Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rhoma Cahyanti
"Dunia menghadapi ancaman pandemi Covid-19 pada akhir tahun 2019. Tanggapan terhadap situasi pandemi menimbulkan perubahan dalam cara bekerja dan memaksa sebagian besar pekerja non-esensial untuk beradaptasi dengan bekerja dari jarak jauh. Setelah penyebaran virus dan tingkat kematian akibat Covid-19 mulai menurun, organisasi dan perusahaan mulai memberlakukan kembali kebijakan WFO. Namun, kembalinya aktivitas bekerja secara normal tidak disambut baik oleh para pekerja. Sejumlah survei mengungkapkan bahwa banyak pekerja yang enggan kembali bekerja di kantor setelah beradaptasi dengan bekerja dari rumah selama dua tahun pandemi. Penelitian menggunakan experimental research untuk melakukan analisis sentimen dan pemodelan topik terhadap kebijakan WFO. Analisis sentimen dilakukan dengan membandingkan lima algoritma pembelajaran mesin, Naïve Bayes, Support Vector Machine, Decision Tree, Random Forest, dan Neural Networks. Sedangkan pemodelan topik menggunakan algoritma Latent Dirichlet Allocation. Penelitian menggunakan data dari Twitter yang diambil sejak bulan Januari 2022 hingga Mei 2023. Berdasarkan hasil eksperimen, algoritma Neural Networks dengan sampel data oversampling memberikan performa terbaik dalam memprediksi sentimen. Model menghasilkan nilai akurasi sebesar 75,61% dan f1-score 75,16%. Berdasarkan hasil penelitian, sentiment yang paling banyak diungkapkan di Twitter terkait kebijakan WFO adalah netral, disusul negatif, dan terakhir positif. Sedangkan dari hasil pemodelan topik, sentiment positif menghasilkan 3 topik, yaitu “keseruan WFO karena bertemu teman kantor”, “bekerja secara WFO meningkatkan fokus dan produktivitas”, serta “aktivitas jajan dan makan siang saat WFO”. Sentimen negatif 4 menghasilkan topik, di antaranya “kemacetan lalu lintas saat WFO”, “peningkatan biaya transport dan pengeluaran saat WFO”, “efek WFO terhadap kesehatan”, serta “kemalasan di pagi hari saat WFO”. Sedangkan sentimen netral menghasilkan 3 topik, yaitu “lowongan kerja hybrid working atau WFA”, “bekerja secara WFO”, dan “rutinintas WFO”.

The world faced the threat of the Covid-19 pandemic at the end of 2019. The response to the pandemic situation led to changes in the way of working and forced most non- essential workers to adapt to remote working. After the spread of the virus and the death rate due to Covid-19 began to decline, organizations and companies began to re-impose WFO policies. However, the return to normal work activities was not welcomed by workers. Several surveys reveal that many workers are reluctant to return to the office after adapting to working from home during the two years of the pandemic. The research uses experimental research to conduct sentiment analysis and topic modeling on WFO policies. Sentiment analysis is carried out by comparing five machine learning algorithms, Naïve Bayes, Support Vector Machine, Decision Tree, Random Forest, and Neural Networks. Meanwhile, topic modeling uses the Latent Dirichlet Allocation algorithm. The research uses data from Twitter taken from January 2022 to May 2023. Based on experimental results, the Neural Networks algorithm with oversampling data samples provides the best performance in predicting the sentiment. The model produces an accuracy value of 75.61% and an f1-score of 75.16%. Based on research results, the most expressed sentiment on Twitter regarding WFO policies is neutral, followed by negative, and then positive. Meanwhile, from the results of topic modeling, positive sentiment resulted in 3 topics, namely "the excitement of WFO because of meeting office friends", "working in WFO increases focus and productivity", and "lunch activities during WFO". Negative sentiment generated 4 topics, including "traffic jams during WFO", "increased transport costs and expenses during WFO", "effects of WFO on health", and "laziness in the morning during WFO". Meanwhile, neutral sentiment resulted in 3 topics, namely "hybrid working or WFA job vacancies", "working activities in the office", and "WFO routines"."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi Kynansyahputra
"Pandemi COVID-19 mendorong negara-negara, termasuk Indonesia, untuk menerapkan pembatasan dan lockdown. Pengadopsian kerja hybrid melibatkan kombinasi work from home (WFH) dan bekerja di kantor, yang mengubah pola perjalanan dan mempengaruhi biaya transportasi serta value of time. Penelitian ini menyelidiki dampak sistem kerja baru sejak pandemi Covid-19, khususnya work from home (WFH) dan pengaturan kerja hybrid, terhadap value of time dan perilaku transportasi para pekerja di Sudirman Central Business District, Jakarta. Untuk mengestimasi value of time, digunakan binary choice (logit) model yang memanfaatkan konsep kesediaan membayar untuk pengurangan waktu perjalanan. Stated Preference digunakan untuk mengumpulkan pilihan dan preferensi pengguna terhadap berbagai alternatif perjalanan yang disajikan dalam skenario hipotetis. Data preferensi yang didapatkan kemudian dianalisa menggunakan model logit untuk mengestimasi value of time dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi waktu perjalanan seseorang. Temuan penelitian ini melihat dampak positif WFH dan sistem kerja hybrid terhadap value of time, karena pekerja jarak jauh menunjukkan penghargaan yang lebih besar terhadap efisiensi waktu. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa semakin lama waktu perjalanan dan semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin tinggi value of time

The COVID-19 pandemic prompted countries, including Indonesia, to implement lockdowns and social restrictions. In response, many companies in Indonesia, including those in DKI Jakarta, shifted from full work from the office (WFO) to hybrid work arrangements. The adoption of hybrid work involved a combination of work from home (WFH) and office-based work, resulting in altered travel patterns and affecting transportation costs and the value of time. This research investigates the impact of new work systems since Covid-19 specifically work from home (WFH) and hybrid work arrangements, on the value of time and transportation behavior of workers in Sudirman Central Business District, Jakarta. To estimate the value of time a binary choice (logit) model is employed, utilizing the concept of willingness to pay for the reduction of travel time. The stated preference approach is employed to gather user choices and preferences on various travel alternatives presented in hypothetical scenarios. The stated preference data is then analyzed using the logit model to estimate the Value of time and understand the factors influencing individuals' travel time preferences. The findings highlight the positive impact of WFH and hybrid work arrangements on the value of time, as remote workers demonstrate a greater appreciation for time efficiency. Moreover, the study reveals that longer travel times and higher income levels correspond to a higher value of time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syams Ramadan
"Pandemi COVID-19 menyebabkan berubahnya sistem kerja para karyawan di seluruh dunia dari Work From Office menjadi Work From Home selama kurun waktu yang cukup singkat. Perubahan ini berdampak fundamental terhadap cara kita melakukan pekerjaan, dimana telah terbuktikan bahwa melakukan pekerjaan dari rumah merupakan sesuatu yang dapat dilakukan dan membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Namun setelah pandemi sudah mulai mereda, muncul suatu permasalahan dalam bentuk perdebatan internal pada perusahaan yang sebagian ingin kembali melakukan WFO, dan sebagian lainnya tetap melakukan WFH. Solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan mengimplementasikan Hybrid Work sebagai titik tengah dari kedua sistem kerja yang diinginkan. Untuk dapat membuat jadwal hybrid work, dibutuhkan pengertian lebih mengenai employee rostering sehingga dapat dibuat sebuah constrained optimization model yang dapat memetakan keinginan dari masing-masing karyawan pada sebuah perusahaan, selagi mematuhi peraturan yang ada pada perusahaan tersebut. Optimization Model yang dibuat kemudian bisa digunakan untuk merancang sebuah Metaheuristic Algorithm yang dapat menghasilkan sebuah jadwal hybrid work untuk digunakan oleh perusahaan yang menghadapi permasalahan tersebut. Penelitian menggunakan data kuantitatif selama penelitian berlangsung untuk melakukan uji coba terhadap variabel-variabel yang digunakan untuk perhitungan optimal score dan fitness function pada tahap implementasi algoritma. Hasil dari penelitian ini merupakan sebuah sistem aplikasi berbasis web yang dapat digunakan ataupun dikembangkan lebih lanjut lagi untuk dapat dipakai secara komersial oleh perusahaan, dengan fitur penjadwalan hybrid work yang flexible, serta dengan arsitektur sistem yang scalable dan highly available.

The COVID-19 Pandemic has changed the work system for employees all over the world, from the usual Work From Office model to the new Work From Home model in a short period of time. This change in work model has fundamentally impacted our view on how to work professionally, where it is proven that doing work from home is feasible to do and even produce a very satisfying result. However, after the pandemic had started to subside in the last couple of months, a new problem emerged in a form of internal debates that has started on many companies all over the world, where on one side are the employees that want to go back to the WFO model, and the other are the employees that want to stay on the current WFH model. A solution that can be used to solve this problem is by implementing hybrid work that can act as a bridge between the two opposite work views. To be able to implement this work model, first we need to understand more about employee rostering so that we can create a constrained optimization model that can map every employee’s preference for this work view while respecting the company’s policy. The proposed optimization model then can be used to design a metaheuristic algorithm that can produce a hybrid work schedule to be used by companies that are facing this problem. This study uses quantitative data for the variables that are going to be used for generating the optimal score and then for the fitness function on the algorithm implementation phase. Hasil dari penelitian ini merupakan sebuah sistem aplikasi berbasis web yang dapat digunakan ataupun dikembangkan lebih lanjut lagi untuk dapat dipakai secara komersial oleh perusahaan, dengan fitur penjadwalan hybrid work yang flexible, serta dengan arsitektur sistem yang scalable dan highly available. The result of this study is a ready web-based application system that can be used and easily be available to be developed even further to be used commercially by companies, with hybrid work scheduling functionality, with a scalable and highly available architecture system."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irham Ilman Zhafir
"Pandemi COVID-19 menyebabkan berubahnya sistem kerja para karyawan di seluruh dunia dari Work From Office menjadi Work From Home selama kurun waktu yang cukup singkat. Perubahan ini berdampak fundamental terhadap cara kita melakukan pekerjaan, dimana telah terbuktikan bahwa melakukan pekerjaan dari rumah merupakan sesuatu yang dapat dilakukan dan membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Namun setelah pandemi sudah mulai mereda, muncul suatu permasalahan dalam bentuk perdebatan internal pada perusahaan yang sebagian ingin kembali melakukan WFO, dan sebagian lainnya tetap melakukan WFH. Solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan mengimplementasikan Hybrid Work sebagai titik tengah dari kedua sistem kerja yang diinginkan. Untuk dapat membuat jadwal hybrid work, dibutuhkan pengertian lebih mengenai employee rostering sehingga dapat dibuat sebuah constrained optimization model yang dapat memetakan keinginan dari masing-masing karyawan pada sebuah perusahaan, selagi mematuhi peraturan yang ada pada perusahaan tersebut. Optimization Model yang dibuat kemudian bisa digunakan untuk merancang sebuah Metaheuristic Algorithm yang dapat menghasilkan sebuah jadwal hybrid work untuk digunakan oleh perusahaan yang menghadapi permasalahan tersebut. Penelitian menggunakan data kuantitatif selama penelitian berlangsung untuk melakukan uji coba terhadap variabel-variabel yang digunakan untuk perhitungan optimal score dan fitness function pada tahap implementasi algoritma. Hasil dari penelitian ini merupakan sebuah sistem aplikasi berbasis web yang dapat digunakan ataupun dikembangkan lebih lanjut lagi untuk dapat dipakai secara komersial oleh perusahaan, dengan fitur penjadwalan hybrid work yang flexible, serta dengan arsitektur sistem yang scalable dan highly available.

The COVID-19 Pandemic has changed the work system for employees all over the world, from the usual Work From Office model to the new Work From Home model in a short period of time. This change in work model has fundamentally impacted our view on how to work professionally, where it is proven that doing work from home is feasible to do and even produce a very satisfying result. However, after the pandemic had started to subside in the last couple of months, a new problem emerged in a form of internal debates that has started on many companies all over the world, where on one side are the employees that want to go back to the WFO model, and the other are the employees that want to stay on the current WFH model. A solution that can be used to solve this problem is by implementing hybrid work that can act as a bridge between the two opposite work views. To be able to implement this work model, first we need to understand more about employee rostering so that we can create a constrained optimization model that can map every employee’s preference for this work view while respecting the company’s policy. The proposed optimization model then can be used to design a metaheuristic algorithm that can produce a hybrid work schedule to be used by companies that are facing this problem. This study uses quantitative data for the variables that are going to be used for generating the optimal score and then for the fitness function on the algorithm implementation phase. Hasil dari penelitian ini merupakan sebuah sistem aplikasi berbasis web yang dapat digunakan ataupun dikembangkan lebih lanjut lagi untuk dapat dipakai secara komersial oleh perusahaan, dengan fitur penjadwalan hybrid work yang flexible, serta dengan arsitektur sistem yang scalable dan highly available. The result of this study is a ready web-based application system that can be used and easily be available to be developed even further to be used commercially by companies, with hybrid work scheduling functionality, with a scalable and highly available architecture system.

"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desprina Octaffiani
"Pandemi COVID-19 yang saat ini dihadapi oleh seluruh negara telah mengubah roda kehidupan pekerja di seluruh sektor. Menjaga performa kerja tetap dalam kualitas yang baik diperlukan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satu cara yang dianggap penting untuk menjaga performa tenaga kerja adalah dengan adanya dukungan sosial secara sukarela yang diterima dari sesama rekan kerja atau yang disebut dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB). Penelitian ini menguji pengaruh kepuasan kerja dan religiositas terhadap perilaku OCB. Dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling menghasilkan total responden sebanyak 416 pekerja yang berdomisili di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jakarta dan Jawa Barat). Data penelitian dianalisis menggunakan PLS-SEM (Partial Least Square-Structural Equation Model) dengan perangkat lunak SmartPLS. Hasil penelitian ini tidak dapat membuktikan pengaruh langsung religiositas terhadap perilaku OCB tenaga kerja. Selain itu, dalam kondisi pandemi COVID-19 yang mengharuskan sebagian besar tenaga kerja untuk bekerja dengan sistem Work From Home (WFH) nyatanya tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan pada hubungan religiositas terhadap perilaku OCB, sedangkan pekerja Work From Office (WFO) terbukti lebih menunjukkan perilaku OCB yang dipengaruhi oleh tingkat religiositasnya. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran pentingnya meningkatkan kepuasan kerja yang membuat tenaga kerja merasa lebih bersedia dan sadar untuk melakukan perbuatan tolong menolong kepada sesama rekan kerja selama pandemi COVID-19.

Pandemic COVID-19 that is currently being faced by all countries has changed the wheels of workers' lives in all sectors. Keeping work performance in good quality is needed in improving company performance. One way that is considered important to maintain the performance of the workforce is by voluntary social support received from co-workers or what is called Organizational Citizenship Behavior (OCB). This study examines the effect of job satisfaction and religiosity on OCB behavior. With purposive sampling technique, the total number of respondents is 416 workers who live in Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi (Jakarta and West Java). Data were analyzed using PLS-SEM (Partial Least Square-Structural Equation Model) with software SmartPLS. This study does not prove the direct influence of religiosity on the OCB’s employee. In addition, in the pandemic situation, which requires most of the employees to work with the Work From Home (WFH) system, it does not show a significant effect on the relationship of religiosity to OCB behavior, while Work From Office (WFO) workers are proven to show more helping behavior that influenced by the level of their religiosity. This research is expected to be an illustration how important for increasing job satisfaction that will makes the workers more aware and willing to take actions to help co-workers during the COVID-19 pandemic."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library