mengandung vitamin A (betakaroten), protein (diatas 53%), dan CGF (Chlorella Growth Factor). Dengan meningkatkan jumlah biomassa Chlorella Vulgaris ini diharapkan akan menghasilkan sumber pangan alternatif yang kaya akan nutrisi.
Pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya telah didapatkan bahwa pengembangan Chlorella Vulgaris dengan pencahayaan alterasi akan menghasilkan biomassa yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pencahayaan lainnya. Saat kepadatan dalam fotobioreaktor meningkat maka akan terjadi penutupan intensitas cahaya oleh sel-sel yang ada di bagian depan (efek shading). Hal ini menyebabkan tidak meratanya jumlah intensitas cahaya yang diterima oleh sel. Sel yang kekurangan cahaya akan mengalami kematian. Maka perlu dilakukannya peningkatan intensitas cahaya yang disesuaikan dengan banyaknya sel dalam fotobioreaktor. Efek penutupan cahaya ini juga dapat ditanggulangi dengan pengurangan kepadatan sel dalam fotobioreaktor melalui proses filtrasi yang dilakukan secara periodik.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didapatkan bahwa penggunaan pencahayaan aterasi dan penggunaan filter pada fotobioreaktor dapat meningkatkan perolehan biomassa sebesar 1,26 kali lebih baik dari pada pencahayaan alterasi tanpa proses filtrasi dan 1,35 kali lebih baik jika dibandingkan dengan proses filtrasi dengan pencahayaan kontinu. Proses altersi yang dilengkapi dengan filtrasi ini juga mampu meningkatkan efisiensi energi hingga mencapai 3,772% sedangkan proses filtresi dengan pencahayaan kontinu hanya memiliki efisiensi energi sebesar 0,762%.

Now a day, problem that related with food to be vary important. Low nutrition consumption with some people makes them infected by some disease. Chlorella vulgaris is one of chlorophyta that can supply us some nutrition like vitamin A (betakaroten), protein, and CGF (Chlorella Growth Factor). With increasing the production of biomass, it hopeful will be prepared the high nutrition food for us.
In previous research, we know that increasing Chlorella vulgaris Production by alteration lightening would be more effective than continue lightening. When the concentration in fotobioreactor increases, it will cause the shading effect. Based from that, we need to increase the light intensity in line with the number of cell in fotobioreactor. This shading effect also can be solved by decreasing the concentration of cell with filtrate the cell periodically.
In this research we get that alteration lightening with filtration treatment in fotobioreactor can increase the production of cell more effective 26% than the only alteration lightening. And more effective 35% than the continue lightening with filtration treatment. This process is also have the highest efficiency (3.722%) if we compare with continue lightening (0.672%).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49650
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Ramadhika
"Pulau Ambon berada di dalam region Laut Banda. Pulau Ambon ini merupakan bagian dari zona fisiografi Busur Banda Dalam, dan termasuk ke dalam Orogen Maluku. Pada area tersebut terdapat sistem panas bumi yang saat ini sedang dalam masa pengembangan. Sistem panas bumi tentunya tidak lepas dengan proses alterasi, dimana proses ini banyak terjadi di sekitar area terdapatnya struktur geologi Sesar Banda Hatuasa dan Sesar Banda. Berdasarkan peta prospek lapangan panas bumi "Ambon" ini, satuan geologi yang banyak terpengaruh oleh proses alterasi adalah Satuan Piroklastik Simalopu, Satuan Batugamping, Satuan Lava Dasitik Salahutu-1, dan Satuan Piroklastik Gunung Eriwakang.
Pada penelitian ini, analisis alterasi dimaksudkan untuk mengestimasi zonasi alterasi bawah permukaan, paleotemperatur, tipe fluida, serta prioritas sumur untuk dieksplorasi. Analisis alterasi ini dilakukan dengan metode petrografi dan difraksi sinar-X. analisis yang dilakukan menghasilkan beberapa jenis mineral alterasi seperti klorit, epidot, ilit, monmorilonit, smektit, dan kaolinit.
Berdasarkan hasil yang didapat, daerah penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu ilit, smektit-monmorilonit, dan ilit-klorit-epidot. Setelah diestimasi zonasi tersebut, parameter yang ditentukan adalah paleotemperatur berdasarkan klasifikasi Reyes. Setelah diestimasi ini, diketahui bahwa sistem panas bumi “Ambon” cenderung mengalami cooling down. Berdasarkan cooling down, diestimasi bahwa sumur Y lebih berpotensi untuk dikembangkan karena cooling downnya yang relatif lebih lambat dibanding Sumur X.

Ambon Island is located in Banda Sea region. Ambon Island is the part of physiography of Inner Banda Arc and the part of Maluku Orogen. In that area, there is a geothermal field that in development. A geothermal field must be related with alteration process, which is the process often happenned in around of geological structure, included Banda Fault and Banda-Hatuasa Fault. Based on Ambon geothermal field prospect map, geological units that more affected with this alteration project are Simalopu Pyroclastic Unit, Limestone Unit, Salahutu-1 Dacitic Lava Units, and Eriwakang Mountain Pyroclastic Unit.
In this research, alteration analysis is done to estimated subsurface alteration zone, paleotemperature, fluids type, and well priority for development. Alteration analysis is done with petrography and X-Ray diffraction. It will give information about some type of alteration mineral like chlorite, epidote, illite, montmorillonite, smectite, and kaolinite.
Based on the result, research area is divided become three alteration zones, included ilit, monmorilonit-smektit, and illite-chlorite-epidote zone. After that estimation, the next parameter will researcher get is paleotemperature based on Reyes classification. Paleotemperature give information that “Ambon “geothermal field is relative cooling down. Based on that cooling down, well Y is estimated more potential for development because its cooling down relative slower than well X.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"A study at several geothermal systems in West Java,Indonesia shows that thermal waters could naturally contain up to 2.6 ppm As and 6.5 ppb Hg,and the survace hydrothermal alteration could contribute up to 50 ppm As and 800 ppb Hg...."
ITJOSCI
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Masri Alanwari
"Pada tesis ini, penulis mengangkat permasalahan hukum mengenai perubahan susunan pemegang saham perseroan terbatas yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Latar belakang permasalahannya adalah pembuatan akta Pernyataan keputusan Rapat (PKR) tentang perubahan susunan pemegang saham didasari oleh ketidakwenangan penghadap dalam bertindak. Penghadap mendasari kewenangannya berdasarkan Putusan Deklaratoir yang membatalkan akta hibah saham, dimana Putusan ini adalah acuan dari dibuatnya akta. Tesis ini mengangkat rumusan masalah yaitu bagaimana keabsahan Akta Notaris tentang perubahan susunan pemegang saham yang didasarkan pada putusan yang berkekuatan Hukum tetap yang bersifat Deklaratoir dan bagaimana akibat hukum akta Notaris tentang perubahan susunan pemegang saham yang didasarkan pada putusan yang berkekuatan Hukum tetap yang bersifat Deklaratoir terhadap pihak dalam akta dan pihak ketiga. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah metode yuridis normatif dengan tipologi penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif analitis.
Hasil dari penelitian ini adalah pembuatan akta Notaris yang tidak memenuhi ketentuan undang-undang akan mengakibatkan akta menjadi tidak otentik. Kewenangan dari penghadap wajib diperhatikan dengan Notaris. Notaris pun wajib memahami isi putusan pengadilan yang didalilkan penghadap agar tidak salah dalam membuat akta Pernyataan Keputusan Rapat. Akibat dari munculnya Akta PKR yang cacat hukum tersebut, maka susunan pemegang saham menjadi berubah secara cacat hukum pula. Dengan demikian, pihak yang paling merasa dirugikan adalah pemegang saham yang hak nya terlanggar akibat perubahan susunan pemegang saham dalam Perseroan secara cacat hukum tersebut. Notaris dapat dimintakan tanggung jawab berupa penggantian kerugian berupa materiil dan immaterial oleh pihak-pihak yang dirugikan.

In this thesis, the author raising about legal issues regarding alteration of limited company shareholdersthat are not accordance with regulations. The issues background was aboutcomposing general meeting of shareholders decision statement deed regarding to alteration of limited company shareholders based on unauthorized parties. Third parties underlies their authority by declaratory verdict that called off the share granting. The problem statements are the validity of Notary Deed about the alteration of limited company shareholders which based on declaratory permanent legal verdict and the notary deedlegal consequences about alteration of limited company shareholders based on declaratory permanent legal verdict towards deeds parties and third parties. The research methods on this thesis are using normative juridical method with typological research used to answer the issues on this thesis tend to analytical research.
The results on this research are composing Notary Deed does not comply the regulations causing the unauthentic deed. The parties legal standing must be under supervised by notary public. The notary public must has more acknowledgement about court verdict which is stated by parties to avoid faultnessin composing General Meeting of shareholders decision statement deed. The consequenses causes by those deed accordingly make unvalidity alteration of limited company shareholders. Therefore, the most disadvantages will impact to the shareholder. The notary public reliable to take responsibility for material and immaterial damages."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T52211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Permata Syahri
"Proses reduksi CO2 yang terlepas bebas di atmosfer dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu kimiawi, elektrokimia, dan biologi. Salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam proses reduksi ini adalah dengan memanfaatkan CO2 tersebut untuk fiksasi CO2 sehingga menghasilkan biomassa dengan menggunakan mikroalga yang mampu berfotosintesis. Pemanfaatan mikroalga ini dilakukan karena proses ini ramah lingkungan. Salah satu mikroalga yang banyak terdapat di Indonesia adalah Chlorella sp. Pemilihan mikroalga ini didasarkan pada kemampuan bertahan hidup dan juga kandungan biomassanya yang cukup besar.
Fotobioreaktor berbentuk plate skala laboratorium telah terbukti dapat digunakan untuk produksi biomassa Chlorella sp. dan optimasi produksi biomassa Chlorella sp. tersebut terletak pada proses pencahayaan. Metode pencahyaan yang dipilih akan mempengaruhi proses fotosintesis untuk produksi biomassa Chlorella sp. Pencahayaan alterasi (pengaturan kerapatan fluks cahaya) adalah pencahayaan yang digunakan dalam penelitian kali ini. Pencahayaan alterasi sendiri merupakan pengembangan dari sistem pencahayaan kontinu di mana intensitas cahaya akan ditingkatkan seiring dengan peningkatan jumlah innokulum (sel) yang sedang dikultivasi.
Fotobioreaktor kolom gelembung skala menengah dengan volume 18 Liter akan digunakan sebagai tempat kultivasi. Sedangkan jenis mikroalga yang digunakan adalah jenis Chlorella vulgaris Buitenzorg yang telah dikultivasi dalam medium Benneck. Chlorella vulgaris Buitenzorg ini akan diberikan pencahayaan alterasi selama proses penelitian dengan temperatur dan tekanan operasi 29oC dan 1 atm, sebagai pembanding dilakukan pencahayaan kontinu dengan jumlah innokulum yang sama. Udara yang mengandung CO2 sebesar 5% dialirkan ke dalam reaktor sebagai carbon source. Pengambilan data dilakukan setiap 4 jam sekali.
Evaluasi yang dilakukan menghasilkan kecepatan superfisial yang sesuai untuk kultivasi Chlorella vulgaris Buitenzorg yaitu 15,66 m/jam. Uji produksi yang dilakukan dengan memanfaatkan nilai kecepatan superfisial ini menunjukkkan bahwa fotobioreaktor kolom gelembung skala menengah ini mampu memproduksi Chlorella vulgaris Buitenzorg dengan baik, namun waktu kultivasi yang dibutuhkan lebih besar dibandingkan dengan skala laboratorium. Oleh karena itu, dibutuhkan pengoptimalan proses lebih lanjut untuk memperoleh hasil produksi biomassa yang maksimum.

Reduction process on CO2 which is released freely in the atmosphere can be done by many ways, such as chemical, electrochemical, and biological method. One of the alternative method used on this reduction process is using microalgae which is able to photosynthesize for fixating CO2 and producing biomass. This method is also environmental friendly. One of the microalgae which is grown a lot in Indonesia is Chlorella sp. The selection of Chlorella sp. is based on the resistance and large biomass content.
Laboratory scale plate bubble column photobioreactor has been proven well to produce Chlorella vulgaris Buitenzorg biomass about 0.016 g/dm3. Lighting method which is chosen, will affect photosynthesis process for producing Chlorella vulgaris Buitenzorg biomass. Alteration lighting (controlling lighting intensity) is lighting method used in this research. This method has been proven to increase biomass product about 1,61 times than constant lighting. Alteration lighting itself is developed from constant lighting system which lighting intensity will be increased when the amount of inoculum cell increase.
Mid-scale bubble column photobioreactor (18 dm3) will be used for cultivating place. The type of microalgae for this research is Chlorella vulgaris Buitenzorg which has been cultivated in Benneck medium. Chlorella vulgaris Buitenzorg will be illuminated by alteration lighting, with temperature and pressure operation at 29oC and 1 atm. As the comparison, Chlorella vulgaris Buitenzorg is cultivated by constant lighting with the same amount of inoculum. Air which is rich of 5% CO2 is flowed into the reactor as carbon source. Collecting data will be every 4 hours.
Evaluation of mid-scale bubble column photobioreactor gives superficial velocity 15,66 m/hour. Cultivation of Chlorella vulgaris Buitenzorg which has done using this superficial velocity shows that mid-scale bubble column photobioreactor performs well to produce biomass though gives higher cultivation time than laboratory scale bubble column photobioreactor. Process optimization is needed to get maximum biomass production.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48440
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nissa Gema Nusantari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tiga buah reaktor, masing-masing dengan volume sebesar 6 liter, yang disusun seri terhadap produksi biomassa Chlorella vulgaris yang dikultivasi dengan pencahayaan alterasi. Kultur Chlorella diaerasi menggunakan udara yang mengandung 5% karbondioksida dengan laju volumetrik sebesar 4.5 L/menit. Intensitas cahaya yang digunakan terus ditingkatkan seiring dengan penambahan kandungan biomassa di dalam kultur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata biomassa yang dihasilkan adalah sebesar 3.157 g/dm3. Jumlah biomassa terbesar diperoleh dari Reaktor 1 dan yang terkecil adalah produksi biomassa di Reaktor 3. Secara keseluruhan penggunaan reaktor seri menghasilkan biomassa 1.39 kali lipat lebih banyak daripada reaktor tunggal.

This research is conducted to find out the influence of utilizing three reactors, each having the volume of 6 litres, arranged in series to the production of Chlorella vulgaris biomass cultivated under the alteration illiumination. The Chlorella culture is aerated by 5% carbondioxide in air having the volumetric rate of 4.5 L/minute. The light intensity is increased along with the rise of biomass content in the culture.
The result of this research shows that the average biomass produced is 3.175 g/dm3. The highest ammount of biomass is produced in Reactor 1 while Reactor 3 gives the lowest ammount of biomass. Overall, utilizing three reactors in series produces 1.39 as much biomass as utilizing just a single reactor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51797
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>