Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Ardhanariswari Sundrijo
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
S7905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meithya Rose Prasetya Puteri
"Teori justifikasi sistem mengklaim bahwa anggota kelompok tak beruntung cenderung lebih menjustifikasi status quo dibandingkan kelompok beruntung terutama pada situasi yang kesenjangannya sosial ekonominya sangat ekstrem. Ini terjadi karena anggota kelompok tak beruntung mengalami disonansi ideologis. Melalui metode eksperimen, penelitian ini melihat apakah klaim tersebut berlaku di Indonesia. Berefleksi terhadap situasi yang terjadi di Indonesia, peneliti menempatkan perempuan sebagai kelompok tak beruntung dalam domain agama dan mereka yang memiliki tingkat ekonomi rendah sebagai kelompok takberuntung dalam domain ekonomi.
Hipotesis yang diajukan adalah pada domain agama, perempuan cenderung lebih menjustifikasi aturan berpoligami dibandingkan laki-laki sebagai upaya untuk mereduksi disonansi ideologis mereka. Sementara hipotesis kedua, dalam domain ekonomi, kelompok dengan tingkat ekonomi rendah cenderung lebih tidak menjustifikasi kebanyakan pemerintah dibandingkan kelompok dengan tingkat ekonomi tinggi sebagai upaya mereduksi disonansi ideologis mereka. Hasilnya, hipotesa pertama dan hipotesa kedua terbukti. Khusus domain agama, penelitian ini menemukan hubungan negatif yang cukup kuat antara disonansi ideologis dengan justifikasi terhadap status quo. Saran untuk penelitian selanjutnya, manipulasi disonansi pada kelompok eksperimen harus lebih diperkuat agar mendapatkan hasil yang lebih signifikan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Batara Gunawan
"Artikel ini berpendapat bahwa upaya pemerintah sipil untuk mendorong perubahan kebijakan pertahanan di Indonesia pasca Orde Baru dilaksanakan melalui mekanisme layering. Secara teoretis, mekanisme layering beroperasi dalam kondisi-kondisi institusional yang menjadi ciri khas dalam konteks transisi demokrasi yaitu besarnya jumlah veto players dalam proses pengambilan keputusan di arena politik dan kecilnya ruang diskresi kebijakan dalam institusi yang dijadikan sebagai target perubahan. Oleh karena itu, perubahan didorong lewat penempatan elemen-elemen baru yang berdampingan dengan status quo yang berlaku di sebuah institusi. Melalui analisis deskriptif terhadap kebijakan MEF (Minimum Essential Force) tahap I tahun 2010-2014 ditemukan bahwa penggunaan mekanisme layering lewat kebijakan MEF telah berhasil diimplementasikan tanpa adanya penolakan dari para pendukung status quo di sektor pertahanan Indonesia. Kondisi ini dimungkinan karena program modernisasi alutsista (alat utama sistem persenjataan) yang menjadi inti dari kebijakan MEF memberikan insentif tambahan terhadap status quo yang sesuai dengan preferensi TNI (Tentara Nasional Indonesia) mengenai keberlanjutan organisasi mereka. Akan tetapi tulisan ini juga melihat adanya efek negatif dari penggunaan mekanisme layering tersebut yakni rendahnya derajat kepatuhan terhadap elemen baru perubahan. Sebagai akibat dari tetap utuhnya status quo, militer mempertahankan dominasinya dalam proses formulasi dan implementasi tanpa pengawasan efektif dari kalangan sipil. Dalam kasus MEF, kondisi ini menimbulkan inkonsistensi kebijakan yang kemudian dapat menghambat profesionalisme TNI ke depan serta memberikan celah bagi kembalinya TNI ke ranah politik praktis."
Depok: Departemen Ilmu Politik FISIP UI, 2017
320 JURPOL 2:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Departemen Ilmu Politik FISIP UI, 2017
320 JURPOL
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Meithya Rose Prasetya Puteri Muljadi
"Teori justifikasi sistem mengklaim bahwa anggota kelompok tak beruntung cenderung lebih menjustifikasi status quo dibandingkan kelompok beruntung terutama pada situasi yang kesenjangannya sosial ekonominya sangat ekstrem. lni terjadi karena anggota kelompok tak bernntung mengalami disonansi ldeologis. Melalui metode eksperimen, penelitian ini melihat apakah klaim tersebut berlaku di Indonesia. Berefleksi terhadap situasi yang terjadi dl Indonesia, peneliti menempatkan perempuan sebagai kelompok tak-beruntung dalam domain agama dan mereka yang memiliki tingkat ekonomi rendah sebagai kelompok takĀ­ beruntung dalam domain ekonomi. Hipotesis yang diajukan adalah pada domain agama, perempuan cenderung lebih menjustifllcasi aturan berpoligami dibandingkan laki-laki sebagai upaya untuk mereduksi disonansi ideologis mereka. Sementara hipotesis kedua, dalam domain ekonomi. kelompak dengan lingkat ekonomi rendah cenderung lebih tidak menjustifikasi kebijakan pemerintah dlbandingkan kelompok dengan tingkat ekonoml tinggi sebagai upaya mereduksi disonami ideologis mereka. Hasilnya, hipotesa pertama dan hipotesa kedua terbukti. Khusus domain agama, penelitian ini menemukan hubungan negative yangcukup kuat antara disonansi ideologis dengan justifikasi terhadap status quo. Saran untuk penelitian selanjutnya, manipulasi disonansi pada kelompok eksperimen harus lebih diperkuat agar mendapatkan hasil yang lebih signifikan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T33646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Qoriah Putri
"ABSTRAK
Surat Keputusan Rektor Universitas Sriwijaya No. 0307/UN9/DT.SP/2017 menjelaskan bahwa kegiatan perkuliahan dapat dilaksanakan secara e-learning, sebanyak 25% pertemuan. Hal ini dalam rangka mendukung isu strategis pengembangan Unsri menuju tahun 2025 yaitu pemerataan dan perluasan akses pendidikan dan globalisasi dan daya saing. Harapan dari pihak LP3MP selaku pengelola e-learning Unsri adalah setiap proses perkuliahan menggunakan e-learning sebanyak 4 kali pertemuan, namun dari hasil laporan masih ada matakuliah yang tidak menggunakan e-learning pada proses perkuliahan. Berdasarkan analisis fishbone, salah satu permasalahannya adalah kurangnya minat dosen dalam menggunakan e-learning. Untuk meningkatkan target perkuliahan online dapat dilakukan dengan mencari faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya minat dosen dalam menggunakan e-learning. Faktor-faktor tersebut dapat dilakukan dengan analisis teori SQB dan menerapkan model penerimaan teknologi UTAUT. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menjelaskan lack of computer self- efficacy dan lack of organizational support terbukti mendorong terjadinya inertia, sementara lack of individuals experience with computers dan lack of resources tidak terbukti secara signifikan memengaruhi inertia. Inertia terbukti secara negatif memengaruhi behavioural beliefs, sehingga secara tidak langsung menurunkan intensi untuk mengadopsi e-learning. Performance expectancy dan effort expectancy terbukti berpengaruh positif terhadap intensi pengguna.

ABSTRACT
Sriwijaya University Rectors Decree No. 0307/UN9/DT.SP/2017 explains that lecture activities can be implemented in e-learning, as much as 25% of meetings. This is in order to support the strategic issue of Unsri's development towards 2025, namely equity and expansion of education access and globalization and competitiveness. Expectations from the LP3MP as the manager of e-learning Unsri is every lecture process using e-learning as much as 4 times of meetings, but from the report there are still subjects that do not use e-learning in lecturing process. Based on fishbone analysis, one of the problems is lack of interest of lecturer in using e-learning. To improve the target of online lectures can be done by looking for factors that cause the lack of interest of lecturers in using e-learning. These factors can be done by analyzing SQB theory and applying the UTAUT technology acceptance model. The results obtained in this study explain the lack of computer self- efficacy and lack of organizational support proven to encourage inertia, while lack of individuals experience with computers and lack of resources are not proven to significantly affect inertia. Inertia has been shown to negatively affect behavioral beliefs, thus indirectly reducing the intention to adopt e-learning. Performance expectancy and effort expectancy proved to have a positive effect on user intentions."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wikan Saputrti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang seberapa jauh keterlibatan Laksamana Tadashi Maeda dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang disusun dengan metode sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laksamana Tadashi Maeda terlibat dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dengan meminjamkan rumahnya sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi pada tanggal 16 Agustus 1945 dan menjamin keamanan anggota rapat yang ada di rumahnya dari patroli Angkatan Darat Jepang. Meskipun demikian, keterlibatan Laksamana Tadashi Maeda tidak ada hubungannya dengan pemerintah Jepang karena tindakannya tersebut bertolak belakang dengan perintah yang diberikan padanya, yaitu untuk menjaga status quo hingga Belanda kembali ke Indonesia.

ABSTRACT
The study focuses on the involvement of Admiral Tadashi Maeda on the proclamation of independence of Indonesian Republic. This study is categorized as qualitative study with historical method. Result of the study reveals that Admiral Tadashi Maeda has involved on the proclamation of independence of Indonesian Republic because he kept a place in his house for the meeting to arrange the proclamation statement of Indonesian Republic and he was guaranteed the member of the meeting in his house from the Japanese army‟s patrol. Nevertheless, the involvement of Admiral Tadashi Maeda hasn‟t related to the Japanese government in Java because his involvement is against his duty to kept the quo status until the Dutch army comes to Indonesia."
2016
S65366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Bintang Hakkun Ashshidhiqi
"ABSTRAK
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Provinsi Sumatera Selatanadalah instansi pemerintah yang bertugas untuk membantu Gubernurmerencanakan pembangunan Provinsi Sumatera Selatan. Karena tugas Bappedatersebut, banyak pihak dari instansi negara dan juga swasta sering berhubungandengan Bappeda. Karena itu Bappeda diharapkan dapat memiliki kualitas layananyang baik. Salah satu cara yang telah diambil Bappeda untuk meningkatkanpelayanannya adalah dengan mengimplementasikan Knowledge ManagementSystem KMS yaitu website Disposisi Online. Akan tetapi, setelah berjalan lebihdari dua tahun, target penyebaran knowledge berbentuk dokumen seperti laporandinas, nota dinas, dan berbagai macam bentuk dokumen lainnya masih belummencapai target Kepala Bappeda. Padahal agar KMS dan penyebaran knowledgeberjalan efektif, seluruh staf Bappeda harus aktif dalam website tersebut. Salah satupenyebabnya adalah kurangnya kesadaran staf dalam menggunakan KMS tersebut.Perilaku apatis ini adalah salah satu bentuk dari resistensi pengguna secara pasif.Untuk menyelesaikan masalah tersebut harus terlebih dahulu dianalisispenyebabnya agar tindak lanjut dapat tepat sasaran. Penelitian ini menggunakanmodel Status Quo Biased Theory SQBT dengan variabel sunk cost, transitioncost, perceived value, perceived risk, dan perceived inertia untuk menganalisis apapenyebab terjadinya resistensi tersebut. Penelitian ini adalah penelitian survei dandata hasil kuesioner akan diolah menggunakan Regresi Linear. Hasil olah datamenemukan bahwa variabel yang mempengaruhi user resistance adalah sunk cost,perceived value, perceived risk, dan perceived inertia, sedangkan transition costtidak memiliki pengaruh yang signifikan.

ABSTRACT
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Provinsi Sumatera Selatan isa government agency that helps the Governor to make a development plan of SouthSumatera Province. Because of the nature of the agency rsquo;s task, there are a lot ofother government and private institution that works with Bappeda. Many expectgreat service from one of the most important government organisation. One of theinitiative that Bappeda took to increase its service quality is implementing a KMSnamed website Disposisi Online. However, after being impelemented for two years,the target of documented knowledge sharing in official report, memo, dan otherformal document did not met Head of Bappeda rsquo;s expectation. Whereas to make theKMS implementation effective, every Bappeda staff are expected to participate init. One of the reason of this is the lack of awareness among staffs to use the KMS.This apathetic behaviour is one form of passive resistance against KMSimplementation. Firtsly, analyzing the cause of this resistance is needed to form theright solution. This research use Status Quo Biased Theory SQBT model withsunk cost, transition cost, perceived value, perceived risk, and perceived inertia asthe variable analyze why the resistance exist in the first place. The research is asurvey research and used questionnaire as the instrument that processed with linearregression. The data processing result found that user resistance is significantlyaffected by sunk cost, perceived value, perceived risk, and perceived inertia. Buttransition cost did not have any significant effect."
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Wildan Yanuar
"Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang besar terhadap kegiatan usaha 90% pelaku UMKM. Padahal UMKM memiliki kontribusi sebesar 61,1% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Dalam menangani hal tersebut pemerintah mendorong UMKM untuk menggunakan e-commerce. Namun tingkat adopsi e-commerce di Indonesia tergolong masih rendah. Oleh karena itu, perlu diketahui intensi adopsi e- commerce oleh UMKM. Penelitian sebelumnya mengenai hal ini belum melihat dari sisi alasan pelaku UMKM yang bertahan menggunakan toko fisik. Penelitian sebelumnya juga hanya menggunakan penilaian dari para ahli dan belum melakukan penelitian tersebut secara langsung terhadap pelaku UMKM di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis sikap pelaku UMKM terhadap e-commerce melalui faktor pendorong menggunakan teori Unified Theory of Acceptance and Use of Technology dan faktor penghambat menggunakan teori Status Quo Bias yang mempengaruhi seorang pengusaha UMKM dalam mengadopsi e-commerce. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode survei dan didapatkan sebanyak 317 pengusaha yang diolah menggunakan metode covariance-based structural equation modelling. Hasil dari penelitian ini adalah faktor performance expectancy dan facilitating condition menjadi faktor yang mendorong seseorang dalam mengadopsi e-commerce. Sedangkan faktor transition cost dan technology anxiety menjadi faktor yang menghambat seseorang dalam mengadopsi e-commerce. Penelitian ini juga menemukan bahwa sikap dari pelaku UMKM juga mempengaruhi sebagian besar dari intensi adopsi e-commerce.

The COVID-19 pandemic has had a major impact on the business activities of 90% of
SMEs. Whereas SMEs have a contribution of 61.1% of Indonesia's total gross domestic product (GDP). In dealing with this, the government encourages SMEs to use e- commerce. However, the level of e-commerce adoption in Indonesia is still low. Therefore, it is necessary to know the intention of e-commerce adoption by SMEs. Previous research on this matter has not looked at the reasons for SMEs who persist in using physical stores. Previous research has also only used the assessment of experts and has not conducted the research directly on SMEs in Indonesia. Therefore, this study analyzes the attitude of SMEs towards e-commerce through the driving factors using the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology theory and the inhibiting factors using the Status Quo Bias theory which affects SMEs in adopting e-commerce. This study used a qualitative approach with a survey method and obtained as many as 317 entrepreneurs who were processed using the covariance-based structural equation modeling method. The result of this research is that performance expectancy and facilitating conditions are factors that encourage SMEs to adopt e-commerce. Meanwhile, the transition cost factor and technology anxiety are factors that hinder SMEs from adopting e-commerce. This study also found that the attitude of SMEs also influenced a large part of the intention to adopt e-commerce.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutoto
"Investasi aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan keputusan strategis perusahaan dengan dana besar yang manfaatnya baru dapat dirasakan secara signifikan dalam jangka panjang. Investasi ERP didorong oleh keinginan organisasi untuk mendapatkan manfaat besar dari otomasi dan integrasi proses-proses dalam organisasi sehingga dapat menghasilkan data yang akurat dan tepat waktu. Oleh karena itu, PT XYZ telah melakukan implementasi ERP untuk mengintegrasikan proses-proses pada semua unit kerja. Namun didapati bahwa penggunaan ERP secara berkelanjutan masih belum merata.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor yang mendorong dan menghambat pengguna untuk menggunakan ERP secara berkelanjutan pada PT XYZ. Penelitian ini menggabungkan UTAUT, DeLone and McLean, dan status quo bias dengan konteks penggunaan ERP secara berkelanjutan. Peneliti berhasil mengumpulkan 68 jawaban responden dari pengguna ERP PT XYZ, dengan 65 jawaban dinyatakan valid. Pengolahan data dilakukan dengan partial least square structural equation modeling (PLS-SEM) dengan SmartPLS 3. Penelitian ini juga mengkaji perbedaan komponen pendorong dan penghambat berdasarkan tingkat usia, tingkat pendidikan serta gender. Selanjutnya peneliti juga menganalisis signifikansi perbedaan pengaruh pada masing-masing kelompok demografi tersebut.
Hasil dari penelitian ini adalah harapan kinerja, pengaruh lingkungan serta kualitas sistem menjadi tiga faktor pendorong bagi pengguna untuk menggunakan ERP secara berkelanjutan. Sedangkan inersia afektif menjadi faktor yang menghambat pengguna untuk menggunakan ERP secara berkelanjutan. Pengaruh lingkungan termoderasi oleh tingkat pendidikan, sementara kualitas sistem termoderasi oleh tingkat pendidikan dan gender, sedangkan inersia afektif termoderasi oleh usia dan gender. Terdapat perbedaan yang signifikan antara usia 20an dan 30an pada pengaruh lingkungan dan kualitas sistem, dengan tingkat keyakinan 90% dan 95%. Sementara pada gender terdapat perbedaan pengaruh pada harapan kinerja, pengaruh lingkungan dan kualitas sistem dengan tingkat keyakinan 90%. Sedangkan perbedaan pengaruh tingkat pendidikan tidak dapat diuji karena distribusi data tingkat pendidikan yang tidak merata.

Investment on Enterprise Resource Planning (ERP) application is organizations strategic decision that requires large funding, but the benefits can only be felt significantly in the long run. ERP investments are generally driven by the organizaitons desire to get great benefits from the automation process and integration between processes within the organization, to produce accurate and timely data. For these purpose, PT XYZ implemented an ERP with the aim of integrating processes in all work units. However, it was found that the continuous use of ERP is still not as expected.
This research is intended to understand the factors drive and resist users from using ERP on continuance basis. The study combines UTAUT, DeLone and McLean, and status quo bias in context of ERP continoues use at PT XYZ. The researcher collected 68 feedbacks from PT XYZ ERP users as respondents, with 65 was considered valid. Data processing was done by partial least square structural equation modeling (PLS-SEM) with SmartPLS 3. This study also examined differences on moderating effect toward drivers and barriers based on age, education level and gender. Furthermore, the researcher also analyzed the significance of influencial differences on each demographic group.
The results of this study are performance expectation, social influences and system quality as driving factors toward ERP continues use. While affective inertia is the only factor prevents users from ERP continuous use. Social influence is moderated by the education level, while the system quality is moderated by education level and gender, and affective inertia is moderated by age and gender. There is significant difference between users aged 20s and 30s on moderating effect to the social influence and the system quality. with a level of confidence of 90% and 95%. While for gender there are differences in the moderating effect on performance expectations, social influences and system quality with confidence level 90%. While moderating effect differences based on education level where not tested because the respondents education leves is not evenly distributed."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>