Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2004
TA275
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Een Suhenda Achyani
"ABSTRAK
Upaya untuk suatu usaha yang tiba-tiba dengan beban fisik yang berat tanpa didahului oleh pemaaasan yang tepat me-rupakan komponen yang diperlukan. pada beberapa 'keadaan pe-nanggulangan darurat. Pada keadaan tersebut ? dibutuhkan pe-nyesuaian sistem kardiovaskuler dalam waktu yang sangat pen-dek / singkat, dan penyesuaian sistem kardiovaskuler ini da-pat dipantau melalui pemeriksaan frekuensi denyut jantung atau denyut nadi, tekanan darah dan elektrokardiogram (1,2).
Barnard dkk., dalam penelitiannya menyatakan bahwa pem-berian kerja fisik yang berat secara tiba-tiba tanpa didahului oleh pemanasan, dapat menimbulkan respon yang bervariaai pada tekanan darah sistolik, akan tetapi ;selalu. menuriinkan tekanan darah diastolik segera setelah pemberian kerja fisik yang berat dihentikan. Apabila kerja fisik itu diberikan setelah raelakukan peraanasan, maka kenaikan tekanan darah sis-toliknya akan lebih rendah dari pada tanpa pemaiiasah, tekan-r an diastoliknya senantiasa tetap menurun. Freknensi" denyut jantung baik pada kerja fisik yang didahului ? tnaupun tanpa didahului oleh pemanasan akan memperlihatkan kenaikan. Penelitiannya memperlihatkan kenaikan denyut jantung yang didahului pemanasan ( 16? 1 2 per menit ), ternyata lebih tinggi
2.
Dari ke 16 orang percobaan yang berusia antara 21 - 52 tahun tanpa melihat apakah orang percobaan itu olah-ragawa-H atau bukan, didapat hasil 11 orang percobaan memperlihatkan peningkatan tekanan darah sistolik, 3 orang memperlihatkan penurunan tekanan darah sistolik dan 2 orang percobaan tidak memperlihatkan perubahan tekanan darah sistoliknya (33i -
I.2. PERMASALAHAN.
Apakah hal yang sama seperti pada peaelitian Barnard ini, dapat terjadi pada kelorapok umur tertentu dan pada olah-ragawan maupun bukan olah-ragawan, karena pada ' :kenyataannya baik tekanan darah maupun denyut jantung '"dapat " dipengaruhi oleh usia maupun kegiatan jasmanij seseorang (1,2,4,5,6,7,8,
II,13,16,18,19,23,24,25,28).
1.3. TDJUAN PEN.ELIT1AN.
a. Tujuan Khusus.
Untuk mengetahui pengaruh pemanasan terhadap perbedaan perubahan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah, pada olahragawan dan bukan olah-ragawan, setelah penghenti-an pemberian kerja fisik.
b. Tujuan Umum.
Dengan pemanasan diharapkan dapat mengurangi bahkan mencegah kemungkinan terjadinya ketidak-mampuan adaptasi dari sistem kardiovaskuler terhadap kerja fisik."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhyidin Dimyati
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang PENGARUH GERAK BADAN PEMULIHAN (COOL-DOWN) SETELAH MELAKUKRN KERJA FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG, pada 30 orang percobaan, 1ak1-iakl umur 20-30 tahun, bukan atlit.
Penelitian I dengan gerak badan pemulihan. penelitian II tanpa gerak badan pemulihan. Seminggu setelah penelitian I. Tekanan darah dan frekuensi denyut jantung diperiksa perubahannya dari saat segera sampai dengan 30 menit setelah kerja fisik dihentikan.
Terdapa perbedaan tekanan darah sistolik yang sangat bermakna pada 1/2 menit pertama setelah kerja fisik dihentikan. Terdapat perbedaan frekuensi denyut jantung yang bermakna pada menit ke 1/2, 1, 2, dan 3 dan perbedaan yang sangat bermakna pada menit ke 30 setelah kerja fisik dihentikan.
Keluhan subjektif berupa pusing dan lemas terdapat pada yang tidak melakukan gerak badan pemulihan (23.33%), yang timbul pada 1/2 menit pertama setelah kerja fisik dihentikan. Pada yang melakukan gerak badan pemulihan tidak terjadi keluhan subjektif."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucky Aziza Bawazier
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia , 2007
616.132 LUC h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurullya Rachma
"Tujuan penelitian untuk memahami secara mendalam arti dan makna pengalaman lansi melakukan perawatan tekanan darah tinggi. Desain penelitian menggunakan fenomenologi deskriptif dengan wawancara mendalam. Partisipan diperoleh dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman lansia melakukan perawatan hipertensi merupakan pengalaman yang bersifat individual. Keluarga telah memberikan dukungan dalam perawatan hipertensi dan perlu diselaraskan dengan dukungan petugas kesehatan.

The purpose of this study was to provide deeper understanding of elderly's ecperiences in caring for hypertension. This study applied descriptive phenomenology design and use indepth interview in data collection method. The participants were identified by purposive sampling technique. This result showed that caring for hypertension was basically based on elderly's ecperiences individually. Family had provided social support during the treatment of hypertension. It needed to be integrated to the support from the health care team."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28390
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mellisya Ramadhany
"Hipertensi menduduki tempat kedua sebagai penyakit tidak menular terbanyak di Indonesia. Penyakit ini menyebabkan kerusakan multi organ hingga kematian. Hipertensi yang terkendali diharapkan dapat menunda komplikasi. Saat ini, hampir seperlima penduduk Indonesia obes. Obesitas berkaitan dengan kemunculan hipertensi namun belum diketahui hubungannya terhadap pengendalian hipertensi. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai hubungan obesitas terhadap kendali tekanan darah pasien hipertensi agar dapat membantu dalam penatalaksanaan hipertensi.
Desain penelitian adalah cross-sectional mempergunakan data rekam medik pasien hipertensi poliklinik IPD RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Sejumlah 117 data terkumpul. Didapatkan prevalensi hipertensi tidak terkendali sebanyak 41%, dengan rasio terbanyak pada subjek laki-laki. Prevalensi obesitas sebesar 50,4%, dengan rasio terbanyak pada subjek perempuan. Pada kelompok obesitas didapatkan proporsi hipertensi terkendali 64,4%, dan hipertensi tidak terkendali 35,6%. Sedangkan pada kelompok tidak obes didapatkan proporsi hipertensi terkendali 53,4%, dan hipertensi tidak terkendali 46,6 % dengan nilai p = 0,228 (p>0,05), RP 0,765 dengan IK 95% 0,492 ? 1,188. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara obesitas dengan hipertensi tidak terkendali.

Hypertension is the second most prevalent non-communicable disease in Indonesia capable of causing multi organ damages even death. The essential target in hypertension management is to achieve controlled blood pressure in order to delay its complications. Nowadays, approximately one in five Indonesian has become obese. Obesity itself is highly associated with hypertension occurrence. Yet, there is no distinct evidence that show its association to hypertension control. Thus, this research is aimed to find the association between obesity in hypertensive patients to the blood pressure control.
Method used in this study is cross-sectional. As much as 117 secondary datas were collected from patients? medical records in Internal Medicine clinic diagnosed with hypertension. The prevalence of uncontrolled hypertension is 41% , dominated by male subjects. The prevalence of obesity among subjects is 50.4%, with higher proportion in females. Within the obese group, the proportion of controlled hypertension reaches 64.4%, while proportion for uncontrolled is 35.6%. Meanwhile, in the non-obese group, the proportion of controlled hypertension is 53.4%, whereas uncontrolled is 46,6%. The p-value result is 0.228 (p >0.05) with PR 0.765 with 95% CI 0.492 ? 1.188. Therefore, it can be concluded that there is no significant association between obesity with uncontrolled hypertension.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rizkiyani Istifada
"Hipertensi merupakan keadaan tekanan di atas batas normal 140 90 mmHg yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Hipertensi terjadi pada kelompok lanjut usia karena lansia rentan terhadap penurunan daya tubuh. Prevelansi hipertensi pada masyarakat perkotaan cenderung lebih tinggi karena faktor gaya hidup dan tingginya stressor. Salah satu manifestasi klinis hipertensi pada lanjut usia adalah pusing disertai nyeri di tengkuk sehingga aktivitas sehari hari menjadi terhambat. Pengaturan jadwal aktivitas harian menjadi salah satu intervensi yang mampu mengontrol tekanan darah. Hasil evaluasi dari implementasi yang diberikan adalah tekanan darah menurun saat jadwal aktivitas harian dilakukan sesuai dengan kemampuan fisik lanjut usia.

Hypertension is a condition of the blood pressure in the upper limit of normal 140 90 mmHg which is caused by internal and external factors. Hypertension occurs in the elderly because the elderly have low immunitas. The prevalence of hypertension in urban communities to be higher because lifestyle and high stressor in city. Headache and neck's pain are one of the clinical manifestations of hypertension in the elderly so the daily activities become obstructed. Daily activity settings is one of interventions be able to control the blood pressure. The results of the implementation are blood pressure to be low during daily activity regularly performed in the physical capabilities of elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maulina
"Pengendalian hipertensi pada lansia dengan berbagai keterbatasan dan kelemahan yang dimiliki, dapat diperkuat dengan fungsi keluarga. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik dan fungsi keluarga dengan pengendalian hipertensi pada lanjut usia. Desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel 90 responden dipilih dengan teknik cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan fungsi afektif, fungsi ekonomi, dan fungsi perawatan kesehatan keluarga dengan pengendalian hipertensi pada lanjut usia (p = 0,012;0,005; dan 0,003). Berdasarkan penelitian ini, pengendalian hipertensi pada lansia dapat ditingkatkan melalui peningkatan fungsi keluarga. Direkomendasi agar pengambil kebijakan terkait kesehatan lansia dapat memberdayakan keluarga dengan meningkatkan fungsi keluarga.

Control of hypertension in the elderly with its various limitations and weaknesses, can be reinforced with family functions. The purpose of the study was determined the relations of the characteristics and functions of family with the control of hypertension in the elderly. Descriptive correlation design with cross sectional approach, with a sample of 90 respondents were selected using cluster random sampling technique. The results of the study show that there is a correlation of affective, economic, and family health care functions with the control of hypertension in the elderly (p = 0.012; 0.005, and 0.003). According to this study, control of hypertension in the elderly can be reinforced through improved family functions. It is recommended that the policy makers related to the elderly's health can empower the members of the family by improving the family functions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rony Satrio Utomo
"[ABSTRAK
Pendahuluan
Hipertensi merupakan masalah kesehatan dunia karena jumlah penderita yang
banyak serta komplikasi yang diakibatkannya. Pengendalian tekanan darah pada
pada pasien hipertensi masih belum adekuat. Penyebab utama kegagalan
pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi adalah ketidak-patuhan berobat,
adanya therapeutic inertia dan penyakit yang resisten.
Tujuan
Mengetahui proporsi therapeutic inertia pada pasien dengan tekanan darah tidak
terkontrol, tingkat medication adherence dan proporsi pengendalian tekanan darah
pada pasien hipertensi yang telah berobat lebih dari enam bulan dengan melakukan
pengisian kuesioner mengenai kepatuhan berobat dan evaluasi dari rekam medis
mengenai tatalaksana hipertensi.
Metode
Telah dilakukan penelitian potong lintang pada bulan April 2015 sampai Mei 2015
terhadap 126 pasien dengan hipertensi dan telah berobat lebih dari enam bulan di
poliklinik Ginjal-Hipertensi RSCM Jakarta-Indonesia. Subjek dilakukan
wawancara terstruktur dan pengukuran tekanan darah dan diminta untuk mengisi
kuesioner 8-item Morisky Medication Adherence Score (MMAS-8) untuk menilai
kepatuhan berobat serta evaluasi rekam medis pasien untuk menilai tatalaksana
hipertensi yang diterima, serta tekanan darah selama berobat.
Hasil
Didapatkan 113 subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian. Dari hasil penelitian
didapatkan pengendalian tekanan darah adalah sebesar 69,3% dari seluruh
kunjungan pada pasien dengan tekanan darah tinggi, dari 30,7% pasien dengan
tekanan darah tidak terkontrol, tingkat therapeutic inertia mencapai 84,1%.
Kepatuhan berobat yang baik didapatkan pada 85,8% pasien dengan hipertensi
Simpulan
Tingkat pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi sudah cukup baik.
Kepatuhan berobat pasien dengan hipertensi sudah baik. Tingkat therapeutic
inertia pada pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol masih tinggi.

ABSTRACT
Background
Hypertension is a worldwide medical problem because of huge amount of
hypertensive patient and complication tha follows. The blood pressure control of
hypertensive patients is inadequate. The main reason failure in controlling blood
pressure of hypertensive patient are medication inadherent, therapeutic inertia and
resistant disease.
Objectives
To determine the proportion of therapeutic inertia in hypertensive patient with
uncontrolled blood pressure, medication adherence level and blood pressure
control rate in hypertensive patient who has been on medication for over than six
month by filling questionnaire on medication adherence and evaluation of medical
record on hypertension therapy.
Method
A cross-sectional study was conducted in April 2015 through May 2015 on 126
hypertensive patient and has been on hypertension medication for over than six
month at Nephrology-Hypertension clinic Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta-
Indonesia. We conducted structured interview and blood pressure measurement to
the subject, and requested to fill 8-item Morisky Medication Adherence Score
(MMAS-8) to evaluate medication adherence and reveiw of medical record to
evaluate hypertension therapy and blood pressure during ambulatory visit.
Results
There were 113 subject that meet the study criteria. The blood pressure control rate
were 69.3% from all visit of hypertensive patient. From 30.7% visit with
uncontrolled blood pressure, therapeutic inertia were 84,1%. Good medication
adherence were found in 85.8% hypertensive patient.
Conclusion
Blood pressure control rate in hypertensive patient is good. Medication adherence
in hypertensive patient were also found good. We found that the theraputic inertia
level among hypertensive patient with uncontrolled blood pressure is high., Background
Hypertension is a worldwide medical problem because of huge amount of
hypertensive patient and complication tha follows. The blood pressure control of
hypertensive patients is inadequate. The main reason failure in controlling blood
pressure of hypertensive patient are medication inadherent, therapeutic inertia and
resistant disease.
Objectives
To determine the proportion of therapeutic inertia in hypertensive patient with
uncontrolled blood pressure, medication adherence level and blood pressure
control rate in hypertensive patient who has been on medication for over than six
month by filling questionnaire on medication adherence and evaluation of medical
record on hypertension therapy.
Method
A cross-sectional study was conducted in April 2015 through May 2015 on 126
hypertensive patient and has been on hypertension medication for over than six
month at Nephrology-Hypertension clinic Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta-
Indonesia. We conducted structured interview and blood pressure measurement to
the subject, and requested to fill 8-item Morisky Medication Adherence Score
(MMAS-8) to evaluate medication adherence and reveiw of medical record to
evaluate hypertension therapy and blood pressure during ambulatory visit.
Results
There were 113 subject that meet the study criteria. The blood pressure control rate
were 69.3% from all visit of hypertensive patient. From 30.7% visit with
uncontrolled blood pressure, therapeutic inertia were 84,1%. Good medication
adherence were found in 85.8% hypertensive patient.
Conclusion
Blood pressure control rate in hypertensive patient is good. Medication adherence
in hypertensive patient were also found good. We found that the theraputic inertia
level among hypertensive patient with uncontrolled blood pressure is high.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>