Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurni Marliana
"Tesis ini membahas mengenai pengaruh sistem sankin kotai terhadap pelapisan sosial era tokugawa. Tesis ini menjelaskan dengan diberlakukannya sistem sankin kotai pada tahun 1635 yang pada dasarnya merupakan upaya pemerintah untuk sentralisasi kekuasaan, dilain pihak menghasilkan perkembangan ekonomi perdagangan yang luar biasa.
Sistem sankin kotai menimbulkan adanya mobilitas penduduk yang sangat besar, yaitu pergerakan penduduk ke Edo dalam waktu yang bersamaan. Mobilitas penduduk ini menimbulKn kebutuhan akan barang dan jasa yang tidak bisa dipenuhi sendiri oleh bushi sehingga memerlukan bantuan pedagang.
Sankin kotai mengukuhkan kelas pedagang. Di dalam masyarakat Jepang era Tokugawa, pedagang merupakan golongan kelas bawah. Tetapi semenjak ekonomi perdagangan mulai berkembang sebagai akibat dari kebijakan sankin kotai, kedudukan pedagang mulai berubah dalam struktur masyarakat Jepang. Hubungan antar kelas sosial dan mobilitas vertikal maupun horisontal mengacaukan garis batas status yang sudah ditetapkan dan diterima oleh masyarakat itu."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Princeton, New Jersey: Princeton University Press, 1986
952.025 JAP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gordon, Andrew
New York: Oxford University Press, 2003
952 GOR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tokyo: Kodansha International, 1986
895.642 SHO I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Earl, David Magarey
Seattle: University of Washington Press, 1964
923.252 EAR e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Nurwiati Giyoso
"ABSTRAK
Di seluruh negara saat acara pergantian tahun identik dengan diadakannya pesta kembang api. Di Jepang tidak hanya saat pergantian tahun saja, saat musim panas terdapat festival kembang api yang biasanya dilaksanakan pada bulan Juli atau Agustus. Kembang api di Jepang disebut dengan kata hanabi. Hanabi secara harfiah lsquo;bunga api rsquo; berasal dari dua kanji? hana berarti 39;bunga 39; dan? hi atau bi berarti 39;api 39;. Penggambaran bunga dan api memperlihatkan Jepang yang memiliki budaya rasa hormat terhadap alam yang tinggi. Kembang api awalnya adalah sebuah penemuan Cina kuno, lalu tiba di Jepang pada abad ke-16. Zaman Edo adalah zaman dimana peran Tokugawa sangat penting. Masa periode Tokugawa merupakan periode Edo yang berlangsung pada tahun 1603 sampai 1867. Banyak peran Tokugawa dalam membangun Jepang sehingga Jepang menjadi negara yang maju. Begitu pula dengan pengaruh masuknya kembang api atau hanabi di Jepang. Terdapat keterkaitan antara latar belakang masuknya kembang api dengan masyarakat Jepang yang memberikan pengaruh terhadap 3 bidang, yakni budaya, industri, dan politik.

ABSTRACT
Fireworks has always been associated with New Years Eve in almost every country around the world. In Japan, fireworks is not only used on New Years Eve celebration, there is also a fireworks festival in Summer around July to August every year. In Japan, fireworks is called as Hanabi. The literal translation of Hanabi means 39 fire flower 39 , derived from two kanjis hana which means flower and hi or bi which means fire. The depiction of flower and fire shows how respectful Japan is towards nature. Originally, fireworks is an invention of ancient China, it is only 39 arrived 39 in Japan on 16th century. The Edo period is highlighted as Tokugawa 39 s most important. It is the period between 1603 until 1867. Tokugawa plays a huge role in turning Japan into a highly developed country. And so does the influence of fireworks or hanabi. The connection between the background of fireworks and the Japanese, through the years, has influence Japan rsquo s development in 3 major areas culture, industries, and politics. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rafta Bastari
"ABSTRAK
Zaman Tokugawa merupakan pemerintah militer feodal di Jepang. Pada masa Tokugawa, banyak kebijakan-kebijakan yang dibuat untuk mengendalikan masyarakat, diantaranya politik Sakoku, yaitu kebijakan dimana orang asing dilarang memasuki Jepang dan orang Jepang dilarang keluar Jepang, selain itu dibentuknya sistem kelas pada lapisan masyarakat membuat banyak orang yang berselisih dan memberontak pada Keshogunan Tokugawa. Banyaknya pemberontakan di pusat pemerintahan Tokugawa yaitu Kyoto, membuat pemerintahan membentuk Shinsengum, yaitu sebuah korsp keamanan untuk menjaga Kyoto. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan analisa deskriptif. Melalui penelitian ini diharapkan mampu menjawab peran apa saja yang diemban oleh Shinsengumi, adakah tujuan lain dari pembentukan Shinsengumi. Hasil penelitian ini adalah untuk menunjukan peran Shinsengumi dalam mengamankan Kyoto

ABSTRACT
The Tokugawa era is a feudal military government. During the Tokugawa period, many policies were made to control society, among them are Sakoku policy, the foreigners were prohibitedfor entering Japan and the Japanese were forbidden to leave Japan. Moreover, there is a classify beetwen the society between the conflicts and the rebelllions. Many uprisings in central government in Kyoto, made the government to form Shinsengumi, a corps to secure Kyoto. Thorugh this 2 study is expected to answer the question about the role of Shinsengumi, is there any purpose of forming Shinsengumi. Result of this study is a discovery of the fact that the role of Shinsengumi in securing Kyoto."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Frisian Yuniardi
"Tokugawa leyasu adalah tokoh sentral sejarah Jepang karena keberhasilannya menyatukan seluruh wilayah Jepang dan membuat Jepang menjadi negeri yang aman setelah menderita perang saudara selama seratus tahun Iebih. Lahir dari seorang putra seorang penguasa wilayah kecil yang secara de facto tidak berkuasa karena wilayahnya diinvasi oleh penguasa wilayah tetangganya yang Iebih besar dan kuat, sejak kecil Ieyasu sudah kenyang oleh penderitaan karena masa kecil sampai remajanya dihabiskan menjadi sandera musuh-musuh ayahnya. Bahkan setelah ayahnya meninggal, ia tidak otornatis langsung berkuasa karena saat itu ia masih menjadi sandera.
Setelah lepas masa sanderanya karena musuhnya yang menyandera, Imagawa Yoshimoto mati di medan perang di kalahkan oleh Oda Nobunaga, seorang penguasa wilayah Owari, ia baru bisa pulang ke daerahnya dan mulai menegakkan lagi pemerintahan daerahnya yang sudah lama menjadi jajahan Imagawa Yoshimoto. Ia lalu bergabung dengan Oda Nobunaga. Setelah bergabung, kemenangan-demi kemenangan diperoleh oleh kedua tokoh yang bersekutu tersebut, sampai, sebelum cita-citanya untuk menguasai seluruh wilayah Jepang berhasil, Oda Nobunaga keburu tewas oleh pengikutnya sendiri.
Pengganti Oda adalah jendral Oda yang paling berbakat, yaitu Toyotomi Hideyoshi. Pada awal masa-masa pemerintahan Toyotomi Hideyoshi, ada beberapa konflik terjadi dan sempat terjadi pertempuran kecil antara Tokugawa leyasu dan Toyotomo Hideyoshi. Namun berkat kearifan dan bantuan dari pengikut kedua belah pihak yang setia, konflik tersebut dapat diselesaikan, dan keduanya meneruskan cita_cita Oda Nobunaga untuk menguasai seluruh wilayah Jepang. Wilayah mereka juga semakin luas. Pada saat-saat tersebut, leyasu pindah wilayah kekuasaannya dari Hamamatsu ke Edo (Tokyo sekarang) yang wilayahnya Iebih luas dari sebelumnya.
Di Edo. Tokugawa Ieyasu dan pengikutnya membangun kota dari desa perikanan yang kecil menjadi kota yang besar dan megah. Pengaruhnyapun semakin kuat di Jepang. Hal ini membuat pengikut setia Toyotomi Hideyoshi merasa camas melihat Toyotomi sudah tua dan penerus kekuasaannya masih terlalu kecil untuk memerintah.
Keteganganpun memuncak setelah Toyotomi Hideyoshi meninggal, karena yang paling berpengaruh kini tinggal Tokugawa leyasu. Pengikut-pengikut setia Toyotomi Hideyoshi tidak mau kekuasaan jatuh ke tangan Tokugawa leyasu. Maka pertempuran besar yang disebut dengan perang Sekigahara pun terjadi, dan dimenangkan oleh Tokugawa leyasu.
Setelah menang di perang Sekigahara, otomatis Tokugawa leyasu yang terkuat di seluruh wilayah Jepang. Ia lalu diangkat oleh Kaisar Jepang menjadi Shogun, penguasa militer di seluruh wilayah Jepang. Semasa ia berkuasa, kebanyakan waktunya digunakan untuk menumpas sisa-sisa musuh yang masih mempunyai rencana unluk merebut kekuasaannya, dan juga membuat kebijakan kebijakan yang membuat penguasa-penguasa daerah tidak bisa lagi menggalang kekuatan untuk melawannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S13643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmania Dhianty Mevidya
"ABSTRAK
Di zaman yang serba mudah ini, mencari informasi tentang sejarah bukan lagi menjadi hal yang sulit. Dalam rangka
menunjang dan mempermudah pembelajaran sejarah, saat ini sudah banyak komik atau manga dalam istilah bahasa
Jepang yang bertemakan sejarah. Manga Nihon no Rekishi merupakan salah satu contohnya. Manga ini menceritakan
kehidupan shougun pertama di zaman Edo, Tokugawa Ieyasu. Namun, sebagai pembelajar sejarah Jepang kita tidak
bisa hanya mengacu kepada satu referensi saja. Akan tetapi kita juga harus mengacu kepada buku teks untuk
membandingkan isi yang terkandung didalamnya. Salah satu buku teks yang juga membahas kehidupan Tokugawa
Ieyasu adalah The Edo Inheritance. Meskipun keduanya menceritakan Tokugawa Ieyasu, namun tentunya terdapat
beberapa bagian yang disajikan secara berbeda. Dengan membandingan isi dari manga dan buku teks ini, diharapkan
agar pemebelajar sejarah Jepang dapat mengetahui perbedaan-perbedaan tersebut.

ABSTRACT
In this easy-paced era, seeking information about history is no longer a difficult thing. In order to support and
facilitate the teaching of history, there have been a lot of comics or manga using Japanese term themed history. The
manga titled Nihon no Rekishi is one of the example. This manga tells the life of the first shougun in the Edo period,
Tokugawa Ieyasu. However, as a learner of Japanese history we can not just refer to one reference only. We also
have to refer to textbooks to compare the contents contained therein. One of the textbook that also discusses the life
of Tokugawa Ieyasu is The Edo Inheritance. Although both tell Tokugawa Ieyasu, but there are some parts that are
presented differently. By comparing the contents of manga and textbooks, it is expected that the learner of Japanese
history can tell the differences between them."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nailusyifa
"Samurai adalah prajurit berpedang yang telah lama dikenal sebagai salah satu lambang budaya Jepang. Dalam kebijakan shinokosho yang ditetapkan oleh keshogunan Tokugawa, samurai menempati kelas tertinggi pada zaman Edo. Kebijakan tersebut bertahan selama berlangsungnya kekuasaan keshogunan Tokugawa dari tahun 1603 sampai tahun 1867. Artikel ini menjelaskan secara rinci bagaimana segala aspek kehidupan samurai pada zaman Edo sebagai awal era modernisasi Jepang. Penelitian ini bersifat kualitatif dan dilakukan dengan metode studi pustaka dan penelitian sejarah.

The samurai were the warriors with sword who have been known as one of the epitome of Japanese culture. On shinokosho policy which ruled by the Tokugawa shogunate, samurai took the highest position in Edo period. This policy was occured as long as the authority of Tokugawa shogunate lasted from the year of 1603 to 1867. This article explains in detail how every aspects of samurai's life were, that took time in Edo period as the beginning of Japan's modernization era. This is a qualitative research and conducted with history research methods and literature studies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>