Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Anwar Luqman Hakim
"Dilatarbelakangi maraknya radikalisme di dalam maupun di luar negeri, penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ada tidaknya WNI di Qatar yang terpapar radikalisme, untuk mengetahui tingkat keterpaparan WNI di Qatar terhadap radikalisme, dan untuk mengetahui variabel apa saja yang memiliki hubungan dengan keterpaparan WNI di Qatar terhadap radikalisme. Metode penelitian ini kuantitatif. Populasi adalah WNI yang tinggal di negeri Qatar. Jumlah sampel 132 orang, dan teknik sampling adalah incidental sampling. Teknik pengumpulan data primerĀ melalui survei dengan instrumen penelitian menggunakan alat ukur Religious Radicalism Scale (ReadS) yang diformulasikan oleh Sukabdi (2022) yang dihubungan dengan tujuh karakteristik demografi, yakni jenis kelamin, usia, agama, pendidikan, lama tinggal di Qatar, organisasi yang diikuti, dan tingkat pendapatan. Teknik analisis menggunakan analisis frekuensi, analisis tabulasi silang (cross-tabulation), analisis jalur (path coefficient), analisis cross-loading, analisis independent sample t test, dan analisis korelasi Spearman (Rank-Spearman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden terbukti terpapar radikalisme agama; tingkat keterpaparan radikalisme bervariasi. Ketujuh variabel demografi memiliki hubungan dengan tingkat radikalisme.
Against the backdrop of rampant radicalism at home and abroad, this study aims to determine whether there are Indonesian citizens in Qatar who are exposed to radicalism, to determine the level of exposure of Indonesian citizens in Qatar to radicalism, and to find out what variables are related to the exposure of Indonesian citizens in Qatar to radicalism. This research method is quantitative. The population is Indonesian citizens living in the country of Qatar. The number of samples is 132 people, and the sampling technique is incidental sampling. The primary data collection technique is through surveys with research instruments utilizing the Religious Radicalism Scale (ReadS) measuring instrument formulated by Sukabdi (2022), which is related to seven demographic characteristics, namely gender, age, religion, education, length of stay in Qatar, the organization joined, and level of income. The analysis technique uses frequency analysis, cross-tabulation analysis, path coefficient analysis, cross-loading analysis, independent sample t test analysis, and Spearman correlation (Rank-Spearman) analysis. The results showed that the majority of respondents were exposed to religious radicalism; levels of exposure to radicalism vary. The seven demographic variables have a relationship with the level of radicalism."
Depok: Sekolah Kajian dan Stratejik Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Anns
"Sejak Islamisasi Pakistan oleh Jenderal Zia-ul-Haq, radikalisme di kalangan masyarakat Pakistan khususnya pelajar semakin meningkat. Saat ini, pelajar Pakistan pindah ke Indonesia untuk melanjutkan studi lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pelajar Pakistan di Indonesia yang terpapar radikalisme, seberapa besar paparan yang mereka alami, dan variabel apa saja yang terkait dengan paparan tersebut serta bagaimana perubahan perilaku mereka selama tinggal di Indonesia. Mix metode dengan desain sekuensial eksplanatori diikuti, penelitian kuantitatif dilanjutkan dengan penelitian kualitatif. Untuk mengumpulkan data kuantitatif pelajar Pakistan yang tinggal di Indonesia setidaknya selama satu tahun, teknik purposive sampling dipilih, dan tujuh puluh tiga responden diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Untuk data kualitatif dilakukan wawancara mendalam terhadap responden. Alat ukur Radikalisme Agama (ReadS) dibuat Sukabdi (2022) digunakan untuk mengetahui tingkat radikalisme. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa mayoritas responden tidak terpapar radikalisme agama. Nilai-nilai Pancasila, kerukunan antar umat Islam, dan perilaku ulama Indonesia menginspirasi mahasiswa Pakistan untuk mengubah perilaku radikalnya. Hanya satu variabel, yaitu "jenis organisasi", yang melakukan; paparan tingkat radikalisme
Since the Islamization of Pakistan by General Zia-ul-Haq, radicalism among the Pakistanis especially the students has increased. Now a days, Pakistani students are moving to Indonesia to pursue higher studies. The purpose of this study is to investigate whether or not there are Pakistani students in Indonesia who are exposed to radicalism, how much of an exposure they have, and what variables are associated with that exposure and how they changed their behaviour while living in Indonesia. Mix method research approach with explanatory sequential design was followed in which the quantitative research followed by qualitative research. To collect quantitative data Pakistani students who are residing in Indonesia for at least one year, purposive sampling techniques was opted, and seventy-three respondents were invited to participate in this study. For qualitative data, in depth interviews were conducted with respondents. Religious Radicalism Scale (ReadS) measuring instrument by Sukabdi (2022) used to find the level of radicalism. The study conclude that, majority of the respondents were not exposed to religious radicalism. Values of Pancasila, harmony among Muslims groups, and Indonesian Ulema behaviour impressed Pakistani students to change their radical behaviour. Only one variable, which is "type of organization," does; exposure to level of radicalism."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nurul Farida
"Perempuan merupakan kelompok yang rentan terpapar radikalisme. Keterlibatan perempuan dalam radikalisme meningkat, perempuan tidak sekedar sebagai pendukung tapi juga sebagai pelaku terorisme. DKI Jakarta merupakan provinsi yang memiliki dimensi target tinggi. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat radikalisme pada perempuan anggota organisasi masyarakat di provinsi DKI Jakarta serta untuk melihat ada tidaknya hubungan antara tingkat radikalisme dengan rentang usia, tingkat pendidikan, jenis sekolah dan jenis organisasi.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan metode purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner. Tingkat radikalisme diukur menggunakan alat bernama Religious Radicalism Scale (ReadS). Alat ukur ReadS memiliki enam indikator radikalisme. Penelitian dilakukan kepada perempuan anggota ormas yang berusia lebih dari 18 tahun yang tinggal di wilayah DKI Jakarta. Responden penelitian ini sebanyak 190 orang. Data dianalisis dengan metode regresi logistik dimana tingkat radikalisme adalah data dikotom (radikal-tidak radikal)
Hasil penelitian menunjukkan tingkat radikalisme responden sebagai berikut 99% responden tidak radikal, dan 1% responden radikal. Penelitian menyimpulkan antara rentang usia, tingkat pendidikan, jenis sekolah dan jenis organisasi dengan berpengaruh terhadap tingkat radikalisme. Penelitian menemukan bahwa potensi radikalisme terdapat pada 1) rentang usia generasi Z dan baby boomer, 2) responden yang berpendidikan S1, 3) sekolah non keagamaan dan 4) organisasi non keagamaan
Women are a group that is vulnerable to radicalism. Women's involvement in radicalism is increasing, women are not only supporters but also as perpetrators of terrorism. DKI Jakarta is a province that has high target dimensions. This study aims to determine the level of radicalism in women members of mass organizations in DKI Jakarta and o influence the age range, level of education, type of school and type of organization on the level of radicalism.This study used a quantitative method with a purposive sampling method. Data collection is done by questionnaire. The level of radicalism is measured using a tool called the Religious Radicalism Scale (ReadS). The ReadS measurement tool has six indicators of radicalism. The research was conducted on female members of mass organizations over the age of 18 who live in the DKI Jakarta area. The respondents of this study were 190 people. Data were analyzed using logistic regression method where the level of radicalism is dichotomous data (radical-not radical).The results showed the level of radicalism of the respondents as follows: 99% of respondents were not radical, and 1% of respondents were radical. The research concluded that the age range, education level, type of school and type of organization had an effect on the level of radicalism. Research finds that the potential for radicalism is found in 1) the age range of generation Z and baby boomers, 2) respondents with an undergraduate degree, 3) non-religious schools and 4) non-religious organizations"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library