Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Damais, Louis-Charles
Paris: [publisher not identified], 1962
913.926 DAM e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Tentang hal nama Airlangga. Apabila sekarang di Surabaja, Djawa Timur telah berdiri sebuah Perguruan Tinggi jang bernamama Univereitas Airlangga, sekalipun pemberian nama ini tidak berhubungan dengan keluarga Sedjarah Airlangga, tetapi dapat dijelaskan bahwa nama Airlangga sebagai penguasa di abad XI dipulau Djawa bagian Timur tidak dapat dilupakan djasa djasanja oleh orang-orang dari generasi abad ini, jang paling sedikit telah memperlihatkan djasa-djasa sebagai radja dan manusia. Suatu keadaan yang sukar untuk didjelaskan dan mendapat gambaran yang pasti tentang keadaan masjarakat pada waktu itu jang bersitat istana sentris, dimana seorang radja seperti Airlangga telah mentjurahkan darmabaktinja sebagai radja untuk kepentingan dan kemakmuran rakjatnja. Tentu djuga merupakan suatu hal jang tidak mudah untuk membuktikannja setjara ilmu pengetahuan kearah itu jang lebih pasti disebabkan sedikitnja bahan-bahan sebagai alat bantu. Meskipun demikian dari bahan jang sedikit itu dapatlah dibuat suatu pangkal pemikiran antuk mengetalmi suluk beluk kehidupan Airlangga sebagai radja tak bertindak sewenang-wenang, malahan sebaliknya seperti terbukti dari prasasti-prasasti yang telah dikeluarkanja. Dari prasasti-prasasti tersebut djelas bahwa Airlangga sebagai radja tidak pernah melupakan djasa-djasa rakjatnja atau yang jang telah membantu perdjuanannja semasa sebelum ia mendjadi radja."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1961
S12006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Hardiati
Jakarta: Museum Nasional, 2005
726.1 END c;726.1 END c (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sedyawati, 1938-
"Bidang ilmu dan penelitian yang kini disajikan hasilnya ini adalah Sejarah Kesenian, khususnya sebagai pencabangan dari Arkeologi. Dalam hah ini Sejarah kesenian dipandang sebagai satu bagian dari Sejarah Kebudayaan. Bahwa tujuan Arkeologi adalah antara lain penyusunan kebudayaan dinyataka.n misalnya oleh Binford (1972:80-89); sedang tujuan-tujuan lan yang dikemukakannyn adalah merekontruksi cara-cara hidup manusia mane I.nlu dan meng_r:, tml arkn.n proses budaya. Sejarah Kesenian yang merupakan pencabangan dari arkeologi ini dibina-ulang atas dasar dari Arkeologi ini dibina-ulang atas dasar data artefak yang ditunjang oleh data dari sumber tertulis, yang kesemuanya itu dihasilkan oleh manusia yang_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
D1588
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Bayu Adji, 1980-
"History of Singasari Kingdom."
Yogyakarta: Araska, 2013
959.8 KRI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jarot Arisona Aji Pambudi
"ABSTRAK
Setiap bagian candi. (kaki, badan,serta atap) umumnya terdiri dari perbingkain bawah, dinding,perbingkaian atas. Perbingkaian yang terdapat pada.candi-candi di Jawa Timur, mempunyai jumlah bingkai lebih banyak dibanding dengan perbingkaian candi.di Jawa Tengah.Candi pendharmaan di Jawa Timur yang jelas mempunyai batas waktu adalah candi masa Singosari .Pengamatan perbingkaian candi masa Singosari melalui perbandingan bentuk dan ukuran, belum pernah dilakukan. Berdasarkan alasan tersebut, dilakukan pengamatan dengan tujuan untuk memperlihatkan pola dan gaya candi masa Singosari. Tahapan kerja yang digunakan adalah memilahkan tiap bagian candi dan bagian tersebut dipilahkan lagi berdasarkan perbingkainya. Kemudian diuraikan berdasarkan bentuk dan ukuran , mulai dari candi yang paling tua. Selanjutnya, tiap perbingkaian dan bagian candi dibandingkan dari empat candi yang dijadikan sampel ( Kidal, Jago, Jawi, dan Singosari). Hasil yang diperoleh dari pengamatan perbingkaian adalah candi yang paling tua mempunyai pola yang lebih teratur dan mempunyai gaya yang lebih sederhana. Dengan demikian terdapat perbedaan kronologi jika dibanding dengan data sejarah, terhadap candi masa Singosari.

"
1986
S11563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ufi Saraswasi
"Candi di dalam Sejarah Kesenian Indonesia, dikenal sebagai istilah generik untuk menamakan golongan bangunan. Candi merupakan salah satu peninggalan Indonesia kuno, khususnya dari masa Hindu dan Budha yang mempunyai fungsi keagamaan. Pada dinding Candi adakalanya terdapat bidang hias berisi pahatan timbul, yang lazim dikenal dengan istilah relief. Relief dapat dibedakan atas relief cerita (naratif) dan relief penghias bidang. Relief cerita sebagian besar didasarkan atas naskah-naskah agama, wiracarita dan sebagainya, sedangkan relief penghias bidang adalah relief yang merupakan hiasan belaka, misalnya berupa roset atau apsara, dan relief berupa pemandangan yang melukiskan keindahan alam (Satan, 1987:288). Berdasarkan motifnya, relief dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu : (1) motif geometris, (2) motif manusia dan bagiar-bagian tubuh manusia (3) motif flora, (4) motif fauna, (5) dan lain-lain (Satan, 1987:289). Penampilan gaya relief selama ini dibedakan oleh para ahli dalam dua gaya, yaitu relief gaya Jawa Tengah, yang berkembang pada abad VIII -X M dan relief gaya Jawa Timur, yang berkembang pada abad XI-XV M. Penggunaan istilah gaya untuk seni pahatan relief sebenarnya berawal dari suatu kebiasaan penyebutan gaya seni untuk bangunan Candi. Pengelompokan gaya seni Candi atas dasar aspek wilayah, selanjutnya diajukan suatu keberatan oleh Harlan. Santiko pada saat "Pidato Pengukuhan Guru Besar Sastra Universitas Indonesia". Dinyatakan oleh Santiko, bahwa penamaan gaya seni berdasarkan aspek wilayah merupakan suatu hal yang kurang tepat, karena seringkali menimbulkan kerancuan. Santiko, mengusulkan penamaan gaya seni Candi berdasarkan aspek zaman atau periode, misalnya Candi gaya Mataram Kuno (abad VIII-X M), Candi gaya Singasari (abad XII-XIV M), dan Candi gaya Majapahit (abad XIII - XV M) (Santiko, 1995:4), Candi gaya Mataram Kuno ditandai dengan pahatan relief motif geometris, motif flora, motif fauna. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Djafar
"Salah satu persoalan sejarah kuna Indonesia yang sangat sulit dan belum banyak terungkap dengan jelas ialah mengenai Ken Arok. Yang menjadikan persoalan Ken Arok ini sebagai suatu persoalan sejarah yang sulit belum terungkap dengan jelas ialah disebabkan karena terbatasnya jumlah sumber-sumber Ken Arok timbul berbagai pihak berbagai penafsiran dan pendapat yang saling bertentangan. Pada garis besarnya sumber-sumber sejarah tentang Ken Arok, Yaitu sumber-sumber yang menyebutkan atau memberikan keterangan tentang Ken Arok, dapat kami bagi menjadi dua golonganyaitu: 1. sumber-sumber yang berupa karya sastra. 2.sumber-sumber berupa prasasti (pracasti)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1967
S11870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejarah Majapahit dimulai dengan jatuhnya kerajaan Singhasari dan kembalinya (untuk sementara) kekuasaan politik di Jawa ketangan keluarga raja-raja Kediri, setelah hampir tiga perempat abad lamanya beralih ketangan keluarga raja-raja yang berkedudukan di Singhasari. Akan tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama, sebab dengan direbutnya kekuasaan Kediri, itu oleh Raden Wijaya yang pada hakekatnya keturunan Singsari, kekuasaan Kediri dapat dipatahkankembali. Dengan dipatahkannya kekuasaan keluarga raja-raja kKediri itu untuk selam-lamanya, tahta kerajaan Jawa pun jatuh ketangan Raden Wijaya sepenuhnya. akan tetapi tradisi tidak pernah mengagap Raden Wijaya/Krtarajaan sebagai pendiri dari suatu Dinasti baru, demikian pula kerajaan Majapapahit selalu dirasakan sebagai lanjutan dari kerajaan Singhasari. Dari tradisi pula kita mengetahuai bahwa pendiri dinasti dan kerajaan Singhasari adalah Rajasa, salah satu tokoh yang sejak munculnya karangan-karangan Prof. Dr. C.C Berg disangsikan adanya. Disusunnya skripsi ini untuk mencari kenyataan sejarah terhadap tokoh tersebut dan hubungannya dengan raja Kratarasajayawarddhana, pendiri kerajaan Majapahit."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1960
S11330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windyasti Sulistyo
"Masa Singhasari-Majapahit yang berlangsung dari abad ke-13--15 M, meninggalkan bangunan-bangunan suci dengan bentuk dan arsitektur yang beragam. Selain itu, pada tiap-tiap percandian yang didirikan pada masa tersebut juga memiliki penataan yang berbeda-beda. Hal itulah yang melatari penelitian tentang penataan percandian Hindu pada masa Singhasari-Majapahit, dengan melihat pola penataan dart komponen bangunan candi induk, candi (bangunan) perwara, pagar keliling, gapura pintu masuk, serta bangunan lain yang mungkin saling berbeda pada setiap percandian. Selain itu mencari hubungan kelanjutan dalam pendirian bangunan suci dari Masa Singhasari-Majapahit dengan masa sebelumnya (masa klasik tua).
Penelitian berkisar masalah deskripsi dari komponen bangunan, mengenai ukuran, arah hadap, keletakan. Percandian yang dijadikan ruang lingkup penelitian adalah Candi Kidal, Candi Singasari, Candi Jawi, Candi Panataran, Candi Sumberjati, Candi Bangkal, dan Candi Tegawangi. Untuk mengetahui bentuk penataan tiap percandian, dilakukan dengan melihat bentuk tiap komponen bangunan, dan mencari tabu ukuran, arah hadap, jarak antar komponen bangunan. Jika semua data tersebut diketahui, diperbandingkan setiap komponen bangunan candi yang ada dan dicari tabu apakah terdapat hubungan kelanjutan dengan masa sebelumnya.
Hasil penelitan yang dicapai menunjukkan bahwa pada percandian masa Majapahit-Singhasari masih menunjukkan adanya kesinambungan bentuk penataan dengan masa sebelumnya. Hal ini terlihat dengan adanya penggunaan bangunan perwara, walaupun beberapa percandian memiliki bentuk yang bebeda, namun hal tersebut dapat dimaklumi karena adanya perbedaan pandangan dari masyarakat pendukung pada saat itu, juga selisih waktu yang ada sangat jauh, Selain itu, hubungan kelanjutan antar masa Singhasari-Majapahit dengan masa sebelumnya terlihat dengan penggunaan unsur agama yang masih banyak dianut pada masa itu, yaitu Hindu dan Buddha. Hubungan kelanjutan penataan percandian juga terlihat dengan masih digunakannya bangunan perwara sebagai banguna pendamping dari candi induk, Selain itu, sangat mungkin juga bahwa candi perwara tersebut juga digunakan sebagai tempat menaruh dan menyimpan alat-alat upacara keagamaan, selain juga sebagai tempat pelaksanaan upacara keagamaan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library