Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riandi Verdi
"Prevalensi karies gigi anak masih sangat tinggi di Kota Bekasi. Hal ini sangat memprihantinkan karena anak-anak merupakan salah satu modal utama dalam membangun masa depan bangsa. Salah satu cara dalam membantu mengatasi masalah tersebut adalah melalui program UKGS. Program UKGS di Kota Bekasi dilaksanakan oleh semua Puskesmas, termasuk Puskesmas Mustikajaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil implementasi program UKGS pada masa adaptasi kebiasaan baru di Puskesmas Kecamatan Mustikajaya pada tahun 2023. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam dengan pihak-pihak yang terlibat dalam program UKGS di Mustikajaya. Tidak ada perbedaan komponen hasil implementasi antara masa sebelum pandemi dengan setelah pandemi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bekasi kepada Puskesmas Mustikajaya dan dilanjutkan ke sekolah. Terdapat SOP pelaksanaan program UKGS yang bersumber dari Kementerian Kesehatan. Sumber daya manusia dirasakan masih kurang tercukupi, fasilitas dan pendanaan berasal dari BLUD dan BOK. Terdapat SK penunjukkan penanggung jawab program UKGS. Para responden menyatakan berkomitmen penuh pada program UKGS. Paket I dan II Program UKGS Puskesmas Mustikajaya memiliki nilai sebesar 99,8% dan Paket III memiliki nilai 26,9%. Hal ini menandakan program UKGS belum berjalan dengan maksimal dan perlu ada perbaikan dan peningkatan pelayanan UKGS lebih lanjut.

Dental caries children’s prevalence in Bekasi City is still very high. This is a concerning matter since children are one of the main assets to build the nation’s future. UKGS become one of the solutions to overcome the problem. The UKGS program in Bekasi city is implemented by all Community Health Centers (CHC), including Mustikajaya CHC. The aim of the research is to determine the results of the implementation of UKGS program during the adaptation of new habit period at the Mustikajaya CHC in 2023. There is no difference in the components of implementation results between the pre-pandemic and post-pandemic periods. Qualitative methods was conducted in the research by using depth interview method through the parties that involved in the UKGS program in Mustikaya PHC. The results showed that the socialization was carried by the Bekasi Public Health Office to Mustikajaya CHC and continued to schools. There is an SOP for the UKGS program that made by Ministry of Health. Human resources are still inadequate, facilites and funds come from BLUD and BOK. A decree was appointed to the people in charge of the program. The respondents were fully commited to the UKGS program. The value of UKGS Package I and II are 99,8% while the Package III is 26,9%. This indicates that the UKGS program is not running optimally and need a further improvement and enhancement of UKGS services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmarani Widhiati
"Salah satu program puskesmas yaitu Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, dimana program ini ditujukan kepada keluarga dan masyarakat di wilayah kerja puskesmas, oleh karena itu pelayanan kesehatan gigi dan mulut dapat dilaksanakan di gedung puskesmas maupun diluar gedung puskesmas seperti di Sekolah Dasar (SD), kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di SD disebut Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut Sekolah (UKGS).
UKGS adalah upaya kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dititikberatkan pada upaya penyuluhan dan pencegahan berupa penyuluhan dan gerakan sikat gigi masal serta dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada setiap murid. Kabupaten Muara Enim merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Selatan dengan jumlah SD sebanyak 598 buah yang terletak di 18 Kecamatan, jumlah puskesmas sebanyak 25 buah puskesmas. Semua puskesmas telah memiliki perawat gigi sebagai tenaga pelaksana UKGS, namun demikian bila dilihat dari hasil cakupan kegiatan UKGS masih rendah bila dibandingkan dengan beberapa Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera Selatan. Cakupan jumlah SD UKGS merupakan pengukuran untuk penilaian kinerja bagi tenaga pelaksana UKGS puskesmas.
Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai dengan bulan Juni tahun 2001 di 25 puskesmas dimana tenaga pelaksana UKGS bertugas. Sampling dalam penelitian ini tidak dilakukan karena seluruh populasi dimanfaatkan untuk dianalisa (total populasi). Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja tenaga pelaksana UKGS puskesmas. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan studi "cross sectional". Untuk menunjang data kuantitatifkemudian dilakukan pendekatan secara kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja tenaga pelaksana UKGS puskesmas di Kabupaten Muara Enim sebesar 55,5%. Dan analisis bivariat diperoleh adanya hubungan yang bermakna antara umur, pelatihan, lama kerja, persepsi peran, motivasi dan kepemimpinan dengan kinerja tenaga pelaksana UKGS puskesmas. Dari hasil penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam ternyata kurang termotivasinya tenaga pelaksana UKGS selama ini disebabkan karena kurangnya perhatian dan bimbingan dari pimpinan puskesmas maupun dari Dinas Kesehatan Kabupaten serta adanya persepsi dari tenaga pelaksana UKGS bahwa program UKGS bukan merupakan program prioritas di puskesmas yang semua ini menimbulkan dampak berkurangnya motivasi tenaga pelaksana UKGS terhadap cakupan UKGS di puskesmas yang berakibat rendahnya kinerja tenaga pelaksana UKGS puskesmas.
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah agar Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim menyelenggarakan pelatihan UKGS bagi seluruh tenaga pelaksana UKGS puskesmas, bagi Kepala Puskesmas diharapkan lebih memotivasi tenaga pelaksana UKGS dengan Cara memberi perhatian dan bimbingan kepada petugas, karena untuk pencapaian kinerja yang baik perlu didukung suatu motivasi kerja dari tenaga pelaksana UKGS.

Factors Related to Performance of UKGS Personnel of Community Health Center in Regency of Muara Enim, 2001One of the Community Health's Program is Dental and Mouth Health Service, in which is intended for the family and the community in the working area of the Community Health Center, therefore the dental and mouth health service can be implemented in the community health center or outside of the building such as in the Elementary School, the dental and mouth health service activities in the elementary school is called School Dental and Mouth Health Efforts (UKGS).
The UKGS is an effort of dental and mouth health service for elementary school children which is focused on guidance and prevention and mass teeth brushing movement and dental health check-up for each of the student. Muara Enim Regency is one of regencies within the Province of South Sumatra with 598 elementary schools which are located in 18 Sub-District, and 25 units of community health centers. All community health centers have owned its dental nurses as UKGS personnel, however, its activities are still low (in terms of the coverage) compared to several other existing regencies. The coverage here means the number of elementary school covered by UKGS program which is the way to measure the work performance of all UKGS personnel of the community health centers.
This research had been done from April to June 2001 in 25 community health centers in which the UKGS personnel work. A total sample of the 25 community health centers had been selected. The purpose of this research is to obtain information regarding factors related to work performance of the UKGS personnel of the community health centers. This research is done by using cross-sectional study. In order to support the quantitative data, qualitative approach is then used.
The result of this research indicates that the work performance of UKGS personnel of the community health centers in Regency of Muara Enim is 55,5°/x. From bivariate analysis obtained, there is significant relationship between age, training, tenure, role perception, motivation and leadership with the performance of the UKGS personnel of the community health centers. From the result of this research, through in-depth interview, it turns out that the lack of motivation of the UKGS personnel for the time being is due to the lack of concern and training from the Head of the community health centers and from the Regency Health Office. It is also comes from the perception of the UKGS personnels themselves that the UKGS program is not a top priority program in the community health center. All of these together could cause the decreasing motivation of the UKGS personnel towards the UKGS coverage in the community health center and in return could give the low of the work performance of UKGS personnel in the community health centers.
The suggestion that be presented from this research is it is better for the Health Office of Muara Enim Regency to conduct UKGS training for all UKGS personnel of the community health centers. The Head of the community health centers is expected to give more motivation to the UKGS personnel by giving concern and guidance to the personnel, because in order to achieve good performance, a full support of working motivation from UKGS personnel is needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T9902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Dahlia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan atau menjelaskan perbedaan UKGS program dengan UKGS Percontohan ditinjau dari status kesehatan gigi dan factor- faktor yang berpengaruh di Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.
Metode penelitian : Penelitian ini dilakukan dengan design pendekaan potong lintang /cross sectional dan menggunakan analisis univariat, bivariat (dengan T-test, U Mann Whitney , korelasi Spearmen's rho untuk independent sample) dengan pengambilan sampel secara purposive di dua Sekolah Dasar yaitu SD Negeri IV dan V Pondok Ranji di Kecamatan Ciputat Tangerang dengan jurnlah sample 240 rnurid kelas II, IV dan VI.
Hasil penelitian : Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara UKGS Program dan UKGS Percontohan yang ditinjau dari status kesehatan gigi (DMF-T )dan OHIS gigi (p > 0,05 ), dan terlihat bahwa perilaku kesehatan gigi anak memberi pengaruh terbesar 0.399, dan peran serta guru memberikan pengaruh sebesar 0.140 untuk status DMF-T gigi anak SD, sedangkan perilaku kesehatan gigi orang tua tidak mempunyai pengaruh. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor yang berpengaruh terbesar untuk status kesehatan gigi anak SD adalah perilaku anak, partisipasi guru , dan perilaku orang tua.

School-linked preventive oral care programs for children were performed since Department of Health Republik Indonesia Objective : The ain of this study is to analyze the diffences contribution factors and oral health status that influence the UKGS Program and model UKGS.
Material and method : Research desing was cross-sectional, with use purposive sampling the intra oral examination of oral health status, and qustinair that used to know the contribution factor in UKGS Program and model UKGS, were carriet out in 240 school children that in 2nd, 4th, and 6th, class which belong to primary school of SD IV and SD V Pondok Ranji, Tangerang. All independent variables data were analyze in univariat, bivariat with T test, Mann Whitney U-test, Spearmen's rho test using computer software SPSS 30.1.
Result : Although DMF-T index ( 0,87) of model UKGS was lower than that of government programme UKGS ( 0,90 ) and good criteria of OHIS index model UKGS (75,4 %) but there were not significant different between model UKGS and government program UKGS (P > 0,05), In addition there were shown significance correlation between children and DMF-T index ( r = 0,399 , p < 0,000 ) and significant correlation between teacher participation, oral health behavior of school children and OHIS ( r .-0,539; p< 0,0001 )
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2005
T16250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Ali Amin
"Pada lahun 1992, penyakit gigi menempati kedudukan urutan kedua penyakit terbanyak di puskesmas (Depkes, 1992). Pada tahun 1993, 60-80% penduduk Indonesia menderita karies dengan Decayed Missing, Filled Treatment (DMF-T) =2,8.60% anak usia 8-14 tahun yang tinggal di perkotaan menderita gingivitis dengan OHIS-1,5, prevalensi karies 62%, dengan DMFT=2. Sedangkan yang tinggal di pedesaan 55% prevalensi karies dengan DMF-T= 1,5, Dari perhitungan dengan pendekatan beban penyakit yang diukur dengan Disability Life Year (DALY) menunjukkan angka 2.246.552 DALY, yang merupakan urutan ke- 7 dari 12 penyakit utama (Depkes, 1996).
Pelaksanaan program UKGS di Banda Aceh sudah dimulai sejak tahun 1976, namun data tentang persentase penduduk pendenta karies dengan besar DMFT-nya belum tersedia. Demikian pula evaluasi tentang bagaimana program ini dilakukan belum terlaksana. Berdasarkan kenyataan ini maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam tentang manajemen pelaksanaan program UKGS di 5 puskesmas dalam Kota Banda Aceh pada bulan Juni tahun 2000.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui teknik wawancara mendalam terhadap 5 orang kepala puskesmas dan 5 orang dokter gigi serta diskusi kelompok terarah terhadap 21 orang perawat gigi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program UKGS memang telah dilaksanakan di puskesmas yang meliputi, perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi, namun pelaksanaan keempat fungsi manajemen ini belum sesuai dengan pedoman pelaksanaan program UKGS. Diharapkan puskesmas memasukkan program UKGS ke dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang kemudian disahkan menjadi Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) puskesmas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library