Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lenin
Moscow: Pregress Publishers, [date of publication not identified]
923 LEN (1);923 LEN (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Adriani Nurdin
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S6042
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu
"Skripsi ini membahas mengenai representasi patriotisme pada proyek nasional di media sosial VKontakte. Patriotisme yang dimaksud mengacu pada wacana yang dicanangkan semenjak era Vladimir Putin menjabat sebagai Presiden Rusia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis dengan sumber data berupa hasil pos di akun VKontakte. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori representasi Stuart Hall 1997. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat representasi patriotisme pada enam sumber data yang telah dipilih. Representasi tersebut merupakan hasil produksi dari peta konseptual dan bahasa yang sama dari suatu kelompok budaya.

This thesis discusses about the representation of patriotism in the national project on VKontakte. Patriotism in question refers to the discourse that was proclaimed since the Vladimir Putin era served as President of Russia. This research uses analytical descriptive method with source from VKontakte account. The analysis is using the representation theory of Stuart Hall 1997. The results of this analysis shows that there are representations of patriotism in the six data sources that have been selected. This representation is the product of the same conceptual map and language of a cultural group."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putin, Vladimir
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia , 2015
947.086 PUT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Hermaswangi
"Gerakan etnonasionalisme Chechnya merupakan kajian tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh kelompok etnis Chechnya dalam menuntut kedaulatan dan kemerdekaan wilayahnya dari bagian Republik Federasi Rusia. Upaya-upaya yang dilakukan tersebut merupakan bagian dari resistensi yang berumur ratusan tahun lamanya dan buntut dari ketidakpuasan atas kebijakan Rusia terhadap etnis mereka. Nasionalisme menurut Ernest Gellner pada dasarnya merupakan doktrin politik yang menuntut pertautan (kongruensi) antara unit sosial (bangsa dan unit politik (negara). Nasionalisme muncul dengan cara yang berbeda-beda di setiap masyarakat tergantung pada nilai-nilai budaya setempat. Nasionalisme Rusia dalam setiap periode sejarahnya selalu tampil dalam bentuk nasionalisme pemerintahan (official nationalism). Hal ini terkait dengan upaya pemerintah Rusia untuk memposisikan bangsa Rusia di tengah-tengah alur evolusi sejarah dunia yang lebih banyak didominasi oleh bangsa-bangsa Eropa. Setiap upaya ini selalu menandakan corak pragmatis. Etnonasionalisme menurut Peter M. Leslie adalah kebudayaan, dalam hal ini meliputi pencapaian artistik, alat dan gaya pernyataan diri, dan seluruh sistem nilai sosial-agama yang mendefinisikan sebuah komunitas-menjadi kontribusi pada sebuah masyarakat yang berbeda, hidup berdampingan dengan yang lainnya dalam batas-batas suatu negara. Dapat dikatakan bahwa etnonasionalisme merupakan bentuk solidaritas atau rasa komunitas yang berdasarkan etnisitas merujuk pada perasaan subyektif yang memisahkan satu kelompok tertentu dengan kelompok lain dalam sebuah komunitas. Gerakan etnonasionalisme yang muncul di Chechnya pada di masa akhir Uni Soviet berdiri bukanlah hasil dari glasnost dan perestroika, seperti layaknya yang terjadi di negara-negara bagian Uni Soviet pada pertengahan tahun 1980-an, melainkan hasil resistensi ratusan tahun melawan imperialisme Rusia. Sementara itu jika dilihat dari sejarahnya, terorisme merupakan sebuah gerakan politik karena pengakusisian serta penggunaan kekuatan yang bertujuan agar seseorang menyetujui apa yang diminta oleh para pembuat teror (teroris). Terosrisme mengembangkan lingkungan yang diselimuti perasaan takut dan intimidasi melalui sebuah serangan teroris, yang bertujuan untuk menciptakan atau mengambil-alih kekuasaan. Ciri khas dari para pembuat teror ini adalah mereka selalu membenarkan apa yang mereka lakukan dengan mengatakan bahwa mereka merasa terbuang atau frustasi karena suatu hal, seperti keinginan mereka ditolak oleh rezim yang berkuasa. Dalam pergerakan etnonasionalisme di Chechnya, agama juga memiliki peran yang besar pula sehingga tercipta suatu masyarakat yang kuat dalam satu kesatuan dua unsur tersebut. Perubahan arah pergerakan terjadi sebagai akibat yang ditimbulkan oleh sikap ekspansionis dan represif orang-orang Rusia sejak lama. Perubahan arah pergerakan tersebut rupanya menjadi sasaran empuk pemerintahan Rusia era Vladimir Putin yang cenderung pragmatis, terlebih karena dukungan bangsa-bangsa Barat pasca serangan 11 September 2001. Etnonasionalisme dan teroris menjadi ciri pergerakan mencapai kemerdekaan di Chechnya pada abad ke-21 ini. Upaya mempertahankan kedaulatan Rusia sebagai sebuah bangsa lebih sering menempuh cara-cara yang tidak demokratis. Hal ini menjadi ciri khas bangsa Rusia dalam menjaga eksistensinya. Kajiam ini mencoba untuk menganalisa kebijakan Putin terhadap reaksi yang ditimbulkan oleh dua unsure yang dihadapinya di Chechnya dalam menjaga stabilitas wilayahnya serta upaya menghindari menjadi Yugoslavia kedua. Singkatnya kebjakan yang telah dilakukan Putin tehadap Chechnya selama 5 tahun memerintah Rusia terbukti berhasil karena dua tahun belakangan ini Rusia tidak lagi menghadapi ancaman dari selatan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14893
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sofhia Miranda Safredi
"Penelitian ini membahas komik sebagai media propaganda, khususnya komik Superputin! oleh Sergey Kalenik yang diterbitkan secara digital pada tahun 2010. Superputin! merupakan komik fiksi dan fantasi, tetapi komik ini merefleksikan realita yang terjadi di Rusia melalui teks, dialog, dan gambar di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi peran komik sebagai media hiburan to entertain dan fungsi komik sebagai media propaganda di Federasi Rusia khususnya menggunakan komik Superputin!, dari tahun 2010 hingga 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode analisis semiotika, yang digunakan untuk menganalisis penggunaan frasa, klausa, atau kata dalam sebuah teks. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tanda verbal dalam komik Superputin! berupa teks dialog dan tanda nonverbal dalam komik terdiri dari gambar, ekspresi fasial, dan simbol. Tanda dan pertanda yang ditemukan dalam komik Superputin! memiliki pesan-pesan propaganda yang berkaitan dengan realitas di Federasi Rusia. Penulis menyimpulkan persepsi yang dibentuk oleh Kalenik adalah Putin merupakan pemimpin yang kuat, Putin yang mampu menghadang segala problematika yang muncul di Rusia bahkan di dunia, Putin yang tidak terkalahkan.

This research discusses comics as a propaganda media, specifically Superputin! comic by Sergey Kalenik which was published digitally in 2010. Superputin! comic is a fiction and fantasy comic, yet this comic reflects the reality that happens in Russia through text, dialogue, and images in it. The purpose of this study was to explore the role of comics as an entertainment media to entertain and the function of comics as a propaganda medium in the Russian Federation specifically using the comic Superputin! From 2010 until 2018. This is a qualitative research that uses semiotic analysis methods, whereas used to analyze the use of phrases, clauses, or words in a text. It concludes that the verbal sign in the comic Superputin! consists of dialogues of texts and nonverbal signs in comics consisting of images, facial expressions, and symbols. Signifier and Signified found in the Superputin! comic have propaganda messages related to reality in the Russian Federation. Writer conclude the perception formed by Kalenik is that Putin is a strong leader, Putin is able to confront all the problems that arise in Russia even in the world, Putin is invincible."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Melvin Perjuangan
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S5855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Ayuningtias
"ABSTRAK
Skripsi ini akan membahas pola pembentukan alur dalam 16 dongeng-dongeng
Jepang (setsuwa) dengan meninjau tindakan-tindakan tokoh melalui teori fungsi
Vladimir Propp. Propp mengemukakan 31 fungsi yang menggambarkan tindakan
tokoh dalam setiap dongeng. Dengan menganalisis tindakan-tindakan tokoh dalam
setsuwa dapat diidentifikasi kecenderungan-kecenderungan pembentukan alur
dalam setsuwa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembentukan alur dalam
setsuwa cenderung sederhana. Selain itu kemunculan fungsi wedding yang
menunjukkan konsep ongaeshi atau balas budi dalam budaya Jepang cenderung
dominan. Dapat disimpulkan bahwa setsuwa cenderung menunjukkan tokoh-tokoh
dengan peran baik yang menjadi panutan bagi pembaca

ABSTRACT
This thesis discusses the patern of formation of plots in 16 folktales of Japan
(setsuwa) by reviewing the actions of characters through the theory of functions of
Vladimir Propp. Propp proposed 31 functions that describe the actions of the
characters in folktale. By analyzing the actions of the characters in setsuwa, can
be identified the tendency of the plots formation in setsuwa. These results indicate
that the formation of plots in setsuwa tend to be simple. In addition the
appearance of ?wedding? function which shows the concept ongaeshi or
reciprocation in Japanese culture tends to be dominant. It can be concluded that
setsuwa figures tend to show a role model for the reader."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridho Al Farizi Santoni
"Wilayah Arktik merupakan salah satu medan terpencil dan paling tidak bersahabat di bumi, namun memiliki posisi unik dalam menciptakan status quo di antara negara-negara Arktik lainnya. Hal ini berpengaruh terhadap kebijakan politik Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin dalam berbagai aspek. Makalah ini tentang strategi geopolitik Putin di wilyah Arktik. Teori yang digunakan dalam kajian ini adalah geopolitik. Kajian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan studi pustaka, dengan menggunakan data berupa teks-teks pidato Putin dan laporan berita mengenai hal yang terkait Arktik. Kajian ini memperlihatkan strategi geopolitik Putin untuk mempertahan kekuasaan Rusia di wilayah Arktik melalui pembangunan di bidang militer seperti merperbaharui armada laut dan udaranya, dan membangun jaringan anti-balistik. Pembangunan militer tersebut dibantu dengan aktifitas ekonomi melalui cadangan sumberdaya alam dan jalur pelayaran, yang dapat membantu mengecap kedaultan Rusia di wilayah tersebut.

The Arctic region is one of the most remote and most unfriendly territory on earth, although possesses a unique position in creating the status quo among other arctic nations. This affects the political policies of Russian Federation President Vladimir Putin in various aspects. This paper is about Putin 39;s geopolitical strategy in the Arctic region. The theory used in this study is geopolitical. This study was conducted using qualitative methods and literature study, using data in the form of Putin 39;s speech texts and news reports on arctic related matters. This review demonstrates Putin 39;s geopolitical strategy for maintaining Russian power in the Arctic region through military development such as renewing its fleet and air, and building an anti-ballistic network. The military development is aided by economic activity through natural resource reserves and shipping lanes, which can help brand Russian sovereigns in the region.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Renata Anjari
"Pada Tahun 1917 di Rusia, Revolusi Bolshevik timbul atas ideologi baru yang diusung sebagai pengganti kosongnya pemerintahan setelah bergulingnya kekaisaran Rusia. Gerakan seni Konstruktivisme dibuat sebagai alat penyampaian Komunisme dalam Revolusi Bolshevik yang umum agar dapat diterima oleh masyarakat. Mengangkat ideologi Komunisme oleh Karl Marx bahwa Komunisme adalah untuk pembebasan proletar, Kelompok Para Pekerja Konstruktivis sepakat bahwa konstruksi seni Konstruktivisme yang sebenarnya adalah untuk kepentingan dan kegunaan semua. Contoh kegunaan dalam Konstruktivisme yang paling konkrit adalah dalam arsitektur. Dasar dari Arsitektur Konstruktivisme merupakan kebutuhan untuk mengembalikan keadaan ekonomi Rusia dengan ambisi membangun lingkungan yang dapat meningkatkan keadaan sosial dan teknologi yang menguntungkan negara. Perbedaan translasi mengenai Arsitektur Konstruktivisme oleh seniman dan arsitek dalam perancangan arsitektur mencerminkan perbedaan pemahaman mengenai Konstruktivisme yang sesuai dengan Komunisme oleh Marx melalui Lenin. Skripsi ini akan membahas mengenai Arsitektur Konstruktivisme pada masa Revolusi Bolshevik di Rusia 1917 dengan dua studi kasus perancangan terkenal; Monumen Propaganda Monument to The Third International oleh Vladimir Tatlin dan rancangan bangunan publik Institut Kepustakawanan Lenin oleh Ivan Leonidov dalam merepresentasikan Arsitektur Konstruktivisme dalam konteks sosial Revolusi Bolshevik dengan Teori Basis dan Superstruktur oleh Marx. Tujuan dari perbandingan ini adalah mengkaji kesesuaian perancangan Konstruktivisme dengan Komunisme melalui Teori Karl Marx sebagai penulis The Communist Manifesto. Berdasarkan hasil kajian diperoleh bahwa berdasarkan Teori Basis dan Superstruktur oleh Marx, Institut Kepustakawanan Lenin oleh Ivan Leonidov lebih sesuai dalam merepresentasikan Konstruktivisme daripada Monument to The Third International oleh Vladimir Tatlin.

In 1917, Bolshevik Revolution rises as a new ideology to replace the vacuum of regime after Monarchy roll-over in Russia. Constructivism art movement was made as a tool to deliver Bolshevik Revolution to be acceptable to the community. Carrying Communism by Karl Marx, that Communism is for the liberation of the proletariat, The Working Group of Constructivists agreed that the actual goal for Constructivism construction is for the peoples purposes and interests. Architecture is an example of a concrete form of Constructivism in serving purposes. The primary purpose of Constructivism Architecture is to serve function to restore economic condition of Russia with the ambition of constructing environment in order to improve the social and technology state for the benefit of the nation. Differences in Constructivism Architecture translation from the artists and architect in designing architecture shows a difference in understanding Constructivism in accordance to Communism by Marx through Lenin. This thesis discussed Constructivism Architecture during Bolshevik Revolution in Russia 1917 within two study case of renowed architecture design; Propaganda Monument of Monument to The Third International by Vladimir Tatlin, and design of public place Lenin Institute of Librarianship by Ivan Leonidov in representing Constructivism Architecture in social context of Bolshevik Revolution with Base and Superstructure Theory by Marx. The aim of this comparison is to review the conformity of Constructivism design from Communism through Karl Marxs Theory as the author of The Communist Manifesto. Based on the study, it is obtained that: based on Base and Superstructure Theory by Marx, Lenin Institute of Librarianship by Ivan Leonidov is more fitting in representing Constructivism than Monument to The Third Internationtal by Vladimir Tatlin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>