Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Restu Agung, 2005
613.287 BUK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Air adalah sumberdaya alam yang sangat penting untuk kehidupan manusia
sehingga perlu untuk diatur dan dilidungi pengggunaannya. Mata air panas
telah menjadi fenomena yang cukup menarik perhatian khalayak umum pada
beberapa tahun belakangan ini. Oleh karena itu perlu diketahui kualitas mata
air panasnya dan pola keruangannya sehingga berguna untuk proses ke
depannya. Wilayah yang diteliti adalah Daerah Aliran (DA) Ci Mandiri dan
DA Ci Maja. Di mana variabel yang digunakan adalah variabel dependen (y)
dan independen (x). Pemunculan tipe mata air berupa Hot Spring pada
wilayah DA Ci Mandiri dan Ci Maja memiliki kualitas yang bervariasi.
Seluruh parameter termasuk ke dalam kelas II (untuk peruntukan prasarana
dan sarana rekreasi) pengecualian untuk parameter Daya Hantar Listrik
(DHL) yang memang tidak terdapat pada nilai baku mutu. Kualitas mata air
panas pada wilayah penelitian dipengaruhi oleh penggunaan tanah dan
struktur geologinya. Pola keruangan mata air panas yang dihasilkan adalah
pola yang berkumpul pada wilayah syarat struktur geologi. Di mana sebagian
besar struktur geologi tersebut berkelompok di bagian tengah wilayah
penelitian. Ini sama dengan sebaran mata air panas pada wilayah penelitian
yang memang berkelompok pada bagian tengah."
Universitas Indonesia, 2010
S34142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grano Prabumukti
"Sumber mata air panas memiliki potensi untuk menghasilkan tenaga terutama di daerah off grid PLN terpencil . Ada dua siklus biner yang dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga dari sumber panas suhu rendah yaitu siklus Kalina dan ORC. Fluida kerja yang digunakan adalah Propana, Propena, R1234yf dan R407a untuk ORC dan Ammonia 85 untuk Siklus Kalina. Simulasi masing-masing siklus untuk tiap fluida kerja dilakukan dengan menggunakan software UNISIM untuk menghasilkan nilai effisiensi dan LCOE dengan mengubah kondisi operasi tekanan masuk turbin, suhu sumber panas dan laju alir sumber panas. Tren nilai effisiensi berbanding terbalik dengan tren nilai LCOE pada pengaruh tekanan masuk turbin. Nilai effisensi terbaik berbeda bergantung pada suhu sumber panas. R1234yf dan Propena dengan konfigurasi basic ORC menghasilkan effisiensi terbaik untuk rentang suhu sumber panas 60oC - 99oC. Dari data simulasi, dapat dibentuk persamaan regresi untuk melakukan pemetaan dari tiap lokasi sumber mata air panas. Dari lokasi hotspring, didapat rentang nilai daya 2,1 kWe - 61,3 kWe dan nilai LCOE 99,4 /kWh -15.9 /kWh. Lokasi hotspring APSGA 2, Losseng 2, Beang, Kawah Sirung, Pamandian, Kadidia, Pulu 1, Sajau 3 dan Sajau 2 berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut karena memiliki nilai LCOE lebih rendah dari pembangkit diesel termurah.

Hotsprings have the potential to generate power, especially in off grid areas of PLN. There are two binary cycles that can be used to generate power from low temperature heat source, Kalina Cycle and ORC. The working fluids used are Propane, Propene, R1234yf and R407a for ORC and Ammonia 85 for Kalina Cycle. The simulation of each cycle for each working fluid is done by using UNISIM software to produce efficiency and LCOE values by changing turbine inlet pressur, heat source temperature and heat source flow rate. Efficiency value trends are inversely proportional to the trend of LCOE values on the influence of turbine inlet pressure. The best value of efficiency differs depending on the temperature of the heat source. R1234yf and Propena with ORC basic configuration produce the best efficiency for hoto temperature range 60oC 99oC. From the simulation data, regression equation can be formed to mapping from each hot springs location. From the hotspring location, there is a range of power values of 2.1 kWe 61.3 kWe and a LCOE value of 99.4 kWh 15.9 kWh. The hotspring locations of APSGA 2, Losseng 2, Beang, Sirung Crater, Pamandian, Kadidia, Pulu 1, Sajau 3 and Sajau 2 have the potential to be developed in the future as they have lower LCOE value than the cheapest diesel generators.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Guslyani
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu terhadap pertumbuhan Nostoc HS-5 dan HS-20. Nostoc HS-5 yang digunakan berasal dari sumber air panas Ciseeng yang memiliki suhu habitat 30 mdash;43 C, sedangkan Nostoc HS-20 yang digunakan berasal dari sumber air panas Gunung Pancar yang memiliki suhu habitat 46 mdash;69 C. Penelitian dilakukan dengan menghitung berat biomassa dan kandungan klorofil pada hari ke-0, 1, 2, 3, 4, 7, 10, 14, 17, dan 21. Suhu yang digunakan adalah suhu 20 C, 35 C, dan 50 C. Medium yang digunakan adalah medium BBM dengan pH 6,6. Masing-masing perlakuan dilakukan dalam 4 kali ulangan. Analisis statistik menggunakan uji statistik non-parametrik uji Friedman =0,05 dan uji Spearman =0,01 . Berdasarkan data kualitatif, hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang cukup nyata pada berat biomassa Nostoc HS-5 dan HS-20 pada suhu 20 C, 35 C dan 50 C. Rerata berat biomassa tertinggi terdapat pada biakan Nostoc HS-5 dan HS-20 yang diinkubasi pada suhu 35 C. Selain itu, tidak terlihat adanya korelasi antara berat biomassa dan kandungan klorofil Nostoc HS-5 dan HS-20.

ABSTRACT
The research aims to know the effect of variation temperature to the growth of Nostoc HS 5 and HS 20. Nostoc HS 5 isolated from Ciseeng hot spring which has habitat temperature range of 30 mdash 43 C, and Nostoc HS 20 isolated from Pancar Mountain hot spring which has habitat temperature range of 46 mdash 69 C. The research was done by measuring biomass weight and chlorophyll content on day 1, 2, 3, 4, 7, 10, 14, 17, 21. The temperatures which used were 20 C, 35 C, and 50 C. The growth medium which used was BBM with pH 6,6. Each treatments was made in four replications. Non parametric statistical analysis using the Friedman test 0,05 and Spearman test 0,01 . Based on qualitative, the result showed there were significant differences on the biomass weight of Nostoc HS 5 and HS 20 grown at temperature of 20 C, 35 C and 50 C. The highest amount of average biomass weight for Nostoc HS 5 and HS 20 was showed in 35 C. Beside that, there was no correlation between biomass weight and chlorophyll content of Nostoc HS 5 and HS 20."
2017
S68505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdzan
"Floating Production Unit (FPU) Jangkrik mengolah gas dari Lapangan Kompleks Jangkrik dan potensi lapangan baru lain di sekitarnya. Evaluasi debottlenecking diperlukan sebagai upaya untuk peningkatan produksi, disertai kompleksitas tekanan inlet yang semakin rendah, dan tambahan dari sumber lapangan lain. Sehingga perlu dilakukan beberapa modifikasi pada unit pengolahan FPU, salah satunya MEG Regenerasi Unit (MRU). MEG dalam jumlah yang lebih besar harus diinjeksikan ke sumur bawah laut dan unit pengontrol titik embun untuk menekan pembentukan hidrat. Hal ini mengharuskan MRU untuk lebih banyak meregenerasi MEG yang ramping dari MEG yang kaya. Untuk mencapainya diperlukan nilai tukar panas yang lebih tinggi pada Reclaimer Loop Heaters. Persyaratan ini dapat dipenuhi dengan meningkatkan suhu atau laju aliran sumber panas yang berasal dari air panas. Unit Pemulihan Panas Limbah (Weast Hate Recovery Unit/WHRU) dan Sistem Air Panas, masing-masing bertanggung jawab memproduksi dan mendistribusikan air. Studi ini menyajikan evaluasi WHRU dan Sistem Air Panas untuk mengetahui kemampuannya dalam menyediakan suhu/debit air panas yang lebih tinggi ke Reclaimer Loop Heaters. Model matematika digunakan untuk menghitung kemampuan WHRU dalam menyediakannya pada suhu dan debit yang diinginkan. Beberapa permasalahan mekanis terkait keselamatan akan dipertimbangkan sehubungan dengan risiko penguapan, yang dapat terjadi bila suhu air panas dinaikkan mendekati atau melebihi suhu penguapannya pada tekanan operasi. Kemudian, Sistem Air Panas dievaluasi kemampuannya untuk mengalirkan suhu/debit air panas yang lebih tinggi.

The Jangkrik Floating Production Unit (FPU) processes gas from the Jangkrik Complex Field and other potential new fields in the vicinity. Evaluation of debottlenecking is needed as an effort to increase production, accompanied by the complexity of lower inlet pressure, and additional sources from other fields. So several modifications need to be made to the FPU processing unit, one of which is the MEG Regeneration Unit (MRU). Larger amounts of MEG should be injected into subsea wells and dew point control units to suppress hydrate formation. This requires the MRU to regenerate more lean MEG from rich MEG. To achieve this, a higher heat exchange rate is required in the Reclaimer Loop Heaters. This requirement can be met by increasing the temperature or flow rate of the heat source from the hot water.

The Waste Heat Recovery Unit (WHRU) and the Hot Water System are each responsible for producing and distributing water. This study presents an evaluation of the WHRU and Hot Water System to determine its ability to provide higher hot water temperature/discharge to the Reclaimer Loop Heaters. Mathematical models are used to calculate WHRU's ability to provide it at the desired temperature and discharge. Several safety-related mechanical issues will be considered in connection with the risk of evaporation, which can occur when the temperature of hot water is raised to near or above its evaporation temperature at operating pressure. Then, the Hot Water System is evaluated for its ability to deliver a higher temperature/hot water flow."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arysta Febriya Hutami
"Terak emas merupakan limbah hasil proses pengolahan bijih emas yang masih mengandung mineral berharga yang nilainya tinggi. Niobium menjadi salah satu mineral ikutan dari emas dan bisa didapatkan dengan metode hydrometalurgi yaitu leaching asam dalam meningkatkan kadar Niobium dari terak emas. Tujuan penelitian ini adalah ingin menganalisis pengaruh variasi konsentrasi, waktu dan temperatur proses pelindian dengan HCl pada terak emas terhadap peningkatan kadar Niobium.
Sampel terak dikeringkan secara manual dan dilakukan proses pre-treathment berupa pencucian terak dengan air panas pada suhu 100°C, kecepatan pengadukan 300rpm selama 90 menit dilakukan untuk mereduksi mineral pengotor dan mengecilkan ukuran sampel awal. Residu hasil pencucian air di lindi dengan berbagai variabel bebas konsentrasi 0,5 - 2M HCl, waktu 15-120 menit dan temperatur 25°C - 70°C. kecepatan pengadukan yang digunakan 300rpm dengan ukuran partikel -200 mesh. Produk hasil pencucian air panas dan leaching HCl dikarakterisasi dengan X-Ray Flourenscence (XRF) and Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectrometry (ICP-OES).
Hasil karakterisasi XRF menunjukan bahwa proses pencucian emas berdampak melarutkan 4895,41 Boron dan 6622,69ppm Natrium dan kenaikan kadar Cu, Cr, Ca, Fe, Al, Si dan Zr. Pengujian ICP-OES filtrat pelindian HCl didapatkan hasil ekstraksi optimum yang diperoleh adalah 21,38ppm Niobium yang ada pada kondisi pelindian 1M HCl/ 40°C/ 15menit. Peningkatan kadar Niobium dari terak emas dengan larutan HCl yang paling optimum adalah selama kondisi pelindian 1M HCl/ 40°C/ 15menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : Departemen Geografi FMIPA-UI, 2002
UI-JGE
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Daerah geotermal Gunung Pancar terletak 30 km arah timur kota Bogor (Jawa
Barat). Di daerah ini terdapat 3 lokasi mataair panas masing-masing Kawah Putih,
Kawah Merah, dan Kawah Hitam. Sebagian dari mataair panas di daerah ini telah
dikembangkan untuk tempat wisata pemandian air panas. Sistem hidrotermal yang
berkaitan dengan mata air panas di daerah penelitian cukup menarik untuk diteliti
lebih lanjut. Adapun penulis menfokuskan penelitian di sekitar Kawah Merah.
Penulis melakukan survei geofisika dengan menggunakan metode DC-Resistivity
Wenner-Schlumberger dan Temperatur Dangkal (0-3 meter) dengan tujuan untuk
membuat model dua dimensi dari sistem hidrotermal di daerah penelitian.
Interpretasi secara dua dimensi data DC-Wenner-Schlumberger pada dua lintasan
pengukuran, dengan maksimum bentangan a = 10 meter dan n (maksimum) = 10,
telah berhasil menemukan lapisan yang menjadi akuifer air panas yang cukup
dangkal yaitu sekitar 5 meter. Penyebaran secara lateral dari akuifer air panas ini
juga telah diinterpretasikan dari penampang melintang hambatan-jenis pada dua
lintasan yang didukung dengan data Temperatur Dangkal. Hasil dari studi ini
menguatkan hipotesis awal bahwa pemunculan mataair panas Kawah Merah pada
daerah ini terkait dengan sistem patahan yang terdapat pada daerah ini
sebagaimana diindikasikan oleh adanya short-wave length data self-potential."
Universitas Indonesia, 2005
S28858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gaizka Oktadiaz Gutama
"Energi terbarukan merupakan sumber energi alternatif yang tersedia melimpah di alam dan tidak akan pernah habis walaupun terus menerus digunakan. Pemanfaatan energi terbarukan juga diakibatkan karena efek yang ditimbulkan oleh emisi pembakaran energi fosil, membuat peneliti berfikir untuk mencari sumber energi alternatif yang lebih bersih dan aman bagi lingkungan. Salah satu pemanfaatan energi terbarukan adalah energi matahari yang dimanfaatkan untuk Solar Thermal Cooling System dengan menggunakan Evacuated Tube Solar Collector (ETSC) untuk mengkonversi energi matahari menjadi energi kalor yang dapat memanaskan heat transfer fluid  tanpa menggunakan heater. Solar Collector adalah salah satu instrumen yang penting dalam Solar Thermal Cooling System dan sistem pemanas air. Penggantian heat transfer fluid dari air ke nanofluida dapat meningkatkan perpindahan panas. Peneilitian ini bertujuan untuk mengetahui performa Evacuated Tube Solar Collector dengan penggunaan nanofluida berbahan dasar nanopartikel berupa Multi Walled Carbon Nanotube (MWCNT) dalam pemanasan air yang berfungsi sebagai Heat Transfer Fluid. Peneliatian ini menggunakan standar pengujian yang memiliki banyak metode untuk menentukan performa dari sebuah solar collector yaitu Standar ASHRAE 93-2003, standard ini menggunakan single phase fluids dan memakai sistem close loop. Metode pengambilan data dilakukan dengan mempersiapkan measurement device yang berfungsi sebagai mikrokontroller untuk merekam data yang diperoleh dari tiga buah sensor thermocouple dimana sensor tersebut diletakkan pada inlet dan outlet solar collector manifold, serta diletakkan di dalam storage tank untuk mengukur air yang akan dipanaskan, selain itu data radiasi yang didapatkan pada percobaan ini didapatkan dari pyranometer. Pengambilan data dilakukan selama 6 jam denganflowrate sebesar 2.6 LPM dan sudut kemiringan Evacuated Tube Solar Collector sebesar 15°. Penelitian ini berlokasi di Depok, Jawa Barat dengan kondisi cuaca aktual pada bulan Juni-Juli 2023

Renewable energy is an abundant alternative energy source in nature that will never be depleted even with continuous use. The utilization of renewable energy is driven by the effects caused by the emissions of fossil fuel combustion, prompting researchers to seek cleaner and environmentally safe alternative energy sources. One of the applications of renewable energy is solar energy, which is harnessed for Solar Thermal Cooling Systems using Evacuated Tube Solar Collectors (ETSC) to convert solar energy into heat energy capable of heating the heat transfer fluid without the use of a heater. Solar collectors are crucial instruments in Solar Thermal Cooling Systems and water heating systems. The replacement of the heat transfer fluid from water to nanofluids can enhance heat transfer. This research aims to determine the performance of the Evacuated Tube Solar Collector using nanofluids based on Multi Walled Carbon Nanotubes (MWCNT) as the Heat Transfer Fluid in water heating. The research adopts testing standards that encompass various methods to determine the performance of a solar collector, namely the ASHRAE 93-2003 standard, which employs single-phase fluids and a closed-loop system. Data collection is conducted by preparing a measurement device functioning as a microcontroller to record data obtained from three thermocouple sensors placed at the inlet and outlet of the solar collector manifold, as well as inside the storage tank to measure the water to be heated. Additionally, radiation data obtained in this experiment is acquired from a pyranometer. The data collection is performed for a duration of 6 hours with a flow rate of 2.6 LPM and an inclination angle of the Evacuated Tube Solar Collector set at 15°. This research is conducted in Depok, West Java, under the actual weather conditions of June-July 2023."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alwi Nawawi
"Daerah penelitian panas bumi Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat berada pada jalur sesar besar Sumatra yang terbentuk akibat aktivitas penunjaman lempeng Indo-Australia dibawah lempeng Eurasia yang berada di sebelah barat lepas pantai Sumatra. Sesar besar Sumatra berarah baratlaut-tenggara dengan jenis pergeseran menganan (dextral). Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia pada tahun 2014 hanya melakukan analisis peta Anomali Bouguer Lengkap hingga pemisahan anomali regional dan residual. Pada penelitian penulis yang terbaru yaitu menggunakan metode gravitasi satelit dengan bertujuan untuk mengetahui keberadaan struktur bawah permukaan dan menentukan zona permeabel dengan melakukan pengolahan data serta hasil yang didapat yaitu pembuatan peta anomali bouguer lengkap sampai model inversi 3D. Dari hasil yang dilakukan diperoleh beberapa patahan yaitu sesar normal dan sesar naik pada analisis FHD dan SVD, Sesar ini masih berarah sama dengan struktur geologi Pariangan yaitu berarah baratlaut-tenggara ini, diperkirakan sebagai struktur pengontrol kemunculan manifestasi panas bumi di daerah penelitian. Sesuai dengan hasil yang diperoleh dari metode gravitasi satelit didapatkan kemunculan mata air panas yaitu mata air panas Pariangan dan Sopan Didih pada daerah penelitian Pariangan.

The Pariangan geothermal research area, Tanah Datar Regency, West Sumatra is located on the Sumatran fault line which was formed due to the subduction activity of the Indo-Australian plate under the Eurasian plate which is in the west off the coast of Sumatra. The Sumatran fault has a northwest-southeast trend with a dextral type of shift. Research conducted by the Center for Geological Studies of the Ministry of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia in 2014 only analyzed the Complete Bouguer Anomaly map to separate regional and residual anomalies. In the author's latest research, using the satellit gravity method with the aim of knowing the existence of subsurface structures and determining the permeable zone by processing data and the results obtained are making a complete bouguer anomaly map to a 3D inversion model. From the results obtained by several faults, namely normal faults and rising faults in the FHD and SVD analysis, this fault has the same direction as the Pariangan geological structure, which is northwest-southeast, it is estimated as the beginning of the emergence of geothermal manifestations in the study area. In accordance with the results obtained from the satellit gravity method, the emergence of hot springs, namely Pariangan and Sopan Didih hot springs in the Pariangan research area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>