Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Theresa
"PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) merupakan Pedagang Besar Farmasi (PBF) berbadan hukum yang bergerak dalam bidang layanan distribusi dan perdagangan produk kesehatan dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam penerapannya, seluruh PBF atau PBF Cabang, dan Instalasi Sediaan Farmasi wajib menerapkan prinsip-prinsip CDOB untuk seluruh aspek kegiatannya. Pada KFTD Cabang Jakarta 3 pun sudah melaksanakan prinsipprinsip ini. Selain itu, pada Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 2 tahun 2022 dijelaskan bahwa PBF dan PBF Cabang wajib menyampaikan laporan kegiatan kepada Kepala Badan POM dalam rangka pengawasan terhadap penerapan CDOB dalam menjamin keamanan, khasiat, dan mutu obat selama beredar. Salah satunya adalah pelaporan terkait penyaluran psikotropika bulanan kepada BPOM melalui e-was. Oleh karena itu, dalam laporan ini dilaksanakan pengkajian perbandingan kegiatan penyimpanan psikotropika yang baik dan benar antara praktik lapangan terhadap persyaratan yang berlaku, termasuk CDOB dan SOP KFTD, serta pelaporan pengawasan penyaluran psikotropika bulanan kepada BPOM secara e-was. Pembuatan laporan tugas khusus dilaksanakan melalui pengkajian terhadap beberapa Standar Operasional Prosedur (SOP) KFTD dan studi literatur terkait penyimpanan Psikotropika, beberapa petunjuk pedoman keluaran BPOM terkait pelaporan obat secara e-was, hingga akhirnya kegiatan penyusunan laporan khusus dilakukan menggunakan software Microsoft Word. Berdasarkan pengkajian yang telah dilaksanakan, kegiatan penyimpanan psikotropika yang diterapkan di KFTD Cabang Jakarta 3 telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip dan persyaratan CDOB, serta pelaporan pengawasan penyaluran psikotropika di KFTD Cabang Jakarta 3 dilaksanakan satu bulan sekali setiap tanggal 10 bulan berikutnya kepada BPOM melalui situs e-was
PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) is a legal entity Pharmaceutical Wholesaler engaged in distribution services and trading of health products in large quantities by statutory provisions. In practice, all Pharmaceutical Wholesaler is required to apply Good Distribution Practices (GDP) principles to all aspects of their activities. KFTD Jakarta Branch 3 has also implemented these principles. In addition, the Regulation of the Indonesian FDA Number 2 of 2022 explains that Pharmaceutical wholesalers are required to submit activity reports to the Head of the Indonesian FDA to supervise the implementation of GDP in ensuring the safety, efficacy, and quality of drugs while in circulation. One of them is reporting related to the distribution of monthly psychotropics to the Indonesian FDA through e-was. Therefore, in this report a comparative study of good and correct psychotropics storage activities is carried out between field practice against the applicable requirements, as well as reporting on supervision of monthly distribution of psychotropics with e-was basis. The preparation of the special assignment report was carried out by reviewing several KFTD Standard Operating Procedures (SOP) and literature studies related to the storage of psychotropics, several BPOM output guidelines regarding drug reporting on e-was, until finally the special report preparation activity was carried out using Microsoft Word software. Based on the studies, the psychotropic storage activities also the supervision over the distribution have been implemented at the Jakarta 3 KFTD Branch by the principles and requirements."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Sukma Sajati
"Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) adalah cara pendistribusian atau penyaluran obat dan/atau bahan obat untuk menjamin mutu di sepanjang jalur distribusi atau penyaluran sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaan (BPOM RI, 2015). Pedoman Teknis CDOB menyatakan bahwa setiap fasilitas distribusi harus memelihara sistem jaminan kualitas yang mencakup tanggung jawab, proses dan langkah-langkah manajemen risiko yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan. PT Kimia Farma Trading and Distribution merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak dibidang pendistribusian obat dan alat kesehatan. Kegiatan yang dilakukan di PT Kimia Farma Trading and Distribution meliputi pengadaan, penyimpanan, serta pendistribusian obat dan alat kesehatan dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian di PBF dan melakukan evaluasi penerapan CDOB sebagai sistem penjaminan mutu dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan, penyimpanan, serta pendistribusian obat sehingga dapat terlaksana dengan baik dan jaminan mutu obat tetap baik sampai diterima oleh pelanggan. Dalam studi ini, PT Kimia Farma Trading & Distribution menjadi subjek evaluasi. Penelitian ini dilakukan dengan desain observasional menggunakan analisis deskriptif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses kegiatan baik pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian obat yang dilakukan oleh PBF Kimia Farma Trading and Distribution cabang Jakarta 2 telah memenuhi segala aspek berdasarkan CDOB yang dikeluarkan oleh BPOM RI.

A Good Drug Distribution Method (CDOB) is a method of distributing or distributing drugs and/or medicinal ingredients to ensure quality along the distribution or distribution channels following the requirements and intended use (BPOM RI, 2015). The CDOB Technical Manual states that each distribution facility must maintain a quality assurance system that includes responsibilities, processes and risk management measures related to the activities carried out. PT Kimia Farma Trading and Distribution is a company in Indonesia engaged in the distribution of drugs and medical devices. Activities carried out at PT Kimia Farma Trading and Distribution include the procurement, storage and distribution of drugs and medical devices in large quantities following statutory provisions. This study aims to determine the roles, functions, positions and responsibilities of pharmacists in carrying out pharmaceutical work at PBF and to evaluate the implementation of CDOB as a quality assurance system in carrying out the procurement, storage and distribution of drugs so that they can be carried out properly and guarantee the quality of drugs. well received by the customer. In this study, PT Kimia Farma Trading & Distribution is the subject of evaluation. This research was conducted with an observational design using descriptive analysis. This study concludes that the process of procurement, storage and distribution of drugs carried out by PBF Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 2 branch has fulfilled all aspects based on the CDOB issued by BPOM RI."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Soerjono Seto
Surabaya: Airlangga University Press, 2001
658.5 SOE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Brades, supervisor
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) sebagai sarana distribusi obat bertanggung jawab terhadap aktivitas pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat-obatan dari industri farmasi ke fasilitas penyedia pelayanan kesehatan. PBF harus dapat menjamin mutu obat selama proses distribusi untuk melindungi masyarakat dari peredaran obat yang tidak memenuhi persyaratan mutu, khasiat dan keamanan. Bentuk pengawasan yang dapat dilakukan oleh PBF yaitu dengan melakukan dokumentasi kegiatan berupa pembuatan laporan pemasukan maupun penyaluran obat-obatan sebagaimana diatur dalam PerBPOM Nomor 2 Tahun 2022. Pelaporan dilakukan melalui sistem elektronik yaitu e-Report PBF (pbf.binfar.kemkes.go.id) dan e-Was BPOM (e-was.pom.go.id) yang ditujukan kepada Kementerian Kesehatan dan BPOM. Melalui pelaporan ini, baik Kementerian Kesehatan maupun BPOM dapat mengakses dan melakukan pemantauan data pemasukan maupun penyaluran obat jadi seperti yang dilaporkan oleh PBF serta memastikan mutu, khasiat dan keamanan obat yang beredar di masyarakat.

Pharmaceutical Distributor (PBF) as drug distribution facilities is responsible for the procurement, storage and distribution of medicines from the pharmaceutical industry to health service provider facilities. PBF must be able to guarantee the quality of drugs during the distribution process to protect the public from the circulation of drugs that do not meet quality, efficacy and safety requirements. The form of supervision that can be carried out by PBF is by documenting activities in the form of making reports on the entry and distribution of medicines as regulated in PerBPOM Number 2 of 2022. Reporting is carried out through an electronic system, in the form of PBF e-Report (pbf.binfar.kemkes.go.id) and BPOM e-Was (e-was.pom.go.id) addressed to the Ministry of Health and BPOM. Through this reporting, both the Ministry of Health and BPOM can access and monitor data on the entry and distribution of finished medicines as reported by PBF and ensure the quality, efficacy and safety of drugs circulating in the society."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Windiastuti
"Pedagang Besar Farmasi  (PBF) merupakan suatu perusahaan yang berbentuk badan hukum yang telah memiliki perizinan dalam melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat atau bahan obat dalam jumlah yang besar sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. Dalam rangka menjamin keamanan, khasiat dan mutu obat selama beredar, PBF cabang wajib untuk menyampaikan laporan kepada Kepala Badan. Laporan tersebut berupa laporan pemasukan dan distribusi dari obat dan bahan aktif obat serta laporan realisasi ekspor impor obat dan bahan aktif obat yang dilakukan oleh apoteker penanggung jawab. Pengerjaan tugas khusus ini menggunakan metode kualitatif melalui studi literatur sebagai acuan pelaksaan pelaporan kegiatan pedagang besar farmasi serta pembekalan materi oleh preseptor lapangan di KFTD Pusat dan KFTD Cabang Jakarta 2. Hasil dari laporan praktik kerja ini menunjukkan bahwa KFTD melaporkan penerimaan dan distribusi obat kepada BPOM (ewas.pom.go.id) dan KemenKes (e-report PBF). Obat golongan narkotika, psikotropika, prekursor dan OOT (Obat Obat Tertentu) dilaporkan setiap 1 bulan sekali. Obat bebas, bebas terbatas dan obat keras dilaporkan setiap 3 bulan sekali. Obat EUA dilaporkan setiap hari kepada Kepala Badan.

Pharmaceutical Wholesalers is a company with legal entity that already have permits to procure, store, distribution of drugs or medicinal substances in large quantities in accordance to the laws and regulation. In order to ensure the safety, efficacy and quality of drugs while in circulation, PBF branches are required to submit reports to the Head of the Agency. The reports include the entry and distribution of drugs and active drug ingredients, reports on the realization of exports and imports of drugs and active drugs ingredients carried out by apothecary. The implementation of this assignment uses a qualitative method through literature study as a reference for reporting activities of pharmaceutical wholesalers and material briefing by preceptor at the Central KFTD and Jakarta 2 Branch KFTD. The results of this internship report show that KFTD reports the receipt and distribution of drugs to BPOM (ewas.pom.go.id) and the Ministry of Health (e-report PBF). Narcotic drugs, psychotropics, precursors and OOT are reported once a month. Free medicine, limited free medicine and prescription drugs are reported every 3 months. EUA medicine reported daily to the Head of Agency."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Fajar Hasanah
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Karena PBF merupakan salah satu dari mata rantau alur distribusi, dalam menyelenggarakan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat dan/atau bahan obat, PBF wajib menerapkan Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) adalah cara distribusi atau penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur distribusi sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. Perlu adanya pemahaman tentang peran apoteker di PBF sehingga dapat meningkatkan fungsi dan peran apoteker dalam mengendalikan dan mengawasi distribusi obat dan alat kesehatan. Pelaksanaan evaluasi alur penerimaan produk rantai dingin dan narkotika dilakukan dengan membandingkan SOP dan aktual di lapangan serta CDOB. Analisis dilakukan dengan membandingkan kesesuaian SOP dan alur penerimaan aktual di lapangan untuk produk rantai dingin dan narkotika KFTD Cabang Bogor dengan CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik) serta melakukan evaluasi terhadap SOP penerimaan serta alur penerimaan aktual di lapangan untuk produk rantai dingin dan narkotika berdasarkan ketentuan CDOB. Berdasarkan hasil pengamatan alur penerimaan CCP atau narkotika di KFTD cabang Bogor, baik Standar Operasional Prosedur Kimia Farma Trading and Distribution serta kegiatan penerimaannya di lapangan telah sesuai dengan Pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik.

Pharmaceutical Supplier (PBF) are companies in the form of legal entities that have permits to procure, store, distribute drugs and/or medicinal ingredients in large quantities in accordance with statutory provisions. Because PBF is one of the distribution flow links, in organizing the procurement, storage and distribution of drugs and/or medicinal ingredients, PBF is obliged to implement the Technical Guidelines for Good Drug Distribution Methods (CDOB). Good Medicine Distribution Method (CDOB) is a method of distributing or distributing medicines and/or medicinal substances which aims to ensure quality along the distribution route according to the requirements and intended use. There needs to be an understanding of the role of pharmacists in PBF so that they can improve the function and role of pharmacists in controlling and supervising the distribution of medicines and medical devices. Evaluation of the flow of receipt of cold chain products and narcotics is carried out by comparing SOPs and actuals in the field and CDOB. The analysis was carried out by comparing the suitability of the SOP and actual receipt flow in the field for cold chain and narcotic products of KFTD Bogor Branch with CDOB (Good Medicine Distribution Method) as well as evaluating the receipt SOP and actual receipt flow in the field for cold chain and narcotic products based on the provisions CDOB. Based on the results of observations of the flow of CCP or narcotics receipts at KFTD Bogor branch, both Kimia Farma Trading and Distribution Standard Operational Procedures as well as receipt activities in the field are in accordance with the Guidelines for Good Drug Distribution Methods."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Roesyta`S Fitria Noer
"Profesi apoteker adalah salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai peran penting dalam memanjukan kesehatan. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh apoteker adalah praktik kefarmasian. Praktik kefarmasian yang dilakukan di Indonesia dapat dilakukan di tiga tempat, yaitu industri farmasi, distributor atau pedagang besar farmasi, dan apotek atau pelayanan kefarmasian seperti puskesmas atau rumah sakit. Sehingga, seorang calon apoteker diwajibkan untuk meningkatkan kompetensi dalam melakukan praktik kefarmasian dengan mengikuti Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA). PKPA dilaksanakan pada PT. Harsen Laboratories, pada tanggal 03 Januari 2022 – 25 Februari 2022 untuk di industri farmasi, kemudian dilaksanakan pada tanggal 01 – 14 Februari 2022 di PT. Anugerah Pharmindo Lestari untuk proses pembelajaran di pedagang besar farmasi, dan tanggal 09 – 31 Mei 2022 di PT. Kreanova Pharmaret (Apotek Roxy) cabang Sawangan untuk proses pembelajaran di apotek. Diharapkan proses pembelajaran ini dapat menjadikan bekal untuk di dunia kerja nantinya.

The pharmacist profession is one of the health workers who have an important role in promoting health. One of the things that must be done by pharmacists is pharmacy practice. Pharmaceutical practice in Indonesia can be carried out in three places, namely the pharmaceutical industry, distributors or wholesalers of pharmaceuticals, and pharmacies or pharmaceutical services such as health centers or hospitals. Thus, a prospective pharmacist is required to improve competence in practicing pharmacy by following the Pharmacist Professional Work Practice (PKPA). PKPA is implemented at PT. Harsen Laboratories, on 03 January 2022 – 25 February 2022 for the pharmaceutical industry, then held on 01 – 14 February 2022 at PT. Anugerah Pharmindo Lestari for the learning process at pharmaceutical wholesalers, and on 09 – 31 May 2022 at PT. Kreanova Pharmaret (Apotek Roxy) Sawangan branch for the learning process in pharmacies. It is hoped that this learning process can make provision for the world of work in the future."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Guesvidha Nurhidayat As Putera
"Mematuhi CDOB merupakan peranan yang sangat penting untuk memastikan bahwa bahan obat dan produk obat disimpan, dikelola, dan didistribusikan dengan standar yang tinggi untuk menjaga kualitas dan keselamatan. Gudang yang menerapkan CDOB membantu mempertahankan integritas bahan baku obat. Proses penyimpanan yang tepat, termasuk pengendalian suhu, kelembaban, dan penanganan yang benar, dapat mencegah perubahan kimia atau fisik yang dapat mempengaruhi kualitas dan keamanan bahan baku obat. Hal ini penting untuk memastikan bahwa bahan baku obat tetap efektif dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Penerapan CDOB di gudang pedagang besar farmasi bahan baku obat juga membantu membangun kepercayaan pelanggan. Pelanggan, seperti produsen obat jadi, membutuhkan jaminan bahwa bahan baku obat yang mereka beli aman, berkualitas, dan memenuhi persyaratan regulasi. Gudang yang memenuhi standar CDOB memberikan bukti komitmen terhadap kualitas dan keamanan produk, yang dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan dan memperkuat hubungan bisnis. Metode pelaksanaan dilakukan secara kualitatif, yang dilakukan dengan melihat tinjauan pustaka dan wawancara secara langsung kepada yang bersangkutan terhadap gudang PBF Farmasia Inovasi Megatrading.PT . Farmasia Inovasi Megatrading memiliki ruang gudang dengan tiga jenis rak penyimpanan bahan baku obat yang meliputi rak A (Bahan Aktif Obat / Active Pharmaceuticals Inggredients), rak B (Bahan Vitamin, Mineral dan Ekstrak) dan rak C (Bahan Tambahan/ Eksipient). Selain itu terdapat juga beberapa ruangan khusus bahan baku obat seperti ruangan bahan baku obat beta laktam, ruangan bahan baku obat suhu terkontrol dan ruangan reject. Selain memperhatikan ruangan yang memadai, beberapa faktor juga sangat perlu diperhatikan karena juga sangat mempengaruhi kualitas bahan baku obat. Beberapa faktor ini bersumber kepada regulasi sediaan farmasi seperti CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik) untuk memastikan bahwa distribusi, penyimpanan, dan penanganan obat dilakukan dengan cara yang aman, terpercaya, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ruangan gudang bahan baku obat pada PT. Farmasia Inovasi Megatrading pada umumnya sudah sesuai dengan CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik), Namun pada sisi pencahayaan walaupun sudah merata dan memadai, belum diketahui satuan intensitas cahaya yang digunakan.

Complying with the CDOB is a critical role in ensuring that drug substances and drug products are stored, managed, and distributed to high standards to maintain quality and safety. Warehouses that implement CDOB help maintain the integrity of medicinal raw materials. Proper storage processes, including controlling temperature, humidity, and correct handling, can prevent chemical or physical changes that can affect the quality and safety of medicinal raw materials. This is important to ensure that medicinal raw materials remain effective and comply with established specifications. The implementation of CDOB in the warehouses of pharmaceutical wholesalers of medicinal raw materials also helps build customer trust. Customers, such as finished drug manufacturers, need assurance that the drug raw materials they purchase are safe, of good quality and meet regulatory requirements. A warehouse that meets CDOB standards provides evidence of commitment to product quality and safety, which can increase customer confidence and strengthen business relationships. The implementation method was carried out qualitatively, which was carried out by looking at literature reviews and direct interviews with those concerned with the PBF Farmasia Innovation Megatrading.PT warehouse. Farmasia Innovation Megatrading has a warehouse space with three types of storage shelves for medicinal raw materials which include shelf A (Active Drug Ingredients / Active Pharmaceutical Ingredients), shelf B (Vitamins, Minerals and Extracts) and shelf C (Additional Ingredients/Excipients). Apart from that, there are also several special rooms for medicinal raw materials, such as the beta lactam medicine raw material room, the controlled temperature medicine raw material room and the reject room. Apart from paying attention to adequate space, several factors also really need to be considered because they also greatly influence the quality of medicinal raw materials. Some of these factors originate from pharmaceutical preparation regulations such as CDOB (Good Medicine Distribution Method) to ensure that the distribution, storage and handling of medicines is carried out in a safe, reliable manner and in accordance with applicable regulations. Drug raw material warehouse room at PT. Farmasia Innovation Megatrading is generally in accordance with CDOB (Good Method of Distribution of Medicines), however, in terms of lighting, although it is even and adequate, the unit of light intensity used is not yet known.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaila Afriliah
"Pedagang besar farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang mempunyai izin untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, dan distribusi perbekalan farmasi ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Cold chain product (CCP) adalah sediaan farmasi yang sensitif terhadap kondisi lingkungan. Manajemen CCP di PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 diatur berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk menganalisis implementasi standar operasional prosedur (SOP) pemetaan chiller; pemeliharaan chiller/cold room/freezer; kalibrasi tempat penyimpanan vaksin/cold chain product; dan penanganan vaksin/cold chain product apabila tempat penyimpanan mengalami gangguan atau kerusakan di PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. Hasil penelitian yaitu pemetaan chiller; pemeliharaan chiller/cold room/freezer; kalibrasi tempat penyimpanan vaksin/cold chain product; dan penanganan vaksin/cold chain product apabila tempat penyimpanan mengalami gangguan atau kerusakan telah dilakukan berdasarkan SOP yang berlaku di PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. Elemen SOP ini juga sesuai dengan poin-poin regulasi Cara Distribusi Obat yang Baik mengenai “Ketentuan Khusus Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product/CCP)”. Kesimpulan penelitian yaitu implementasi keempat SOP telah dilaksanakan dengan sesuai.
Pharmaceutical distributors are companies with legal entities that have permits to procure, store, and distribute pharmaceutical supplies to health service facilities by applicable regulations. Cold chain product (CCP) is a pharmaceutical preparation that is sensitive to environmental conditions. CCP management at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 is regulated based on applicable standard operating procedures (SOP). This study aims to analyze the implementation of standard operating procedures (SOP) for chiller mapping; chiller/cold room/freezer maintenance; calibration of vaccine/cold chain product storage areas; and handling vaccines/cold chain products if the storage area is disturbed or damaged at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. The result of this study is chiller mapping; chiller/cold room/freezer maintenance; calibration of vaccine/cold chain product storage areas; and handling of vaccines/cold chain products if the storage area is disturbed or damaged has been carried out based on the applicable SOP at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. This SOP element is also in accordance with the regulatory points for Good Medicine Distribution Methods regarding "Special Provisions for Cold Chain Products Chain Product/CCP)”. This study concludes that the implementation of the four SOPs has been implemented appropriately."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Ardyanti Rohadatul
"Sebagai calon Apoteker yang berperan dalam perkembangan Kesehatan di Indonesia, perlu adanya pendidikan yang mumpuni, salah satunya melalui Program Studi Profesi Apoteker. Dalam membentuk calon-calon Apoteker yang berkualitas, salah satu caranya adalah dengan Praktek Kerja Profesi Apoteker yang menempatkan mahasiswa-mahasiswa Apoteker di tempat kerja nyata sehingga memiliki pengalaman yang cukup ketika terjun ke dunia kerja nanti. Praktik Kerja dilakukan di PT Saka Farma Laboratories, Badan Pengawas Obat dan Makanan, PT Anugerah Pharmindo Lestari, dan PT Kimia Farma Apotek pada bulan Juli-Desember 2021. Dengan adanya praktik kerja ini, calon Apoteker diharapkan memiliki pengalaman dan pengetahuan di bidang industri, apotek (farmasi komunitas), pedagang besar farmasi (distributor), dan juga regulator.

As a prospective pharmacist who plays a role in the development of healthcare in Indonesia, it is necessary to have a qualified education, one of which is through the Pharmacist Profession Study Program. In forming qualified pharmacist candidates, one way is through the Pharmacist Professional Work Practice which places pharmacist students in real workplaces so that they have sufficient experience when they join the real work life later. Work practices are carried out at PT Saka Farma Laboratories, the Food and Drug Supervisory Agency, PT Anugerah Pharmindo Lestari, and PT Kimia Farma Apotek in July-December 2021. With this work practices, prospective pharmacists are expected to have experience and knowledge in industry, pharmacies (community pharmacy), pharmaceutical wholesalers (distributors), as well as regulators."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>