"
ABSTRAKKarena tidak adanya aturan internasional mengenai jenis huruf font , pemilihan jenis huruf untuk teks akademik menjadi kebijakan setiap institusi. Banyak universitas yang memublikasikan karya akademik, termasuk Universitas Indonesia, memilih Times New Roman TNR sebagai font standar. Meski begitu, diprakarsai oleh perubahan font default Microsoft dari TNR menjadi Calibri pada 2007, beberapa universitas telah menerima Calibri sebagai font yang cocok untuk penulisan akademik. Meski penelitian terdahulu menunjukkan bahwa Calibri memiliki tingkat keterbacaan yang lebih baik pada layar, belum satu pun dari penelitian tersebut yang memakai aspek sosiolinguistik untuk menilai font. Penelitian kuantitatif-kualitatif ini mencoba untuk menilai keformalitasan font dalam konteks akademik. Responden yang terdiri dari 255 mahasiswa UI diminta untuk menilai tingkat keformalan font menggunakan skala Likert dan membandingkan ciri anatomis font yang mungkin memengaruhi keformalan. Penelitian ini menemukan bahwa TNR masih dianggap sebagai font yang paling formal, dan bahwa beberapa sifat TNR seperti serif dan ketebalan batang yang dinamis, yang tidak dimiliki oleh Calibri, membantunya untuk meningkatkan nuansa formal.
ABSTRACTChoosing font for academic texts becomes the authority of each institution as there is no international standard for this. Many universities which publish academic papers, including Universitas Indonesia, choose Times New Roman TNR as the standard font. Nevertheless, initiated by the change of Microsoft default font into Calibri in 2007, some institutions have considered Calibri a suitable font for academic writing. Although recent studies show Calibri has better legibility on screen, none of them uses aspects of sociolinguistics to score which font is better. This quantitative qualitative study attempts to fill the gap by scoring formality of fonts in academic contexts. Respondents consisting of 255 UI students are asked to rate the formality of fonts using Likert scale and compare their anatomic features which might affect formality. This study finds TNR is still considered the most formal, with a big gap with that of Calibri, and that some features of TNR such as serif and dynamic stroke width, which are missing in Calibri, help the font gain formality."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017