Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lucya Nazarina
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3622
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widyastuti
"ABSTRAK
Adalah hal yang memprihatinkan jika akhir-akhir ini kuantitas penayangan film kekerasan di televisi meningkat, sementara peningkatan itu dibarengi dengan maraknya aksi kekerasan yang dilakukan oleh pelajar-pelajar di Jakarta.
Banyaknya program siaran yang ditawarkan kiranya telah membuka peluang bagi pemirsa untuk memilih acara-aeara yang mereka senangi, termasuk film-film kekerasan. Tudingan kepada pihak pengelola televisi sebagai penyebab maraknya aksi kekerasan bukanlah tudingan yang tanpa alasan, namun tudingan itu tidaklah bijaksana tanpa melalui suatu penelitian. Tulisan ini berusaha menjembatani kepentingan pihak pengelola televisi . dengan kepentingan masyarakat.
Ada berbagai pendapat tentang pengaruh menonton film kekerasan. Pendapat pertama mengatakan menonton film kekerasan merupakan katarsis sedangkan pendapat lain mengatakan hal ini meningkatkan agresivitas penonton karena menampilkan model untuk dicontoh. menemukan bahwa dampak film kekerasan terhadap agresivitas janganlah hanya dilihat sebagai hasil menonton televisi, tetapi juga dari proses-nya. "Proses" ini dikenal dengan "konsep variabel ketiga", yang dibagi menjadi variabel Antecedent, Intervening dan Contingent. Di samping itu lamanya menonton dan jenis film yang ditonton diduga berhubungan dengan perilaku penontonnya, khususnya perilaku agresif.
Penelitian ini dilakukan terhadap 150 orang pelajar SLTA di Jakarta untuk mengetahui faktor-faktor apa saja dari menonton film kekerasan yang berhubungan dengan agresivitas penontonnya. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa variabel Antecedent dan Intervening penonton film kekerasan berhubungan secara signifikan dengan agresivitas penontonnya. Kondisi Contingent (kesempatan penonton untuk mengaplikasikan adegan di televisi dalam perilaku nyata) tidak berhubungan secara signifikan dengan agresivitas penontonnya. Bila dilihat dari lamanya menonton dan jenis film yang ditonton, ternyata hanya jenis film yang ditonton saja yang memperlihatkan efek yang signifikan terhadap agresivitas penonton.
Berkaitan dengan temuan ini beberapa saran yang dikemukakan, adalah : (1) hendaknya orang tua tidak menciptakan kondisi yang memungkinkan anak mencontoh perilaku buruk orangtuanya karena orangtua merupakan "model" yang cukup menarik bagi anak-anak untuk ditiru; (2) pihak pengeloia program televisi hendaknya lebih bijaksana dalam menyeleksi film-film yang akan diputar dengan memperhatikan jam tayang khususnya untuk film anak-anak dan remaja; (3) perlunya penelitian lanjutan untuk menemukan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap hubungan menonton film kekerasan di televisi dengan agresivitas penontonnya. "
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauza Qurrotu Aini
"Emosi sebagai salah satu faktor yang menentukan perilaku manusia sudah banyak diketahui dari pengalaman sehari-hari, misalnya dengan bergembira maka segala sesuatu yang dikerjakan akan baik hasilnya, dalam kesedihan maka pekerjaan menjadi kacau (Amold dalam Markam, 1992). Namun apabila seorang remaja akhir mempunyai kecerdasan pada dimensi emosionalnya, maka ia akan mampu mengendalikan reaksi atau perilakunya (Epstein dalam Achir, 1988). Menurut Goleman (1995) kecerdasan emosi yang baik akan mengontrol agresivitas remaja.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kecerdasan emosi dan agresivitas pada remaja akhir, hubungan antara kecerdasan emosi dengan agresivitas, pengaruh dari dimensi-dimensi kecerdasan emosi terhadap agresivitas, serta perbedaan kecerdasan emosi dan agresivitas pada remaja akhir laki-laki dan perempuan. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan tehnik incidental sampling, jumlah subyek 92 orang siswa-siswi SMA yang berada pada tahapan perkembangan remaja akhir.
Alat ukur yang digunakan adalah Emotional Intelligence Inventory (Eli) dan Aggnession Questionnaire (AQ). Pengujian validitas alat ukur dilakukan dengan expert judgement dap Pearson Product-Moment Correlation, sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan Coefficient Alpha dengan indeks reliabilitas Eli sebesar .9191 dan AQ sebesar .8333.
Hasil penelitian secara umum ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan agresivitas pada remaja akhir, artinya semakin tinggi kecerdasan emosi pada remaja akhir maka agresivitasnya akan semakin rendah, serta ditemukan adanya pengaruh dimensi-dimensi kecerdasan emosi terhadap agresivitas. Namun hanya dimensi empati (empathy), kesadaran diri (self awareness) dan kontrol diri (self controf) yang mempunyai pengaruh terbesar dalam mengontrol atau mengurangi agresivitas, dengan kata lain peningkatan pada dimensi empati, kesadaran diri dan kontrol diri, sangat berpengaruh dalam mengontrol agresivitas. Sedangkan dimensi motivasi diri dan keterampilan sosial mempunyai pengaruh kecil terhadap agresivitas. Dari analisa tambahan, ada perbedaan kecerdasan emosi dan agresivitas pada remaja laki-laki dengan perempuan.
Saran yang diajukan perlu adanya suatu program pelatihan untuk siswasiswi yang berusaha mengembangkan keterampilan-keterampilan emosi, disesuaikan dengan situasi sekolah, rumah dan masyarakat."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erin Mutiara Naland
"ABSTRAK
Penelitian-penelitian terdahulu menyatakan bahwa anak laki-laki lebih agresif daripada anak perempuan (Harris dalam Baron, 2000; Buss dalam Bjorkqvis, 1994). Penelitian-penelitian terbaru mengatakan bahwa anak perempuan dapat sama agresivitasnya dengan anak laki-laki, hanya saja dalam bentuk yang berbeda (Donelson, 1999). Hal ini menggelitik rasa ingin tahu peneliti tentang bentuk-bentuk agresivitas yang dipakai remaja putri untuk menyakiti remaja putri lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran bentuk-bentuk perilaku agresivitas yang digunakan remaja putri untuk menyakiti remaja putri lain, gambaran detil kejadian agresivitas yang dialami oleh remaja putri, respon emosional, sosial dan perilaku korban dan pemicu agresivitas. Menurut berbagai literatur anak perempuan cenderung memakai agresivitas tidak langsung (indirect) dan biasanya lebih sulit diamati (covert) (Baron, 2000; Olweus, 2003; Krahe, 2001; Sullivan, 2000; Simmons, 2000). Peran sosial anak perempuan yaitu tidak agresif menyebabkan anak perempuan menyembunyikan agresivitas mereka ke dalam bentuk yang lebih sulit diamati dan tidak langsung (Simmons, 2002). Sifat persahabatan anak perempuan yang kecil, eksklusif dan intim juga meningkatkan kesempatan untuk agresivitas tidak langsung. Penelitian dilakukan di sebuah sekolah khusus putri dengan menggunakan siswi-siswi kelas satu sebagai subjek. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan “sisi dalam” realitas dari sudut pandang korban. Metode utama yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah Focus Group Discussion (FGD). FGD adalah kelompok diskusi yang mengeksplorasi sekelompok isu-isu spesifik dan merupakan metode yang ideal untuk menggali opini, pengalaman dan pendapat subjek (Barbour & Kitzinger. 1999) Melalui penelitian ini didapatkan hasil-hasil sebagai berikut; remaja putri di sekolah Z menggunakan berbagai bentuk agresivitas untuk menyakiti remaja putri lain. Secara garis besar agresivitas tidak langsung digunakan di dalam satu angkatan, secara khusus di dalam persahabatan atau hubungan dengan teman satu clique. Agresivitas langsung berupa serangan verbal cenderung dipakai oleh kakak kelas untuk menyakiti adik kelas. Agresivitas kakak kelas kepada adik kelas merupakan isu kuat di sekolah Z. Senioritas dan “gencet-gencetan” telah menjadi tradisi dari tahun ke tahun dan oleh karena itu agresivitas kakak kelas kepada adik kelas seperti mendapat pembenaran. Kakak kelas biasanya mengontrol adik kelas dengan memberikan “norma-norma” dan menekan siapa saja yang tidak mematuhinya atau adik kelas yang menonjol dan memiliki kecenderungan populer. Kakak kelas menggencet adik kelas dengan serangan verbal seperti menyindir atau memarahi adik kelas secara berkelompok. Adik kelas merasa takut, tertekan, kesal dan stres menghadapi agresivitas kakak kelas akan tetapi tidak berdaya melawan akan tetapi tidak ingin “gencetgencetan” ini dihapuskan. Saran untuk penelitian berikutnya adalah meneliti agresivitas kakak kelas kepada adik kelas dari sisi agresor atau membuat penelitian kuantitatif mengenai sikap adik kelas terhadap agresivitas kakak kelas. Saran praktis untuk sekolah Z dan sekolah-sekolah dengan kondisi kurang lebih sama dengan sekolah Z adalah dengan mengadakan pembinaan untuk mengubah paradigma mengenai gencet-gencetan dan agresivitas remaja putri, mengurangi otoritas atau kewenangan kakak kelas dan meningkatkan fokus akademis agar “gencet-gencetan” dapat menurun."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana
"[Penelitian ini membahas bagaimana tax sheltering bisa terdeteksi dengan menggunakan data yang ada dalam laporan keuangan.penelitian ini menggunakan data yang berasal dari Bagian Pemeriksaan KPP Perusahaan Masuk Bursa serta dari laporan keuangan masing-masing perusahaan. Sampel penelitian ini selama 2009-2013 dengan total sampel 1220 firm-years. Teknik penelitian ini menggunakan cross-section logistic regresion. Penelitian ini menemukan bahwa Foreign Income, Size, dan loss carryforward memiliki kemungkinan hubungan positif dengan tax shelter.

The purpose of this study are to find tax sheltering using financial information. Data gathered in this study come from Bagian Pemeriksaan KPP Perusahaan Masuk Bursa and company financial report. Sample in this study are 1220 firmyears from 2009-2013. Technique were used are cross-section logistic regresion. This empirical study result that Foreign Income, Size, dan loss carryforward more likely have positif relation with tax shelter.;The purpose of this study are to find tax sheltering using financial information. Data gathered in this study come from Bagian Pemeriksaan KPP Perusahaan Masuk Bursa and company financial report. Sample in this study are 1220 firmyears from 2009-2013. Technique were used are cross-section logistic regresion. This empirical study result that Foreign Income, Size, dan loss carryforward more likely have positif relation with tax shelter.;The purpose of this study are to find tax sheltering using financial information.
Data gathered in this study come from Bagian Pemeriksaan KPP Perusahaan
Masuk Bursa and company financial report. Sample in this study are 1220 firmyears
from 2009-2013. Technique were used are cross-section logistic regresion.
This empirical study result that Foreign Income, Size, dan loss carryforward more
likely have positif relation with tax shelter., The purpose of this study are to find tax sheltering using financial information.
Data gathered in this study come from Bagian Pemeriksaan KPP Perusahaan
Masuk Bursa and company financial report. Sample in this study are 1220 firmyears
from 2009-2013. Technique were used are cross-section logistic regresion.
This empirical study result that Foreign Income, Size, dan loss carryforward more
likely have positif relation with tax shelter.]"
2015
S60617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Tri Nugroho
"Melihat lingkungan perkuliahan yang dipenuhi dengan berbagai tuntutan dan situasi yang dapat menekan mahasiswa, dimana berdampak pada kondisi mahasiswa yang menjadi depresi, tertekan, dan frustasi. Kondisi ini cenderung membuat mahasiswa menjadi reaktif dan mendorong mahasiswa menunjukkan agresivitas. Self-compassion yang dianggap sebagai salah satu faktor protektif terhadap agresivitas, berperan penting dalam mereduksi dan mencegah agresivitas pada mahasiswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian regresi, dimana peneliti menyebarkan kuesioner self-compassion (Skala Welas Diri) dan agresivitas (Bush-Perry Aggression Questionnaire) pada partisipan untuk melihat peran self-compassion terhadap agresivitas. Sebanyak total 130 mahasiswa sarjana dari berbagai universitas di Indonesia dengan rentang usia 18-25 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana, diketahui bahwa self-compassion berperan secara signifikan terhadap agresivitas pada mahasiswa di Indonesia (R² = 0,271, p < 0,001 ). Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa self-compassion dapat memprediksi agresivitas secara signifikan sebesar 27,1%.

Seeing that the college environment is filled with various demands and situations that can put pressure on college students, which has an impact on college students' conditions become depressed, stressed, and frustrated. This condition tends to make college students reactive and encourages students to show aggressivity. Self-compassion, considered a protective factor against aggressivity, plays an important role in reducing and preventing aggressivity in students. In this research, the researcher used regression design on research, where the researcher distributed self-compassion (Skala Welas Diri) and aggressivity (Bush-Perry Aggression Questionnaire) to participants to see the role of self-compassion on aggressivity. 130 undergraduate and diploma students from various universities in Indonesia with an age range of 18-25 years participated in this research. Based on the results of simple linear regression analysis, it is known that self-compassion plays a significant role in aggressivity among college students in Indonesia (R² = 0.271, p < 0.001). The results obtained show that self-compassion can significantly predict aggressivity by 27.1%."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Kevin Tadeus
"Latar Belakang Adverse childhood experience (ACE), termasuk kekerasan, pengabaian, dan disfungsi rumah tangga, secara signifikan memengaruhi hasil psikologis dan perilaku jangka panjang, seperti agresivitas. Mengidentifikasi agresi di dalam penjara, terutama di antara narapidana berisiko sedang, sangat penting untuk memastikan keselamatan, penempatan risiko, dan mencegah residivisme. Penelitian ini mengkaji korelasi antara ACE dan agresivitas pada populasi narapidana berisiko sedang. Metode Penelitian cross-sectional dilakukan menggunakan WHO ACE-IQ untuk mengukur variabel ACE dan Buss-Perry Aggression Questionnaire untuk mengukur variabel agresivitas pada 121 narapidana berisiko sedang di Nusa Kambangan, yang dianalisis menggunakan SPSS. Hasil Setidaknya satu ACE dilaporkan oleh 90,9% narapidana; 40,6% memiliki empat atau lebih ACE. Kekerasan kolektif (67,8%) adalah ACE yang paling umum. Rata-rata agresivitas pada narapidana adalah 76,31 (73,18 – 79,45). Setiap dimensi agresivitas pada narapidana tergolong tingkat sedang. Korelasi signifikan ditemukan antara skor total BPAQ dan jumlah ACE, kekerasan emosional, kekerasan fisik, kekerasan seksual dengan kontak, dan kekerasan kolektif. Lebih banyak ACE secara signifikan dikaitkan dengan peningkatan agresi secara keseluruhan dan dimensinya: agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan. Kesimpulan ACE sangat prevalen ditemukan pada narapidana Nusa Kambangan. Di sisi lain, agresivitas yang dimiliki adalah dalam tingkat sedang. Adanya ACE dengan jumlah atau jenis tertentu secara signifikan berkorelasi dengan agresivitas total seorang narapidana. Skrining ACE dan agresivitas perlu dipertimbangkan pada narapidana.

Introduction
Adverse childhood experience (ACE), including abuse, neglect, and household dysfunction,
significantly influence long-term psychological and behavioral outcomes, for instance,
aggressiveness. Identifying aggression in prisons, particularly among medium-risk inmates, is
crucial to ensure safety, risk placement, and prevent recidivism. This study examines the
correlation between ACE and aggressiveness in a medium-risk prison population.
Method
A cross-sectional study was conducted using the WHO ACE-IQ to measure ACE and Buss-
Perry Aggression Questionnaire to measure aggression among 121 medium-risk inmates in
Nusakambangan, analyzed using SPSS.
Results
At least one ACE was reported by 90.9% of inmates; 40.6% had four or more ACEs.
Collective violence (67.8%) was the most prevalent ACE. The average aggressiveness among
inmates is 76.31 (73.18 – 79.45). Each dimension of aggressiveness among inmates is
categorized at a moderate level. Significant correlations were found between the total BPAQ
score and the number of ACEs, emotional abuse, physical abuse, contact sexual abuse, and
collective violence. More ACEs were significantly associated with increased overall
aggression and its dimensions: physical aggression, verbal aggression, anger, and hostility.
Conclusion
ACE is highly prevalent among prisoners at Nusa Kambangan. On the other hand, their level
of aggression is moderate. Possessing a specific amount or type of ACE is significantly
correlated with an inmate's overall aggression level. Screening for ACE and aggression
should be considered for inmates.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frista
"Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak perubahan tarif pajak terhadap hubungan agresivitas pelaporan keuangan dan agresivitas pajak. Studi ini menggunakan pengukuran penghindaran pajak: Book-Tax Difference BTD , Abnormal Permanent Difference DTAX , Abnormal Book-Tax Difference BTD, dan Composite Measure of Tax Avoidance CMTA . Data diperoleh dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2007 - 2010.
Hasil penelitian belum dapat membuktikan bahwa agresivitas pelaporan keuangan sebelum perubahan tarif lebih kecil daripada sesudah perubahan dan agresivitas pajak sebelum perubahan tarif lebih besar daripada sesudah perubahan. Penelitian ini dapat membuktikan terdapat hubungan positif antara agresivitas pelaporan keuangan dan agresivitas pajak. Studi ini juga dapat membuktikan bahwa perubahan tarif pajak memperlemah pengaruh agresivitas pelaporan keuangan terhadap agresivitas pajak, namun hubungan sebaliknya tidak dapat dibuktikan.

This study aims to analyze the impact of tax rate changes on the relation between financial reporting aggressiveness and tax aggressiveness. This study uses tax avoidance measurements Book Tax Difference BTD, Abnormal Permanent Difference DTAX , Abnormal Book Tax Difference BTD, and Composite Measure of Tax Avoidance CMTA . The data were obtained from companies listed in the Indonesia Stock Exchange IDX in 2007 2010.
The results have not been able to prove that the financial reporting aggressiveness before the tariff change is less than after the change and tax aggressiveness before the tariff change is greater than after the change. This study can prove there is a positive relationship between financial reporting aggressiveness and tax aggressiveness. This study can also prove that changes in tax rates weaken the effect of financial reporting aggressiveness on tax aggressiveness, but the opposite relationship can not be proven.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Nur Kurniati
"Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh aktivitas Corporate Social Resposibility (CSR) terhadap tingkat agresivitas pajak pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2010. Tulisan ini juga menguji apakah keberadaan insentif pajak terkait CSR yaitu PP No. 93 Tahun 2010 memperkuat hubungan negatif antara aktivitas CSR yang diungkapkan dengan tingkat agresivitas pajak perusahaan. Perusahaan dengan aktivitas CSR tinggi diduga akan lebih hati-hati dalam mengambil kebijakan pajak. Insentif pajak diharapkan mampu mendorong perusahaan semakin meningkatkan aktivitas CSR yang dilakukannya. Aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan diukur dengan menggunakan skor CSR Disclosure, sedangkan agresivitas pajak diukur dengan menggunakan Current Effective Tax Rate.
Hasil penelitian menyatakan bahwa aktivitas CSR tidak berpengaruh terhadap tingkat agresivitas pajak perusahaan begitu pula insentif pajak tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap hubungan tersebut. Hal ini dimungkinkan karena banyak perusahaan yang melakukan CSR hanya untuk memenuhi tuntutan dan hukum yang berlaku tanpa mengaitkannya dengan strategi perusahaan termasuk terkait pajak.

This study aims to examine the influence of corporate social resposibility activities (CSR) to the level of tax aggressiveness on listed companies in the Indonesian Stock Exchange period 2009-2010. This paper also examines whether the presence of CSR-related tax incentives (PP. 93 in 2010) to strengthen the negative relationship between disclosed CSR activities on the level of corporate tax aggressiveness. Companies with high level of CSR activities is expected to be more careful in making tax decisions. Tax incentive is expected to encourage companies to increase their CSR activities. CSR activities undertaken measured by score of CSR Disclosure and tax aggressiveness measured by current effective tax rate.
The results showed that CSR activities do not affect the level of tax aggressiveness also tax incentives are not proven to have any effect on these relationship. The possibility is because there are many companies doing CSR just to meet the public pressure also the law without referring to the company's strategy, including related taxes.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Nadiarty
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengungkapan corporate social responsibility berdasarkan aspek ekonomi, lingkungan dan sosial yang dilakukan perusahaan terhadap agresivitas pajak pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Penilaian pengungkapan corporate social responsibilityperusahaan mengacu pada GRI G3.1 untuk periode 2010-2014 dan GRI G4 untuk periode 2013-2014. Hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini yaitu semakin tinggi tingkat pengungkapan yang CSR aspek ekonomi, lingkungan dan sosial semakin rendah tingkat agresivitas pajak.
Hasil penelitian ini yaitu tidak ada pengaruh antara pengungkapan CSR aspek ekonomi, lingkungan, maupun sosial terhadap agresivitas pajak. Selain itu, berdasarkan hasil skoring penelitian ditemukan bahwa tingkat pengungkapan CSR aspek ekonomi, lingkungan dan sosial lebih besar ketika menggunakan pedoman GRI G3.1 dibandingkan menggunakan GRI G4.

This research aims to examine the influence of corporate social responsibility disclosure based on aspect economic, environment, and social to tax aggresiveness on listed companies in Indonesian Stock Exchange period 2010- 2014. Disclosure of corporate social responsibility is measured by GRI G3.1 for period 2010-2014 and GRI G4 for period 2013-2014. The hypotesis for this research is the higher level of disclosure corporate social responsibility based on economic, environment and socialaspect then the lower aggresiveness of tax.
The result from this research shows that there is no correlation between CSR based on economic, environment or even social to aggresiveness of tax. Furthermore, this research found that level disclosure of CSR aspect of economy, environment and social is higher when corporate using the GRI G3.1 guidelines than using GRI G4.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>