Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Finka Amellita Oktavy
"Jurnal ini mengkaji film berjudul ?The Young Victoria? dengan menggunakan metode semiotika naratif oleh Greimas. Didukung dengan psikoanalisis oleh Freud untuk mengidentifikasi latar belakang atas mengapa film ini dilihat menggunakan sudut pandang dan perspektif tertentu. Mengidentifikasi film yang menjelaskan perjalanan Victoria dari masa kecilnya hingga ia dikoronasi sebagai Ratu Inggris. Film ini mencoba memberikan sudut pandang dari bagaimana seorang Victoria bercerita mengenai hidupnya. Dengan semiotika naratif, peneliti mencoba mencaritahu relasi dari karakter-karakter dalam film yang mendukung Victoria sebagai sosok Ratu Inggris dan karakter-karakter yang menghambatnya menjadi Ratu Inggris. Hal ini diyakini bahwa segala sifat karakter dipengaruhi atas masa lalu tiap karakter yang terdapat dalam film.

This research is about media studies in the field of film which called ?The Young Victoria? using narrative semiotics by Greimas as its methods. Supported by psychoanalysis by Freud in order to identify the background of why the film was made with those angles and perspectives. Victoria itself as the Queen of England has a journey from her childhood until she was being coronated. This film is trying to captured Victoria?s journey, that is why Jean-Marc Vallée directed this film. The film itself was shooted as Victoria telling a story about her life. With narrative semiotics, researcher trying to find out the correlation in each characters of the film that made a unite concept of the life story Queen Victoria. This research is using literature study to support the concreteness of data in order to enrich the research from its proof. Which the characters that support Victoria as Queen of England, and characters who trait Victoria of being Queen happen because the background of the characters itself."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Butler, Richard
London: Angus & Robertson, 1983
994.570 31 BUT e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
victoria: The Magazine of Public Record,
052 PRO
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Robertson, E. Graeme
London: Routledge &​ K. Paul, 1972
R 739.47 ROB o
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hall, A.R.
Canberra: Australian National University Press, 1968
332.64 HAL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbalrio Fajar Putranto
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai serangkaian aksi kriminal yang dilakukan
oleh The Kelly Gang di wilayah koloni Victoria yang dimulai pada tahun 1878
dan berakhir pada tahun 1883. Kelompok ini dikepalai oleh Ned Kelly, seorang
bushranger asal Irlandia yang menganggap pemerintah kolonial telah bertindak
sewenang-wenang. Skripsi ini mencoba untuk menjelaskan mengenai respon
masyarakat dan pemerintah Victoria terhadap kehadiran The Kelly Gang. Untuk
pertama kalinya kepolisian Victoria mengalami perombakan besar-besaran
berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh Royal Comission on Police
antara tahun 1881-1883 terkait kinerja mereka dalam upaya menangkap The Kelly
Gang. Perombakan kepolisian Victoria menandakan buruknya kualitas polisi
Victoria hingga tidak mampu menaklukkan The Kelly Gang dalam waktu singkat.
Sumber yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sumber arsip yang
dimiliki oleh National Library of Australia berupa laporan kepolisian, hasil
putusan pengadilan dan dokumen yang dipublikasi oleh pemerintah Victoria
seperti kesaksian orang-orang terkait peristiwa The Kelly Gang. Surat kabar yang
memberitakan The Kelly Gang juga turut digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah.

ABSTRACT
This study explains about a series of crime action by The Kelly Gang in
Victoria colony area which started in 1878 and finished in 1883. The leader of this
group was Ned Kelly. He was bushranger from Ireland who had felt the
government of colonial had acted arbitrarily. This study tries to explain the
respons of society and the government of Victoria about the presence of The Kelly
Gang. For the first time the police of Victoria experienced a massive change
according to the result of investigation by Royal Comission on Police around
1881-1883 related to their endeavor for catching The Kelly Gang. When the
police of Victoria was change which indicated a low quality of Victoria police that
they couldn?t defeat The Kelly Gang at glance. The resource which was used in
this research was based on courtesy of archive which belongs to National Library
of Australia such as police reports, the result of a court decision and documents
published by the Victorian government as the witness of the related events of The
Kelly Gang. Newspapers were publish The Kelly Gang were also used in this
study. The research used a historical method.;"
2016
S64605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Intan
"Tesis ini ingin menjawab permasalahan penelitian yaitu bagaimana representasi mitos femininitas di dalam film animasi Barbie (Barbie in the Nutcracker, Barbie as Rapunzel, dan Barbie of Swan Lake) dan bagaimana bentuk ideologi yang dihadirkan. Film-film ini menarik diteliti karena menggambarkan mitos feminitas yang dikonstruksi oleh Mattel. Film animasi yang teliti merupakan bentuk produk budaya mutakhir Mattel. Tesis ini dibuat untuk mengetahui cara bekerja ideologi dominan melalui mitos yang dikontruksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode semiotik Barthes dan metode visual Dyer. Sedangkan dari aspek komunikasi menggunakan model dari van Zoonen.
Hasil penelitian menunjukan Mattel memakai mitos femininitas nilai Victoria pada ketiga film animasi Barbie seperti domestik (merawat, mengerjakan pekerjaan rumah), taat beribadah dan perawan. Nilai Victoria lainnya bahwa perempuan bersifat pasif digantikan dengan mitos girl power. Mitos girl power merupakan mitos yang popular sejak tahun 1990-an, menggambarkan bahwa seorang anak perempuan yang pemberani, aktif dan dapat menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri. Akan tetapi mitos girl power yang diambil Mattel hanya pada permukaan. Perjuangan perempuan untuk mendapatkan kebebasan dan otoritas diri `dihadiahi' sosok pangeran. Pada akhirnya film ini tidak jauh berbeda dengan dongeng Cinderella dan Putri Salju. Secara tersirat Mattel menyatakan bahwa heteroseksual sebagai orientasi seks yang satu-satunya. Mattel tidak ingin konstruksi perempuan yang dihadirkan dalam film ini menjadi ancaman para pemeluk ideologi dominan (orang tua, guru, pemuka agama dan kaum pemodal) sebagai pangsa pasar terbesarnya. Sedangkan melalui metode visual dari Dyer memperlihatkan bahwa Barbie masih merepresentasikan citra cantik perempuan yang bertubuh tinggi, putih dan langsing."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chen Siu Li
"ABSTRAK
Citra wanita tradisional Amerika diambil alih oleh golongan W.A.S.P. sesuai gagasan Ratu Victoria, yang menggambarkan kewanitaan yang sejati sebagai lambang kesucian (purity), kesalehan (piety), ketaatan (submissiveness), dan sopan santun wanita (female propriety). Ratu Victoria yang bertahta di Inggris dari tahun 1837 sampai tahun 1901, mengutuk kaum wanita yang ingin berjuang untuk persamaan hak dengan kaum pria. Beliau mengajak kaumnya, baik di Inggris maupun di Amerika, untuk Join in checking this wicked folly of women's rights, on which my poor sex is bent, forgetting every womanly feeling and propriety (Djajanegara, 1987:32). (bersama-sama membendung perjuangan hak-hak wanita yang tolol dan buruk itu, dan yang menjadi tekad kaumku yang malang dengan melupakan segala perasaan serta sopan santun kewanitaan).
Menurut nilai-nilai Victoria, ruang lingkup kegiatan wanita harus terbatas pada rumah tangga dan dalam W.A.S.P. (White Anglo-Saxon Protestants/Kaum Protestan Anglo-Saxon kulit putih), kelas menengah yang berkuasa dalam kehidupan nasional, lingkungan keluarga, terkecuali kegiatan-kegiatan agama yang bertujuan meningkatkan moralitas warga masyarakat. Yang ditonjolkan ialah sifat inferior wanita apabila dibandingkan dengan kaum lelaki. Wanita dianggap sebagai mahluk yang lemah, pasrah, tak dapat berpikir, tak dapat mandiri dan secara total tergantung pada kaum pria yang berperan sebagai majikan mereka. Pada umumnya, citra wanita ideal hanya diterapkan pada kaum menengah atas kulit putih. Wanita diibaratkan sebagai sebuah barang hiasan yang mahal tetapi mudah patah. (Friedan, 1984:81). Fungsi wanita yang senantiasa dipuji-puji dan dianjurkan ialah: mengasuh anak-anak dan menyenangkan serta merawat para suami (the nurturing function of women).
Wanita dilarang banyak belajar karena hal ini akan merusak keseimbangan jiwa mereka dan mengakibatkan kemandulan. Kepercayaan ini didukung dengan antusias oleh mayoritas kaum pria pada pertengahan abad kesembilanbelas, bahkan juga oleh kaum wanita sendiri. Namun di tengah-tengah masyarakat yang didominasi oleh kaum pria ini terdapat sekelompok wanita intelektual yang menyadari ketimpangan kepercayaan umum ini, yang ingin membendung berkembangnya potensi-potensi pada wanita untuk dapat mencapai status yang sama dengan pria.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bauchet, Pierre
New York: Fredrick A. Praeger Published , 1964
338.944 BAU e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
De, Serville Paul
New York : Oxford University Press, 1980
994.07 DES p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>