Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purba, Evy Misrawaty
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemeriksaan pap smear pada PUS di Puskesmas Belawan Kota Medan Tahun
2011. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan sampel 150
responden melalui wawancara menggunakan kuesioner. Menggunakan analisis
univariat dan analisis bivariat dengan uji statistik chi-square. Hasil penelitian,
dalam tiga tahun terakhir 67.3% responden tidak melakukan pemeriksaan pap
smear dan 32.7% responden melakukan pemeriksaan pap smear. Variabel
pekerjaan, pengetahuan tentang KLR dan pap smear, informasi ketersediaan
sarana dan prasarana, kemampuan membayar biaya pap smear, dukungan suami
dan keluarga memiliki hubungan yang bermakna dengan pemeriksaan pap smear
pada PUS. Sosialisasi dan promosi kesehatan tentang pap smear perlu
ditingkatkan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat KLR

ABSTRACT
This study aims to observe factors related to Pap Smear Investigation to PUS in
Puskesmas Belawan City of Medan, 2011. Study design using cross sectional with
number of samples are 150 respondents through questionnaire interview. Using
univariate and bivariate analysis by statistical test of chi-square. Study result in
last three years showed that 67.3% respondents did not had a pap smear
investigation and 32.7% respondent did. Occupation variable, knowledge about
pap smear and ca.cervix, information of availability facility and infrastructure,
able to pay pap smear cost, family and husband support has significant
relationship to pap smear investigation to PUS. Socialization and health
promotion about pap smear need to be enhanced to decrease morbidity and
mortality as a result of ca.cervix"
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Monica J.
"Dalam RPJMN 2009 - 2014 tertuang bahwa dalam rangka mempercepat pengendalian fertilitas adalah melalui penggunaan kontrasepsi yang lebih diarahkan kepada MKJP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi IUD sebagai salah satu MKJP dengan menggunakan desain potong lintang. Populasinya adalah semua akseptor KB aktif baik IUD dan Non IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur dari bulan Januari - April 2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sistematik. Data diolah secara univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square dan tingkat kemaknaan makna α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi responden yang menggunakan IUD adalah sebesar 42.1% dan Non IUD 57.9%. Hasil analisis data bivariat menunjukkan variabel yang secara statistik berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD adalah usia, jumlah anak masih hidup, pengetahuan, dukungan suami,kelengkapan alat kontrasepsi dan ketersediaan petugas KB/Bidan, sedangkan yang tidak berhubungan adalah pendidikan dan sikap. Penelitian ini menyarankan untuk mengoptimalkan penyampaian informasi kepada PUS melalui penyuluhan dan merubah persepsi masyarakat tentang anggapan negatif IUD.

In RPJMN 2009 - 2014 stated that in order to accelerate the fertility control is through the use of contraception is more geared to the LTM. This study aims to determine the factors that influence the selection of IUD as one of the long term contaceptive method using cross sectional design. The population is all active in both IUD acceptors and Non IUD in Puskesmas Subdistrict Kramat Jati, East Jakarta than in January-April 2015. Sampling was done by means of systematic random. Data processed using univariate and bivariate with the Chi-Square test and the level significance of meaning α = 0.05.
The results showed that the proportion of respondents who use the IUD is at 42.1% and 57.9% Non IUD. Bivariate data analysis results showed statistically significant variables associated with the election of IUD's age, number of children are still alive, the knowledge, the support of her husband, completeness availability of contraceptives and birth attendant / midwife, while unrelated are knowledge and attitude. This study suggests to optimize the delivery of information to the couples of childbearing age through counseling and change the public perception of the negative perception IUD.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S59094
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tidak luput
dari permasalahan kependudukan. Jumlah penduduk yang besar, laju
pertumbuhan yang tinggi, persebaran dan kepadatan penduduk tidak seimbang
dan struktur umur yang kurang menguntungkan berdampak langsung pada
tingkat kualitas penduduk. Berbagai program pembangunan telah, sedang, dan
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah kependudukan tersebut, antara lain
melalui program keluarga berencana (KB).Dalam penelitian ini akan dilihat
bagaimana perbedaan akseptor keluarga berencana di daerah yang dekat
dengan pusat kegiatan utama/ central bussiness district(CBD) yaitu di
Kecamatan Cakung dengan daerah yang letaknya jauh dari pusat kegiatan
utama/CBD dan kaitannya dengan aksesibilitas, jumlah tempat pelayanan
keluarga berencana, jumlah petugas penyuluh keluarga berencana, tingkat
pendidikan dan persentase wanita pasangan usia subur (PUS) yang bekerja.
Metodologi yang digunakan adalah korelasi peta dan analisis statistik dengan
metode korelasi chi square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelurahan
dengan persentase akseptor KB aktif terhadap Pasangan Usia Suburnya yang
terbesar di daerah dekat CBD seperti Kecamatan Cakung adalah daerah dengan
karakteristik aksesibilitas dengan tingkat rendah. Dalam hal pelayanan KB
memiliki jumlah tempat pelayanan KB sedikit dan jumlah petugas penyuluh KB
sedang. Sedangkan kondisi sosial masayarakatnya memiliki tingkat pendidikan
kepala keluarga sedang dan persentase wanita PUS yang bekerja tinggi. Di
Kecamatan Cipayung yang lokasinya jauh dari CBD, kelurahan dengan
persentase akseptor KB aktif terhadap Pasangan Usia Suburnya yang terbesar
adalah daerah dengan karakteristik aksesibilitas rendah. Dalam hal pelayanan
KB, memiliki jumlah tempat pelayanan dan petugas penyuluh KB sedikit. Kondisi
sosial masyarakatnya memiliki tingkat pendidikan kepala keluarga rendah dan
persentase wanita PUS yang bekerja tinggi.Berdasarkan uji chi square yang
dilakukan terhadap variabel-variabel yang diajukan di Kecamatan Cakung, yang
berhubungan secara signifikan adalah faktor persentase wanita PUS yang
bekerja dengan p<0,1 pada taraf signifikansi 10 %."
Universitas Indonesia, 2006
S33936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Wahyu Cahya Ningsih
"Pasangan Usia Subur (PUS) mempertimbangkan banyak hal ketika memilih metode kontrasepsi yang sesuai bagi dirinya yang meliputi karakteristik individu, faktor metode kontrasepsi, dan faktor eksternal. Penelitian ini menggambarkan alasan PUS dalam memilih metode kontrasepsi dan jarak kehamilan yang diinginkan di Puskesmas Cimanggis dan Puskesmas Tugu. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan sampel PUS akseptor KB sebanyak 150 responden yang dipilih dengan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas PUS memilih metode kontrasepsi suntik dan alamiah dengan alasan utama karena faktor metode kontrasepsi yaitu mudah dipakai dan efek samping kecil serta jarak kehamilan yang paling banyak diinginkan adalah 5 tahun namun mayoritas PUS mengatakan bahwa metode kontrasepsi yang dipakai belum efektif dalam mengatur jarak kehamilan.
Peneliti merekomendasikan kepada pemerintah dan petugas kesehatan agar lebih gencar dalam mempromosikan pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang untuk mengatur jarak kehamilan agar sesuai dengan yang diinginkan.

Reproductive couple concerns many factors when choosing suitable contraception methods such as individual characteristics, contraceptive property, and external factor. This study describes reproductive couple’s motive in choosing contraception and desirable pregnancy interval in Cimanggis and Tugu local government clinic. This research design is descriptive to 150 contraceptive acceptors which were included by consecutive sampling.
The results showed mostly reproductive couples chose injection and natural family planning because of contraceptive property, those were easily used and low side-effect, while reproductive couple majority desired to have 5 years pregnancy interval.
This study gives recommendation to government and health care professional to promote usage long-acting contraceptive to obtain desirable pregnancy intervals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handini Kurniawati
"ABSTRAK
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kematian dini, terjadinya gagal jantung serta penyakit cerebrovasculer. Alat kontrasepsi pil KB dapat menyebabkan tekanan darah tinggi pada wanita.
Tujuan penelitian adalah diketahuinya hubungan pemakaian kontrasepsi pil KB kombinasi dengan tekanan darah tinggi pada wanita PUS Metode penelitian adalah kasus kontrol, dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, pada Bulan Pebruari-Maret 2010 dengan jumlah sampel 96 responden. Sampel kasus adalah wanita PUS dengan hasil pemeriksaan tekanan darah ≥ 140/90 mm Hg.
Hasil penelitian adalah pemakaian pil KB kombinasi behubungan bermakna dengan tekanan darah tinggi OR 3,51 (95% CI 1,03?11,91), pernah memakai OR 2,71(95% CI; 0,71?10,32) Faktor yang mempengaruhi hubungan pemakaian pil KB kombinasi dengan tekanan darah tinggi pada wanita PUS adalah umur, riwayat keluarga tekanan darah tinggi dan obesitas. Wanita PUS pemakai kontrasepsi pil KB kombinasi dianjurkan mengontrol tekanan darah 6 bulan 1 kali untuk mencegah resiko tekanan darah tinggi.

ABSTRACT
Hypertension is a risk factor of congessive heart failure and cerebral vascular diseases. Oral contraceptive could causes hypertension on women.
The objective of this research was to study the correlation usage of combination oral contraceptive with hypertension on married women in reproductive age Case control study design was used in this research, was done at Primary Health Care Center of Grogol Petamburan, on February to March 2010. Ninety six respondent were participation in this research. Sample for case group were taken from visitors with blood pressure more or equal to 140/90 mm Hg.
The result showed that usage of combination oral contraseptive have risk to causes hypertension in users OR 3,51 (95% CI 1,03?11,91), and in past use OR 2,71 (95% CI; 0,71?10,32). The confounding factor that affected the relationship between usage of combination oral contraceptive and hypertension were age, history illness of hypertension of family and obesitas. Married women in reproductive age who have using combination oral contraceptive were recommended to check the blood pressure regularly at least every 6 months to prevent of hypertension occurrence.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T30827
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Widyasari
"Jakarta Timur tahun 2021 ditemukan 10,46% PUS yang melakukan unmet need KB. Beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu usia, pendidikan, jumlah anak, pengetahuan, sikap, pandangan, riwayat kontrasepsi, pemberian pelayanan KB, dukungan suami, dan peran tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kejadian unmet need KB pada PUS menikah saat masa pandemi COVID-19 di Wilayah Kecamatan Makasar Jakarta Timur Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah PUS di wilayah Kecamatan Makasar Jakarta Timur berjumlah 150 responden dengan teknik multistage random sampling. pengolahan data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan uji regresi logistik. Pengumpulan data melalui kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada 30 PUS berdomisili di Kecamatan Makasar Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan kejadian unmet need KB pada masa pandemic COVID-19 sebesar 40% mengalami peningkatan dibandingkan sebelum pandemic COVID-19. Ada hubungan faktor predisposisi (umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, persepsi, riwayat KB), faktor pemungkin (aksebilitas informasi manajemen pelayanan alat kontrasepsi) dan faktor penguat (dukungan suami dan peran petugas kesehatan) dengan p-value <0.05. Faktor paling dominan mempengaruhi kejadian Unmet Need KB pada PUS menikah saat masa pandemic COVID-19 adalah Riwayat KB. Maka diharapkan BKKBN melakukan peningkatan pembinaan dan koordinasi terhadap pemegang program KB dalam penyuksesan program KB serta PKB meningkatkan preventif promosi KB kepada masyarakat dengan mematuhi protocol pencegahan virus COVID-19 dan melakukan intervensi berkala 3 bulan sekali agar masyarakat yang unmet need KB menjadi akseptor KB.

In East Jakarta in 2021, 10.46% of PUS were found to have unmet need FP. Factors influence it, age, education, number of children, knowledge, attitudes, views, history of contraception, provision of FP services, husband's support, and the role of health workers. This study aims to determinants of the incidence unmet need FP in fertile couple during COVID-19 pandemic in the Makasar District, East Jakarta, in 2022. This study used a quantitative method with a cross-sectional design. The sample study is 150 WUS using a multistage random sampling technique. Sample processing with univariate, bivariate and multivariate analysis logistic regression. Data collection by filling out a questionnaire has been tested validity and reliability on 30 fertile age couples live in Makassar District, East Jakarta. The results showed that the incidence of unmet need for family planning during the COVID-19 increased by 40% compared to before the COVID-19 pandemic. There is a relationship between predisposing factors (age, education, knowledge, attitudes, perceptions, history of family planning), enabling factors (accessibility of information on contraceptive service management) and reinforcing factors (husband's support and the role of health workers) with p-value <0.05. The most dominant factor influencing the incidence of Unmet Need FP in married fertile age couples during the COVID-19 pandemic was FP History. It’s hoped that the BKKBN will increase guidance and coordination of FP program holders on success of the family planning program and PKB want to achieve more preventively in terms of FP promotion to the community by adhering to the COVID-19 virus prevention protocol and conducting periodic interventions for 3 months so that people unmet need FP become FP acceptors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hastuti
"Upaya Pemerintah dalam mengendalikan laju penduduk melalui program KB telah memperlihatkan hasil cukup baik dengan cakupan KB 57,4% (BKKBN, 2000). Namun pada masyarakat daerah banyak cakupan KBnya masih rendah, seperti pada Ibu-ibu PUS Wali murid SDIT IQRO yang mempunyai anak : 2 mencapai 62,6% serta belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah tersebut. Penelitian dilakukan secara kuantitatif, sample dipilih secara acak sederhana, diundi dari 595 Wali murid berdasarkan rumus estimasi proporsi (Ariawan, 1988) didapatkan sampel sebesar 183, pada penelitian ini dipakai 185 sampel yang berusia 15-49 tahun, bersuami, domisili di Komplek Perumahan IQRO. Yang menjadi kajian adalah factor umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, jumlah anak, nilai anak, dukungan keluarga, perilaku petugas dan lokasi pelayanan. Rancangan penelitian adalah Cross Sectional, analisis data Univariat, Bivariat, Multivariat.
Berdasarkan hasil analisis Univariat dan Bivariat diperoleh faktor-faktor yang berhubungan yaitu dukungan keluarga dan perilaku petugas yang tidak berhubungan adalah umur, pendidikan, pengetahuan,jumlah anak, nilai anak, sikap, dan lokasi, hasil Multivariat yang dominan adalah perilaku petugas.
Pengupayaan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cakupan KB sesuai hasil penelitian adalah peningkatan peran petugas, pelatihan kader sebagai konselor, pendekatan kepada tokoh masyarakat/agama, pembinaan keluarga PUS secara ekonomi melalui edit lunak dengan tujuan faktor -faktor yang berhubungan dengan program KB dapat diatasi sehingga program KB lebih berhasil.

Factors Related to Family Planning Participation, PUS Mother Student's Custody of the IQRO Islamic Integrated Elementary School, Sub District of Pondok Gede, Bekasi City, year of 2004Government efforts in controlling the population rate through Family Planning program (KB) has showed good result, with KB coverage 57,4% (BKKBN,2000) but in district region the coverage is still low, like among PUS mother student custody of SDIT IQRO who has children more than two reach 62,6% and not yet revealed the factors i,hich related to this issue. This study was carried out quantitatively; the sample has chosen by simple random sampling, taken from 595 student's custody based on proportion estimating formula (Ariawan, 1988) gained 183 samples, sample aged 15-49 years old, has husband living in IQRO residential. Factors which have been studied are age, education, knowledge, attitude, number of child, child's value, family support, behavior, officer and service location. Study design is cross sectional using univariate, bivariate, and multivariate analysis.
Based on the result of univariate and bivariate analysis showed that factors which related to Family Planning are family support and officer behaviors and the unrelated factors are age, education, knowledge, number of child, child's value, attitude, and location. Multivariate analysis showed the most dominant variable is officer behaviors.
Efforts which can be done to increase KB coverage based on the results of this study are improving officer's role, training as counselor, public figure or religious figure approaching, PUS family development economically by easy loans which related to any action to success the family planning program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Azzara
"Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi oleh Indonesia ialah jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat dan salah satu upaya pemerintah dalam menangani hal tersebut ialah dengan melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Hasil SDKI 1991-2012 menunjukkan pola penggunaan kontrasepsi di Indonesia masih didominasi oleh kontrasepsi hormonal dan bersifat jangka pendek, sedangkan tren pemakaian MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) cenderung menurun. Meskipun demikian, Provinsi Bali senantiasa menempati posisi pertama sebagai provinsi dengan tingkat penggunaan MKJP tertinggi di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan penggunaan MKJP pada pasangan usia subur di Provinsi Bali tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan analisis data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012. Populasi pada penelitian ini ialah semua Wanita Usia Subur (WUS) (15-49 tahun), sementara sampel penelitian ini ialah wanita kawin usia 15-49 tahun dan memiliki data lengkap. Analisis statistik bivariat menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi pengguna MKJP ialah 27,6%. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara umur (PR: 6,63, 95%CI: 1,01-43,41), pendidikan (PR: 1,53, 95%CI: 1,04-2,25), pengetahuan (PR: 1,41, 95%CI: 1,19-1,68), pekerjaan (PR: 1,67, 95%CI:1,29-2,16 dan PR: 1,78, 95%CI: 1,32-2,4), indeks kekayaan (PR: 1,34, 95%CI: 1,09-1,65), keterpaparan informasi dari media massa (PR: 1,49, 95%CI: 1,1-2,02), sumber pelayanan KB (PR: 2,83, 95%CI: 1,3-6,16) dengan penggunaan MKJP. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan promosi, edukasi, dan konseling untuk menggugah kesadaran masyarakat untuk menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang.

One of the problems faced by Indonesian development is the increased of Indonesia's population and one of the government's efforts in dealing with this is by implementing the Family Planning (FP) program. IDHS 1991-2012 shows the pattern of contraceptive use in Indonesia is still dominated by hormonal and short-acting contraceptive method, while the trend of the LACM (Long Acting Contraceptive Method) use tends to decrease. Even so, Province of Bali always occupies the first position as the province with the highest rate of LACM use in Indonesia.
This study aims to determine what factors are associated with the use of LACM among couples of reproductive age in province of Bali in 2012. This research use cross sectional study design with secondary data analysis of 2012 Indonesian Demographic Health Survey. Population in this study is all women of reproductive age (15-49 years old), while the sample is married women aged 15-49 years old and have complete data. Bivariate statistical analysis using chi-square test.
The results showed prevalence of LACM use is 27.6%. The result of bivariate analysis showed a significant relationship between age (PR: 6,63, 95%CI: 1,01-43,41), educational level (PR: 1,53, 95%CI: 1,04-2,25), FP knowledge (PR: 1,41, 95%CI: 1,19-1,68), occupation (PR: 1,67, 95%CI:1,29-2,16 and PR: 1,78, 95%CI: 1,32-2,4), wealth index (PR: 1,34, 95%CI: 1,09-1,65), exposed to FP information from mass media (PR: 1,49, 95%CI: 1,1-2,02), source of FP (PR: 2,83, 95%CI: 1,3-6,16) with LACM use. Therefore, it is advisible to give promotion, education, and counseling to arouse public awareness to use long acting contraceptive method.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryuni
"Salah satu upaya pemerintah dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah melalui pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) bagi Pasangan Usia Subur (PUS). Diperlukan upaya strategis dalam rangka menurunkan AKI dan laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan angka kelangsungan berKB salah satunya seperti yang tertuang dalam RPJMN 2010-2014 yaitu melalui penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Tingkat pemakaian MKJP saat ini baru mencapai 10,6 persen sementara target nasional sebesar 12,9 persen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku penggunaan MKJP pada PUS di Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur tahun 2014.Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan pola penggunaan kontrasepsi di Kabupaten Tuban belum sesuai dengan Pola Rasional Penggunaan Kontrasepsi yang dicanangkan oleh BKKBN. Pengetahuan tentang MKJP pada kelompok wanita PUS relative lebih baik dibanding dengan PUS Pria, hal ini disebabkan rendahnya informasi tentang MKJP terutama bagi PUS pria. kontrasepsi yang paling praktis menurut informan adalah jenis MKJP. Bagi PUS yang saat ini masih menggunakan non MKJP takut untuk beralih ke MKJP karena adanya rumor yang berkembang di masyarakat serta larangan dari suami.
Disarankan ke semua tenaga kesehatan lebih memotivasi PUS untuk menggunakan MKJP, meningkatkan pemberian KIE kepada PUS tentang MKJP, peningkatan partisipasi pria untuk lebih mendorong pasangannya menggunakan MKJP serta meningkatkan jumlah Petugas Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB) di tiap Kabupaten agar dapat meningkatkan cakupan MKJP.

One of the Government's efforts in controlling the rate of growth of the population and lower the mortality rate is through the implementation of a program for couples of fertile Age is family planning. Strategic efforts needed in an attempt tocontrolling the rate of growth of the population, lower the mortality rate and to increase the number of continuity use contraception one of them, as stated in the RPJMN 2010-2014 through the use of Long-term Contraceptive Methods. The level of discharging Long-term Contraceptive Methods currently new achieve 10 .6 percent while the national target of 12.9 percent.
This Research is aimed to know the behavior of the use of Long-term Contraceptive Methods on Productive-age in pairs at district of Tuban in East Java on 2014. This research is the kind of research qualitative.
The result showed using patterns of contraception in the district of Tuban not according to rational use contraception pattern that proclaimed by BKKBN. The knowledge of Long-term Contraceptive Methods woman in the reproductive-age couple relatively better than man it is caused by the lack of information about of Long-Term Contraceptive Methods especially for man in the productive-age couple, the most practical birth control according to the informants is a type of Long-Term Contraceptive Methods. For man in the productive-age couple who currently use of short-term contraceptive methods afraid to switch to Long-term Contraceptive Methods, because of the rumors that develops in social norms and prohibition of a husband.
Suggested all health workers to more motivate on Productive-age couple to use of Longterm Contraceptive Methods, Increase the provision of KIE to all Productive-age couple about Long-term Contraceptive Methods, increased participation of man to further encourage her partner to use Long-term Contraceptive Methods and increase the number of family planning extension officers in each district to increase the coverage of Long-term Contraceptive Methods.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia', 2014
T42230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library