Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S5689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonya Ayu Kumala
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis pengungkapan karakter dalam proposisi pada narasi
yang dituturkan oleh aktivis. Penelitian ini merupakan penelitian linguistik
interdisplin yang memanfaatkan disiplin ilmu psikologi. Analisis penelitian ini
dilakukan terhadap narasi yang dituturkan oleh aktivis buruh dan HAM, yaitu
Suciwati. Teori yang digunakan untuk menganalisis proposisi dalam narasi adalah
teori hubungan antarproposisi dari Larson (1984). Untuk menganalisis karakter
digunakan teori keutamaan dan kekuatan karakter dari Seligman dan Peterson
(2004). Analisis klasifikasi karakter menggunakan teori hierarki taksonomi dari
Cruse (2011). Hasil penelitian ini menemukan sebelas kekuatan karakter yang
muncul dalam gugus proposisi pada narasi. Melalui analisis hubungan
antarproposisi ditemukan proposisi utama dari gugus proposisi yan
mengungkapkan karakter. Kesesuaian komponen makna dari inti propoisi utama
dan komponen makna dari definisi kekuatan karakter membuktikan adanya
ungkapan karakter dalam proposisi. Selain itu, dari temuan kekuatan karakter
yang ada, secara umum keutamaan sifat keteguhan hati dan kekuatan karakter
pembentuknya menjadi karakter yang dominan dalam narasi yang dituturkan
informan.

ABSTRACT
This study analyzes the character in the propositions of narratives which is told by
activist. This research is an interdiciplinary study between lingustics and
psychology. The analysis was conducted to study the narrative told by trade
unionists and human rights, namely Suciwati. The theory that is used to analyze
the relation of proposition in narrative is interproposition theory by Larson (1984).
The analysis used the theory of the character strength and virtue by Seligman and
Peterson (2004). Classification analysis used the theory of hierarchical taxonomic
by Cruse (2011). The results of this study found eleven strength of character
which appears in clusters on a narrative proposition. Through analysis of the
interproposition relationship found that the main propositions of the groups
proposition revealed the character trought it?s proposition. Compliance of
semantic component of core proposition and semantic component of the definition
of character strength proved the existence of a character expression in the
proposition. In addition, the finding showed that the general nature of the virtue of
courage and strength and its constituent characters become the dominant
character in the narrative told by an informant."
2012
T31038
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Studi Sumber Daya Manusia (PSSDM), 2015
923.259 8 FAH
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2011
920.71 SOF
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Robert Adhi Kusumaputra
Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2018
920.71 ROB s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta;Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), 2017
920.71 GIE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Yunus
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianto Reksodiputro
"ABSTRAK
Penelitian ini meninjau kembali dikotomi terhadap aktivis mahasiswa radikal dan moderat
yang dibuat ahli-ahli politik makro. Pengelompokan yang mereka buat dilakukan
berdasarkan isu-isu, format gerakan, serta sikap dan tindakan aktivis-aktivis mahasiswa
yang bisa diamati. Berbeda dengan ilmu politik konvensional, ilmu psikologi politik melihat
perilaku politik dari sudut pandang dorongan-dorongan non-politis yang mendasari
perilaku tersebut. Karena itu, penelitian ini berusaha mencari prediktor-prediktor baru
untuk membedakan aktivis mahasiswa radikal dan moderat berdasarkan sejumlah faktor
psikologis yang dianggap penting dalam demokrasi. Faktor-faktor tersebut adalah
orientasi politik (terdiri dari toleransi politik, komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi,
kemanjuran politik, dan kepercayaan politik) serta partisipasi politik. Hasilnya
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara aktivis mahasiswa
radikal dan moderat dalam hal orientasi politik dan partisipasi politik (P = 41,870, pada
tingkat signifikansi 0,001). Aktivis mahasiswa radikal ternyata mempunyai tingkat
komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi, kemanjuran politik internal, dan partisipasi politik
ekstra konvensional lebih tinggi di banding aktivis mahasiswa moderat. Sedangkan
kemanjuran politik eksternal dan kepercayaan politik lebih tinggi pada aktivis mahasiswa
moderat. Dari semua variabel yang diukur, prediktor-prediktor terbaik untuk membedakan
dua kelompok tersebut adalah kepercayaan politik, partisipasi politik ekstra-konvensional,
dan komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi. Selain itu, ditemukan bahwa aktivis
mahasiswa secara umum (baik radikal maupun moderat) sudah memiiliki orientasi politik
yang tepat untuk mendukung demokrasi di Indonesia. Hanya saja, kepercayaan mereka
terhadap pemerintah sangat rendah. Selain itu, mereka cenderung tidak yakin bahwa
aspirasi mereka akan direspon oleh pemerintah. Bentuk-bentuk partisipasi politik yang
mereka lakukan umumnya tidak melibatkan kekerasan dan pengrusakan, serta
cenderung tidak melibatkan hubungan dengan pejabat pemerintah dan partai politik.
Sementara saran yang diberikan sebagai hasil penelitian ini adalah agar kegiatankegiatan
politik di kalangan aktivis mahasiswa diberikan perhatian dan dukungan yang
lebih besar oleh pemerintah."
2003
S3226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binar Asri Lestari
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hubungan antara partisipasi politik dengan subjective well being pada mahasiswa aktivis dan mahasiswa non aktivis di Universitas Indonesia. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur partisipasi politik adalah CPS (Citizen Participation Study), sedangkan alat ukur subjective well being adalah SWLS (Satisfaction With Life Scale) dan PANAS (Positive Affect and Negative Affect Scale).Kelompok mahasiswa aktivis dan non- aktivis dibedakan berdasarkan keikutsertaannya sebagai pengurus bidang sosial politik atau ketua BEM. Responden penelitian berjumlah 128 orang dengan rincian 75 mahasiswa non-aktivis dan 53 mahasiswa aktivis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa aktivis memiliki tingkat partisipasi politik yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa non- aktivis.Uji partial correlation tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara partisipasi politik dengan subjective well being. Perbedaan kelompok juga tidak memberikan pengaruh terhadap hubungan antara partisipasi politik dan subjective well being.
ABSTRACT
The objective of this research is to compare the correlation between political participation and subjective well being among activist student and non activist student in Universitas Indonesia. Political participation are measured with adapted CPS (Citizen Participation Study) survey and subjective well being are measured with SWLS (Satisfaction With Life Scale) and PANAS (Positive Affect and Negative Affect Scale). The group of activist student are identified by their participation as board member of social politics departments or as president of BEM (student executive board). 128 students are involved in this research, 75 students are nonactivist and 53 students are activist. This study shows that activist student have higher political participation compared to non activist student.Partial correlation examination does not show correlation between political participation and subjective well being. Group difference neither give effect to correlation beetween political participation and subjective well being.
, The objective of this research is to compare the correlation between political participation and subjective well being among activist student and non activist student in Universitas Indonesia. Political participation are measured with adapted CPS (Citizen Participation Study) survey and subjective well being are measured with SWLS (Satisfaction With Life Scale) and PANAS (Positive Affect and Negative Affect Scale). The group of activist student are identified by their participation as board member of social politics departments or as president of BEM (student executive board). 128 students are involved in this research, 75 students are nonactivist and 53 students are activist. This study shows that activist student have higher political participation compared to non activist student.Partial correlation examination does not show correlation between political participation and subjective well being. Group difference neither give effect to correlation beetween political participation and subjective well being.
]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S61620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grisham, John
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018
813 GRI t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>