Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teuku Muhammad Firza
"Firewall dalam pesawat sangat diperlukan guna mencegah kebocoran api dari mesin. Salah satu jenis material yang biasanya digunakan untuk firewall pesawat adalah komposit berbentuk sandwich panel. Penelitian ini ingin mengembangkan proses penyusunan lembaran komposit SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304 untuk menciptakan komposit sandwich yang ringan dan sesuai untuk aplikasi khusus, yaitu firewall sebagai komponen tahan api. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan carbon fiber terhadap sifat mampu bentuk dan sifat tahan api lembaran komposit SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304. Komposit sandwich dibuat melalui metode adhesive bonding dan hydraulic pressing. Pengukuran sifat mampu bentuk meliputi pengujian simulatif (stretching, hole expansion, dan stretch-bend) dan pengujian non-simulatif (pengujian tarik uniaksial). Sifat tahan api diukur melalui pengujian flammability. Pengunaan serat karbon pada lembaran komposit SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304 menaikkan nilai LDH 3 dari 6 menjadi 9,8, tetapi sedikit menurunkan LDH 1 dan LDH 2 dari 2,7 dan 3 menjadi 2,1 dan 2,2 yang disebabkan interface antara serat karbon dengan face kurang baik pada pengujian stretching. Serat karbon meningkatkan nilai HER secara signifikan dari 3,8% menjadi 12,18% dikarenakan serat karbon memiliki sifat modulus elastisitas yang tinggi membuatnya lebih kaku dan tahan terhadap deformasi tanpa retak di sekitar lubang pada pengujian hole expansion. Pemilihan material face, adhesive, dan filler yang cocok menjadi penting agar mechanical constraint pada komposit sandwich dapat dihindari.

Firewalls in aircraft are needed to prevent fire leakage from the engine. One type of material that is usually used for aircraft firewalls is a composite in the form of a sandwich panel. This research wants to develop the process of preparing SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304 composite sheets to create lightweight sandwich composites suitable for special applications, namely firewalls as fireproof components. The purpose of this research is to determine the effect of using carbon fiber on the formability and fire resistance properties of SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304 composite sheets. Sandwich composites are made through adhesive bonding and hydraulic pressing methods. The formability measurements include simulative testing (stretching, hole expansion, and stretch-bend) and non-simulative testing (uniaxial tensile testing). Flame retardant properties were measured through flammability testing. The use of carbon fiber in SS 304/SS 304 wire mesh/SS 304 composite sheets increased the LDH 3 value from 6 to 9.8, but slightly decreased LDH 1 and LDH 2 from 2.7 and 3 to 2.1 and 2.2 due to the poor interface between the carbon fiber and the face in the stretching test. Carbon fiber increased the HER value significantly from 3.8% to 12.18% because carbon fiber has high elastic modulus properties making it more rigid and resistant to deformation without cracking around the hole in the hole expansion test. The selection of suitable face material, adhesive, and filler is important so that mechanical constraints on sandwich composites can be avoided."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyad Syach
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan filler sabut kelapa terhadap sifat mampu bentuk pada lembaran komposit sandwich SS 304/SS 304 Wire Mesh/SS 304 untuk komponen otomotif berbobot ringan. Tujuannya untuk menganalisis kemampuan bentuk dari lembaran komposit ketika terdapat tambahan sabut kelapa sebagai fillernya. Uji eksperimental yang dilakukan untuk menganalisis sifat mampu bentuk dengan uji kemampuan regang (stretchability), uji perluasan lubang (hole expansion), dan uji peregangan dan pembengkokkan (stretch bend). Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen komposit sandwich SS 304/SS 304 Wire Mesh/SS 304 yang diberi tambahan filler sabut kelapa memberikan peningkatan nilai sifat mampu bentuk pada spesimen berdasarkan pengujian stretching dan hole expansion namun mengalami penurunan sifat mampu bentuk pada pengujian stretch bend. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai LDH dan Hole Expansion Ratio karena pengaruh interface pada sandwich yang menjadi lebih baik dalam menerima beban sehingga memperoleh nilai lebih maksimal. Sedangkan penurunan nilai bend ratio karena bertambahnya ketebalan spesimen yang menurunkan nilai sifat mampu bentuknya. Dipelajari pula proses fabrikasi dari sandwich dan sensitivitas tepi potong material berdasarkan proses pembentukan logam hole expansion dan stretch bend. Secara umum lembaran komposit sandwich SS 304/SS 304 Wire Mesh/SS 304 dengan filler sabut kelapa menunjukkan peningkatkan nilai mampu bentuk yang baik.

This study investigates the impact of coconut fiber filler on the formability properties of SS 304/SS 304 Wire Mesh/SS 304 composite sandwich sheets used for lightweight automotive components. The objective is to analyze the formability of composite sheets when coconut fiber is added as a filler. Experimental tests, including stretchability, hole expansion, and stretch bend tests, were conducted to evaluate formability properties. The findings reveal that the SS 304/SS 304 Wire Mesh/SS 304 composite sandwich specimens with added coconut fiber filler exhibit improved formability, as indicated by higher values in stretching and hole expansion tests. This improvement is attributed to the enhanced interface of the sandwich structure, which distributes loads more evenly, resulting in increased Limiting Dome Height (LDH) and Hole Expansion Ratio (HER). However, a reduction in formability is observed in the stretch bend test due to increased specimen thickness, leading to a lower bend ratio. Additionally, the study explores the fabrication process of the sandwich composite and the edge sensitivity of the material under hole expansion and stretch bend metal forming processes. Overall, SS 304/SS 304 Wire Mesh/SS 304 composite sandwich sheets with coconut fiber filler demonstrate superior formability for lightweight automotive applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathanael Basana Hisar
"Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik kemampuan bentuk kawat jaring baja SS 304 dengan variabel ukuran mesh 5, 6, dan 8. Tujuannya adalah untuk menilai kesesuaian lembaran kawat jaring dengan bobot yang ringan terhadap logam lembaran monolitik material SS 304. Uji eksperimental dilakukan untuk menganalisis sifat tarik, kemampuan regang (stretchability), dan kemampuan penarikan dalam  (deep drawability) dari lembaran kawat jaring. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa spesimen kawat jaring SS 304 tanpa perlakuan panas menunjukkan perilaku getas dengan elongasi minimal. Namun, perlakuan anil pada suhu 1050oC selama 30 menit secara signifikan meningkatkan keuletan dan mampu regang lembaran kawat jaring tetapi menurunkan kekuatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai regangan pada saat putus (ε) dan koefisien pengerasan regangan (n-value), serta penurunan nilai koefisien kekuatan (K-value). Dipelajari pula perbandingan perilaku mampu bentuk lembaran kawat jaring dan lembaran logam monolitik dengan komposisi yang identik. Secara umum lembaran kawat jaring menunjukkan sifat tarik, perilaku regangan, dan penarikan dalam yang berbeda dibandingkan lembaran monolitik. Perbedaan ini dapat dijelaskan dengan adanya area terbuka dan variasi ketebalan pada struktur kawat jaring. Sifat mampu bentuk lembaran kawat jaring meningkat dengan menurunnya persentase area terbuka.

This study aimed to evaluate the formability characteristics of SS 304 wire mesh with mesh sizes 5, 6, and 8, which will be used for the development of automotive components. The aim is to assess the suitability of a lightweight wire mesh sheet in relation to the monolithic sheet metal of SS 304 material. Experimental tests were conducted to analyze the tensile properties, stretchability, and deep drawability of the wire mesh sheets. The results showed that non-annealed SS 304 wire exhibited brittle behavior with minimal elongation. However, annealing treatment at a temperature of 1050°C for 30 minutes significantly improved the ductility and stretchability of the wire mesh sheets while reducing their strength. This can be observed from the increased elongation at fracture (ε) and strain hardening exponent (n value), as well as the decreased strength coefficient (K value). Comparisons were made between the formability behavior of wire mesh sheets and monolithic sheet metals with identical compositions. Overall, the wire mesh sheets displayed different tensile properties, stretching behavior, and deep drawing characteristics compared to monolithic sheets. These differences can be attributed to the presence of open areas and variations in thickness within the wire mesh structure. The formability of the wire mesh sheets improved with a decrease in the percentage of open area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sulthana Oktrafansyah
"Dengan kemajuan teknologi saat ini, perkembangan peralatan yang digunakan manusia dari segi informasi, komunikasi, produksi, transportasi, dan hiburan semakin pesat. Namun, sebagian besar peralatan ini menghasilkan suara yang tidak diinginkan, menyebabkan gangguan. Untuk mengatasi masalah ini, telah dikembangkan berbagai jenis bahan peredam suara. Meskipun kemajuan ini memberikan manfaat besar dalam meningkatkan efisiensi dan kenyamanan penggunaannya, tetapi juga memunculkan masalah baru terkait gangguan yang tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan lembaran sandwich menggunakan SS Wire Mesh 8 sebagai inti dan SS 304 sebagai lapisan muka, dengan variasi filler glasswool dan rockwool untuk meningkatkan sifat mampu bentuk dan penyerapan suara. Evaluasi eksperimental dilakukan, termasuk pengujian regangan, perluasan lubang, regangan-bend, dan uji transmisi suara, untuk mengevaluasi sifat mampu bentuk komposit dan kemampuan peredam suaranya. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan Batas Tinggi Kubah (LDH) sebesar 20,51% dan 8,46% dengan penggunaan filler rockwool dan glasswool, yang mengindikasikan peningkatan kemampuan regangan dari 3,90 mm menjadi 4,70 mm dan 4,23 mm, masing-masing. Rasio Ekspansi Lubang (HER) juga menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 10,6% dan 19,6% untuk sampel dengan filler, dari 3,8%, karena pengaruh filler terhadap sifat penyerapan energi dan distribusi beban pada komposit sandwich. Namun, pengujian rentang tekuk menunjukkan bahwa peningkatan ketebalan sampel dengan filler menghasilkan Rasio Tekuk yang lebih rendah. Hasil pengujian pada sampel komponen peredam suara menunjukkan bahwa komposit sandwich dengan filler mampu menyerap suara lebih baik dibandingkan yang tanpa filler, dengan nilai kehilangan transmisi (TL) pada sampel filler glasswool dan rockwool masing-masing mencapai 4,41 dB dan 4,37 dB.

The rapid advancement of technology has led to the increased development of tools across various sectors including information, communication, production, transportation, and entertainment. However, many of these tools generate unwanted noise, causing disturbances. To mitigate this issue, various sound-absorbing materials have been developed. While these technological advancements have significantly enhanced human efficiency and comfort, they have also introduced challenges related to unwanted disturbances. This study focuses on the development of sandwich sheets using SS Wire Mesh 8 as the core and SS 304 as the face, incorporating variations of glasswool and rockwool fillers to improve sound formation and absorption properties. Experimental evaluations included stretching, hole expansion, stretch-bend, and sound transmission tests were conducted to evaluate the formability and sound-damping characteristics of the composite. The findings revealed an increase in the Limiting Dome Height (LDH) by 20.51% and 8.46% with rockwool and glasswool fillers, respectively, indicating enhanced strain capacity from 3.90 mm to 4.70 mm and 4.23 mm, respectively. The Hole Expansion Ratio (HER) exhibited a notable increase of 10.6% and 19.6% for samples with fillers, compared to 3.8% without fillers, demonstrating the fillers' impact on energy absorption and load distribution in the sandwich composite. However, the stretch-bend tests indicated that increased sample thickness with fillers resulted in a lower Bend Ratio. Sound absorption tests on the composite samples for sound-damping components indicated superior performance of sandwich composites with fillers compared to those without fillers, achieving transmission loss (TL) values of 4.41 dB and 4.37 dB for glasswool and rockwool fillers, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiles
"ABSTRAK
SS 304 adalah material yang saat ini banyak digunakan sebagai pipeline
dan juga material coloumm vessel. Namun, pada pengaplikasiannya material ini
banyak mengalami kegagalan SCC dalam lingkungan NaCl.Pengaruh tegangan
terhadap kerentanan korosi retak tegang SS 304 dalam Lingkungan NaCl
dilakukan dengan metode bent beam dengan variasi tegangan 30%, 40%, dan 50%
dari tegangan luluh ( yield stress ). Pengujian dilakukan dengan salt spray selama
4 minggu dan dilakukan dye penetrant test untuk melihat keberadaan retak.
Pengamatan mikrostruktur dilakukan untuk verifikasi hasil pengujian dye
penetrant test. Perilaku korosi diamati melalui polarisasi linear dan metode weight
loss. Retak tidak terjadi pada setiap aplikasi tegangan. Namun, kerentanan
terhadap korosi retak tegang ditentukan dengan densitas pitting pada setiap
tegangan aplikasi. Semakin besar tegangan aplikasi maka densitas pitting akan
semakin meningkat dan kerentanan terhadap korosi retak tegang juga semakin
meningkat. Korosi yang terjadi pada SS 304 adalah pitting corrosion yang
ditandai dengan hasil polarisasi linear dan weight loss yang laju korosinya sangat
kecil.Pengamatan struktur mikro menunjukkan terdapatnya pitting pada setiap
tegangan aplikasi.

ABSTRACT
SS 304 is material that mostly used as pipeline and coloumn vessel. This
material mostly failed because SCC when it is aplicated in NaCl environment.
Effect of applied stress on stress corrosion cracking susceptibility can be
examined with two point loaded bent beam method with variation of applied
stress are 30%, 40%, and 50% of yield stress. Sample is examined in salt spray for
4 weeks and dye penetrant test is done to see existance of retak. Beside that,
microstructure examination is done to verificate the result of dye penetrant test.
Corrosion behavior can be observed with linear polarisation and weight loss
method.Based on examination result, crack is absence in each applied stress.
Susceptibility of stress corrosion cracking can be determined with density of
pitting. Pit morfology show high density when SS 304 subject to high applied
stress. Type of corrosion in SS 304 is pitting corrosion. Linear polarisation and
weight loss show low corrosion rate. Microstructure observation show existence
of pitting in each applied stress."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42185
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library