Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
PATRA 5(3-4) 2004
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Agie Wandala Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan persepsi baru dalam pengukuran ketahanan pangan dengan menggunakan volatilitas harga pangan. Pendekatan data iklim digunakan untuk menganalisis pola volatilitas harga bersama dengan variabel sosial dan ekonomi. Proyeksi perubahan iklim dilakukan untuk melihat wilayah yang rentan dalam produksi pangan selanjutnya persepsi petani diukur untuk melihat kesiapan mereka untuk menghadapi perubahan iklim. Ditemukan pola adaptasi petani terhadap dampak perubahan iklim pada ketidakpastian harga pangan khususnya tingkat rumah tangga. Selanjutnya data dinamika iklim digunakan sebagai nilai input untuk pembuatan model prediksi volatilitas harga pangan. Dengan menggunakan metode statistik dan teknik jaringan syaraf tiruan, estimasi volatilias harga berhasil dihasilkan berserta dengan nilai prediksinya, luaran yang dihasilkan digunakan untuk mengoptimalkan sistem pangan yang lebih berkelanjutan.
This study aims to provide a new perception of food security by using food price volatility to measure sustainability. The climate data approach is used to analyze patterns of price volatility along with social and economic variables. Climate change projections are carried out to look at areas that are vulnerable to food production, then farmers' perceptions are measured to see their readiness to face climate change. The pattern of farmers' adaptation to climate change on food price uncertainty, especially at the household level, was found. Furthermore, climate dynamics data are used as input values for prediction models of food price volatility. The Model using statistical methods and neural network techniques, the estimation of price volatility is successfully generated along with the predictive value, and the resulting output is used to optimize a more sustainable food system."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Fiska Noviliyanti
"Perubahan lingkungan yang semakin nyata saat ini memiliki dampak yang cukup serius terhadap pertanian di Indonesia, tak terkecuali pertanian jahe di Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Hal ini merangsang para petani untuk melakukan adaptasi dalam teknik budidayanya sebagai bentuk penyesuaian dan penyelesaian terhadap permasalahan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dinamika lingkungan terhadap pertanian jahe di Kecamatan Mande dan menganalisis upaya adaptasi dalam menghadapi dinamika lingkungan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan Social-Ecological System (SES) yang memiliki sudut pandang bahwa perilaku adaptif yang dilakukan dapat dipengaruhi oleh ikatan sosial dan sosial-ekologis yang mengikat hubungan antar-manusia dan lingkungan. Analisis yang dilakukan adalah analisis perbandingan dan deskriptif spasial yang didapatkan dari hasil pengolahan data jenis tanah, topografi, curah hujan, suhu, dan kodifikasi dari hasil wawancara mendalam. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa perubahan curah hujan menyebabkan tanaman jahe menguning dan rimpang jahe menjadi busuk, sedangkan perubahan suhu yang terjadi menyebabkan pertumbuhan jahe terhambat dan kualitas jahe menurun. Jenis tanah gleisol yang tersebar di wilayah timur Kecamatan Mande merupakan tanah yang paling tidak sesuai untuk ditanami jahe karena sifatnya yang selalu jenuh air sehingga jahe mudah busuk. Sedangkan faktor topografi yaitu wilayah dengan ketinggian kurang dari 200 Mdpl dan lereng yang sangat curam atau lebih dari 30% juga dapat menghambat pertumbuhan jahe karena ketinggian yang sangat rendah memiliki suhu yang terlalu tinggi, sedangkan lereng yang sangat curam tidak dapat menahan air yang cukup untuk tanaman jahe. Selain itu, Terjadinya dinamika lingkungan fisik yang termanifestasikan pada perubahan curah hujan dan suhu menyebabkan terjadinya dinamika pada lingkungan sosial melalui kegiatan adaptasi yang dilakukan oleh petani. Dari enam jenis adaptasi, terdapat dua jenis adaptasi yang paling banyak dilakukan oleh para petani jahe di Kecamatan Mande, yaitu adaptasi berbasis pasar dan adaptasi reaktif, sedangkan jenis adaptasi yang paling sedikit dilakukan yaitu adaptasi institusional.
Environmental changes that are increasingly evident today have a serious impact on agriculture in Indonesia, including ginger farming in Mande District, Cianjur Regency. This stimulates farmers to make adaptations in their cultivation techniques as a form of adjustment and resolution to the problems that occur. This study aims to analyze the impact of environmental dynamics on ginger farming in Mande District and analyze adaptation efforts in the face of environmental dynamics using qualitative methods. This research uses the Social-Ecological System (SES) approach, which has a point of view that adaptive behavior can be influenced by social and social-ecological ties that bind human and environmental relationships. The analysis conducted was a comparative and descriptive spatial analysis obtained from the results of processing data on soil type, topography, rainfall, temperature, and codification of the results of in-depth interviews. The results of this study reveal that changes in rainfall cause ginger plants to turn yellow and ginger rhizomes to rot, while changes in temperature cause ginger growth to be inhibited and ginger quality to decline. The gleisol soil type in the eastern part of Mande sub-district is the least suitable for ginger cultivation because it is always water-saturated, making ginger easily rotten. Topographical factors such as areas with altitudes of less than 200 meters above sea level and very steep slopes of more than 30% can also inhibit the growth of ginger because very low altitudes have too high temperatures, while very steep slopes cannot retain enough water for ginger plants. In addition, the dynamics of the physical environment manifested in changes in rainfall and temperature cause dynamics in the social environment through adaptation activities carried out by farmers. Of the six types of adaptation, there are two types of adaptation that are most widely practiced by ginger farmers in Mande District, namely market-based adaptation and reactive adaptation, while the least type of adaptation is institutional adaptation."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library