Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Minarni
"Penelitian bertujuan mengetahui determinan yang berhubungan dengan kepesertaan pria dalam KB di Kota Pagar Alam Propinsi Su.matera Selatan tahun 2009.Penelitian dengan rancangan cross sectional pada 300 orang pria pasangan usia subur dengan istri berumur kurang dari 50 tahun, diambil secara cluster 3 tahap. Data dikumpulkan melalui wawaneara dengan kuesioner. Hasil penelitian mendapatkan persetujuan istri, keterpaparan dengan petugas KB kesehatan dalam 6 bulan terakhir dan dukungsu tokoh masyarakat yang mempunyui hubungan dengan kepesertaan pria dalam KB setelah dlkontrol pendidikan, pengetahuan, sikap, keterjangkauan sarena pelayanan, serta jumlah anak, dan persetujuan istri mempakan fuktor yang paling dominan. Disarankan kepada Badan KBPP Kota Pagar Alam untuk melalrukan advokesi kepada pihak ekskutif dan legislatif untuk penentuan kebijakan dan pendanaan, melakekan keijasama lintas sektor untuk mendapat dukungan sosial dari tokeh masyarakat dan agama serta meningkatkan jumlah dan kualitas petugas lapangan KB untuk pemberdayaan masyarakat serta meningkatan metade promosi melalui media dangan kemasan yang memtrik dan bervariasi.

The objective of this research was to find out the determinant of male contraceptive participation at Pagar Alam, South Surnatera province in 2009. This research used cross sectional design to observed 300 fertile married couples whose wife age was less than 50 years old. The respondents were selected by cluster in 3 phases. Data was collected by interview using questionnaire. This research found that wife's approval was the most dominant factor of male contraceptive participation, besides exposure of family planning official during the last 6 monts and informal leader after adjusted by education, knowledge, attitude to ward family planning; accessibility of family planning service and the number of children. It was suggested to Badan KBPP Pagar Alam to advocate the local government and legislators in term of policy and funds, cooperation between KBPP an inter sectors in order to giving social support to increase quantity and quality of field family planning to empowerment the community and to improve promotion through mass using the various interesting packages."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32369
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Swasti Istika
"For Him Magazine atau lebih populer disingkat dengan FHM adalah salah satu bentuk produk budaya populer di Inggris. FHM adalah rnajalah gaya hidup khusus pria yang pertama kali diterbitkan di Inggris pada tahun 1994. Hingga saat ini FHM telah berhasil menempati posisi majalah gaya hidup khusus pria kedua terbesar di dunia dengan total pembaca setia FHM di seluruh dunia sebanyak 1022.000 terhitung dalam kurun waktu sejak Januari hingga Juni 2004. FHM juga telah beredar di 27 negara di dunia termasuk Amerika Serikat, Afrika Selatan, Rusia, dan Indonesia. Popularitasnya mengalahkan majalah-majalah sejenis yang telah lebih dulu terbit di negara-negara lain, seperti Amerika Serikat. Skripsi ini bertujuan untuk mencari tahu maskulinitas seperti apa yang ingin ditawarkan oleh FHM serta adakah ideologi tertentu di balik maskulinitas tersebut, terutama jika mengingat usaha FHM untuk mengangkat wacana yang kontroversial, seperti seksualitas serta upayanya untuk mencapai berbagai kalangan. Untuk menganalisis, akan digunakan teori representasi, teori semiologi, teori ideologi dan teori maskulinitas. Sumber data yang digunakan adalah For Him Magazine Inggris edisi Juli 2004. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data demi merumuskan kode_kode dominan yang muncul di dalam majalah tersebut yaitu kode romance atau percintaan, kode.fashion, belongings dan beauty, kode entertainments atau hiburan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S14014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darojad Nurjono Agung Nugroho
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola, perbedaan dan determinan sosioekonomi
dan psikologi-orientasi sosial preferensi fertilitas pria kawin usia 15-54
tahun di Indonesia. Data yang digunakan bersumber dari Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dan dianalisi secara analisis deskriptif
dan inferensial dengan menggunakan model logistik biner. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor-faktor pendidikan pria dan pasangan, jenis pekerjaan
pria, indeks kekayaan rumah tangga, preferensi komposisi jenis kelamin anak,
akses media, diskusi KB dan peran istri dalam pengambilan keputusan rumah
tangga memengaruhi preferensi fertilitas pria kawin di Indonesia. Faktor-faktor
penguat mempunyai pengaruh paling kuat terhadap preferensi fertilitas, yaitu
preferensi komposisi jenis kelamin anak dan indeks kekayaan.

ABSTRACT
This research aims to study the socio-economic and psychological-social
orientation patterns, differentials and determinants of fertility preference among
merried men aged 15-54 years in Indonesia. The data used come from the 2012
Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS). The data were analyzed
descriptively and inferentially using a binary logistic model. The results of the
stady show that the education and couple?s education, occupation, index of
household wealth, children?s sex composition preference, media access, discusion
family planning and couple?s autonomy in household decision-making statistically
have significant effects on the ideal number of children among married men aged
15-54 years. The most significant factor is the children?s sex composition
preference, followed by the wealth index., This research aims to study the socio-economic and psychological-social
orientation patterns, differentials and determinants of fertility preference among
merried men aged 15-54 years in Indonesia. The data used come from the 2012
Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS). The data were analyzed
descriptively and inferentially using a binary logistic model. The results of the
stady show that the education and couple’s education, occupation, index of
household wealth, children’s sex composition preference, media access, discusion
family planning and couple’s autonomy in household decision-making statistically
have significant effects on the ideal number of children among married men aged
15-54 years. The most significant factor is the children’s sex composition
preference, followed by the wealth index.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armaya Hanum
"ABSTRAK
Telah dilakukan pemeriksaan efek androgenik seduhan 15 obat tradisional yang dinyatakan berkhasiat afrodisiaka, menggunakan metode pertumbuhan jengger ayam. Masing-masing obat tradisional diberikan kepada sekelompok anak ayam jantan jenis Lenghorn Putih secara intramuskuler selama 5 hari berturut-turut dengan pembanding larutan testoteron propionat dalam minyak kelapa dans secara oral selama 10 hari berturut dengan pembanding suspensi metiltestoteron dalam air. Efek androgenik dinyatakan sebagai respon yaitu pembandingan antara berat jengger (mg) terhadap berat badan (g) dari masing-masing anak ayam pada akhir percobaan. Disamping itu juga dilakukan pengamatan terhadap berat testis untuk membedakan afek androgenik yang timbul disebabkan aktifitas biologis seperti androgen ataykah seperti gonadotropin. Pada pemberian obat tradisional secara intramuskuler dengan dosis total 10 kali dosis manusia berdasarkan berat badan, ditemukan 6 obat tradisonal yang memberikan respon yang bermakna secara statistik dimana 4 diantaranya terdapat ditentukan kesetaraanya terhadap testosteron propionat. Pada pemberian secara oral dengan dosis 500 kali dosis manusia berdasarkan berat badan, hanya terdapat 2 obat tradisional yang memberikan respons yang bermakna secara statistik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Yuniarti
Depok: Universitas Indonesia, 1992
S2228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lingga, Gita Fiatri,
"Peningkatan teknologi yang begitu cepat tampaknya telah mendorong
kemajuan dan status posisi wanita dalam masyarakat. Kedudukan wanita telah bergeser dari yang banya menjadi makhluk rumah, menjadi makhluk luar rumah.
Wanita masa "ni ingin dipandang sebagai mahkluk yang berintelektual tinggi,mempunyai keterampilan serta keahlian yang tinggi, dan mempunyai kesempatan luas memasuki pasar tenaga kerja Namun, sampai saat ini ang~pan tradisional tentang superioritas pria atas wanita be'Jum dapat tertumbangkan,biarpun wanita telah berusaha dengan segala cara untuk meningkatkan status dirinya. Kaum pria masih
memandang wanita hanya sebagai obyek seks dan hanya dari penampilan fisiknya Adanya pandangan dan anggapan ters€but tarnpaknya juga mempengaruhi isi media massa, sebagai bentuk kongkrit dari penggambaran budaya, dalam memandang wanita. Media pria dianggap masih terikat pada pandangan tradisional tadi dalam upaya memenuhi kebutuhan khalayaknya, sedangkan media wanita dianggap ingin
terus meningkatkan status dan citra wanita dalam masyarakat. Hal inilah yang akan dilihat sebagai pokok permasalahan dalam penelitian anal isis isi ini.Majalah Matra dan Femina ditentukan secara purposif, karena MatTa dan Femina dianggap sebagai sebuah majalah pria dan wanita yang paling menonjol dan populer dalam masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dari awal penerbitan majalah MatTa, yaitu 1986 sampai 1994. Selain melakukan pengumpulan data
berdasarkan isi kedua media tersebut yang sebelumnya telah dibatasi ke dalam
batasan-batasan tertentu, peneliti juga melakukan wawancara mendalam dengan
kedua Redaktm: Pelaksana masing-masing rubrik ini guna memperoleh informasi
yang lebih Jengkap dan detail mengenai hal-hal yang elatarbelakangi isi kedua
rubrik ini.
Teori yang melandasi ~nelitian ini adalah Teori Rekonstruksi Realitas secara
Sosial oleh Peter Berger. Pemikiran Berger in· hanya digunakan sebagai landasan
teoritis yang menjadi sandaran berpikir. Namun dalam pembahasan dan
penganalisisan lebih lanjut, penelitian ini hanya menekankan pada salah satu aspek
dari pemiktran Berger tersebut, yaitu realitas sirnbolik sosial yang diterapkan dalam
bentuk penggunaan teori-teori komunikasi assa yang berkaitan. Dengan
menggunakan landasan dan kerang)(a teoritis seperti di atas, hipotesis yang diajukan
akan diuji melalui teknik T-Test yang akan melihat tingkat perbedaan penampilan
citra wanita antara majalah Matra de gan Femina.
Bagaimanakah basil penelitian yang diperoleh? Temyata, majalah Matra
melalui Rubrik Kencannya telah mengalami pergeseran konsep dalam penampilan
citra wanita. Matra tidak lagi hanya melulu menyajikan isi yang menampilkan sisi
luar wanita saj~ namun juga telah menampilkan sisi lain dari wanita dengan
menyajikan pemikiran tokohnya. Walau begitu, bukan berarti Matra mengabaikan
penampilan fisik dari para wanitanya, karena Matra tetap meyadari bahwa penyajian isi dan foto yang menampilkan keadaan fisik wanita. Sedangkan Femina melalui
Rubrik Profilnya secara rutin dari awal penerbitannya terus berupaya dan berusaha
meningkatkan statu$ wanita dengan selalu mengangkat masalah seputar wanita dan
selalu berupaya mendorong wanita untuk menunjukkan keberadaan dan kualitas
dirinya tanpa rnelupakan kodmt alaminya sebagai wanita."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Purbani Widya Mahati
"Masa remaja suatu tahap dalam perkembangan manusia, merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yang diawali dengan pubertas. Pubertas ditandai dengan perubahan besar pada biologis yang menjadikan remaja makhluk seksual dan mampu bereproduksi. Pada remaja pria, perubahan yang terjadi adalah peristiwa ejakulasi pertama (spermarche) dan juga perubahan seks sekunder, seperti kumis, suara yang menjadi lebih besar dan dalam, rambut di kemaluan, wajah, dan ketiak, kulit berminyak, dan sebagainya.
Pubertas merupakan periode yang singkat, namun bagi sebagian orang dianggap sebagai periode yang sulit bagi remaja dan mempengaruhi keadaan fisik dan psikologis remaja di masa selanjutnya. Sehingga membutuhkan penyesuaian diri yang baik. Di Indonesia, pentingnya pemberian pendidikan seks pada remaja masih dipengaruhi mitos tradisional yaitu dapat meningkatkan perilaku seksual. Sedangkan Kuther (2000), menyatakan persiapan secara psikologis yang diberikan pada remaja sebelum mereka memasuki masa pubertas menentukan sikap dan perasaan mereka terhadap peristiwa yang teijadi pada masa tersebut. Selain itu, ketika kita membicarakan pubertas, anak perempuan cenderung untuk memperoleh perhatian yang lebih besar. Ini terlihat dari penelitian ataupun pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan pubertas remaja pria yang hampir tidak ada tidak ada.
Oleh karena itu, agar dapat memberikan informasi sebagai persiapan memasuki pubertas yang tepat dan sesuai kebutuhan remaja, perlu diketahui perasaan dan harapan yang timbul pada mereka saat memasuki pubertas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai perasaan dan harapan remaja pria yang timbul saat mereka memasuki pubertas. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode wawancara. Subyek penelitian adalah remaja pria yang telah memasuki usia pubertas dalam kurun waktu hingga dua tahun, sehingga diharapkan mereka telah mengalami spermarche dan perubahan seks sekunder. Selain itu subyek mendapat pendidikan seks, sebelum ataupun setelah memasuki pubertas. Pada umumnya, selain terjadi perubahan biologis dan fisik, terjadi juga perubahan psikologis, yaitu sikap dan perilaku yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar mereka (Sprinthall, 1995). Selain itu perubahan tersebut juga dipengaruhi oleh perasaan yang timbul dalam diri mereka mengenai peristiwa yang dialami saat memasuki pubertas, seperti perasaan yang positif, negatif, ataupun gabungan dari kedua perasaan tersebut. Setelah memasuki pubertas, dalam diri mereka juga timbul harapan, yang merupakan keinginan untuk mencapai tujuan atau keadaan tertentu.
Hasil penelitian ini secara umum, meskipun subyek telah mendapat pendidikan seks, pengetahuan mereka tentang seksualitas remaja kurang. Subyek juga merasa kurang dipersiapkan sebelum memasuki pubertas. Perasaan yang timbul terhadap spermarche pada setengah jumlah subyek adalah perasaan negatif berupa perasaan takut, bingung, dan cemas. Sedangkan pada sebagian subyek lainnya adalah perasaan positif, karena tanda mulai dewasa. Subyek merasakan adanya perubahan sikap dan perilaku setelah memasuki pubertas. Pada umumnya perubahan sikap dan perilaku yang terjadi timbul karena dipengaruhi oleh perubahan perlakuan yang diterima subyek dari lingkungan sekitar mereka. Subyek juga tidak merasa terganggu dengan keadaan mereka yang early atau late maturers, seperti yang dikemukakan dalam beberapa literatur, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada remaja pria di luar Indonesia. Harapan yang dikemukakan oleh sebagian besar subyek lebih berorientasi pada diri sendiri dan lingkungan terdekat mereka seperti keluarga, teman dan sekolah.
Dari penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan untuk memberikan pendidikan seks pada remaja pria, sebelum mereka memasuki pubertas sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pemberian penyuluhan pada orangtua dan pendidik dalam memberikan pendidikan seks pada remaja pria juga disarankan agar mereka mengetahui pentingnya pendidikan seks dan dapat memberikan informasi sesuai yang dibutuhkan remaja. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan untuk melihat perasaan dan harapan orangtua saat anak memasuki pubertas dan persiapan mereka menghadapi pubertas anak. Penelitian juga dapat diperluas dengan membandingkan remaja pria dari tingkat sosial ekonomi yang berbeda, serta meneliti cara remaja pria mengatasi dorongan seks yang timbul dan perilaku seksnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prillia Sandra
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan karakteristik tanggapan bukan pilihan oleh pria dengan tanggapan bukan pilihan oleh wanita. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari apakah tanggapan bukan pilihan oleh wanita mempunyai karakteristik dalam bidang leksikal dan gaya yang sama dengan wicara wanita pada umumnya.
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode kepustakaan dengan mengumpulkan sejumlah teori yang relevan dengan topik sripsi. Sumber data adalah novel From A View to A death karya Anthony Pwell dan Decline and Fall karya Evelyn Waugh.
Hasilnya menunjukan bahwa perbedaan untama antara karakteristik tanggapan bukan pilihan oleh wanita dengan pria terletak derajat kesopanan dan dasar diperhatikannya Prinsip Kesopanan dalam penolakan mereka. Wanita memperhatikan Prinsip Kesopanan dalan tanggapan bukan pilihannya bula hubungannya dengan kawab bicaranya tidak sangat erat, sedangkan pria bila kedudukan lawan bicaranya sederajat atau lebih tinggi. Tanggapan bukan pilihan oleh wanita hanya mengandung dua karakteristik wicara wanita. Kedua karakteristik ini adaah bahwa wanita menggunakan tata bahasa hiperkorek dan bentuk-bentuk yang lebih sopan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik wicara wanita tidak tercermin dalam tanggapan buka pilihan yang dilakukan oleh wanita.

"
1995
S14184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S7684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taurine Harfiyanti
"Sebagai makhluk sosial, manusia selalu membutuhkan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu kebutuhan manusia yang penting dan berhubungan dengan orang lain adalah dalam hal berinteraksi. Hal ini sejalan dengan pendapat Adler (dalam Fehr 1996) bahwa sejak dilahirkan manusia telah memiliki minat sosial. Perwujudan minat sosial tersebut adalah melalui kerjasama, hubungan interpersonal dan sosial, identifikasi pada kelompok dan empati. Salah satu interaksi yang ada ialah melalui hubungan persahabatan. Sejalan dengan tahap-tahap perkembangan manusia, persahabatan mempunyai fungsi yang tidak jauh berbeda pada tiap-tiap tahapan perkembangan dan tahapan sebelumnya merupakan acuan keberhasilan untuk tahap perkembangan selanjutnya. Namun terdapat perbedaan antara fungsi persahabatan antara wanita dan pria. Pada wanita, fungsi persahabatan adalah untuk menjalin keintiman dengan sahabatnya (Block & Greenberg 1985 dalam Ivy & Backlund 1994) sedangkan pada pria, fungsi persahabatan lebih menekankan pada aktivitas yang dilakukan bersama-sama (Brehrn, 1985; Farr, 1988; Rawlins, 1992 dalam Ivy & Backlund, 1994).
Sehubungan dengan itu, penelitian ini ingin mengetahui gambaran fungsi persahabatan pada wanita dan pria dewasa muda yang mempunyai sahabat dengan jenis kelamin sama. Juga ingin diketahui apakah ada perbedaan antara fungsi persahabatan pada wanita yang mempunyai sahabat dengan jenis kelamin sama dengan fungsi persahabatan pada pria yang mempunyai sahabat dengan jenis kelamin sama. Subyek pada penelitian ini adalah mahasiswa dengan pendidikan D3, S1 atau S2 yang berusia 20 sampai 25 tahun. Alat yang digunakan berupa kuesioner yang dibuat berdasarkan teori-teori dari Argyle & Henderson (1985), Berndt (1988 dalam Fehr, 1996) dan Hagoel (1980 dalam Miller, 1991).
Uji coba alat dilakukan dengan mengukur validitas dan reliabilitas alat. Pada uji validitas terdapat 6 item yang harus dibuang dan beberapa item yang harus mengalami revisi. Sedangkan pada uji reliabilitas, pada alat ukur fungsi-fungsi persahabatan ini diperoleh hasil berkisar antara 0,5963 sampai dengan 0,7875 Hal ini menyatakan bahwa alat cukup reliabel untuk digunakan. Alat yang telah siap langsung disebarkan pada mahasiswa Universitas Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental sampling. Setelah kuesioner terkumpul, dilakukan analisis data dan interpretasi hasil.
Dari analisa yang dilakukan didapatkan hasil bahwa fungsi persahabatan yang penting bagi wanita dan pria adalah fungsi persahabatan sebagai pemenuhan kebutuhan akan keintiman. Hasil lainnya adalah tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara wanita dan pria dalam fungsi-fungsi persahabatannya. Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan gambaran secara deskriptif mengenai fungsi persahabatan pada wanita dan pria, khususnya pada masa dewasa muda, sehingga dapat dijalin hubungan persahabatan yang lebih baik. Mengingat kemungkinan adanya faktor budaya yang mempengaruhi penelitian ini, maka pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan adaptasi alat terlebih dahulu sehingga hasilnya lebih memuaskan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>