Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Amelia Zachrani
"Pondok Pesantren tradisional atau salafiyah merupakan Pondok Pesantren yang menggunakan kitab klasik sebagai metode utama dalam pembelajarannya. Artikel ini membahas tentang salah satu pondok pesantren di Mandailing Natal, Sumatera Utara yaitu Pondok Pesantren Musthafawiyah yang sampai saat ini masih mempertahankan ke salafiyahannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan dengan teknik wawancara dan studi pustaka dalam mengumpulan data. Teori yang digunakan adalah teori perubahan dari Samuel Koenig dan teori lima elemen dasar dari Zamakhsyari Dofier. Fokus pembahasan artikel ini terletak pada sistem pembelajaran di Pondok Pesantren Musthafawiyah dan orientasi para alumni Pondok Pesantren Musthafawiyah setelah mereka lulus. Temuan dari penelitian ini adalah Pondok Pesantren Musthafawiyah dibangun atas keinginan masyarakat yang di sampaikan kepada Syekh Musthafa Husein. Pondok Pesantren Mustahafawiyah memiliki kurikulum utama yaitu kurikulum yang diserap dari Madrasah Ash-shalatiyah Makkah dan kurikulum tambahan yaitu kurikulum muadalah. Orientasi para alumni Pondok Pesantren Musthafawiyah sangat beragam, yaitu menjadi guru, melibatkan diri dalam organisasi keagamaan, serta keluar dari daerah Purba Baru untuk melanjutkan pendidikan dan mencari pekerjaan.
Traditional or salafiyah Islamic boarding schools are Islamic boarding schools that use classic books as the main method of learning. This article discusses one of the Islamic boarding schools in Mandailing Natal, North Sumatra, namely the Musthafawiyah Islamic Boarding School which until now still maintains its salafiyah. This study uses qualitative methods with interview techniques and literature in collecting data. The theory used is the theory of change from Samuel Koenig and the theory of the five basic elements from Zamakhsyari Dofier. The focus of this article's discussion lies on the learning system at the Musthafawiyah Islamic Boarding School and the orientation of alumni of the Musthafawiyah Islamic Boarding School after they graduate. The findings from this study are that the Musthafawiyah Islamic Boarding School was built based on the wishes of the people which were conveyed to Syekh Mustafa Husein. The Mustahafawiyah Islamic Boarding School has a main curriculum, namely the curriculum absorbed from the Ash-Shalatiyah Madrasah Makkah and an additional curriculum, namely the MuJadi curriculum. The orientations of alumni of the Musthafawiyah Islamic Boarding School are very diverse, namely becoming teachers, involving themselves in religious organizations, and leaving the Old New area to continue their education and look for work."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Serlyanti
"Pondok Pesantren salafiyah adalah pondok pesantren yang menyelenggarakan pembelajaran kitab klasik kepada para santrinya. Artikel ini membahas salah satu pondok pesantren di Amuntai, Kalimantan Selatan yaitu Pondok Pesantren Ar-Raudhah yang sampai saat ini masih mempertahankan ke salafiyahannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara baik secara langsung maupun daring dan observasi. Teori yang digunakan adalah teori lima elemen dasar sebuah pesantren dari Dhofier dan teori tipe pondok pesantren menurut Apipudin. Fokus pembahasan artikel ini terletak pada sejarah dan perkembangan Pondok Pesantren Ar-Raudhah, bagaimana kondisi pesantren saat ini, dan program pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Ar-Raudhah. Temuan dari penelitian ini adalah Pondok Pesantren Ar-Raudhah dibangun atas dasar inisiatif dari masyarakat. Pondok Pesantren Ar-Raudhah memiliki ke lima aspek dasar yaitu tersedianya pondok, memiliki masjid, terdapat 883 santri, diasuh oleh seorang kyai yang dibantu oleh sejumlah ustadz, dan menggunakan kitab klasik sebagai bahan ajar utamanya. Program pendidikan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Ar-Raudhah dapat digolongkan dalam dua hal yaitu program sekolah dan program luar sekolah. Program sekolah terdiri dari Madrasah Diniyah Awaliyah Takmiliyah, Wustha, dan Ulya. Adapun program luar sekolah yaitu terdapat TPA dan Balai Latihan Kerja (BLK).
Pondok Pesantren salafiyah is a boarding school that organizes classical book learning for its students. This article discusses one of the Islamic boarding schools in Amuntai, South Kalimantan, namely the Pondok Pesantren Ar-Raudhah which until now still maintains its salafiyah. This study uses a qualitative method with interview techniques both in-person and online and observation. The theory used is the theory of the five basic elements of a pesantren from Dhofier and the theory of the type of boarding school according to Apipudin. The focus of the discussion of this article lies on the history and development of the Pondok Pesantren Ar-Raudhah, how the current condition of Pondok Pesantren is, and the educational programs that exist at the Pondok Pesantren Ar-Raudhah. The finding of this research is that the Pondok Pesantren Ar-Raudhah was built based on an initiative from the community. Pondok Pesantren Ar-Raudhah has five basic aspects, namely the availability of cottages, having a mosque, there are 883 students, being cared for by a kyai who is assisted by several ustadz, and using classical books as the main teaching material. Educational programs organized by Pondok Pesantren Ar-Raudhah can be classified into two things, namely school programs and out-of-school programs. The school program consists of Madrasah Diniyah Awaliyah Takmiliyah, Wustha, and Ulya. The out-of-school programs include a TPA and a Job Training Center (BLK)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Iis Suryani
"Penelitian ini hendak menjawab permasalahan kondisi pesantren salafiah serta strategi memberdayakannya ditinjau dari Perspektif Ketahanan Nasional. Penelitian ini menjadikan wawancara, observasi, dan studi literatur sebagai metode pengumpulan data. Hasil penelitian melalui analisis SWOT menunjukkan pesantren Al-Munawar berada pada posisi kuadran kedua sedangkan pesantren Miftahul Huda dan Sukahideng menempati posisi kuadran pertama. Selain itu pesantren Al-Munawar dapat dikatakan sebagai pesantren lokal yang hanya berfungsi sebagai tempat tinggal sambil mengaji kitab kuning yang hanya dikaji melalui ilmu alat saja. Pesantren Sukahideng merupakan pesantren salafiah ideal yang mampu menunjukkan variasi kebutuhan santri untuk menjadikan basis pesantren sebagai suplemen dan komplemen pendidikan formal, dengan tidak mengabaikan keberadaaan santri yang menjadikan pesantren sebagai substitusi pendidikan formal. Sementara itu pesantren Miftahul Huda merupakan model pesantren substitusi pendidikan formal terlepas dari berbagai kelemahannya.
Era otonomi daerah merupakan keharusan pemerintah memberdayakan diri dan berbenah diri, dalam kapasitasnya sebagai pemberdaya dengan mengevaluasi program-program pemerintah selama ini terhadap pesantren salafiah. Kunci utama strategi memberdayakan ini sebenarnya ada pada kyai pimpinan pesantren, sedangkan kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia pesantren (terutama santri) sangat tergantung pada kualifikasi keilmuan pendidik pesantren, dengan dukungan program kelembagaan pesantren yang terencana, terpola dan dilembagakan secara resmi serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan ilmiah.
Strategi memberdayakan pesantren melalui metode pembinaan dan kemitraan dengan Pola Pemikiran Kerangka Esman (baik variabel lembaga maupun variabel kaitan), menyangkut kualitas sumber daya manusia pesantren dan lembaganya. Strategi memberdayakannya dapat dikategorikan pada dua hal, yaitu strategi umum menyangkut keseluruhan pesantren serta strategi khusus untuk pesantren salafiah sampel penelitian sehingga tercipta keuletan dan ketangguhan serta kesejahteraan dan keamanan yang akhirnya bermuara pada tingkat Ketahanan Nasional."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T7070
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library