Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thalia Yulian Chandra
"Tuberkulosis (TB) menjadi penyebab utama kematian ke-13 dan penyakit infeksius pembunuh ke-2 setelah COVID-19 di dunia. Pada tahun 2020, Indonesia menjadi urutan ke-3 sebagai negara yang memiliki kasus TB baru terbanyak. Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah merupakan garda terdepan yang menjadi fasilitas pelayanan tingkat pertama sebagian besar penduduk di Indonesia yang melaksanakan program nasional penanggulangan TB. Oleh karena itu, tugas khusus ini bertujuan untuk mengevaluasi data hasil pengobatan pasien TB dengan pengobatan OAT regimen dosis harian di Puskesmas Kecamatan Cengkareng pada periode Maret 2022 s.d. April 2023. Evaluasi pengobatan dilaksanakan berdasarkan desain observasional dengan data sekunder yang berasal dari rekapitulasi hasil pengobatan pasien tuberkulosis yang menerima pengobatan OAT dengan regimen 2(HRZE)/4(HR) di Puskesmas Kecamatan Cengkareng periode Mei 2022 s.d. April 2023. Data yang diperoleh diolah menggunakan microsoft excel dan menunjukkan bahwa terdapat 48 pasien. Persentase pasien sembuh yaitu 51,02%, pasien putus obat yaitu 6,25%, pasien dengan hasil pengobatan tidak dievaluasi yaitu 10,42%, dan pasien masih berobat yaitu 30,61% dari total jumlah pasien yang menerima OAT dosis harian. Selain itu, dilakukan pembuatan leaflet tentang tuberkulosis dan cara meminum OAT regimen 2(HRZE)/4(HR) dengan harapan dapat meningkatkan kepatuhan pasien tuberkulosis yang masih berobat di Puskesmas Kecamatan Cengkareng. Kata kunci: Tuberkulosis, TB Sensitif Obat, Kepatuhan Minum Obat, Leaflet
TB is the 13th leading cause of death and the second leading infectious killer after COVID-19 worldwide. In 2020, Indonesian placed 3rd as country with highest new TB cases. Puskesmas as government’s health facility is the first line healthcare for most of Indonesian citizens which also implements national TB program. This study aimed to evaluate treatment outcome of TB patients at Puskesmas Kecamatan Cengkareng who were treated with anti TB drugs with 2(HRZE)/4(HR) regimen during May 2022 – April 2023. Data obtained was processed using Microsoft Excel and showed that there are 48 TB patients treated with the aforementioned regimen of anti TB drugs. Data shown there were 51,02% patients recovered, 6,25% patients were lost to follow up, 10,42% patients were referred to other healthcare facilities, and 30,61% patients were still in the treatment periode. Furthermore, leaflet about tuberculosis and guideline to take 2(HRZE)/4(HR) anti TB regimen ix Universitas Indonesia were made in order to increase TB patients’ adherence to take anti TB drugs for patients at Puskesmas Kecamatan Cengkareng."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fiona Natania Kurniadi
"Tuberkulosis (TB) hingga saat ini menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat dunia. Di Indonesia, prevalensi infeksi TB mencapai 8,5% dan merupakan angka prevalensi TB terbesar kedua di dunia pada tahun 2019. Dalam rangka mendukung keberhasilan program penanggulangan TB nasional, dilaksanakan upaya pemantauan dan evaluasi keberhasilan program penanggulangan TB di Indonesia. Sejak bulan Maret 2022 – Mei 2023, puskesmas kecamatan cengkareng telah melayani 166 pasien dewasa TB Sensitif Obat (TB-SO) dosis intermiten. Dalam rangka menilai keberhasilan program tersebut, dilakukan evaluasi hasil pengobatan periode Maret 2022 – April 2023 serta dilakukan penyusun leaflet sebagai sarana edukasi pengobatan TB-SO dosis intermiten. Evaluasi pengobatan dilaksanakan melalui pengelolahan data retrospektif menggunakan perangkat lunak Microsoft excel dari data sekunder hasil rekapitulasi pengobatan OAT 2HRZE/4H3R3 sejak bulan Maret 2022 – Mei 2023. Sedangkan, pembuatan leaflet dilakukan berdasarkan studi literatur dari pustaka tahun 2009 – 2021 dan ditulis secara ringkas dan menarik. Berdasarkan hasil evaluasi, dari 166 pasien dewasa TB-SO dosis intermiten; 48,80% pasien sembuh; 13,25% pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan lain; 9,64% pasien Loss to Follow Up; 0,6% pasien meninggal; 21,08% pasien menjalankan terapi fase awal; dan 6,63% pasien menjalankan terapi fase lanjutan. Selain itu, telah dibuat leaflet pengobatan TB dosis 4HRZE/2H3R3 sebagai media edukasi bagi pasien TB.

Tuberculosis (TB) has become one of the world's public health problems. In Indonesia, the prevalence of TB infection reached 8.5% and was the second highest TB prevalence in the world in 2019. To support the success of the national TB program, evaluation, and monitoring of TB programs in Indonesia were carried out. From March 2022 – May 2023, Puskesmas kecamatan cengkareng has treated 166 adult patients with drug-sensitive TB (SO-TB). To assess the success of the program, an evaluation of the treatment was carried out and the leaflet was compiled as an educational media. The evaluation was carried out retrospectively using secondary data from the recapitulation of OAT 2HRZE/4H3R3 treatment from March 2022 – May 2023, all the data were processed using Microsoft Excel software. Meanwhile, the leaflet was created based on literature studies from the 2009 – 2021 literature. Based on the evaluation results, from 166 adult patients with intermittent dose TB-SO; 48.80% of the patients recovered; 13.25% of patients were referred to other health facilities; 9.64% of patients were Loss to Follow Up; 0.6% of patients died; 21.08% of patients underwent intensive phase therapy; and 6.63% of patients underwent continuous phase therapy. In addition, the leaflet for drug-sensitive TB has been made as educational media for TB patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Ulya Zubaidah
"Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan global yang serius, terutama di Indonesia. Pada tahun 2022, Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 700 ribu kasus TB di Indonesia, menempatkannya sebagai urutan kedua setelah India dalam jumlah kasus. Dalam upaya menanggulangi masalah ini, pemerintah menetapkan TB sebagai salah satu program prioritas nasional, dengan target deteksi mencapai 90% dari total kasus di Indonesia. Pengobatan TB sensitif obat (TBSO) melibatkan regimen obat yang kompleks dan sering berlangsung selama beberapa bulan hingga tahun. Dalam konteks ini, peran apoteker menjadi semakin penting, mulai dari memastikan ketersediaan obat yang tepat hingga memberikan edukasi kepada pasien tentang penggunaan obat dan mengawasi efek samping. Tulisan ini menguraikan peran apoteker dalam TBSO, tantangan yang dihadapi, serta langkah-langkah untuk memaksimalkan kontribusi mereka dalam penanggulangan TB. Dalam pemantauan dan evaluasi, apoteker memainkan peran kunci untuk memastikan respons yang baik terhadap terapi dan deteksi dini efek samping atau masalah lainnya. Selain itu, apoteker juga berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter dan perawat, dalam merencanakan dan melaksanakan perawatan pasien TB. Dengan peran yang terintegrasi dan kerjasama tim yang erat, apoteker dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya penanggulangan TB di Indonesia.

Tuberculosis (TB) is a serious global health problem, especially in Indonesia. In 2022, the Ministry of Health recorded more than 700 thousand TB cases in Indonesia, placing it second after India in the number of cases. In an effort to overcome this problem, the government has designated TB as one of the national priority programs, with a detection target of reaching 90% of total cases in Indonesia. Treatment of drug-sensitive TB (TBSO) involves complex drug regimens and often lasts for several months to years. In this context, the role of pharmacists becomes increasingly important, from ensuring the availability of the right medication to providing education to patients about medication use and monitoring side effects. This article describes the role of pharmacists in TBSO, the challenges they face, and steps to maximize their contribution to TB control. In monitoring and evaluation, pharmacists play a key role to ensure good response to therapy and early detection of side effects or other problems. Apart from that, pharmacists also collaborate with other health teams, such as doctors and nurses, in planning and implementing TB patient care. With an integrated role and close teamwork, pharmacists can make a significant contribution to TB control efforts in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library