Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yafhet Titus
"ABSTRAK
Pondasi tiang dalam pada umumnya digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat banyak. Ada beberapa jenis pondasi tiang dalam yang umum dikenal yaitu pondasi tiang pancang, pondasi tiang bor dan Iain-lain. Tentunya jenis-jenis pondasi tersebut mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, sehingga kita dapat memilih jenis pondasi apa yang cocok untuk bangunan dan kondisi lapangan yang ada.
Dengan mengetahui besarnya beban yang bekerja, maka dapat ditentukan pula jumlah tiang yang akan digunakan. Makin besar beban yang bekerja, maka makin banyak pula jumlah tiang yang digunakan. Penggunaan tiang yang terlalu banyak, kadangkala tidak menghasilkan kekuatan maksimum yang diharapkan bahkan sebaliknya dapat menimbulkan kerugian. Tanah-tanah yang berada diantara tiang akan mendapat perlemahan akibat adanya desakan diantara tiang-tiang tersebut.
Hal ini terjadi kalau jarak antara tiang terlalu dekat. Beberapa literatur-
literatur telah mencantumkan peraturan-peraturan tentang syarat-syarat minimum jarak antara tiang.
Beberapa percobaan telah dilakukan untuk mencari hubungan jarak antar tiang terhadap efisiensi, namun pada pembahasan ini rumus efisiensi menurut Converse-Labarre akan ditinjau kembali untuk mengetahui sampai sejauh mana efektivitasnya terhadap jumlah baris dan jumlah tiang pada tiap-tiap baris. Dengan memberikan jumlah baris dan jumlah tiang pada tiap-tiap baris yang berbeda-beda untuk nilai efisiensi yang tetap akan didapatkan nilai-nilai hubungan diameter dan jarak tiang kemudian dibuatkan suatu grafik. Selain meninjau rumus Converse-Labarre juga dicari hubungan pembebanan dan jumlah tiang dengan mernberikan beban dan diameter tiang yang berbeda-beda. Dari data diatas dapat pula dicari hubungan antara panjang tiang dan diameternya terhadap jumlah tiang. Hasil-hasil yang diperoleh dibuatkan grafiknya.
Program yang dipakai untuk tujuan ini menggunakan bahasa Visual BASIC.

"
1996
S35556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bisanto Kadarisman
"Tiang pancang baton prategang yang dipergunakan disuatu proyek, tidak seluruh panjangnya dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari fondasi bangunan. Kegiatan pemancangan akan senantiasa diikuti oleh hasil sisa buangan potongan tiang yang tidak dapat dimanfaatkan sebagai bagian fondasi dan juga sukar untuk dapat didaur ulang. Tiang beton prategang memang labih kaku dari pada tiang pancang biasa namun penggunaan prategang terutama bermanfaat selama tiang dalam proses bongkar muat sejak dari pabrik hingga dilokasi pekerjaan dan memposisikannya ditempat yang telah ditentukan sebelum tiang dipancang. Kemampuan tiang dalam menahan gaya lateral tidak hanya ditentukan oleh kekakuan tiangnya saja, namun juga sangat ditentukan oleh kemampuan tanahnya sendiri. Tiang pancang baton non prestressed cor ditempat yang dilakukan bersamaan dengan pemancangan, tidak menghasilkan sisa buangan tiang, selain dari itu pula masalah yang timbul akibat transportasi tiang dari pabrik ke lokasi proyek yang dapat menyebabkan lalu lintas terutama dikota besar menjadi macet, tidak akan dijumpai."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Samuel R.B.
"Pengujian fondasi tiang dengan metode Pile Driving Analyzer (PDA) telah digunakan secara luas dan diakui American Society for Testing and Materials dengan ASTM Standard D4945-89 sebagai alternatif lain pengujian untuk mendapatkan daya dukung fondasi tiang selain pengujian dengan metode statik.
Pengujian dengan PDA mempunyai kelebihan dapat dilakukan selain pada saat tiang selesai dipancang juga dapat dilakukan pada saat pemancangan (during driving) untuk tiang pancang. Dengan PDA, dapat diketahui daya dukung selama pemancangan, juga dapat dievaluasi pekerjaan pemancangan (energi pemancangan, efisiensi pemancangan, dan lain-lain) dan bagaimana perilaku tiang pancang selama pemancangan (apakah terjadi kerusakan, berapa gaya-gaya yang bekerja dalam tiang, dan lain-lain)"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bisanto Kadarisman
"ABSTRAK
Tiang beton prategang yang mencuat diatas tanah maupun permukaan air yang berfungsi sebagai pilar jembatan, sesungguhnya sangat rawan terhadap pengaruh gaya lateral.
Semakin tinggi elevasinya dan juga semakin besar gaya axial yang bekerja padanya, maka semakin besar pula resiko keamanan bagi konstruksi yang didukungnya.
Perpindahan kedudukan sumbu tiang yang berlebihan sebagai akibat adanya gaya lateral yang mendadak terjadi oleh benturan kendaraan umum maupun benda hanyutan pada pilar disaat sungai banjir, akan segera diikuti oleh meningkatnya tegangan pada penampang kritis hingga batas kekuatan ultimatenya cepat dicapai.
Karena tiang baton prategang bersifat getas, sedangkan perlindungan terhadap kemungkinan benturan masih kurang sempurna kemampuannya, maka robohnya konstruksi tidak dapat dielakan lagi.
Tiang baja komposit yang bersifat ductile akan lebih sesuai dalam mengatasi masalah gaya lateral pada konstruksi sistem extended pile."
Fakultas Teknik , 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bisanto Kadarisman
"ABSTRAK
Pelaksanaan pembuatan fondasi yang tersebar akan sangat berbeda
dengan pelaksanaan pembangunan fondasi yang terpusat disatu
tempat tertentu.
Karena pelaksanaan pekerjaannya yang tersebar, banyak faktor luar
yang mempengaruhinya antara lain tidak tersedianya jalan kerja
dan jarak pencapaiannya sangat jauh, disamping harus dapat
menghadapi dan mengatasi keadaan tanahnya yang terkadang sangat
buruk.
Tiang pancang harus dapat memikul beban struktur yang disangganya
dan juga dapat berfungsi sebagai tiang angkur pada tanah
lempung yang dapat mengembang.
Untuk mengatasi kendala-kendala dilapangan tersebut perlu dipersiapkan
suatu sistem tiang pancang yang harus dapat memenuhi
segala tuntutan dan persyaratan teknis yang dibutuhkan, mudah
untuk dikemas, diangkut dan dipaaang dilokasi proyek dengan biaya
yang semurah mungkin.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Fadillah
"Pondasi adalah suatu bagian dari sistem rekayasa yang bekerja dengan cara meneruskan beban yang ditopangnya dan beratnya sendiri kedalam tanah atau batuan yang terletak dibawahnya. Dalam pemilihan jenis pondasi sangat penting dalam struktur bangunan, untuk dapat menahan beban bangunan tersebut serta beban hidup yang ada di dalam bangunan itu serta beban gempa yang direncanakan agar tidak terjadi keruntuhan struktur. Pada banguan kantor bupati Kabupaten Rokan Hilir yang selasai di bangun pada tahun 2011 dan terjadi penurunan gedung adalah subjek dari penilitian saya. Bangunan tersebut dari hasil tes tanah lapangan dan dilaboratorium kedalam tanah keras yang didapat ialah >36 meter, dan dipilihlah fondasi bored pile sebagai fodasi bangunan dengan kedalam 38 meter dengan diameter 0,8 meter.
Pada penelitian ini penulis merencanakan membandingkan fondasi bored pile yang sudah di terapkan dibangunan tersebut dengan alternatif pondasi lain yaitu pondasi tiang pancang 1 dengan dalam 38 meter dengan diamater 0.8 meter, Serta tiang pancang 2 dengan dalam 38 meter dengan diameter 1 meter dari sisi kapasitas daya dukung dan besaran terjadi nya penurunan. Untuk melakukan analisis, data yang digunakan ialah gambar teknik (Data as build drawing), data Standart Penetration Test (SPT) dan Sondir test. Besar beban bangunan yang disalurkan ke tanah didapat dari hasil perhitungan yang telah di lakukan oleh konsultan perencana.
Kemudian dilakukanlah perhitungan daya dukung pondasi dengan metode Meyerhof (1976), Skempton (1966), dan Reese & O'neill (1999) pada kondisi tanah Undrained. Penurunan tiang tunggal dengan metode Vesic (1977) dan Poulos & Davis (1980) serta menggunakan program Plaxis 2D selanjutnya analisa tiang grub mengunakan metode Vecic (1977) dan program plaxis 2D di ketiga model yang sedang di teliti. Selanjutnya dari hasil perhitungan dibandingkan antara podasi boredpile dengan tiang pancang model 1 dan 2.

A foundation is a part of an engineering system that works by transmitting the load it supports and its own weight into the soil or rock beneath it. Choosing the type of foundation is very important in the building structure, to be able to withstand the load of the building as well as the live load within the building as well as the planned earthquake load so that structural collapse does not occur. The building of the Rokan Hilir Regency regent's office, which was completed in 2011 and there was a decline in the building, is the subject of my research. Based on the results of field and laboratory soil tests for the building, the hard soil obtained was >36 meters, and a bored pile foundation was chosen as the building foundation with a depth of 38 meters with a diameter of 0.8 meters.
In this research, the author plans to compare the bored pile foundation that has been applied to the building with other alternative foundations, namely pile foundation 1 with a depth of 38 meters with a diameter of 0.8 meters, and pile 2 with a depth of 38 meters with a diameter of 1 meter in terms of bearing capacity. and the magnitude of the decline. To carry out the analysis, the data used are technical drawings (Data as build drawing), Standard Penetration Test (SPT) data and Sondir test. The amount of building load distributed to the ground is obtained from the results of calculations carried out by planning consultants.
Then the foundation bearing capacity was calculated using the Meyerhof (1976), Skempton (1966), and Reese & O'neill (1999) methods in undrained soil conditions. Derivation of a single pole using the Vesic (1977) and Poulos & Davis (1980) methods and using the Plaxis 2D program, then analyzing the grub pole using the Vecic (1977) method and the Plaxis 2D program in the three models being studied. Furthermore, the calculation results are compared between the boredpile foundation and pile models 1 and 2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Satria
"Geoteknik adalah salah satu cabang ilmu teknik sipil yang tertua di Dunia, yang terus berkembang bersamaan dengan tingkat peradaban manusia. Dalam prakteknya terdapat banyak faktor ketidakpastian, baik dari segi desain dan juga dengan material tanah itu sendiri yang mempunyai inherent variability yang besar dan data tanah yang terbatas akan membuat ahli geoteknik mengambil parameter tanah menjadi under estimated bahkan bisa menjadi over estimated. Oleh karena itu faktor keamanan FS digunakan dalam desain sebagai solusi untuk mengurangi resiko kegagalan desain, namun FS dapat menyesatkan karena biasanya dianjurkan atau digunakan tanpa refrensi khusus dan terlalu subjektif.
Salah satu pendekatan alternative adalah Reliability Based Design RBD, RBD merupakan metodologi desain yang mencoba merangkum dan memasukan faktor-faktor kunci dari ketidakpastian, sebab-akibat antara setiap variable dan kemungkinan-kemungkinan akibat resiko yang akan terjadi, sehingga hasilnya akan lebih mendekati kondisi sesungguhnya.
Pada penelitian ini penulis akan membahas mengenai analisis ketidakpastian terhadap penurunan pondasi tiang pancang berdasarkan data tanah hasil penyelidikan lapangan yang akan dikalibrasi dengan data hasil pengujian pembebanan statik aksial tekan pada beberapa proyek di Jakarta, diharapkan dengan menggunakan faktor-faktor kunci dari ketidakpastian yang merupakan tahap awal dari RBD akan menghasilkan desain yang lebih optimal dan ekonomis dengan tetap mempertahankan keamanan dari desain yang dihasilkan.Kata Kunci: Ketidakpastian, Inherent variability, Faktor keamanan, Reliability dan Penurunan tiang pancang.

Geotechnical engineering is one of the oldest majors of civil engineering in the World, which continues to grow along with the level of human civilization. In the practice there are many factors of uncertainty, both in terms of design and also with the soil material itself which has large inherent variability and limited soil data will make geotechnical experts take the parameters of the soil to be under estimated even be over estimated. Therefore the safety factor FS is used in the design as a solution to reduce the risk of design failure, but FS can be misleading as it is usually recommended or used without specific refrence and is very subjective.
One of the alternative approach is Reliability Based Design RBD , RBD is a design methodology that tries to summarize and incorporate the key factors of uncertainty, the couse and effect for ecery variable and possible consequences of the consequences that will occur, so the results will be more accurate.
In this study the authors will discuss about uncertainty analysis of pile settlement based on soil investigation data and the result will be calibrated with the data of static axial loading test based on some projects in Jakarta, it is expected by using the key factors of uncertainty which is the initial step of the RBD will make the result more optimal and economical design while maintaining the safety of design.Key Word Uncertainty, Inherent variability, Safety Factor, Reliability and Pile Settlement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamid Syami
"Jembatan sembayat pada fase konstruksi membutuhkan shoring sebagai penyangga sementara dari struktur yang membentang melewati sungai, shoring dibuat dengan tiang pancang yang dipancang didasar sungai. terjadinya banjir membuat sebagian shoring hanyut terbawa sungai karena tidak mampu menahan beban lateral akibat arus sungai yang bertambah. berdasarkan pendekatan manning kecepatan aliran selama banjir terjadi 23 November-6 Desember adalah sekitar 13 m/s-14 m/s, kemudian gaya yang disebabkan oleh banjir pada tiap tiang dimodelkan dengan ANSYS FLUENT, lalu setelah didapatkan gaya dibuat pemodelan interaksi tanah tiang menggunakan MIDAS GTS-NX. Penelitian ini meninjau persebaran gaya yang diterima tiang akibat beban air, dan deformasi yang terjadi pada tiang, kemudian penambahan kedalaman dilakukan untuk melihat efeknya terhadap deformasi puncak pada tiang grup, dan meneliti keberadaan efisiensi lateral pada tiang grup akibat pembebanan akibat arus sungai.

Bridge of sembayat, in the construction stages, need shoring for temporary support to structural slab which is span over the river of bengawan solo, shoring made of driven steel pipe that embedded below river floor, the happening of the flood cause the shoring to drift because of fracture or excessive deformation, induced, by the lateral load of river current. Based on Manning approach, the velocity of river during the flood between 23 November 2016 until 6 December 2016 is around 13 m/s to 14 m/s. The force induced by the river current modelled with ANSYS FLUENT , than the force obtained, used for modelling the interaction of soil pile with MIDAS GTS NX. This research observe the distibution of force along the pile configuration, and deformation which happened at pile because of lateral load from river current, then author increase the depth of embedment of the pile to review the effect of depth of embedment to top deflection, final, author reviewing wheter pile lateral efficiency hapened at the pile in the group configuration. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Haryadi
"Pemancangan sistem tekan untuk pekerjaan pondasi dalam sering banyak dipilih di wilayah perkotaan. Dampak getaran yang dihasilkan, suara bising yang ditimbulkan dan mudahnya pemantauan kapasitas aksial tekan melalui manometer, menjadi penyebab metode pemancangan ini sebagai alternatif yang dipilih. Namun dalam pengawasannya tetap diperlukan uji PDA Test yang dilanjutkan dengan analisa CAPWAP untuk memverifikasinya. Berdasarkan hasil uji PDA dan analisa CAPWAP yang kami peroleh sejak tahun 2020 hingga tahun 2022, dijumpai beberapa hasil pemancangan dengan sistem tekan mengalami kegagalan kapasitas aksial. Penggunaan analisis regresi linear sederhana dan multivariate dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan mengetahui hubungan antara masing-masing variabel. Hasil analisis regresi linear biasa untuk tiang SQ25 dan SQ30 menunjukkan bahwa panjang tiang, final set dan tahanan gesek berpengaruh secara signifikan. Dan hasil analisis multivariate pada data No Problem Pile SQ25 dan SQ30 terlihat bahwa Y (𝑅𝑢) terhadap X2 (Lp) serta Y (𝑅𝑏) terhadap X1 (DFN) secara parsial yang memiliki korelasi secara tidak signifikan dan untuk variabel lainnya memiliki korelasi yang signifikan. Diperoleh nilai error untuk tingkat keakuratan pada No Problem Pile SQ25, Y (𝑅𝑢)=17.70%, Y (𝑅𝑠)=37.47%, Y (𝑅𝑏)=31.75% dan pada No Problem Pile SQ30, Y (𝑅𝑢)=20.39%, Y (𝑅𝑠)=34.46%, Y (𝑅𝑏)=33.39%. Dari korelasi penelitian lain diperoleh informasi kegagalan diduga tiang bertumpu pada lapisan tanah berjenis kerikil. Persentase besar kegagalan kapasitas aksial tiang didasarkan pada data yang ada pada interval tiang tertanam (Lp) (0-6 m) sebesar 20.24% dan (30-36 m) sebesar 33.33% untuk SQ25 serta (0-6 m) sebesar 46.154% dan diikuti interval (6-12 m) sebesar 3.704% untuk SQ30.

Piling of pressure systems for deep foundation work is often chosen in urban areas. The resulting vibration impact, the noise generated and the ease of monitoring the axial compressive capacity through a manometer, are the causes of this piling method as the chosen alternative. However, under supervision, a PDA test is still required, followed by CAPWAP analysis to verify it. Based on the PDA test results and CAPWAP analysis that we obtained from 2020 to 2022, it was found that several piles with a pressure driving system experienced axial capacity failure. Therefore a simple and multivariate linear regression analysis was performed to solve the problem of capacity failure by knowing the relationship between each variable. The results of the simple linear regression analysis for the SQ25 and SQ30 piles show that the pile length, final set and frictional resistance have a significant effect. And the results of multivariate analysis on the No Problem Pile SQ25 and SQ30 data, it can be seen that Y (𝑅𝑢) to X2 (Lp) and Y (𝑅𝑏) to X1 (DFN) partially have no significant correlation and for other variables have significant correlations. Obtained error values for the level of accuracy on No Problem Pile SQ25, Y (𝑅𝑢)=17.70%, Y (𝑅𝑠)=37.47%, Y (𝑅𝑏)=31.75% dan pada No Problem Pile SQ30, Y (𝑅𝑢)=20.39%, Y (𝑅𝑠)=34.46%, Y (𝑅𝑏)=33.39%. From the correlation of other studies, information was obtained on the failure of suspected piles resting on gravel soil. The large percentage of pile axial capacity failure is based on existing data on embedded pile intervals (Lp) (0-6 m) of 20.24% and (30-36 m) of 33.33% for SQ25 and (0-6 m) of 46.154% and followed by intervals (6-12 m) of 3.704% for SQ30.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>