Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kintan Imanda Sabilina
"ABSTRAK
Laporan magang ini menjelaskan tetang mekanisme dan perlakuan akuntansi atas
transaksi perkebunan plasma pada PT ALA Tbk. Perkebunan plasma merupakan
bentuk kerja sama antara perusahaan dengan masyarakat sekitar perkebunan
sebagai bentuk tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR).
PT ALA Tbk menjalankan mekanisme perkebunan plasma melalui salah satu anak
perusahaannya, yaitu PT CAN. PT CAN menerapkan pola Perusahaan Inti Rakyat-Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (PIR-KKPA) dalam menjalankan
kemitraannya dengan masyarakat. Laporan magang ini juga akan membahas
perlakuan akuntansi terhadap perkebunan plasma berdasarkan PSAK 16 dan PSAK
55.

ABSTRACT
This internship report explains the mechanism and accounting treatment of plasma
plantation transactions at PT ALA Tbk. Plasma plantations are a form of
cooperation between companies and communities around plantations as a form of
Corporate Social Responsibility (CSR). PT ALA Tbk operates a plasma plantation
mechanism through one of its subsidiaries, PT CAN. PT CAN applies the pattern
of the Perusahaan Inti Rakyat-Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (PIRKKPA)
in carrying out its partnership with the community. This internship report
will also discuss the accounting treatment of plasma plantations under PSAK 16
and PSAK 55."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wardani Murad Husain
"ABSTRAK
Dalam situasi krisis ekonomi seperti sekaiang ini, sektor usaha yang masih
cukup menarik dan sangat menjanjikan di antaranya adalah usaha perkebunan
kelapa sawit. Sektor ini termasuk yang diminati oleh investor untuk melakukan
investasi baik dalain bentuk Penanaman Modal Daiam Negeri (PMDN) ataupun
penanaman Modal Asing (PMA). Muka - muka baru dalam investasi tersebut
terutama muncul dari perusahaan industri kehutanan yang mengkonversi Hak
Pengusahaan Hutan (HPH) menjadi area perkebunan kelapa sawit dan tanaman
keras lainnya. Demikian juga dengan PT. WLK yang berlokasi di Kabupaten
Banggai, Sulawesi Tengah.
Perusahaan ini berencana untuk membuka perkebunan kelapa sawit mulal buJan
Desember 1997 hingga Desember 2000 dengan pola Perkebunan inti Rakyat
(PIR) yang merupakan perkebunan dengan pola kemitraan antara PT. WLK
sebagal perusahaan inti dengan petani plasma yang tergabung dalam wadah
Koperasi Tani usaha. Luas lahan yang direncanakan awal dibuka seluas 12,000
Ha terdiri atas 6,000 Ha Jahan inti dan 6,000 Ha lahan plasma yang tersebar di 5
wilayah di Bauggai yaftu Toil, Pandauke, Bantayan, Baturube dan Pasir Lamba.
Diharapkan pada tahun 2001, perkebunan sudah mencapai tahap menghasilkan
Tandan Buah Segar.
Pembangunan perkebunan kelapa sawit ini bersumber dari pinjaman kredit bank
dari modal sendiri dengan proporsi sebesar 57%:43%. Direncakan kredit investasi
Perbankan dengan bunga nominal 14% dapat dicairkan pada bulan September
2001. Sedangkan patokan nilai tukar rupiah pada awal perencana ditetapkan
sebesar Rp 4650,00.
Namun dalarn perkembangan Sepanjang akhìr tahun 1997 hingga akhir 2000
seiring dengan perubahan kondisi lingkungan ekonomi makro, beberapa kondisi
yang telah ditetapkan pada awal perencanaan tidakiah berjalan seperti yang
direncanakan.
Penelitian ini dilakukan untuk menilai kelayakan perkebunan sesuai
dengan kondisi pada awal perencanaan yaitu Desember 1997 dan mengevaluasi
kembali pada Desember 2000 berdasarkan perubahaan kondisi eksternal dan
internal perkebunan yang terjadi selama 3 tahun proyek berjalan.
Penilaian kelayakan dilakukan dengan menggunakan beberapa metode
yang sudah dikenal seperti Net Present Value, Internal Rate of Return dan
Payback Period Horison period dalam penilaian perkebunan adalah 25 tahun
sedangkan cost of capital yang digunakan sebagai discaunt rate dalam
penghitungan net present value diperoleh dan weighted cost of capital
perkebunan Sedangkan penghitungan return of equi(y dan perkebunan
menggunakan metode Capital Asset Pricing Models dengan nilai beta dan
Perusahaan sejerns dengan PT. WLK yaltu PT. Bakii Sumatra Plantation yang
sama ? sama bergerak di bida.ng perkebunan kelapa sawit.
Sedangkan kondisi ? kondisi yang mengalami perubahan adalah dari
internal adalah pertama, penarikan kredit investasi KKPA dan Bank Danamon
Indonesia oleh perusahaan inti dan plasma yang direncanakan Desember 1997
mengalami keterlambatan realisasi hingga September 2000. Kedua luas Iahan
yang terealisasi sampal dengan Desember 2000 adalah 8.149,80 Ha dari 12,000
Ha yang direncanakan semula. Ketiga, base cost pada awal perencanaan
diperkirakan hanya Rp 4.855.442,00/Ha namun dalam kenyataannya
membengkak menjadi Rp. 13.918.620,00/Ha yang berarti mengalami kenaikan
lebib dari 300% terutama disebabkan oleb naiknya harga pupuk, pestisida dan
upah minimum regional Sulawesi Tengah. Sedangkan dari kondisi eksternal
adalah pertama, nilal tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika pada saat
studi kelayakan pertama (November 1997) adalah Rp 4.650,00 sedangkan pada
Desember 2000 sudah mencapai Rp. 8.600,00. Kedua, harga pasaran dunia untuk
minyak sawit (FOB) pada saat awal perencanaan digunakan asumsi
USS420,50/MT tahun 1997 kemudian meningkat menjadi US$46610/MT tahun
2000 dan akhìrnya US$47510/MT tahun 2001 dan seterusnya sedangkan dalam
kenyataannya pada Desember 2000 barga CPO berada pada US$300,00.
Berdasarkan hasil analisa net present value perkebunan pada awal perencanaan
yaitu Desember 1997, dengan cost of capital proyek sebesar 14,66% maka net
present value perkebunan adalah Rp 46.031,05 juta dan internal rate of return
adalah 18,48% masib di atas cost of capital.
Sedangkan berdasarkan kondisi internal pertama yaitu keterlambatan penarikan
KKPA, maka nilai proyek (dengan asumsi cateris paribus) menjadi Rp 51.736,78
juta atau meningkat Rp 5.705,72 juta sedangkan internal rate of return
perkebunan meningkat 0,8% menjadi 19,28%.
Berdasarkan kondisi internal kedua yaitu realisasi luas lahan hanya 67,92% yaìtu
8.149,8 Ha namun ternyata menyebabkan net present value perkebunan menjadi
Rp 102.405,16 atau meningkat Rp 56.374,11 juta sedangkan IRR meningkat
hampir 5,43% menjadi 23,91%.
Dilihat dari kondisi internal ketiga yaltu kenaikan base cose dari Rp
4,855,44100/Ha menjadi Rp 13.918.620/Ha menyebabkan net present value
perkebunan turun sebesar Rp 137.319,51 juta menjadi negatif Rp 91.288,46 juta
sedangkan IRR turun 8,37% menjadi 10,11% sehingga menyebabkan proyek ini
menjadi tidak layak.
Sedangican berdasarkan kondisi eksternai pertama yaltu depresiasi niiai tukar
rupiah dari Rp 4.650,00 pada Desember 1997 menjadi Rp 8.600 pada Desember
2000 memperbesar net present wilue perkebunan nienjadi Rp 290.480,54 atau
bertambah Rp 244449,49 juta sedangkan InternaI rate of return perkebunan
nieningkat 14,36% menjadi 32,84%.
Terakhir berdasarkan kondisi eksternal kedua yaitu penurunan harga pasar CPO
yang awalnya diasumsikan US$ 420,5/MT CIF Malaysia namun pada buJan
Desember 2000 menjadi hanya US$ 300/MT CIF Malaysia sehingga
mengakibatkan net present value perkebunan turun drastis sebesar Rp 127.128
juta menjadi negatif Rp 81.096,98 juta sedangkail IRR turun 12,39% menjadi
6,09% dengan kata lain menyebabkan proyek ¡ni menjadi tidak layak.
Dengan asumsi bahwa nilai covarian adalah negatif maka secara keluruhan
berdasarkan perubahan kondisi di atas maka nilai proyek perkebunan kelapa sawit
PT. WLK adalah secara akumulatif sebesar Rp 272.237,03 juta sedangkan
internal rate of return rata ? rata menjadi 18,45% sehingga dengan kata lain
proyek perkebunan kelapa sawit PT. WLK per Desember 2000 masih dianggap
layak untuk diteruskan.
"
2001
T2391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicik Pratiwi
"Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit adalah melalui kebijakan dimana perusahaan besar wajib membangun kebun untuk petani dalam bentuk Perusahaan Inti Rakyat (PIR). Salah satu bentuk PIR yang telah ada adalah PIR Kredit Koperasi Primer kepada Anggotanya (PIR KKPA), yang merupakan bentuk kemitraan antara perusahaan dan petani plasma dalam melalui koperasi. Namun dilain pihak masih banyak petani yang melakukan usaha perkebunan kelapa sawit secara mandiri.
Penelitian ini menganalisis pengaruh partisipasi petani dalam program PIR KKPA terhadap tingkat pendapatan usaha tani. Selain itu pengaruh dari beberapa variable social ekonomi lain juga dianalisis antara lain variable produksi, biaya - biaya, partisipasi penyuluhan dan tingkat pendidikan. Dengan mengambil sample sebanyak 40 petani PIR KKPA dan 60 petani Mandiri di Kecamatan Tempilang, penelitian ini menemukan bahwa petani yang berpartisipasi pola PIR KKPA memiliki pendapatan yang lebih tinggi daripada yang tidak. Selain itu variable produksi, biaya pupuk dan partisipasi penyuluhan signifikan mempengaruhi pendapatan usaha tani kelapa sawit.

One of the government's effort in improving the welfare of oil palm farmers is through requiring large companies to establish plantations for farmers in the form of Nucleus Estate Smallholders (NES). One form of NES existing recently is the NES Primary Cooperative Credit to the Members ( NES PCCM ), which is a form of partnership between the company and farmers through the cehycle of cooperative. But there are still many farmers who operate the farm on their own.
This study aims to analyze the effect of farmers participation in the program NES program their farm income. Additionally it also analyzes the effect of several socio-economic variables such as production, cost, training participation and level of education. By taking a sample of 40 NES participant farmers and 60 nonparticipant or independent farmers in District Tempilang, the study found that farmers who participate in NES has a higher income than those who did not participate. Other variables, such us production, cost for fertilizer and training participation are also significant in affecting the income level of the oil palm farms ."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library