Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rio Tutrianto
"ABSTRAK
Perubahan dan perkembangan kota tidak luput dari eksistensi konflik, yang pada gilirannya pastinya bisa mengarah pada lahirnya kejahatan di daerah perkotaan, itu juga bisa ditemukan di Kota Pekanbaru. Tingginya jumlah kejahatan di suatu wilayah, jumlah jenis kejahatan tertentu yang terjadi pada sekelompok orang tertentu, adalah semakin banyak fenomena dalam masyarakat. Dengan menggunakan metode penelitian semi-etnografi dalam mengumpulkan data penelitian, penelitian ini menunjukkan bahwa ketidaksamaan struktural yang dirasakan oleh orang-orang yang tinggal di Kampung Dalam dan Pangeran Hidayat Kota Pekanbaru menempatkan mereka dalam posisi yang kurang menguntungkan. Banyaknya arena budaya yang mengharuskan seseorang untuk menunjukkan kesuksesannya tetapi cara untuk merayakan kesuksesan tidak sama tersedia di kota telah menyebabkan ketidakpercayaan cara yang dilembagakan dengan cara yang tersedia untuk mencapai tujuan budaya, kemudian melakukan kejahatan sebagai entitas merupakan alternatif untuk memuaskan keinginan untuk mencapai budaya tujuan. Keberadaan kejahatan di kedua wilayah ini mengalami kesinambungan karena terjadinya transmisi nilai-nilai kejahatan dari generasi ke generasi. Di mana tradisi kenakalan dan kejahatan ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Meskipun tidak dapat di samaratakan bahwa seluruh masyarakat yang berada di kedua wilayah ini adalah pelaku kejahatan atau mendukung aksi kejahatan, namun meraka dapat menerima keberadaan pelaku kejahatan maupun kejahatan itu sendiri yang berada di wilayah ini

ABSTRACT
Changes and developments of the city can not shake off from the conflict existence, which in turn can certainly lead to the birth of crime in urban area, it also can be found in Pekanbaru City. The high amount of crimes in a region, the amount of certain types of criminality committed to a particular group of society, is a growing amount of phenomena in society. This research uses semi ethnographic research methods in collecting data, this study shows that structural inequality felt by society whose living in Kampung Dalam and Pangeran Hidayat Pekanbaru puts them in a disadvantage. The multitude of culture arenas that require a person to show his success but the way to show it is not same, available in the city has led to distrust of institutionalized ways in the way available to achieve cultural goals, then do crime as an entity is an alternative to satisfying the desire to achieve a goal culture. The existence of crime in these two areas is continuous because of the transmission of evil values from generation to generation. Where the tradition of delinquency and evil is transmitted from one generation to the next. Although it can not be asserted that all society in these two areas are perpetrators of the criminality or support the criminality, they can accept the existence of the perpetrators of the criminality as well as the criminality in the territory."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana
"Lajunya pembangunan di kawasan perkotaan yang disebabkan oleh lajunya pertumbuhan penduduk dan kurang tertatanya sistem makro dan mikro drainase dalam satu kerangka Rencana Umum Tata Ruang memberikan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan hidup, yang antara lain berupa banjir genangan. Banjir genangan merupakan salah satu masalah utama Kotamadya Banda Aceh yang harus segera ditanggulangi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem drainase yang ada belum berfungsi secara menyeluruh, terutama pada kawasan﷓kawasan rendah dan cekung. Untuk menanggulangi genangan air hujan tersebut diperlukan perencanaan sistem drainase yang berwawasan lingkungan. Drainase berwawasan lingkungan adalah prasarana yang berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air, di mana pembangunannya terintegrasi dengan Rencana Umum Tata Ruang, pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, pembangunan sarana utilitas kota, serta mempertimbangkan kondisi lingkungan fisik, sosial dan budaya, sehingga dapat meningkatkan kualitas manusia. Oleh karena itu, permasalahan sistem drainase di kawasan perkotaan perlu dirurriuskan dengan melakukan pengkajian dari sudut perencanaan teknis dan dilihat kaitannya secara menyeluruh dengan beberapa aspek lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan buatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem perencanaan makro drainase dalam kerangka rencana tata ruang kota; menganalisis kondisi sistem saluran drainase di kawasan perkotaan serta kaitannya dengan kondisi kualitas lingkungan dan kualitas kesejahteraan masyarakat di sekitarnya; dan mengusulkan sistem perencanaan makro drainase berwawasan lingkungan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1) perencanaan drainase yang berwawasan lingkungan akan mampu menurunkan frekuensi dan tinggi banjir genangan di suatu kawasan; 2) terkendalinya tinggi banjir genangan akan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk di suatu kawasan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk menyempurnakan proses perencanaan drainase kawasan perkotaan; dan sebagai bahan bandingan untuk penelitian selanjutnya dalam perencanaan dan pengembangan rekayasa teknik drainase untuk meningkatkan kualitas lingkungan di suatu kawasan perkotaan.
Metode pengambilan sampel di daerah studi dilakukan dengan cara two stage cluster random sampling di sebanyak 5 kelurahan di daerah genangan kawasan perkotaan. Kelurahan tersebut adalah Kelurahan Laksana, Keuramat, Kampung Baru, Sukaramai dan Lampaseh Kota. Jumlah sampel adalah 93 KK atau 3 % dari jumlah Kepala Keluarga (KK) teasing-masing Kelurahan. Data yang diperlukan dalam analisis ini adalah data primer dan sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yakni ; observasi di lapangan; penyebaran kuesioner; dan wawancara.
Metode pengambilan data menggunakan teknik random sampling, yakni semua populasi mempunyai kesempatanl probabilitas yang sama untuk terpilih menjadi responder. Prosedur yang ditempuh untuk menentukan sam pel adalah mengindentifikasikan seluruh rumah tangga dalam 5 kelurahan tersebut di atas; melakukan undian untuk mendapatkan renponden terpilih, sehingga diharapkan dapat representatif dalam mewakili sifat-sifat populasi.
Analisis data meliputi: analisis statistika hidrologi digunakan untuk perhitungan curah hujan rencana dan perhitungan debit rencana; analisis hidrolika berdasarkan analisis deduktif digunakan untuk perhitungan kapasitas saluran dan kapasitas bangunan; dan analisis sosial ekonomi dilakukan secara induktif, dengan menguraikan variabel sosial dan variabel ekonomi yang mempengaruhi terhadap perencanaan drainase. Secara statistik analisis ini dilakukan dengan cara modus dan tabulasi tunggal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1.) Saluran drainase yang ada ternyata masih menyebabkan genangan, sehingga perencanaan drainase berwawasan lingkungan diharapkan dapat menurunkan frekuensi genangan; 2.) Kawasan sampel yang diteliti selama tahun 1994 menunjukkan bahwa sebanyak 78,5 % lingkungan tempat tinggalnya tergenang, dengan lama genangan 1 - 72 jam, tinggi genangan 1 - 60 cm; 3.) Penyebab genangan antara lain : tidak ada saluran drainase (21,5 %); Halaman rumah lebih rendah dari saluran jalan (20,4 %}; halaman rumah lebih rendah dari saluran sekelilingnya (14,0 %); saluran yang ada mampat (11,8 %); saluran yang ada terlalu kecil (17,2 %); air dalam saluran tidak mengalir (15,1 %); 4.) Pemeriksaan kapasitas saluran yang ada di kawasan penelitian menunjukkan bahwa kapasitasnya tidak mampu lagi mengalirkan debit banjir rencana 2 tahunan. 32,19 % kapasitas saluran yang ada lebih kecil dari debit rencana maksirnum yang harus ditampung sehingga terjadi genangan; 5.) Menurut rencana induk drainase memperlihatkan bahwa yang dipakai sebagai saluran pembuang akhir adalah Krueng Aceh, Alur Biduk, Krueng Titi Panyang, Krueng Neng, Krueng Cut, Krueng Daroy dan Krueng Doy. Kawasan penelitian akan mengalirkan ke Krueng Doy dan Alur Biduk, kemudian di tempat tersebut dibantu dengan kolam Lando, pintu air dan pampa.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyebab genangan adalah sebanyak 32,19 % saluran drainase yang ada kapasitasnya lebih kecil dari debit rencana, sehingga tidak mampu lagi mengalirkan debit rencana 2 tahunan. Dalam hal ini diperlukan perencanaan teknis drainase berwawasan lingkungan untuk mengantisipasi banjir genangan, serta meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan perkotaan.
Saran hasil penelitian ini adalah : 1.) Perencanaan drainase berwawasan lingkungan adalah, air harus menuju ke sungai sesuai dengan arah aliran dalam masterplan drainase, perencanaannya harus integral dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), studi kelayakan lingkungan (Amdal kawasan) dan apabila semua persyaratan hidrologi dan perencanaan fisik teknis diikuti serta dilaksanakan studi kelayakan lingkungan maka diperkirakan drainase berwawasan lingkungan akan terwujud; 2.) Dari survai terlihat bahwa salah satu kegagalan berfungsinya saluran drainase karena tidak adanya pemeliharaan, dalam hal ini diperlukan peran serta masyarakat; 3.) Pemeliharaan pompa dan kolam Lando memerlukan suatu pemeliharaan tersendiri yang oleh karena sifatnya melayani banyak daerah, maka tata cara pemeliharaan harus ditetapkan pelaksanaannya bersama-sama dengan penduduk di kawasan layanannya. 4.) Agar dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas lingkungan.

Environmentally Sound Macro Drainage Planning For Urban Area A Case Study of Banda Aceh MunicipalityPopulation growth and ill managed macro and micro: drainage combined with the rate of unruly development caused serious negative impacts to the environment, such as flood and various water borne diseases. One of the research findings is that the cause of flood was due to the impropriety of the drainage system function. It is found that an environmentally sound drainage is needed. The environmentally sound drainage is an infrastructure that act to channel the flow of surface water to a water body; its construction should be integrated into the general spatial planning, the recommendation of the environmental Impact Analysis and various development- of the city utilities. It should also consider the physical, social and cultural environmental condition. Therefore, the drainage system planning and design in the urban area need to be formulated by studying in terms of the technical planning and its relationship with the various natural, social and man-made environmental aspects.
The purpose of this research is to study the macro drainage planning according to the urban spatial planning; to analyze the drainage system condition in the urban area and its relationship with the environmental quality of the research area and welfare of the community in the vicinity and; to propose a macro environmentally sound drainage planning system.
The hypothesis in this research are: 1) the environmentally sound drainage planning will be able to decrease the frequency and height of floods in its commanded area; 2) the controlled floods height will be able to increase population welfare in an urban area.
The research's result is expected to be made a reference for improving the urban area drainage planning, and to be considered as a comparative material for further research in planning and development of drainage system design to improve the environmental quality of an urban area.
The sampling method being undertaken in this research was the two stage cluster random sampling in 5 villages of the flooded urban areas. The villages include Laksana, Keuramat, Kampung Baru, Sukaramai and Lampaseh Kota. The number of sample was 93 families or 3 a of the families in each village. The data being analyzed are primary and secondary data. Data collection was taken place by field observation, questionnaire distribution and direct interview.
The data collection technique used is random sampling technique, namely that all population has an equal probability to be selected as a respondent. The procedure of determining the sample is by identifying the entire households in the five villages, and by tossing the sample in order to obtain a representative sample that could represent characteristics of the entire population.
The data analysis include: hydrology statistical analysis for the calculation of design rainfall and projected discharge, the hydrolic analysis based on a deductive analysis that was used for the calculation of the sewerage capacity and the structures capacity; social economic analysis was carried out inductively, by using social and economic variables which influence the drainage planning. Statistically the discussion of the result is undertaken through tabulated data.
This research concluded that 1) The existing drainage sewage system still caused flood; the environmentally sound drainage planning is expected to reduce the flood frequency. 2) The sampling area studied, during 1994, indicated that 78.5 % of the settlement area was flooded, with a duration ranging from 1 to 72 hours; the height of the flood ranges from 1 to 60 cm. 3) The causes of the floods include: lack of drainage sewage system (21.5 ); the yard is lower than the sewage system (20.4 %); the yard is lower than the sewage channels (14.0 %); the existing sewage system is stuck with thrash (11.8 0); the existing sewage system is too small (17.2 %); the water in the sewage system is not flowing (15.1 a).
The examination of the existing sewage system in the research area indicated that the capacity is not sufficient to channel the flood debit for two years. Thirty two point nineteen percent (32.19 %) of the existing channel capacity is less than the maximum amount that should be collected when there is flood.
According to the drainage master plan, the final drainage channels are Krueng Aceh, Alur Biduk, Krueng Titi Panyang, Krueng Neng, Krueng Cut, Krueng Daroy, Krueng Doy. The researched area will channel the flood to Krueng Doy and Alur Biduk, and thence it will be supported by a reservoir, slutch and pumps.
The conclusion of this research include 1) In an environmentally sound drainage planning, the low of the water should be heading for the river in accordance with the direction of the flow stated in the drainage masterplan; its planning should be integrated in general spatial planning and the environmental impact analysis of the region. If the hydrological requirements, physical technical planning and an environmental feasibility study were conducted, it is expected that the environmentally sound drainage system will be realized; 2) This research found out that one of the reasons the drainage channel failure to function was lack of maintenance. This should he overcome by the community participation collectively; and 3) The pumps and basin maintenance require a special treatment because it serves an extensive area. There fore the maintenance administration should be decided together with the community in the service area; 4) A further research should be carried out to increase the quality of the environment.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T4822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Larasati
"ABSTRAK
Filariasis bancrofti merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex quinquefasciatus yang tersebar luas di daerah perkotaan, seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Parasit penyebab penyakit tersebut ialah jenis cacing Nematoda, Wuchereria bancrofti.
Penanggulangan dan pemberantasan penyakit tersebut dapat dilakukan dengan memberantas nyamuk Cx. quinquefasciatus. Beberapa jenis tumbuhan di Indonesia, antara lain Ageratum conyzoides diketahui mengandung zat toksik yang dapat merabunuh larva nyamuk.
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian keefektifan ekstrak daun, batang, dan akar A. conyzoides terhadap larva Cx. quinquefasciatus. Konsentrasi yang digunakan adalah 0,5%; 0,6%; 0,7%; 0,8%; 0,9% untuk daun, 2%; 2,5%; 3%; 3,5%; 4% untuk batang, dan 2%; 2,5%; 3%; 3,5%; 4% untuk akar. Masing-masing konsentrasi dimasukkan 25 larva
dengan 10 kali ulangan. Setelah 24 jam dilakukan pengamatan dan jumlah larva yang mati dihitung. Penentuan keefektifan dilakukan dengan cara menentukan LC-50 dan LC-90 ekstrak daun, batang, dan akar A. conyzoides terhadap larva Cx. quinquefasciatus. Hasil uji analisis variansi satu faktor yang dilakukan, diketahui bahwa ekstrak daun, batang, dan akar A. conyzoides berpengaruh terhadap larva Cx. quinquefasciatus yaitu dapat mengakibatkan kematian. Analisis dengan uji beda nyata dari Tukey menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata antara ekstrak daun, batang, dan akar A. conyzoides terhadap larva Cx. quinquefasciatus."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfira Febriani
"[ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah populasi yang beragam Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia mendorong pemerintah untuk melakukan pembangunan dalam berbagai hal salah satunya dalam bidang kesehatan Untuk mewujudkan pembangunan pada bidang kesehatan diperlukan kesiapan pemerintah dan kerjasama antar profesi di bidang kesehatan Pemerintah dalam hal ini diwakili oleh peran Kementerian Kesehatan yang membawahi Bina Kefarmasian BinFar dan Dinas Kesehatan DinKes dibantu oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM berkoordinasi dalam melakukan pemberian izin pengawasan pembinaan dan perbaikan mutu Pemerintah memiliki tanggungjawab dalam merencakan mengatur menyelenggarakan membina dan mengawasi penyelenggaraan kesehatan Suku Dinas Kesehatan Sudinkes yang berada di bawah Dinas Kesehatan Dinkes Kota bertugas dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat Pada laporan ini akan dibahas mengenai tugas pokok fungsi dan wewenang Sudinkes Jakarta Pusat yang dibawahi langsung oleh Dinkes Kota DKI Jakarta khususnya bagian Koordinasi Farmasi Makanan dan Minuman FarMakMin yang dibawahi Seksi Sumber Daya Kesehatan Setelah dilakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker PKPA selama 2 dua minggu dapat disimpulkan bahwa Sudinkes khususnya bagian FarMakMin bertugas memberikan rekomendasi perizinan tenaga kerja dan sarana pelayanan kesehatan melaksanakan kegiatan pembinaan pengawasan serta pengendalian dan pelaporan terhadap tatalaksana pelayanan kesehatan sarana kesehatan di Kotamadya Jakarta Pusat ABSTRACT Indonesia is a country that has number of diverse populations The high population growth rate of Indonesia encourages the government to undertake development in a variety of ways one of them is in the health field To complete the development of the health sector required government readiness and cooperation among professionals in the health sector Government in this case is represented by the role of the Ministry of Health in charge of Bina Kefarmasian BinFar and Dinas Kesehatan DinKes assisted by the Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM in conducting license supervision development and quality improvement The Government has responsibility in planning arranging organizing developing and supervising health care Suku Dinas Kesehatan Sudinkes which is under DinKes Kota is in charge of carrying out the promotion and development of public health In this report we will discuss the main tasks functions and authority of the Central Jakarta Sudinkes directly supervised by the Dinkes Kota DKI Jakarta particularly the Koordinasi Farmasi Makanan dan Minuman FarMakMin which is under Seksi Sumber Daya Kesehatan After doing Praktek Kerja Profesi Apoteker PKPA for 2 two weeks it can be concluded that the Sudinkes particularly FarMakMin section tasked with providing recommendations of labor and health care facilities licenses carry out development activities monitoring controling and reporting the management of health services at the Central Jakarta health facilities ;Indonesia is a country that has number of diverse populations The high population growth rate of Indonesia encourages the government to undertake development in a variety of ways one of them is in the health field To complete the development of the health sector required government readiness and cooperation among professionals in the health sector Government in this case is represented by the role of the Ministry of Health in charge of Bina Kefarmasian BinFar and Dinas Kesehatan DinKes assisted by the Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM in conducting license supervision development and quality improvement The Government has responsibility in planning arranging organizing developing and supervising health care Suku Dinas Kesehatan Sudinkes which is under DinKes Kota is in charge of carrying out the promotion and development of public health In this report we will discuss the main tasks functions and authority of the Central Jakarta Sudinkes directly supervised by the Dinkes Kota DKI Jakarta particularly the Koordinasi Farmasi Makanan dan Minuman FarMakMin which is under Seksi Sumber Daya Kesehatan After doing Praktek Kerja Profesi Apoteker PKPA for 2 two weeks it can be concluded that the Sudinkes particularly FarMakMin section tasked with providing recommendations of labor and health care facilities licenses carry out development activities monitoring controling and reporting the management of health services at the Central Jakarta health facilities ;Indonesia is a country that has number of diverse populations The high population growth rate of Indonesia encourages the government to undertake development in a variety of ways one of them is in the health field To complete the development of the health sector required government readiness and cooperation among professionals in the health sector Government in this case is represented by the role of the Ministry of Health in charge of Bina Kefarmasian BinFar and Dinas Kesehatan DinKes assisted by the Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM in conducting license supervision development and quality improvement The Government has responsibility in planning arranging organizing developing and supervising health care Suku Dinas Kesehatan Sudinkes which is under DinKes Kota is in charge of carrying out the promotion and development of public health In this report we will discuss the main tasks functions and authority of the Central Jakarta Sudinkes directly supervised by the Dinkes Kota DKI Jakarta particularly the Koordinasi Farmasi Makanan dan Minuman FarMakMin which is under Seksi Sumber Daya Kesehatan After doing Praktek Kerja Profesi Apoteker PKPA for 2 two weeks it can be concluded that the Sudinkes particularly FarMakMin section tasked with providing recommendations of labor and health care facilities licenses carry out development activities monitoring controling and reporting the management of health services at the Central Jakarta health facilities ;Indonesia is a country that has number of diverse populations The high population growth rate of Indonesia encourages the government to undertake development in a variety of ways one of them is in the health field To complete the development of the health sector required government readiness and cooperation among professionals in the health sector Government in this case is represented by the role of the Ministry of Health in charge of Bina Kefarmasian BinFar and Dinas Kesehatan DinKes assisted by the Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM in conducting license supervision development and quality improvement The Government has responsibility in planning arranging organizing developing and supervising health care Suku Dinas Kesehatan Sudinkes which is under DinKes Kota is in charge of carrying out the promotion and development of public health In this report we will discuss the main tasks functions and authority of the Central Jakarta Sudinkes directly supervised by the Dinkes Kota DKI Jakarta particularly the Koordinasi Farmasi Makanan dan Minuman FarMakMin which is under Seksi Sumber Daya Kesehatan After doing Praktek Kerja Profesi Apoteker PKPA for 2 two weeks it can be concluded that the Sudinkes particularly FarMakMin section tasked with providing recommendations of labor and health care facilities licenses carry out development activities monitoring controling and reporting the management of health services at the Central Jakarta health facilities , Indonesia is a country that has number of diverse populations The high population growth rate of Indonesia encourages the government to undertake development in a variety of ways one of them is in the health field To complete the development of the health sector required government readiness and cooperation among professionals in the health sector Government in this case is represented by the role of the Ministry of Health in charge of Bina Kefarmasian BinFar and Dinas Kesehatan DinKes assisted by the Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM in conducting license supervision development and quality improvement The Government has responsibility in planning arranging organizing developing and supervising health care Suku Dinas Kesehatan Sudinkes which is under DinKes Kota is in charge of carrying out the promotion and development of public health In this report we will discuss the main tasks functions and authority of the Central Jakarta Sudinkes directly supervised by the Dinkes Kota DKI Jakarta particularly the Koordinasi Farmasi Makanan dan Minuman FarMakMin which is under Seksi Sumber Daya Kesehatan After doing Praktek Kerja Profesi Apoteker PKPA for 2 two weeks it can be concluded that the Sudinkes particularly FarMakMin section tasked with providing recommendations of labor and health care facilities licenses carry out development activities monitoring controling and reporting the management of health services at the Central Jakarta health facilities ]"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Roland Dwi Kurniawan
"Berjalan di jalur pedestrian terkadang merupakan hal yang kurang nyaman karena masih banyak jalan di kota yang lebih mementingkan infrastruktur jalur kendaraan dibandingkan pejalan kaki. Jalan yang lebih mementingkan infrastruktur kendaraan memiliki jalur kendaraan yang besar dan jalur pejalan kaki yang kecil. Akan tetapi banyak pejalan kaki yang melintasi dan beraktivitas dikarenakan mereka tidak punya pilihan lainnya. Skripsi ini akan meninjau kembali kondisi pedestrian di kota Jakarta dan mengungkap aspek - aspek walkability yang menjadikan jalan tersebut hidup meskipun kondisi jalan sudah maupun belum terpenuhi secara standar. Metode untuk mengkaji skripsi ini melalui studi literatur mengenai standar dan teori berkaitan, studi kasus terhadap Jalan Sabang dan Jalan Pecenongan, dan kemudian dilakukan perbandingan analisis. Keamanan dan kenyamanan dalam sebuah jalan merupakan keharusan ketika membicarakan mengenai berjalan. Namun sebelum adanya rasa aman dan nyaman tersebut, terdapat sebuah pemilihan jalan yang menjadi pertimbangan dengan melihat berbagai faktor kondisi. Jalan Sabang memiliki suasana jalan yang hidup meskipun keadaan jalan pedestrian belum memenuhi rasa nyaman. Sebaliknya, kondisi Jalan Pecenongan yang telah mementingkan pedestrian tidak sehidup seperti seharusnya. Melalui ini kita dapat melihat aspek - aspek walkability yang ada pada jalan di kawasan kota Jakarta.

Walking on pedestrian paths is sometimes uncomfortable because many roads in the city are more concerned with vehicle infrastructure than pedestrians. Roads that prioritize vehicle infrastructure have large vehicle lanes and small pedestrian lanes. However, many pedestrians pass through and move because they have no other choice. This thesis will review the pedestrian conditions in the city of Jakarta and reveal the aspects of walkability that make the street lively even though the road conditions have or have not met the standards. The method for reviewing this thesis is through a literature study of related standards and theories, a case study of Sabang Street and Pecenongan Street, and then a comparative analysis. Safety and comfort on the road is a must when talking about walking. But before the sense of security and comfort, there is a selection of roads that are taken into consideration by looking at various condition factors. Sabang Street has a lively street atmosphere even though the condition of the pedestrian street has not fulfilled a sense of comfort. In contrast, the condition of Pecenongan Street, which has prioritized pedestrianization, is not as lively as it should be. Through this we can see the aspects of walkability that exist on roads in the Jakarta urban area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Syahran P.
"Beberapa studi menunjukkan bahwa membengkaknya pekerja sektor informal yang terjadi di daerah perkotaan disebabkan terbatasnya daya serap sektor formal. Meningkatnya jumlah angkatan kerja di kota, diantaranya dikarenakan oleh arus migrasi dari desa. Kelompok pendatang (migran) yang tidak dapat tertampung di sektor formal, alternatif pilihan yang paling tepat adalah menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri dengan cara memasuki pekerjaan di sektor informal.
Tesis ini mencoba menganalisis apakah probabilitas maupun resiko dalam memasuki pekerjaan di sektor informal ditentukan oleh status migrannya atau lebih ditentukan oleh variabel sosial demografinya seperti umur, tingkat pendidikan, tempat tinggal kota-desa, tempat tinggal botabek-lainnya, status kawin dan jenis kelamin dengan menggunakan data sensus penduduk 1990. Studi dilakukan untuk Propinsi Jawa Barat, karena kedekatannya dengan pusat pemerintahan sehingga pembangunannya berkembang lebih pesat dan sekaligus merupakan propinsi yang banyak dituju migran.
Kriteria migran yang digunakan adalah migran berdasarkan propinsi tempat lahir (life time migrant). Disamping itu variabel kontekstual yang ikut dianalisis adalah PDRB perkapita dan angka pengangguran dari migran dan non migran yang bersangkutan berdomisili. Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis inferensial dengan menggunakan model regresi logistik berganda.
Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status migran dengan pekerjaan sektor informal. Selanjutnya hasil analisis status migran menurut masing-masing variabel sosial demografi dan variabel kontekstual seperti disebutkan di atas menunjukkan bahwa secara statistik ada pengaruh yang signifikan dalam memasuki pekerjaan sektor informal. Jika analisis deskriptif dihubungkan dengan temuan inferensial untuk menghitung besarnya proporsi migran dan non migran menurut variabel yang diperhatikan, ternyata hasilnya menunjukkan pola yang sama dan konsisten. Hal ini disebabkan regresi logistik berganda yang dipakai adalah model terlengkap."
2000
T7123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarini
"Kemiskinan merupakan permasalahan yang social yang sampai saat ini masih mengundang perhatian banyak pihak. Telah banyak langkah-langkah kebijakan yang dirumuskan berdasarkan pada konsep-konsep yang telah ada namun gejala kemiskinan masih menunjukkan sosok yang nyata. Berbagai studi dan proyek-proyek telah di laksanakan dengan tujuan untuk mengurangi kemiskinan.
Salah satu program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan terutama di daerah perkotaan adalah Proyek Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP). Program ini di laksanakan sebagai tindak lanjut dad program penanggulangan kemiskinan yang sudah di laksanakan sebelumnya.
Pendekatan yang di laksanakan dalam P2KP adalah penguatan kelembagaan masyarakat sebagai embrio atau pondasi terbentuknya kelembagaan lokal yang dapat berfungsi sebagai lembaga-lembaga perantara untuk dapat menjangkau lembaga formal. Dalam pelaksanaannya sangat di perlukan adanya partisipasi masyarakat. Untuk hal tersebut maka penelitian ini ingin mengetahui proses partisipasi masyarakat sebagai anggota Kelompok Swadaya Masyarakat dalam pelaksanaan P2KP.
Adapun tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan studi literatur, observasi dan wawancara. Tehnik analisa data yang di gunakan adalah teknik analisis induktif di mana teori bukan suatu alat utama untuk memahami masalah tetapi untuk memperkaya wawasan pemahaman terhadap gejala dan kenyataan yang diamati. Dalam hal ini konsep dan teori yang digunakan adalah yang mendukung permasalahan penelitian.
Dalam menentukan informan penelitian yang di gunakan adalah teknik purposive yaitu peneliti memilih sendiri informan dengan asumsi informan memahami permasalahan yang diteliti serta dapat memberikan informasi dan tanggapan terhadap permasalahan yang menjadi tujuan penelitian.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa program P2KP ini pelaksanaannya bertumpu pada kelompok. Dengan kelompok yang ada diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan dapat saling bekerja sama diantara anggota untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi. Dalam hal ini pemeran utama dalam pelaksanaan adalah masyarakat itu sendiri sementara pendamping lebih bersifat menggali dan mengembangkan potensi yang ada di masyaakat.
Berdasarkan hasil penelitian di peroleh kesimpulan bahwa untuk mengatasi permasalahan kemiskinan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan karena di perlukan pemahaman yang lebih mendalam terhadap permasalahan yang mereka hadapi. Di samping itu terdapat juga beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program yang juga harus mendapat perhatian di antaranya sosialisasi program, kelompok sasaran, pendampingan dan pengawasan serta koordinasi program.
Namun demikian jika upaya perbaikan tidak di usahakan maka akan terjadi permasalahan yang lebih serius. Untuk itu di perlukan langkah-langkah perbaikan agar proyek ini dapat di manfaatkan secara maksimal oleh masyarakat yang menjadi sasaran dari proyek penanggulangan kemiskinan ini yaitu masyarakat miskin yang memerlukan bantuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Pada dasarnya setiap program yang dilaksanakan harus mencapai sasarannya, terlebih bagi program bantuan publik untuk mengentaskan kemiskinan. Harus dipastikan bahwa progam penanggulangan kemiskinan harus menyentuh masyarakat yang menjadi sasarannya. Karena jika program ini salah sasaran maka efektifitas program ini dapat dikatakan minimal dalam hal pencapaian tujuan.
Kebijakan yang akan dilaksanakan dalam rangka penanggulangan kemiskinan tidak lagi hanya pada permasalahan penyediaan dana yang lebih besar untuk program-program yang di tujukan pada masyarakat miskin, yang juga merupakan aspek penting adalah bagaimana sumber daya manusia dapat ditingkatkan sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat menanggulangai masalahnya sendiri tanpa mengharapkan bantuan dari berbagai pihak."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7728
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emirhadi Suganda
"This research aims to develop "Coastal Urban Spatial Planning for Sustainable Development " policy model. The hypothesis is that Coastal Urban Spatial Planning will be sustained if there is an integration between spatial planning of land areas and sea areas. The research is exploratory based on prescriptive perspective, combining qualitative research methods (to explore meaning) and quantitative research methods (to explore facts). The research sires include the districts of Palomerak and Bojonegara, Banten Province. The research applies two instruments, Strength, Weakness, Opportunity, Threats (SWOT) analysis and Analytical Hierarchy Process (AHF). Based on the analysis, the result shows that the hypothesis is accepted This results of this research could be useful in developing the policy model of Coastal Urban Spatial Planning for Sustainable Development."
2008
JUTE-22-3-Sep2008-214
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Yanthi
"[ABSTRAK
Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan merupakan bagian keperawatan
komunitas yang memfokuskan pelayanan pada penyelesaian masalah kesehatan.
Masyarakat perkotaan memiliki karakteristik yaitu padat penduduk, tingginya angka
pertumbuhan kendaraan bermotor, dan mobilitas yang tinggi. Karakteristik ini
mempengaruhi pola aktivitas masyarakat, salah satunya penggunaan alat transportasi
untuk efektivitas waktu. Faktor mobilitas yang tinggi, tingginya angka pertumbuhan
kendaraan, dan ketidakdisiplinan pengemudi kendaraan menimbulkan risiko
kecelakaan yang berdampak pada masalah kesehatan salah satunya fraktur. Selama
praktik di ruang bedah RSUP Cipto Mangunkusumo penulis mengambil kasus klien
fraktur radius ulna dengan ansietas tinggi selama hospitalisasi. Penulis menganalisis
salah satu tindakan keperawatan untuk mengurangi ansietas klien.ABSTRACT Urban health nursing is part of the community nursing service that focuses on
addressing health problems in urban areas. Urban community is characterized by
dense population, a high rates in the growth of motor vehicles, and high mobility of
the society. These characteristics affect the pattern of community activities, one of
which is in the use of motor vehicle for transportation. High mobility factor, a high
rates of growth in motor vehicle and inappropriate behavior may increase the risk of
accidents that may impact on health, one of which is a fracture. During the practice in
the surgery department of Cipto Mangunkusumo Hospital, the author cared for the
patient with fracture of the radius ulna with high anxiety during hospitalization. The
authors analyze done of the nursing intervention provided to reduce client anxiety;Urban health nursing is part of the community nursing service that focuses on
addressing health problems in urban areas. Urban community is characterized by
dense population, a high rates in the growth of motor vehicles, and high mobility of
the society. These characteristics affect the pattern of community activities, one of
which is in the use of motor vehicle for transportation. High mobility factor, a high
rates of growth in motor vehicle and inappropriate behavior may increase the risk of
accidents that may impact on health, one of which is a fracture. During the practice in
the surgery department of Cipto Mangunkusumo Hospital, the author cared for the
patient with fracture of the radius ulna with high anxiety during hospitalization. The
authors analyze done of the nursing intervention provided to reduce client anxiety;Urban health nursing is part of the community nursing service that focuses on
addressing health problems in urban areas. Urban community is characterized by
dense population, a high rates in the growth of motor vehicles, and high mobility of
the society. These characteristics affect the pattern of community activities, one of
which is in the use of motor vehicle for transportation. High mobility factor, a high
rates of growth in motor vehicle and inappropriate behavior may increase the risk of
accidents that may impact on health, one of which is a fracture. During the practice in
the surgery department of Cipto Mangunkusumo Hospital, the author cared for the
patient with fracture of the radius ulna with high anxiety during hospitalization. The
authors analyze done of the nursing intervention provided to reduce client anxiety, Urban health nursing is part of the community nursing service that focuses on
addressing health problems in urban areas. Urban community is characterized by
dense population, a high rates in the growth of motor vehicles, and high mobility of
the society. These characteristics affect the pattern of community activities, one of
which is in the use of motor vehicle for transportation. High mobility factor, a high
rates of growth in motor vehicle and inappropriate behavior may increase the risk of
accidents that may impact on health, one of which is a fracture. During the practice in
the surgery department of Cipto Mangunkusumo Hospital, the author cared for the
patient with fracture of the radius ulna with high anxiety during hospitalization. The
authors analyze done of the nursing intervention provided to reduce client anxiety]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sophia Benedicta Hage
"[Latar belakang Aktivitas fisik adalah komponen penting dalam gaya hidup sehat begitu juga dengan jumlah waktu sedentary Akan tetapi sampai saat ini belum ada data tingkat aktivitas fisik maupun jumlah waktu sedentary pada populasi perempuan hamil Tujuan Mengetahui tingkat aktivitas fisik dan jumlah waktu kegiatan sedentary perempuan hamil Metode Jumlah total subyek sebanyak 106 perempuan hamil Dilakukan pengumpulan data karakteristik demografik dan penghitungan tingkat aktivitas fisik serta jumlah waktu sedentary Penghitungan tingkat aktivitas fisik dan jumlah waktu sedentary dilakukan dengan menggunakan metode pencatatan Bouchard Hasil Pada perempuan hamil di perkotaan dengan kehamilan tunggal jumlah pengeluaran energi subyek rata rata adalah 41 88 4 45 kcal kgBB hari Sebanyak 66 04 perempuan hamil berada di tingkat aktivitas fisik sedang sementara 33 96 berada di tingkat aktivitas berat Rata rata jumlah waktu yang dihabiskan perempuan hamil untuk melakukan perilaku sedentary adalah 8 51 jam per hari Kesimpulan Tingkat aktivitas fisik perempuan hamil di perkotaan telah memenuhi rekomendasi akan tetapi waktu kegiatan sedentary masih cukup panjang Kata kunci Perempuan hamil tingkat aktivitas fisik perkotaan jumlah waktu sedentary.

Background Physical activity and the amount of time spent in sedentary activities are key components to a healthy lifestyle Unfortunately to this day there is no evidence or data regarding the level of physical activity in pregnant women There is also no data regarding the sedentary time spent by pregnant women Objective To identify the level of physical activity in pregnant women as well as time spent in sedentary activities Methods Total respondents were 106 pregnant women Data collection regarding the level of physical activity and sedentary time was done through Bouchard Three Day Physical Activity Record Results Total mean energy expenditure of pregnant women with single pregnancy in urban areas is 41 88 4 45 kcal kg day The majority 66 04 of pregnant women is under the category of moderate physical activity level Meanwhile 33 96 of pregnant women is under the high physical activity level Mean sedentary time of pregnant women in urban area is at 8 51 hours per day Conclusion The level of physical activity in pregnant women in urban area is in accordance to the existing recommendation Although the time spent by pregnant women in sedentary activities are still relatively high Keywords Pregnant women physical activity level urban area sedentary time , Background Physical activity and the amount of time spent in sedentary activities are key components to a healthy lifestyle Unfortunately to this day there is no evidence or data regarding the level of physical activity in pregnant women There is also no data regarding the sedentary time spent by pregnant women Objective To identify the level of physical activity in pregnant women as well as time spent in sedentary activities Methods Total respondents were 106 pregnant women Data collection regarding the level of physical activity and sedentary time was done through Bouchard Three Day Physical Activity Record Results Total mean energy expenditure of pregnant women with single pregnancy in urban areas is 41 88 4 45 kcal kg day The majority 66 04 of pregnant women is under the category of moderate physical activity level Meanwhile 33 96 of pregnant women is under the high physical activity level Mean sedentary time of pregnant women in urban area is at 8 51 hours per day Conclusion The level of physical activity in pregnant women in urban area is in accordance to the existing recommendation Although the time spent by pregnant women in sedentary activities are still relatively high Keywords Pregnant women physical activity level urban area sedentary time ]"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>