Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emilianus Yakob Sese Tolo
"Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan persoalan kemiskinan di Flores dari perspektif
ekonomi politik. Melalui penelitian kualitatif dengan tinjauan kepustakaan, tulisan
ini berargumen bahwa kemiskinan di Flores disebabkan oleh akumulasi melalui
perampasan yang berkaitan dengan tiga hal pokok, yakni sejarah penjajahan yang
panjang, ketimpangan agraria, dan depolitisasi massa rakyat. Penjajahan yang panjang
telah menyebabkan perubahan struktur pemerintahan dan agraria demi akumulasi
melalui perampasan. Ketimpangan agraria mempermudah proses akumulasi melalui
perampasan. Dengan hanya mengandalkan perlawanan spontan yang tak terorganisasi,
proses akumulasi melalui perampasan tak terbendung dan terus mengeskalasi hingga
saat ini.
This article aims to explain the poverty in Flores by using a political economy
perspective. Through qualitative research method by literature review, this article argues
that poverty in the region is caused by the accumulation by dispossession through
three main areas, namely the long colonial history, agrarian inequality, and the depoliticization
of the masses. The long history of colonization has led to the change of
the system of administration and the agrarian structure for the sake of the accumulation
by dispossession. The agrarian inequalities facilitate the process of accumulation by
dispossession. Just by relying on unorganized spontaneous resistances, the accumulation
by dispossession is unstoppable and keeps escalating until today."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, Pusat Kajian Sosiologi, LabSosio, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhanareswara Trisha Az Zahra
"Skripsi ini membahas mengenai kolaborasi antar aktor dalam aktivasi ruang bekas gusuran Kebon Jeruk. Accumulation by dispossession telah menjadi akar penindasan yang terjadi di Kebon Jeruk, sebab terjadi proses redistribusi lahan ke state capitalism. Proses perampasan ruang hidup ini, secara tidak langsung juga merampas ruang sosial warga kebon Jeruk. Aktivasi ruang yang dilakukan untuk merebut kembali ruang hidup Kebon Jeruk memunculkan proses kolaborasi antara warga Kebon Jeruk dan solidaritas mahasiswa. Walaupun kedua kelompok aktor ini berasal dari latar belakang dan pemahaman akan ruang yang berbeda, namun cross-cultural friendships yang telah terbangun melalui solidaritas kelas, menjadikan relasi mereka tumbuh dan terus berkembang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yakni observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, perbedaan latar belakang, kepentingan dan pemahaman akan ruang, tidak lantas membuat kedua kelompok aktor ini terpecah belah dan tidak satu tujuan. Mereka justru menjadikan kondisi tersebut sebagai kekuatan untuk melawan dan mempererat relasi persahabatan yang terjalin untuk merebut kembali ruang hidup Kebon Jeruk, Bandung.

This thesis discusses the collaboration between actors in the activation of the former Kebon Jeruk evicted space. Accumulation by dispossession has become the root of the oppression that occurred in Kebon Jeruk, because there was a process of land redistribution to state capitalism. This seizure of living space, indirectly also takes away the social space of Kebon Jeruk residents. The space activation which was carried out to reclaim the Kebon Jeruk lived space led to a collaborative process between Kebon Jeruk residents and student solidarity. Although these two groups of actors come from different backgrounds and understandings of space, but the cross-cultural friendships that have been built through class solidarity have made their relationships grow and continue to develop. This research uses qualitative methods, namely participant observation and in-depth interviews. The results of this study indicate that differences in background, importance and understanding of space do not necessarily mean that these two groups of actors are divided and do not have one goal. They actually make this condition as a force to fight and strengthen the friendship that has been established to reclaim the lived space of Kebon Jeruk, Bandung."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alysia Vania Anabel
"ELC sebagai salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka mengupayakan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Kamboja telah membawa dampak lain yang merugikan masyarakat. Adapun dampak tersebut tergambarkan melalui berkembangnya kasus perampasan tanah yang merugikan mayoritas masyarakat indigenous. Skripsi ini akan melihat salah satu kasus perampasan tanah yang terjadi di Provinsi Pursat pada tahun 2004 yang merupakan tahun dimulainya kasus tersebut. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan teori akumulasi melalui perampasan yang dikemukakan oleh David Harvey dan melalui metode kualitatif dengan ragam tinjauan pustaka. Temuan yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa selain ELC, lemahnya penerapan Land Law dan kuatnya hubungan kerja sama di antara pemerintah dan pengusaha telah mendukung terjadinya tindak perampasan tanah. Selain itu, terdapat temuan lain mengenai cara perampasan tanah yang dilakukan melalui prosedur yang diawali oleh komodifikasi dan privatisasi lahan, serta pengeluaran populasi pekerja secara paksa yang ilegal dan mengandung unsur kekerasan.

ELC was one of the policies that were created by the government of Cambodia in hope to boost the countrys economic growth and structural development. Unfortunately, not only those two mentioned before, the presence of ELC also stimulates the act of land grabbing that put the group of indigenous people in danger. This thesis will talk about a land grabbing case that happened in Pursat Province in 2004, which was the year the case started. The study in this thesis was done using David Harveys theory of accumulation by dispossession and qualitative method through literature study. The findings show that other than ELC, the weak implementation of Land Law and the firm patron-client relation between the government and the group of businessmen have supported the existence of land grabbing act. In addition to that, there are another findings about how the land grabbing act was done, which were through commodification and privatization of land followed by the forceful expulsion of peasant populations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library