Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Mulia Primatama
"ABSTRAK
Krisis air bersih di daerah berair payau belakangan ini semakin
memprihatinkan terutama saat musim kemarau tiba. Mesin Reverse Osmosis (RO)
yang berfungsi untuk mengolah air tanah menjadi air bersih bagi penduduk daerah
berair payau juga sudah tidak berfungsi secara maksimal. Karena kebutuhan air
bersih yang dibutuhkan tidak tersedia, penduduk setempat terpaksa menggunakan
air tanah dari sumur mereka yang berasa asin (payau). Hal tersebut mendorong
pengembangan alat water purifier yang dapat mengatasi krisis air bersih di daerah
berair payau secara aplikatif. Alat ini memanfaatkan prinsip kerja filtrasi, adsorpsi,
dan desalinasi. Unit filtrasi menggunakan saringan micron, unit adsorpsi
menggunakan kombinasi adsorben zeolite dan karbon aktif, dan unit desalinasi
menggunakan metode capacitive deionization. Alat ini direncanakan akan berfungsi
dengan output 5 Liter. Kriteria yang akan ditinjau dalam mengetahui kinerja water
purifier adalah kualitas produk keluaran berupa konsentrasi TDS (mg/L),
konduktivitas (μS/cm), dan penurunan kadar garam (%). Variasi yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah jenis air payau yang memiliki konsentrasi TDS dan
konduktivitas berbeda, susunan ketinggian adsorben pada unit adsorpsi, dan
tegangan pada unit desalinasi. Unit desalinasi dengan capacitive deionization
bekerja optimum pada tegangan 2V dan jenuh pada waktu 15 menit. Penurunan
kadar garam maksimal dari unit desalinasi mencapai 13,4%. Energi yang
dibutuhkan sel CDI pada penelitian ini adalah 1,05 kWh/m3. Pada unit filtrasi dan
adsorpsi komposisi ketinggian adsorben paling baik adalah 40cm-40cm (karbon
aktif-zeolit) yang memiliki penurunan kadar garam 17,1%. Total penurunan kadar
garam pada alat water purifier ini adalah 30,4%.

ABSTRACT
Recently, clean water crisis in brackish water area is increasing, particularly during
the dry season. Water sources that have been used by residents is low. Reverse
Osmosis (RO), which serves to cultivate the soil water into clean water for the
inhabitants of brackish water area also was not functioning optimally. Because of
the need of clean water required are not available, local residents are forced to use
ground water from their wells that are salty (brackish). It encourages the
development of water purifier that can overcome the water crisis directly in the
brackish watery region. This water purifier utilizes the working principles of
filtration, adsorption, and desalination. Filtration unit uses a micro fiber filter,
adsorption units uses a combination between the zeolite adsorbent and activated
carbon, and the desalination unit used capacitive deionization as the method. This
tool is planned to be functioning with an output of 5 L. The criteria that will be
reviewed in knowing the water purifier's performance is the quality of the product
output of TDS concentrations (mg / L), conductivity (μS / cm), and decrease of salt
content (%). This research involves the variation of feed?s TDS concentration and
conductivity, the height combination of both adsorbents, and the applied voltage on
CDI cell. Desalination unit with capacitive deionization work optimally at a voltage
of 2V and saturated at 15 minutes. The maximum decrease of salt content at
desalination unit is 13.4%. The CDI cells required 1.05 kWh / m3 energy. On
filtration and adsorption unit, the best height combination of adsorbents is 40cm-
40cm (activated carbon-zeolite) that has a 17.1% reduction in salt levels. Total
decrease in salinity in the water purifier tool is 30.4%.
"
2016
S62662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Ibrahim
"ABSTRAK
Krisis air bersih di daerah berair payau belakangan ini semakin memprihatinkan. Teknologi yang banyak digunakan saat ini yaitu distilasi dan Reverse Osmosis RO tidak bekerja secara maksimal karena kebutuhan energi dan biaya yang relatif besar. Teknologi capacitive deionization CDI yang ditemukan untuk menggantikan teknologi RO dan distilasi juga belum menjadi solusi yang baik, karena berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya tentang pemurnian air payau, didapatkan tingkat penurunan kadar garam hanya sebesar 13,1 . Hal tersebut mendorong pengembangan penelitian pemurnian air lebih lanjut dengan menggunakan teknologi membrane capacitive deionization MCDI agar dapat membantu mengatasi masalah krisis air bersih daerah air payau secara aplikatif. Prinsip dasar MCDI adalah dengan mengionisasi ion yang kemudian akan teradsorp ada elektroda. Hal yang membedakan MCDI dan CDI adalah penambahan membran yang diletakan di depan tiap elektroda dengan kutub yang berlawanan, sehingga dapat menghalangi ion yang sejenis dengan elektroda memenuhi pori elektroda, sehingga meningkatkan kemurnian dari produk. Pada penelitian ini didapatkan hasil penurunan kadar garam sebesar 23,9 , untuk 2 sel MCDI, dan 18 untuk 1 sel MCDI. Selain meningkatkan kemampuan penyerapan ion, pada 2 sel MCDI juga mengalami penyerapan ion yang lebih cepat jika dibandingkan dengan 1 sel MCDI, dari 50 menjadi 30 menit.

ABSTRACT
Recently, clean water crisis in brackish water area is increasing, particularly during the dry season. Technology that widely used today which are distillation and reverse osmosis RO do not work optimally because energy requierments and costs are relatively large. Capacitive deionization CDI , which is projected to replace RO and distillation is not a good solution, based on previous research using CDI to purify the brackish water, it can provide only 13,1 decrease in salinity level, encourages the study of water purification using membrane capacitive deionization MCDI in order to overcome the water crisis problem. The base principle of MCDI is by ionizing the brackish water, and electrodes will adsorp ion. Membrane capacitive deionization is different from capacitive deionization because the membrane capacitive deionization using membrane to help the counter ion filling the electrodes to increase the purity of the product. In this research, salinity reduction are 23,9 for 2 cells of MCDI, and 18 for 1 MCDI cell. In addition to improving the ability of ion adsorption, in 2 MCDI cells also experience faster ion adsorption compared with 1 cell of MCDI, 30 minutes in 2 MCDI cells and 50 minutes in 1 cell of MCDI."
2017
S67976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bayu Wisely Purbojati
"ABSTRAK
Luas wilayah Indonesia adalah 7,81 juta km2 dimana luas laut yang dimiliki Indonesia sekitar 5,8 juta km2, jika di persentasekan maka luas laut Indonesia sekitar 74%. Meskipun Indonesia memiliki perairan yang luas, di beberapa daerah masih banyak terjadi masalah kekurangan air, terutama kekeringan pada musim kemarau. Keadaan ini akan membahayakan kelangsungan hidup bangsa Indonesia karena air merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Air digunakan untuk konsumsi seperti untuk memasak dan minum serta untuk mencuci pakaian, mandi, dan lain-lain. Kekeringan bukan satu-satunya masalah yang terjadi di Indonesia, kualitas air juga menjadi salah satu masalah yang terjadi di Indonesia sehingga masyarakat harus mencari sumber air lain seperti air asin dan atau air payau. Di beberapa daerah di Indonesia juga sulit untuk mengakses listrik sehingga alat secanggih apapun untuk mengolah air tidak ada gunanya tanpa listrik. Oleh karena itu, pengembangan alat penyulingan air asin dan atau air payau yang tidak menggunakan tenaga listrik sangat penting di Indonesia untuk mengatasi beberapa permasalahan kekurangan air dan atau kekeringan di beberapa daerah di Indonesia. Alat ini menggunakan energi terbarukan seperti radiasi matahari karena Indonesia memiliki potensi energi matahari yang tinggi.
ABSTRACT
The total area of ​​Indonesia is 7.81 million km2 where the sea area owned by Indonesia is about 5.8 million km2, if in percentage, the Indonesian sea area is around 74%. Although Indonesia has wide waters, in some areas there are still many problems of water shortages, especially drought in the dry season. This situation will endanger the survival of the Indonesian people because water is a basic need that must be met. Water is used for consumption such as for cooking and drinking as well as for washing clothes, bathing, and others. Drought is not the only problem that occurs in Indonesia, water quality is also one of the problems that occur in Indonesia so that people have to look for other water sources such as salt water and or brackish water. In some areas in Indonesia it is also difficult to access electricity so any sophisticated tools to treat water are useless without electricity. Therefore, the development of saltwater and or brackish water distillation equipment that does not use electricity is very important in Indonesia to overcome several problems of water shortages and or drought in several regions in Indonesia. This tool uses renewable energy such as solar radiation because Indonesia has a high potential for solar energy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library