Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ricca Fauziyah
"Latar belakang: Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi DM tipe-1 yang
dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan neurologis permanen. Data IDAI tahun
2017 menyatakan sebanyak 71% anak DM tipe-1 pertama kali terdiagnosis dengan
KAD yang meningkat dari tahun sebelumnya. Cedera otak merupakan komplikasi KAD
berkaitan dengan kerusakan struktural dan fungsional otak sehingga menyebabkan
kerusakan fungsi neurokognitif. Anak-anak DM tipe-1 dengan riwayat KAD
menunjukkan kesulitan dalam waktu merespon, penalaran abstrak, fleksibilitas kognitif
dan memori verbal. Pemeriksaan tingkat kecerdasan intelektual berupa pemeriksaan IQ
diperlukan untuk menilai fungsi kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran fungsi kognitif berupa nilai IQ pada pasien DM tipe-1 usia sekolah dengan
riwayat KAD.
Metode: Dilakukan studi potong lintang deskriptif pada pasien DM tipe-1 dengan
riwayat KAD yang dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2020 di RSUPN dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta. Sampel penelitian adalah pasien anak berusia 7-18 tahun yang
pernah mengalami KAD sejak pertama kali terdiagnosis DM tipe-1 dan kooperatif
untuk dilakukan pemeriksaan. Subyek melakukan tes IQ kemudian hasilnya dilaporkan.
Hasil: Sebanyak 27 subyek memenuhi kriteria inklusi dengan 14 subyek perempuan
dan 13 subyek lelaki. Rerata usia subyek adalah 13,5 tahun dengan rerata usia saat
terdiagnosis adalah 8 tahun dan lama menderita DM adalah 48 bulan. Median nilai IQ
yang didapatkan 91 (62-120), median verbal IQ 90 (67-113) dan median performance
IQ 94 (61-118). Frekuensi KAD  2x, riwayat KAD < 18 bulan dan lama menderita
DM tipe-1 5 tahun, usia saat terdiagnosis 7 tahun memiliki kecenderungan nilai IQ
lebih rendah dibandingkan kondisi sebaliknya yaitu termasuk dalam kategori IQ di
bawah rata-rata skala Wechsler.
Kesimpulan: Nilai IQ pasien DM tipe-1 usia sekolah dengan riwayat KAD termasuk
dalam kategori IQ rata-rata skala Wechsler.

Background and aim: Diabetic ketoacidosis (DKA) is a complication of type-1 diabetes
that results in death or permanent neurological disability. IDAI data for 2017 stated
that 71% of patients with type-1 diabetes were first diagnosed as DKA which increased
from the previous year. Brain injury is a complication of DKA associated with
structural and functional damage to the brain and causes neurocognitive function
impairment. Children with type-1 diabetes with history of DKA show difficulties in
response time, abstract reasoning, cognitive flexibility and verbal memory. An
examination for the level of intelligence as an IQ examination is needed to assess
cognitive function. This study aims to determine the description of cognitive function as
IQ scores in school age patients of type-1 diabetes with history of DKA.
Method: A cross-sectional descriptive study was performed to type-1 diabetic patients
with history of DKA started from February-March 2020 at the RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta. The study subjects were pediatric patients aged 7-18 years
who had experienced DKA since they were first diagnosed as type-1 diabetes and were
cooperative for examination. Subjects performed an IQ test then the results were
reported.
Results: A total of 27 subjects met the inclusion criteria with 14 females and 13 males.
The mean age was 13.5 years with the average age at diagnosis was 8 years and the
duration of diabetes was 48 months. The median IQ score was 91 (62-120), verbal IQ
IQ 90 (67-113) and performance IQ 94 (61-118). Frequency of DKA twice or more,
history of DKA <18 months, length of suffering of type-1 diabetes 5 years or more and
age at diagnosis 7 years or more have a tendency of lower IQ scores which is included
in the IQ category below the average for Wechsler scale.
Conclusion: The IQ score of type-1 diabetes school-age patients with history of DKA is
categorized as the average of Wechsler scale
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Soetarlinah Soekadji
"ABSTRAK
Hasil analisis faktor dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang diperoleh tetap konsisten dengan hasil analisis subtes-subtes WPPSI aslinya. Ekstraksi menggunakan Principle Component, menghasilkan satu faktor utama dan satu faktor minor yang didukung oleh tiga subtes (Mazes, Geometric Design, dan Block Design), yang kemungkinan adalah faktor g dan faktor Organisasi Persepsi. Rotasi menggunakan varimax, menghasilkan dua faktor, yang dapat disebut sebagai faktor Verbal dan Performansi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"This book provides users of the Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS IV) with information on applying the WAIS IV, including additional indexes and information regarding use in special populations for advanced clinical use and interpretation. The book offers sophisticated users of the WAIS IV and Wechsler Memory Scale (WMS IV) guidelines on how to enhance the clinical applicability of these tests.
The first section of the book provides an overview of the WAIS-IV, WMS IV, and new Advanced Clinical Solutions for Use with the WAIS IV/WMS IV (ACS). In this section, examiners will learn:
Normal versus atypical score variability
Low-score prevalence in healthy adults versus clinical populations
Assessing whether poor performance reflects a decline in function or is the result of suboptimal effort
New social cognition measures found in the ACS are also presented. The second part focuses on applying the topics in the first section to specific clinical conditions, including recommended protocols for specific clientele (e.g. using demographically adjusted norms when evaluating individuals with brain injury). Common clinical conditions are discussed, including Alzheimer's disease, mild cognitive impairment, traumatic brain injury, and more. Each chapter provides case examples applying all three test batteries and using report examples as they are obtained from the scoring assistant. Finally, the use of the WAIS IV/WMS IV and the ACS in forensic settings is presented."
Amsterdam: Academic Press, 2013
e20480362
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Sri Redatin Retno Pudjiati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1987
S2279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1975
S2224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiarti Anissa
"Memori merupakan salah satu fungsi penting bagi individu, baik di dalam menjalin hubungan dengan lingkungannya maupun menjalankan aktivitasnya sehari-hari seperti bekerja ataupun menyelesaikan tanggung jawabnya. Menurut Santrock (2002) memori adalah kemampuan individu untuk menahan atau menyimpan sejumlah informasi di dalam pikirannya seiring dengan berjalannya walciu. Dampak dari terganggunya fungsi memori, diungkapkan oleh Lezak (1995) membuat individu menjadi tergantung pada orang lain, kemampuan untulc belajar terganggmg serta menurunkan kinerjanya. Selain itu juga akan membuatnya sulit menjalin hubungan ataupun membuat kontak sosial yang bermakna dengan lingkungannya. Gangguan memori dapat terjadi pada kasus-kasus lansia, stroke, cedera kepala., Serta yang mengalami kerusal-can fungsi pada bagian otak tertentu.
Memori dapat dibagi berdasarkan beberapa kriteria penggolongan. Diantaranya ada yang disebut dengan, short term memory (STM) dan long term memory (LTM), penggolongan ini berdasarkan durasi atau waktu. Selain itu berdasarkan proses terbentuknya, terbagi menjadi declarative dan procedural memory. Lalu berdasarkan isi (sifat) informasi atau peristiwa yang harus diingat. Misalnya memori yang berhubungan dengan pengalaman yang terjadi pada diri individu itu sendiri atau bersifat pribadi (episodic memory) dan semantic memory
berhubungan dengan memoxi mengenai pengetahuan umum individu, misalnya abjad dan peristiwa sejarah (Lezak, 1995). Fungsi memori, walaupun tidak seluruhnya, mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan bertambahnya usia.
Assessment terhadap fungsi memori merupakan bagian yang penting di dalam evaluasi klinis dan neutopsikologis, terutama pada orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh banyak gangguan neuropsikiatri pada orang dewasa yang melibatkan gangguan fungsi kognitif, antara lain fungsi memori (Poon, dalam Kaufman 1990). Terkadang keluhan pasien mengenai kesulitan mengingat bersifat tidak reliabel atau berubah- ubah, maka diperlukan tes untuk membantu mengukur fungsi memori individu secara objektif(Gregory, 1987).
WMS merupakan salah satu tes memori yang paling banyak digunakan pada pemeriksaan fungsi memori individu, tes ini terdiri dari 7 subtes. Terlepas dari kelemahan-kelemahannya, tes ini terus dipertahankan karena sifatnya praktis dan sederhana. Fungsi memori yang diukur ialah declarative memory, working memory, recall, serta peran dari aspek-aspek lain yang turut mempengaruhi memori individu yaitu atensi dan learning. Di Indonesia telah dilakukan penelitian tentang WMS, namun jumlah sampelnya masih sangat terbatas dan tes ini belum pemah dibuat gambaran skomya pada populasi dewasa muda dan menengah dengan latar belakang
pendidikan SMU sederajat.
Untuk menjawab permasalahan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitalif dengan metode analisa statistik deskriptif; yaitu membandingkan skor rata-rata setiap subtes pada dua kelompok usia. Kemudian dilihat apakah ada perbedaan yang signiiikan. Metode pengambilan sampel yang digunakan pulposive sampling, dengan jumlah total sampel sebanyak 60 orang.
Berdasarkan hasil analisa data, maka skor rata-rata populasi dewasa muda secara umum lebih tinggi dibandingkan populasi dewasa menengah. Pada kedua kelompok usia subtes yang mendapat nilai tertinggi ialah subtes orientasi, keterangan pribadi dan kini, serta belajar asosiasi-pasangan kata mudah. Sedangkan skor terendah adalah pada subtes memori logis. Ditemukan ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok usia pada subtes : orientasi, memori logis, deret angka mundur, reproduksi visual, belajar asosiasi (skor total dan pasangan kata sulit).
Pada penelitian ini masih perlu adanya rentang usia yang lebih sempit lagi karena batasan dewasa muda dan menengah adalah rentang yang cukup luas. Pengambilan sampel juga sebaiknya tidak hanya difokuskan pada suatu institusi sehingga dapat diperoleh keterwakilan sampel."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T37907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover