Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
United States: Quark, 1996
005.4 QUA g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Maulana Yunefi
"ABSTRACT
Kami mempelajari pengaruh dari gravitasi Rastall dalam kesetimbangan dan kestabilan bintang quark yang diselidiki melalui solusi numerik dari persamaan kesetimbangan hidrostatik dan persamaan osilasi radial. Materi quark dalam bintang quark dijelaskan oleh persamaan keadaan MIT Bag dan CIDDM. Kami menemukan bahwa massa maksimumdan massa nilai eigen nol ditemukan pada densitas energi pusat yang berbeda. Kami menunjukkan bahwa dengan seiring meningkatnya, massa maksimum akan semakin menjauhi massa nilai eigen nol. Hasil ini juga cukup penting dalam menganalisis kestabilan objek bintang yang lain seperti bintang neutron, bintang boson dan lain-lain dalam konteks gravitasi Rastall.

ABSTRACT
We study the influence of Rastall Gravity in the equilibrium and stability of quark stars is investigated through the numerical solution of the hydrostatic equilibrium equation and the radial oscillation equation. Quark matter inside the quark stars is described by the MIT Bag and CIDDM model equation of state. We found that the maximum mass value and the zero eigenvalue mass are found at the different central energy density. We show that as the increases, the maximum mass will be further away from the zero eigenvalue mass. These results are also quite important to analyze the stability of other stellar objects such as neutron stars, boson stars in the context of Rastall Gravity."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrias Fajarudin
"Dibangun Sebuah lagrangian untuk menyatukan interaksi elektromagnetik dan dinamika fluida. Lagrangian ini memiliki simetri terhadap transformasi gauge lokal U(1)FD ⊗U(1)G dan G(n)FD ⊗G(n)G. Dari lagrangian ini kita akan menurunkan seluruh persamaan gerak untuk seluruh medan dan rapat energi sistem magnetofluida yang akan diaplikasikan untuk plasma quark-gluon."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S28969
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eunike Fera
"Telah dibangun Lagrangian baru serta dilakukan perhitungan analitik tensor energi-momentum untuk fluida QCD yang mengandung suku viskositas. Suku viskositas ini dibuat dengan asumsi bahwa persamaan gerak yang diperoleh mereproduksi persamaan gerak hidrodinamika relativistik. Suku viskositas mengakibatkan perusakan simetri fluida QCD. Memakai Lagrangian yang telah dibangun, dihitung distribusi jumlah partikel memakai teori kinetik dan resolusi Cooper- Frye. Ditunjukkan bahwa distribusi jumlah partikel memiliki kontur yang samamdengan hasil perhitungan sebelumnya memakai persamaan gerak hidrodinamika relativistik.

A new Lagrangian and energy momentum tensor for fluid QCD with viscous term have been developed and calculated analytically. The viscous term has been constructed assuming that the generated equation of motion should reproduce the known relativistic hydrodynamics. The viscous term induces symmetry breaking of fluid QCD. Using the Lagrangian, the particle number distribution has been calculated using kinetic theory and Cooper-Frye prescription. It is shown that the distribution has the same contour as previous results calculated using the equation of motion of relativistic hydrodynamics."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1512
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi
"Pada tahun 1964, Gellman dan Zweig mengajukan hipotesis bahwa proton, neutron, dan hadron lainnya tersusun dari partikel elementer yang disebut quark. Setelah itu, Bodmer, Terazawa dan Witten mengajukan gagasan ten- tang adanya quark strange pada bintang kompak yang menyebabkan energi ikat quark up, down, strange lebih rendah dibandingkan energi ikat nuklir. Model yang mudah digunakan untuk mempelajari bintang quark yaitu dengan model bag MIT. Ukuran bag direpresentasikan oleh konstanta bag, B, dimana massa quark konstan. Pada temperatur T = 0, maka fraksi quark up konstan, sekitar 33%, sedangkan fraksi quark down turun diikuti fraksi quark strange yang naik. Fraksi quark up pada T ̸= 0, tanpa penangkapan neutrino, sekitar 33%, namun pada T ̸= 0, dengan penangkapan neutrino, fraksi quark up naik menjadi 42%. Massa bintang akan meningkat ketika nilai B turun.

In 1964, Gellman and Zweig proposed their hypothesis about the proton, the neutron, and all the other hadrons composed by elementary particle which were called quark. Afterwards, Bodmer, Terazawa and Witten proposed idea about strange quark in compact stars which binding energy of up, down, strange quark lower than nuclear. A simple model to learn quark stars is the MIT bag model. The size of the bag is represented by the bag constant, B, with mass of quark is constant. Temperature T = 0, the fraction of up quarks is constant, about 33%, the fraction of down quarks decreases followed by the increase of strange quarks fraction. The fraction of up quarks at T ̸= 0, without neutrino trapping about 33%, whereas at T ̸= 0, in case neutrino trapping, the fraction of up quarks increases to 42%. The maximum mass of the stars increases as the value B decrease."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1097
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Ikhsanul Qauli
"Pada skripsi ini, kebergantungan persamaan keadaan materi quark terhadap parameter isospin dikaji secara teoritik. Model materi quark yang digunakan adalah pengembangan dari model CDDM (Confined Density Dependent Mass) dengan menambahkan suku interaksi isospin pada massa quark. Selanjutnya model ini disebut CIDDM (Confined Isospin Density Dependent Mass). Model CIDDM diuji dengan membandingkan relasi massa-radius bintang yang dihasilkan dengan observasi astrofisika dan hasil prediksi tekanan materi quark pada daerah nilai rapat bilangan baryon yang besar berdasarkan perhitungan pQCD. Hasil yang kami dapatkan menunjukkan bahwa model CIDDM tidak bisa menjelaskan hasil perhitungan pQCD pada daerah nilai densitas baryon yang besar tetapi cukup konsisten dengan observasi bintang kompak dengan massa dua kali massa matahari untuk set parameter DI-2500.

In this bachelor thesis, the isospin dependence in quark matter?s equation of state have been studied theoretically. The quark matter model used in this study is an extended version of CDDM model where the isospin term in quark's mass is included. Then this model is called CIDDM (Confined Isospin Density Dependence Mass). CIDDM model has been tested by comparing mass-radius relation which come from astrophysical observation and the equation of state obtained from perturbative QCD (Quantum Chromo Dynamics) calculation. We have found that CIDDM model cannot explain the equation of state from pQCD in large baryon density region but it's maximum mass prediction is quite consistent with the one from compact stars observation. Namely the pulsar's mass is about two times larger than solar mass if we use the parameter set DI-2500.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Tony Ibnu Sumaryada Wijaya Puspita
"Dalam penelitian ini dilakukan justifikasi faktor bentuk elektromagnetik pion berbentuk dipol (pekerjaan T.Das) dan berbentuk single pole dari model VMD (pekerjaan kami) sebagai hasil alamiah yang diperoleh dari model penggambaran Thomas-Fermi terhadap perilaku distribusi lautan pasangan quark-antiquark dalam sistem partikel pion. Model dipol dan faktor bentuk elektromagnetik pion memberi kesesuaian yang cukup baik dengan data eksperimen faktor bentuk elektromagnetik pion dalam daerah spacelike, baik untuk daerah energi rendah maupun tinggi. Bentuk single pole dari model VMD menunjukkan kesesuaian yang sangat baik dengan data eksperimen faktor bentuk elektromagnetik pion dalam daerah spacelike, baik untuk daerah energi rendah maupun tinggi. Kami juga menggunakan model penggambaran Thomas-Fermi untuk menghitung potensial quark-antiquark yang diturunkan dari masing-masing faktor bentuk elektromagnetik tersebut. Karena model dipol hanya mempertimbangkan perilaku statistik saja (untuk limit jumlah kerapatan tak hingga, potensial cenderung mengambil satu harga tertentu konstan) maka hal ini berakibat pada tertentunya harga potensial pada r = 0 fm. Ini tidak cocok dengan model potensial yang ada (model potensial QCD dan UKQCD). Namun model dipol ini dapat kita katakan mampu menghampiri dengan cukup baik bentuk potensial quark-antiquark dalam pion untuk jarak r > 0.2 fm. Potensial yang diturunkan dari model VIVID (mempertimbangkan perilaku statistik dan asimptotik dan potensial untuk limit jumlah kerapatan tak hingga) menunjukkan kesesuaian yang sangat baik terutama dengan model terbaru potensial quark statik untuk hadron ringan dari kolaborasi UKQCD. Kami juga telah menunjukkan bahwa perhitungan potensial quark-antiquark dengan menggunakan model penggambaran klasik Thomas-Fermi tidak dapat memunculkan suku potensial linier yang berhubungan dengan gaya string, hal ini mungkin disebabkan fenomena string tidak dikenal dalam penggambaran klasik."
2001
T5803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nowo Riveli
"Di thesis ini kami menyelidiki mekanisme confinement dari quark, melalui teori lattice dengan medan gauge murni. Secara khusus, kami menjalankan simulasi pada sistem medan gauge SU(2) murni, dimana sifat non-Abeliannya diyakini dapat merepresentasikan kondisi dalam mekanisme confinement. Kami mempelajari perilaku dari energi bebas quark, sebagai fungsi dari temperatur, dan mengharapkan adanya temperatur kritis dimana keadaan confinement berubah menjadi keadaan deconnement. Maka energi bebas ini digunakan sebagai orderparameter untuk transisi fase confinement-deconfinement.
Di awal kami memberikan ringkasan singkat mengenai teori lattice medan gauge, dan algoritma numerik yang dibutuhkan untuk menjalankan simulasi Monte-Carlo. Berikutnya kami memperkenalkan Polyakov loop, sebagai besaran lattice yang dari besaran ini kita dapat mengekstrak energi bebas quark. Sehingga, kami menggunakan Polyakov loop ini sebagai order parameter dalam lattice dalam mempelajari transisi fase. Sebelum menjalankan simulasi, kami memeberi panjelasan mengenai bagaimana membangun lattice untuk sistem dengan temperatur tertentu. Dan akhirnya kami tampilkan hasil simulasi Monte Carlo, yang memberikan kesimpulan bahwa sistem medan gauge SU(2) murni memiliki temperatur kritis dimana deconfinement muncul.

In this thesis we are investigating the mechanism of quark confinement by means of pure lattice gauge theory. In particular, we conduct the simulation in pure SU(2) gauge system, where its non-Abelian properties believed to give a representative insight of the confinement mechanism. We studied the behaviour of quark free energy as a function of temperature, and expecting a critical temperature where confinement state will turn into deconfinement state. Thus the free energy is taken to be the order parameter for confinement-deconfinement phase transition.
At the beginning we give a short review of lattice gauge field theory, and of the numerical algorithms needed for our Monte Carlo simulations. Afterwards we introduce Polyakov loop as the lattice observable where we can extract the physical free energy. Hence, we are using Polyakov loop as the order parameter on the lattice to investigate the phase transition. Before running the simulation, we give the explanation on constructing a finite temperature physics on the lattice. At the end, we present the result of our Monte Carlo result, which give the conclusion that for pure SU(2) gauge theory, there exist a critical finite temperature where deconfinement occur.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Kartini
"Mannarelli dan Tonelli [1], menunjukkan bahwa cahaya dapat membentuk orbit yang stabil. Pada perhitungannya penulis-penulis di [1] menggunakan model Strange Matter
sederhana yaitu MIT-Bag model dengan persamaan keadaan (EoS) spesifik yakni EoS dengan kecepatan suara vs = c. Frekuensi echo dari gelombang gravitasi dapat ditentukan
dari perpotongan antara relasi massa-radius dengan garis photon sphere R = 3GM, = 17kHz dan 27kHz untuk B1=145MeV dan B2 = 185MeV. Hal ini berbeda dengan hasil pengamatan LIGO-VIRGO Interferometer yang memberikan hasil = 72Hz dengan signifikansi 4.2 . Pada thesis ini, penulis mengkaji ulang apa yang dilakukan penulis [1], tetapi dengan model Strange Quark Matter yang lebih realistik yakni menggunakan MITBag dengan vs  c dan model CIDDM (Confined-Isospin-Density-Dependent-Mass). Penulis juga mengkaji impak dari modifikasi gravitasi terhadap frekuensi echo dari gelombang gravitasi. Model modifikasi gravitasi yang digunakan pada penelitian ini adalah PTOV (Tolman-Oppenheimer-Volkof).

Mannarelli and Tonelli [1], shows that light can form a stable orbit. In the calculations the authors [1] use the simple Strange Matter model, the MIT-Bag model with a specific state equation (EoS), EoS with sound speed vs= c. The echo frequency of the gravitational wave can be determined from the intersection of the mass-radius relation with the photon sphere line R = 3GM, = 17kHz and 27kHz for B1 = 145MeV and B2 = 185MeV. This is different from observations of the LIGO-VIRGO Interferometer which gives the results = 72Hz with a significance of 4.2 . In this thesis, the writer reviewed what the writer did, but with a more realistic Strange Quark Matter model using MIT-Bag with vs and the CIDDM (Confined-Isospin-Density-Dependent-Mass) model. The author also examines the impact of gravity modification on the echo frequency of gravitational waves. The modified gravity model used in this study is PTOV (Tolman-Oppenheimer-Volkof)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T55109
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Parya Putri
"Higgs Boson telah ditemukan pada tahun 2012 di Large Hadron Collider LHC. Higgs Boson meluruh secara dominan menjadi partikel bottom anti bottom bb, dari tumbukan proton anti proton menghasilkan sinyal yang sama dengan top anti top tt jets. Dalam peluruhan Higgs Boson, Higgs tersebut masih belum dapat dibedakan dari reaksi latar belakang bb. Penelitian ini akan menyajikan pembelajaran sistematis tentang machine learning ML menggunakan metode neural network untuk membedakan ttH pada peluruhan H --> bb. Penelitian inimenggunakan metode fenomenologi serta simulasi untuk membentuk event, kemudian komputasi sebagai alat untuk seleksi event dan ML. Adapun hasil yang diperoleh adalah diskriminasi yang hanya menghasilkan efisiensi testing sebesar 2.7 sehingga perlu optimasi rekonstruksi top quark yang lebih menyeluruh agar menghasilkan variabel yang lebih kuat untuk didiskriminasi.

Higgs Boson has been discovered in 2012 in the Large Hadron Collider LHC. Higgs Boson decays predominately into bottom bottom particles bb, from proton collisions producing the same anti proton signals as top anti top tt jets with heavy flavor. In the decay of Higgs Boson, the Higgs is still indistinguishable from the background reaction bb. This study will present systematic learning about machine learning ML using the neural network method to distinguish ttH on decay H bb. The methods that were used on this research were phenomenology, simulation to generate event, then computation as tool for event selection and ML. The result obtained were discrimination that only produced testing efficiency 2.7 so it needs more optimization of top quark reconstruction to produce stronger variable to be more discriminated."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>