Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Griffin, Michael
London: Pluto Press, 2001
958.104 6 GRI r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khuluqi Hidayatullah
"Setelah rezim Taliban dikalahkan oleh invasi Amerika Serikat pada tahun 2001, Taliban mampu membuktikan bahwa mereka masih kokoh dan solid, sehingga berhasil bangkit kembali sebagai penguasa untuk kedua kalinya di Afghanistan pada tahun 2021, yang diawali dengan Perjanjian Doha 2020 dan penarikan mundur pasukan Amerika Serikat (AS). Penelitian ini menganalisis fenomena tersebut dengan teori Ashabiyah melalui pendekatan kualitatif dengan menggabungkan studi pustaka dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa solidaritas dan ikatan sosial yang kuat oleh Taliban memainkan peran penting dalam mempertahankan semangat nasionalisme dan kedaulatan nasional Afghanistan dari campur tangan asing. Perubahan pendekatan Taliban dari pandangan eksklusif suku Pashtun menjadi semangat nasionalisme dan integrasi bangsa turut memperkuat solidaritas antara Taliban dan kelompok sosial non-Pashtun. Taliban berhasil memperkuat Ashabiyah yang lebih luas, tidak hanya secara eksklusif pada kelompok mereka sendiri, namun menjadi Ashabiyah nasional antar kelompok sosial di Afghanistan, sehingga menjadikan Taliban sebagai kekuatan yang diperhitungkan oleh AS. Penelitian ini juga menganalisis kebijakan luar negeri AS untuk menarik diri dari Afghanistan, yang didorong oleh faktor strategis adanya tekanan internal maupun eksternal.

After the Taliban regime was defeated by the United States invasion in 2001, the Taliban has proven its resilience and successfully resurged as the ruling power for the second time in Afghanistan in 2021, initiated by the Doha Agreement and the withdrawal of American forces. This research analyzes its phenomenon through the lenses of Ashabiyah theory, using a qualitative approach that combines literature review and interviews as data collection techniques. The findings of this research indicate that the strong solidarity and social cohesion among Taliban members play a significant role in preserving nationalistic spirit and Afghanistan's national sovereignty against foreign interventions. The Taliban's shift from an exclusive Pashtun tribal perspective to a broader sense of nationalism and national integration has further strengthened the solidarity between the Taliban and non-Pashtun social groups. They successfully fostered a broader Ashabiyah, extending beyond their own group, and establishing a national sense of solidarity among various social groups in Afghanistan, making the Taliban a force to be reckoned with by the United States. This study also analyzes the U.S. foreign policy of withdrawal from Afghanistan, driven by both internal and external pressures."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S8127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erdipa Wiratama Wirengjurit
"Taliban merupakan organisasi yang telah memberikan dampak signifikan bagi masyarakat global. Berbagai tindakan yang telah dilakukan oleh Taliban tersendiri telah menyebabkan permasalahan keamanan dan politik bagi berbagai negara. Salah satu negara yang terdampak oleh eksistensi dari Taliban adalah Pakistan. Hubungan antara Pakistan dengan Taliban dapat dijelaskan secara historis melalui berbagai dukungan yang telah dilakukan oleh Pakistan yang diawali oleh pemberian suaka bagi korban Perang Afghanistan sampai dengan dukungan rekognisi dan militer yang telah dilakukan hingga saat ini. Lebih lanjut, penelitian ini lebih jauh menganalisis bagaimana identitas membentuk hubungan antara kedua pihak ini. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan studi literatur dalam pencarian datanya. Teori yang digunakan adalah teori politik indentitas. Dalam penelitian ini, penulis menekankan hubungan antara kelompok Taliban dengan Pakistan dalam bentuk hubungan berbasis identitas yang terlihat di masa pemerintahan Imran Khan di Pakistan dan kepentingan serta keuntungan politik berbasis geografi yang didapatkan oleh kedua negara.

The Taliban is an organization that has had a significant impact on global society. Various actions that have been carried out by the Taliban themselves have caused security and political issues for various countries. One of the countries impacted by the existence of the Taliban is Pakistan. The relationship between Pakistan and the Taliban can be explained historically through the various forms of support that have been carried out by Pakistan, which began with the granting of asylum for victims of the Afghanistan War to the recognition and military support that has been carried out to date. Furthermore, this research further analyzes how identity shapes the relationship of these two entities to one another. The author uses a qualitative approach using literature studies in data searching. The theory used is the theory of identity politics. In this study, the author emphasizes the relationship between the Taliban and Pakistan in the form of an identity-based relationship seen during the reign of Imran Khan in Pakistan and geographic-based political interests and advantages obtained by the two countries."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wilman Jayawardhana
"Migrasi internasional dilakukan orang dari berbagai belahan dunia dengan maksud dan tujuan tertentu. Beberapa orang melakukan migrasi internasional dengan sengaja untuk meninggalkan negara asalnya karena adanya konflik, bencana alam, pemerintahan represif, faktor ekonomi, dll. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya lonjakan kedatangan orang Afghanistan ke Indonesia dalam kurun waktu tahun 2019-2023 dan kaitannya dengan pelaksanaan prinsip non-refoulement serta dampaknya terhadap ketahanan nasional Indonesia. Lonjakan kedatangan orang-orang dari negara rawan seperti Afghanistan dikhawatirkan akan membawa dampak negatif terhadap negara penerima. Prinsip non-refoulement yang diadopsi Pemerintah Indonesia melarang negara untuk menolak masuk orang-orang yang mencari perlindungan ke negara asalnya. Metode penelitian yang dilakukan adalah kualitatif dan bersifat deskriptif analitis. Lonjakan kedatangan Orang Afghanistan ke Indonesia menjadi instrumen dalam memahami dan merumuskan penjelasan tentang forced migration. Penelusuran literatur dan dokumen digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi. Hasil penelitian diharapkan bisa digunakan sebagai alat evaluasi pelaksanaan kebijakan non-refoulement Pemerintah Indonesia terhadap kedatangan orang-orang yang berasal dari negara rawan.

International migration is carried out by people from various parts of the world with specific aims and objectives. Some people undertake international migration deliberately to leave their home country due to conflict, natural disasters, repressive governments, economic factors, etc. This research aims to determine the causes of the surge in arrivals of Afghans to Indonesia in the 2019-2023 period and its relation to the implementation of the non-refoulement principle and its impact on Indonesia's national resilience. It is feared that the surge in arrivals of people from vulnerable countries such as Afghanistan will have a negative impact on the receiving countries. The non-refoulement principle adopted by the Indonesian Government prohibits the state from denying entry to people seeking protection in their home country. The research method used was qualitative and analytical descriptive. The surge in arrivals of Afghans to Indonesia has become an instrument in understanding and formulating explanations about forced migration. Literature and document searches are used to collect data and information. It is hoped that the research results can be used as an evaluation tool for the implementation of the Indonesian Government's non-refoulement policy regarding the arrival of people from vulnerable countries."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saufi Salamun
"Tesis ini membahas mengenai strategi yang dijalankan oleh Amerika Serikat dalam kampanye globalnya untuk memerangi terorisme sejak serangan 911 yang difokuskan pelaksanaanya di Pakistan dan Indonesia. Kerja sama yang terjalin dalam pemberantasan yang terjalin oleh Amerika Serikat kepada Pakistan dan Indonesia tetap diwarnai tindakan sepihak Amerika Serikat untuk melakukan serangan atau agresi militer ke dalam wilayah Pakistan, sedangkan Indonesia yang relatif lemah angkatan bersenjatanya Amerika Serikat tetap mengedepankan kerjasama penuh kepercayaan. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan pengambil keputusan dalam pelaksanaan agresi militer di Pakistan dan kerjasama di Indonesia akan dikupas termasuk faktor-faktor dari sisi Amerika Serikat sendiri. Analisis dalam tesis ini menggunakan dasar pemikiran konsep strategi yang terdiri dari berbagai faktor dan antara faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi. Kajian dalam penelitian ini menemukan sejumlah kondisi-kondisi yang menyebabkan Amerika Serikat harus bertindak keras secara militer terhadap Pakistan dan menekankan kerjasama pada kondisi Indonesia.

The thesis discusses the strategy pursued by the United States of America in its global campaign to fight against terrorism since the September Eleven (9/11) attacks. The focus of the thesis is the fights conducted in Pakistan and Indonesia. In holding such cooperation with Pakistan, the United States directly often attacks its targets in the jurisdiction of the country. Meanwhile, the superpower country always promotes a trustful cooperation in conducting such cooperation in Indonesia which has relatively weak armed forces. The thesis will discuss several factors that must be considered by the United States of America?s decision makers in conducting a military aggression in Pakistan and a trustful cooperation in Indonesia. The thesis employs the rationales of the concept of strategy which consist of a variety of factors and such factors affect each other. The results of the research reveal several conditions forcing the United States of America take harsh actions in Pakistan and, on the other side, emphasize a trustful cooperation in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egalita Irfan
"Unmanned Aerial Vehicle (UAV) merupakan pesawat tanpa awak yang bersenjata, yang juga adalah sebagai salah satu teknologi mutakhir yang dikembangkan Amerika Serikat. UAV memiliki begitu banyak kelebihan dibandingkan dengan jenis senjata lain, UAV digunakan di berbagai negara di dunia sebagai bagian dari operasi kontra-terorisme Amerika Serikat. Namun, pada kenyataannya, penggunaan UAV di Pakistan pada tahun 2004 hingga 2012 tidak berhasil mengurangi serangan teroris di negara tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa ketidakberhasilan penggunaan UAV tersebut terjadi menggunakan metode congruence. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakberhasilan tersebut terjadi karena (1) Amerika Serikat tidak benar-benar memahami karakteristik kelompok teroris di Pakistan, (2) adanya kesalahan dalam proses pembuatan keputusan dilihat dari intelligence cycle, dan (3) tidak adanya dukungan dari masyarakat lokal Pakistan.

Unmanned Aerial Vehicle (UAV) is an armed unmanned plane, which is also one of the most advanced technologies developed by the United States. UAV is more superior compared with other kinds of weapon. Currently, it is used in many parts of the world as a part of the United States’ counter-terrorism measure. However, the use of UAV in Pakistan since 2004 to 2012 does not successfully reduce the number of terrorist attack that happens on that country. This research aims to figure out the reasons behind this failure through the use of congruence in retrospective. The results show that the failure of UAV relies upon 3 factors: (1) US did not really understand the characteristic of targeted terrorist organizations, (2) there is a mistake in the decision making based on the intelligence cycle, and (3) the nonexistent of local society’s support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library