Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Weinheim: Wiley-Vch, 1997
R 669 HAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sitorus, Yanthie K.
"ABSTRAK
Zeolit merupakan mineral alumunilikasilikat yang mempunyai struktur kerangka barongga Di dalam rongga tersebut terdapat kation logam alkali atau alkali tanah dan molelkul air. Karena stukturnya yang berongga itu, zeolit biasa dipakai sebagai adsorben- Adsopsi yang terjadi pada zeolit berupa adsorpsi putaran kation dan terjadi di dalam rongga. Daya adsorpsi zeolit dipengaruhi oleh ukuran rongga. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismojo
"ABSTRAK
Serat alam menjadi alternatif yang menarik sebagai pengganti atau subtitusi serat sintetis untuk struktur komposit polimer. Kelemahan serat alam karena hemiselulosa, selulosa dan lignin mengurangi kompatibilitasnya dengan matriks polimer sintetis. Modifikasi permukaan serat menggunakan perlakuan kimia dan fisika memiliki potensi untuk meningkatkan kompatibilitas serat-matriks. Penelitian ini bertujuan memodifikasi permukaan serat sorgum melalui perlakuan kimia dan fisika. Perlakuan kimia yang digunakan adalah alkali-asetilasi dengan variasi konsentrasi larutan dan katalis asetilasi, alkali-asetilasi-hidrolisis, dan alkali-bleaching dengan variasi temperatur proses. Perlakuan fisika dilakukan dengan pemanasan melalui kukus, kukus-presto, dan presto-rebus dengan variasi waktu proses. Hasil percobaan dikarakterisasi menggunakan FTIR, FE-SEM, XRD, STA dan sesile drop test. Serat mikrofibril selulosa (MFC) hasil optimum dari hasil perlakuan kimia dan fisika dicampur dengan matriks polipropilen (PP) untuk pembuatan komposit dengan variasi fiber loading. Proses pencampuran dan pembuatan komposit menggunakan alat Reomix dan hotpress. Dari analisis morfologi ditunjukkan bahwa hemiselulosa dan lignin menurun setelah dimodifikasi. Hasil ini diperkuat dengan data hasil uji XRD yang mengungkapkan bahwa fraksi kristalin serat sorgum meningkat. Serat hasil perlakuan kimia dan fisika mampu secara efektif meningkatkan ikatan komposit. Sifat tarik komposit PP yang diperkuat serat yang dimodifikasi meningkat jika dibandingkan dengan serat sebelum modifikasi. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa makin tinggi fiber loading MFC dalam matriks PP kekuatan tarik komposit menurun."
2019
D2719
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Eka Putra Yuriza
"Pajanan terhadap radikal bebas yang berperan dalam kerusakan dan degenerasi jaringan semakin meningkat. Antioksidan menjadi penangkal dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Sebagai antioksidan eksogen, Archidendron pauciflorum atau yang lebih dikenal sebagai jengkol dinilai berpotensi karena adanya vitamin C, polifenol dan asam jengkolat yang terkandung di dalamnya.
Penelitian ini dilakukan untuk menilai kemampuan protektif biji jengkol sebagai antioksidan pada hati dengan aktivitas alkali fosfatase plasma sebagai indikator kerusakan. Dua puluh delapan ekor tikus jantan Sprague Dawley dibagi ke dalam 4 kelompok yaitu, tanpa perlakuan, jengkol, jengkol-CCl4 dan CCl4. Aktivitas alkali fosfatase diukur dari plasma tikus tiap kelompok perlakuan menggunakan substrat p-NPP. Data kemudian dianalisis menggunakan One-way ANOVA.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aktivitas alkali fosfatase yang bermakna pada kelompok jengkol-CCl4 (p=0,000) dan CCl4 (p=0,007) dibanding kelompok tanpa perlakuan. Pada kelompok jengkol tidak terdapat perbedaan bermakna dibanding kelompok tanpa perlakuan (p=1,000). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa potensi biji jengkol sebagai antioksidan belum terbukti apabila dilihat dari tingkat aktivitas alkali fosfatase plasma.

Exposure to free radicals that play role in tissue damage and degeneration is increasing. Antioxidants prevent from damage caused by free radicals. As exogenous antioxidants, Archidendron pauciflorum or better known as jengkol considered potential as antioxidants as vitamin C, polyphenols and Jengkolat acid contained in it.
This study was conducted to evaluate the protective effect of jengkol beans as antioxidants in the liver with plasma alkaline phosphatase activity as an indicator of damage. Twenty eight male Sprague Dawley rats were divided into 4 groups, namely, without treatment, jengkol, jengkol-CCl4 and CCl4. Alkaline phosphatase activity was measured from the plasma of rats for each treatment group using p-NPP substrate. The data obtained were analyzed by using One-way ANOVA.
The results showed an increase in alkaline phosphatase activity significantly in jengkol-CCl4 group (p = 0.000) and CCl4 (p = 0.007) compared to the untreated group. The jengkol group not significantly different than the untreated group (p = 1.000). This study suggests that the antioxidant potential of jengkol beans still unproven when seen from the level of plasma alkaline phosphatase activity because jengkol-CCl4 group actually has the highest value of enzyme activity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Paramita Dona Fitria
"ABSTRAK
Eceng gondok berpotensi menjadi bahan penguat pada material komposit karena mengandung selulosa yang tinggi. Namun, penambahan serat alam pada matriks polimer dapat menurunkan sifat mekanik komposit yang dipengaruhi oleh interaksi antarmuka yang lemah sehingga diperlukan perlakuan permukaan. Eceng gondok akan diberi perlakuan terlebih dahulu dengan tekan panas lalu diberi perlakuan alkali, silane, dan kombinasi alkali-silane. Kemudian, variasi eceng gondok dicampurkan dengan poliester untuk membuat komposit dengan metode hand lay-up. Untuk pengamatan kualitas ikatan serat dan matriks diamati melalui Scanning Electron Microscopy (SEM) dan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat dengan perlakuan permukaan memiliki keterbasahan dan sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan serat tanpa perlakuan. Dengan perlakuan permukaan, sudut kontak yang terbentuk menjadi lebih kecil yaitu dari 55,9⁰ menjadi 40,9⁰; 29,8⁰; dan 23⁰ sehingga keterbasahan serat terhadap matriks menjadi lebih baik. Selain itu, kekuatan bending tanpa perlakuan permukaan meningkat dari 21,99 MPa menjadi: 36,86 MPa dengan perlakuan alkali; 43,10 MPa perlakuan silane; dan 52,78 MPa dengan kombinasi alkali-silane.Eceng gondok berpotensi menjadi bahan penguat pada material komposit karena mengandung selulosa yang tinggi. Namun, penambahan serat alam pada matriks polimer dapat menurunkan sifat mekanik komposit yang dipengaruhi oleh interaksi antarmuka yang lemah sehingga diperlukan perlakuan permukaan. Eceng gondok akan diberi perlakuan terlebih dahulu dengan tekan panas lalu diberi perlakuan alkali, silane, dan kombinasi alkali-silane. Kemudian, variasi eceng gondok dicampurkan dengan poliester untuk membuat komposit dengan metode hand lay-up. Untuk pengamatan kualitas ikatan serat dan matriks diamati melalui Scanning Electron Microscopy (SEM) dan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat dengan perlakuan permukaan memiliki keterbasahan dan sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan serat tanpa perlakuan. Dengan perlakuan permukaan, sudut kontak yang terbentuk menjadi lebih kecil yaitu dari 55,9⁰ menjadi 40,9⁰; 29,8⁰; dan 23⁰ sehingga keterbasahan serat terhadap matriks menjadi lebih baik. Selain itu, kekuatan bending tanpa perlakuan permukaan meningkat dari 21,99 MPa menjadi: 36,86 MPa dengan perlakuan alkali; 43,10 MPa perlakuan silane; dan 52,78 MPa dengan kombinasi alkali-silane.

ABSTRACT
Water hyacinth has good potential to be a reinforcement in composite materals because of they contain a high cellulose. However, the addition of natural fibers in the polymer matrix can reduce the mechanical properties of the composites were affected by the weak interaction interface so that the necessary of surface treatment. Hyacinth will be treated first with hot press, then treated with alkali, silane, and combinations of alkali-silane. Then, hyacinth mixed with polyester to make composites by hand lay-up method. For observation of the quality of bonding fibers and matrix was observed by Scanning Electron Microscopy and FTIR. The results showed that the fibers with the surface treatment has better wettability and mechanical properties than the untreated fibers. With the surface treatment, the contact angle formed becomes smaller from 55.9⁰ to be 40.9⁰; 29.8⁰; and 23⁰ so the wettability of the fiber to the matrix be better. In addition, the bending strength without surface treatment increased from 21.99 MPa to: 36.86 MPa by treatment with alkali; 43.10 MPa by silane treatment; and 52.78 MPa by combination of alkali-silanes"
2016
S63367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lubriandini Putri
"ABSTRAK
Bioaktivitas material implan Ti-6Al-4V dapat ditingkatkan melalui pelapisan hidroksiapatit pada permukaan material. Namun, interface antara hidroksiapatit dan material implan memiliki ikatan yang lemah sehingga dapat menyebabkan delaminasi HA. Hal ini dapat diatasi dengan alkali-heat treatment yang dapat meningkatkan mechanical interlocking yang dimiliki oleh hidroksiapatit dan material implan. Alkali-heat treatment dilakukan dengan mengetsa material implan menggunakan larutan kroll selama 18 menit, kemudian Ti-6Al-4V direndam dalam larutan NaOH dengan konsentrasi larutan sebesar 5M dan 10M selama 24, 48 dan 72 jam pada suhu 60 derajat celsius yang kemudian dilanjutkan dengan sintering pada suhu 600 dan 800 derajat celsius selama 1 jam dengan kenaikan suhu 5 derajat celsius/menit. Pendeposisian hidroksiapatit dilakukan dengan metode electrophoretic selama 10 menit dengan tegangan 20 Volt dan dipanaskan pada suhu 800 derajat celsius dalam vacuum furnace. Hasil menunjukan, material implan membentuk feather-like structure ketika mencapai waktu perendaman optimalnya pada kosentrasi larutan yang sesuai, yaitu NaOH 5M selama 48 jam, dan distabilkan dengan sintering pada suhu 600 derajat celsius agar hidroksiapatit dapat melapisi material implan dengan sempurna, sehingga osseointegration dapat terjadi seiring dengan meningkatnya bioaktivitas.

ABSTRACT
The deposition of hydroxyapatite has been applied to enhance the bioactivity of Ti-6Al-4V as implant materials. However, the hydroxyapatite has poor adhesion strength to a substrate which can lead to coating delamination. In this study, we combine the alkali-heat treatment of Ti-6Al-4V and the electrophoretic coating process of the hydroxyapatite to obtain the strong mechanical interlocking. The Ti-6Al-4V implants were etched in Kroll solution before the alkali-treatment was performed using 5M and 10M NaOH at 24, 48 and 72 hours and thermally stabilized at 600 and 800-degree Celsius for 1 hour using a stepwise heating rate of 5-degree Celsius per min. The EPD process conducted at a constant cell voltage of 200 V for 10 min at room temperature and then sintered in a vacuum furnace at 800-degree Celsius. The result shows that the feather-like structure on Ti-6Al-4V surface was created by incorporating sodium ions onto the Ti-6Al-4V surface during alkali-treatment using NaOH 5M for 48h and stabilized using heat treatment at 600-degree Celsius where the hydroxyapatite filled the interspaces to become integrated with the feather-like structure so that the osseointegration can occur as the bioactivity increased.

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fauzi Trinanda
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari abu sekam padi (RHA) sebagai sumber silika untuk larutan aktivator geopolimer berbahan baku metakaolin. Pada penelitian ini digunakan dua jenis abu sekam padi dengan komposisi silika yang tidak jauh berbeda, tetapi memiliki sifat kristalinitas yang berbeda. Abu sekam padi dilarutkan menggunakan larutan KOH dengan konsentrasi sebesar 8 M selama 4, 8 dan 24 jam. Hasil pelarutan optimum dicapai setelah proses pelarutan selama 24 jam untuk kedua jenis abu sekam padi. Besar persen massa terlarut dari kedua jenis abu sekam padi menunjukkan hasil yang berbeda. Abu sekam padi dengan sifat yang lebih amorf memiliki kelarutan yang lebih tinggi dengan pengurangan massa sebesar 80,4 % dan penurunan kadar silika hingga 32,04 %. Larutan dengan kelarutan paling optimum kemudian digunakan sebagai aktivator geopolimer berbahan dasar metakaolin (Metastar®) dengan variasi perbandingan antara metakaolin dan larutan sebesar 60:40, 60:60 dan 40:60 dan digeopolimerisasi pada suhu 60 OC selama 24 jam. Hasil uji tekan menunjukkan kekuatan optimum didapatkan pada komposisi antara metakaolin dan larutan aktivator sebesar 40:60 dengan kekuatan rata-rata sebesar 11,38 MPa.

This research assesses the feasibility of rice husk ash (RHA) as raw materials for the production of metakaolin-based geopolymer pastes. Two kinds of RHA were used in this research with a bit different of composition in silica, but have different cristallinity. At the beginning, the RHA samples were being dissolved into KOH with concentration of 8M for 4, 8 and 24 hours. The optimum solubility of RHA samples was reached after being dissolved in 24 hours for both RHAs. However, the dissolved mass percentage of these RHA shows different results. Amorphous RHA has higher dissolved mass of 80,4 % and reduction of silica composition up to 32.04%. Then, the solution with optimum solubility being used as activator for metakaolin-based geopolymer pastes with three variations of metakaolin to solution ratio of 60:40, 50:50 and 40:60 and being cured in 60 OC for 24 hours. The result shows optimum compressive strength was reached by metakaolin to solution ratio of 40:60 with average compressive strength of 11,38 MPa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reynaldo Putrayadi
"Magnesium (Mg) merupakan logam ringan yang memiliki beragam aplikasi, termasuk dalam industri otomotif dan sebagai bahan implan biodegradable. Meskipun penting, kelemahan utama magnesium adalah ketahanan korosinya yang rendah terutama dalam lingkungan yang mengandung klorida. Oleh karena itu, perbaikan sifat korosi magnesium diperlukan melalui rekayasa permukaan. Salah satu metode yang efektif dalam rekayasa permukaan magnesium adalah metode plasma electrolytic oxidation (PEO). Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh perbedaan kation yang digunakan sebagai elektrolit untuk PEO terhadap sifat mekanik dan ketahanan korosi lapisan PEO pada paduan magnesium AZ31. Elektrolit yang dimaksud adalah KOH dan NaOH. Dalam penelitian ini, dilakukan proses PEO pada paduan magnesium AZ31 menggunakan larutan basa seperti KOH, NaOH, dan campuran KNa. Proses ini menggunakan rapat arus 1000 A/m2 pada suhu 30ºC dalam waktu 10 menit. Sampel yang dihasilkan kemudian dianalisis menggunakan beberapa metode, termasuk pengamatan morfologi dan komposisi dengan SEM-EDS, uji mekanik untuk mengukur ketahanan aus dan kekerasan, serta eksperimen elektrokimia dengan EIS dan PDP. Larutan KOH, NaOH, dan KNa dapat meningkatkan ketahan korosi dan sifat mekanik lapisan PEO pada paduan magnesium AZ31. Data uji korosi menunjukkan bahwa larutan KOH memiliki tingkat korosi paling tinggi dibandingkan dengan NaOH dan KNa dengan nilai rapat arus dan resistansi polarisasi sebesar 7,31 × 10-5 A/cm2 dan 280 Ω.cm2 . Uji mekanik mengindikasikan peningkatan kekerasan dan ketahanan aus pada sampel yang diuji dengan larutan campuran KNa dengan nilai kekerasan sebesar 71 Hv dan nilai spesifik abrasi sebesar 9,07 × 10-6 mm3 /mm. Hal ini disebabkan oleh nilai at% dari unsur O pada elektrolit KNa lebih tinggi dibandingkan elektrolit NaOH dan KOH.

Magnesium (Mg) is a lightweight metal with diverse applications, including the automotive industry and as a material for biodegradable implants. Despite its significance, magnesium's primary weakness lies in its low corrosion resistance, particularly in chloride-containing environments. Therefore, improving magnesium's corrosion resistance is essential through surface engineering. One effective method for surface engineering of magnesium is the Plasma Electrolytic Oxidation (PEO) technique. This research aims to understand the influence of different cations used as electrolytes for PEO on the mechanical properties and corrosion resistance of PEO coatings on the AZ31 magnesium alloy. The electrolytes in focus are KOH and NaOH. In this study, the PEO process was conducted on the AZ31 magnesium alloy using basic solutions such as KOH, NaOH, and a mixture of KNa. The process employed a current density of 1000 A/m2 at a temperature of 30ºC for 10 minutes. The produced samples were then analyzed using various methods, including morphology and composition observation with SEM-EDS, mechanical testing for wear resistance and hardness measurement, as well as electrochemical experiments using EIS and PDP. KOH, NaOH, and KNa solutions successfully enhanced the corrosion resistance and mechanical properties of PEO coatings on the AZ31 magnesium alloy. Corrosion test data indicated that the KOH solution exhibited the highest corrosion rate compared to NaOH and KNa, with corrosion current density and polarization resistance values of 7,31 × 10-5 A/cm2 and 280 Ω.cm2 , respectively. Meanwhile, mechanical tests indicated improved hardness and wear resistance in samples treated with the KNa mixed solution, showing a hardness value of 71 Hv and specific abrasion value of 9,07 × 10-6 mm3 /mm. This can be attributed to the higher atomic percentage of oxygen in the KNa electrolyte compared to NaOH and KOH."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adibowo Mursid
"Konsumsi energi proses produksi klor alkali yang tinggi mendorong perlu dilakukannya peningkatan efisiensi proses. Elektrolisis plasma merupakan modifikasi proses elektrolisis yang dapat meningkatkan nilai produksi dan efisiensi energi hingga berkali-kali lipat. Penelitian ini menggunakan larutan kalium klorida sebagai bahan baku elektrolisis untuk memproduksi gas klor sebagai produk utama.
Pada penelitian ini, berbagai fenomena terkait pembentukan plasma dijelaskan, seperti intensitas warna, penurunan nilai arus, dan pengaruh ketinggian elektroda. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi tertinggi didapat pada konsentrasi tertinggi dan tegangan 400 V dengan peningkatan efisiensi terhadap proses elektrolisis mencapai 13 kali lebih besar.

High energy consumption of chlor-alkali process encourage the importance of the efficiency improvement. Plasma electrolysis is a modification of electrolysis method that can increase productiviy and efficiency level up to several times. This study uses a solution of potassium chloride as a raw material to produce chlorine gas as the main product.
In this study, various phenomena related to plasma formation are described, such as color intensity, decreasing of the current value, and the influence of the electrode height. The results showed the highest efficiency obtained at the highest concentration and 400 volt with an increase in the efficiency of the electrolysis process at 13 times greater.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43419
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>