Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galuh Chandra Nur Fitrany Fauza
"ABSTRAK
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi antara orang awam Indonesia dan orang awam Korea di Jakarta terhadap estetika senyum.
Metode: Komponen senyum yang terdiri dari lebar mahkota, panjang mahkota, buccal corridor, gingival display dan smile arc pada foto senyum dimodifikasi secara digital dengan interval 1mm, sehingga diperoleh 20 foto senyum. Ke-20 foto ini kemudian dinilai oleh 35 orang awam Indonesia dan 35 orang awam Korea di Jakarta menggunakan visual analogue scale.
Hasil: perbedaan persepsi antara orang awam Indonesia dan orang awam Korea yang bermakna dapat ditemui pada panjang mahkota 12mm, buccal corridor 2,5mm dan 3,5mm, gingival display -0,5mm dan smile arc 2mm. Orang awam Indonesia dan orang awam Korea menilai lebar mahkota 8,5mm, panjang mahkota 10mm, buccal corridor 0,5mm, gingival display 0,5mm, smile arc 1mm sebagai komponen senyum yang paling estetis.
Kesimpulan: Orang awam Indonesia menilai panjang mahkota 12mm, buccal corridor 2,5mm dan 3,5mm, gingival display -0,5mm dan smile arc 2mm lebih estetis daripada orang Korea, namun terdapat kesamaan dalam memilih komponen-komponen senyum yang paling estetis.

ABSTRACT
Objectives: To compare the smile aesthetics perception between Indonesian and Korean laypeople.
Methods: Twenty smile photograps with altered features were used. Altered features included the following: crown width, crown length, buccal corridor, gingival display and smile arc. These photographs were assessed by 35 Indonesian laypeople and 35 Korean laypeople in Jakarta using a visual analogue scale.
Results: Significant differences in perception between Indonesian laypeople and Korean laypeople were found at 12mm crown length, 2,5mm dan 3,5mm buccal corridors, -0,5mm gingival display and 2mm smile arc. Indonesian and Korean laypeople assesed 8,5mm crown width, 10mm crown length, 0,5mm buccal corridor, 0,5mm gingival display and 1mm smile arc as the most aesthetic smile components.
Conclusion: Indonesian laypeople assesed 12mm crown length, 2,5mm and 3,5mm buccal corridor,-0,5mm gingival display and 2mm smile arc more aesthetically than Koreans, but there were similarities in choosing the most aesthetic components."
2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Banyak orang yang mempunyai koleksi buku pribadi di rumah dalam jumlah yang cukup besar. Mereka biasanya ingin mengelola koleksi bukunya sebagaimana sebuah perpustakaan sederhana. Misalnya deretan bukunya tertata dengan rapih menurut sistematika tertentu.kalau ingin mencari sebuah topik tertentu, maka mereka dapat dengan mudah menemukan buku apa saja yang membahas topik yang dicari tersebut diantara buku koleksinya....."
020 VIS 10:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Sukmaningsih
"ABSTRAK
Selebriti dapat diartikan sebagai seorang yang terkenal. Selebriti juga
merupakan produk dari media massa (Giles, 2000). Sisi kehidupan pribadi
selebriti yang cukup sensitif dan menarik minat masyarakat adalah kehidupan
perkawinannya, terlebih lagi bila dalam kehidupan perkawinan selebriti tersebut
terdapat konflik, dimana konflik yang sering terjadi menunjukkan rendahnya
kepuasan perkawinan. Rendahnya kepuasan perkawinan dapat disebabkan oleh
pekerjaan yang tidak umum yaitu pekeijaan yang mempunyai jadwal keija yang
berbeda dibandingkan pekeijaan lain pada umumnya (Voydanoff, 1984).
Kepuasan perkawinan dapat diartikan sebagai kepuasan subyektif
seseorang yang dapat dilihat secara keseluruhan maupun secara spesifik dari
aspek-aspek perkawinan. Faktor yang mempengaruhi kepuasan perkawinan
adalah faktor-faktor sebelum dan sesudah menikah. (Duvall dan Miller, 1985).
Dengan mengetahui faktor-faktor sesudah perkawinan seseorang dapat
mengantisipasi hal-hal yang mungkin teijadi dan menemukan cara mengatasinya
untuk dapat mempertahankan kepuasan perkawinan.
Karakteristik kepribadian pasangan suami istri adalah salah satu faktor
yang sudah terbentuk sebelum perkawinan tetapi tetap berpengaruh setelah
perkawinan terjadi (Kirkpatrick, dalam Stinnett, 1983). Unsur yang berpengaruh
terhadap kepribadian adalah konsep diri dimana konsep diri merupakan konstruk
sentral untuk memahami manusia dan tingkah lakunya (Fitts, 1971). Konsep diri
mempengaruhi perilaku seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain, dalam
hal ini interaksi dengan pasangan dalam perkawinan mereka. Trisnawati (1994)
mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara aspek konsep diri
dengan kepuasan perkawinan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif untuk
mengukur konsep diri dan kepuasan perkawinan pada selebriti, pasangan dari
selebriti dan orang awam. Subyek terdiri dari 32 orang selebriti, 32 orang
pasangan dari selebriti dan 64 orang awam. Wawancara kualitatif dilakukan
terhadap 2 pasang suami istri, dimana kedua suami adalah seorang selebriti,
sedangkan istri mereka adalah ibu rumah tangga.
Perhitungan korelasi antara konsep diri dan kepuasan perkawinan yang
menggunakan rumus pearson product moment menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara konsep diri dan kepuasan perkawinan.
Teknik ANOVA yang mengukur konsep diri menunjukkan tidak ada
perbedaan skor yang signifikan antara konsep diri pada selebriti dengan
pasangan dari selebriti, kemudian ada perbedaan skor yang signifikan antara
konsep diri pada selebriti dengan orang awam, serta ada perbedaan skor yang
signifikan antara konsep diri pada pasangan dari selebriti dengan orang awam.
Untuk mengukur kepuasan perkawinan juga digunakan teknik ANOVA
yang menunjukkan hasil bahwa tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara
kepuasan perkawinan pada selebriti dengan pasangan dari selebriti, lalu tidak
ada perbedaan skor yang signifikan antara kepuasan perkawinan pada selebriti
dengan orang awam, serta tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara
kepuasan perkawinan pada pasangan dari selebriti dengan orang awam.
Hasil perhitungan tambahan menunjukkan bahwa dimensi intemal dari
konsep diri yang paling berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan adalah
dimensi intemal self satisfaction. Hal ini berlaku pada ketiga kelompok subyek.
Perbedaan pengaruh yang signifikan antar dimensi eksternal hanya tampak pada
subyek kelompok orang awam yang menunjukkan hasil dimensi eksternal fem/Vy
self adalah dimensi eksternal yang paling berpengaruh terhadap kepuasan
perkawinan.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa permasalahan yang terjadi pada
pasangan selebriti bukan disebabkan oleh status suami sebagai seorang
selebriti. Permasalahan pasangan selebriti ini adalah kurangnya waktu diantara
mereka, dimana masalah ini dapat dialami oleh pasangan lain yang bukan
merupakan pasangan selebriti."
2001
S2811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutajulu, Puji Sarah
"Pendahuluan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi estetika senyum terhadap ukuran buccal corridor antara ortodontis dan orang awam Indonesia. Metode: Ukuran buccal corridor dimodifikasi secara digital dengan perbedaan 5%, dari 0% sampai 25% buccal corridor terhadap lebar komisura dalam sehingga diperoleh enam ukuran. Persepsi estetika senyum menurut 24 ortodontis dan 24 orang awam ras deutromalayid diperoleh dengan menggunakan visual analog scale (VAS) pada 12 gambar yang terdiri dari enam ukuran buccal corridor pada gambaran wajah tampak depan saat tersenyum (GW) dan enam ukuran pada gambaran sirkumoral tampak depan saat tersenyum (GS). Hasil: Tidak terdapat perbedaan persepsi estetika senyum yang bermakna terhadap ukuran BC sebesar 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% antara ortodontis dan orang awam Indonesia pada GW dan GS kecuali ukuran BC sebesar 25%. Tidak terdapat perbedaan penilaian persepsi estetika senyum yang bermakna antara penggunaan GW dan GS. Kesimpulan: Pada GW, ortodontis dan orang awam sama-sama menganggap ukuran buccal corridor yang sempit merupakan senyum yang paling menarik. Sedangkan pada GS, ortodontis lebih menyukai ukuran buccal corridor yang sempit namun kelompok orang awam lebih menyukai ukuran buccal corridor yang sangat lebar.

Objective: The purpose of this study was to assess the difference of smile esthetics perception on buccal corridors width between Indonesian orthodontists and laypersons by means of digitally manipulated photographs, as well as compare assessments of fullface view (FFV) and close-up view of the mouth (CUVM) images. Methods: Facial photographs were taken smiling deutromalayid female, displaying first molar to first molar. Buccal corridors were modified digitally in 5% increments, from 0% to 25% buccal corridor compared with the inner commissural width. The rendered images, 6 of FFVs and 6 of CUVMs, were assessed by 24 Indonesian orthodontists and 24 Indonesian laypersons who rated the attractiveness of each smile by means of a visual analog scale (VAS). Results: There were no significant differences on smile esthetics perception of 0%, 5%, 10%, 15% and 20% BC width between Indonesian orthodontists and laypersons on FFV and CUWM except BC width of 25%. There were no significant differences in the assessment of smile esthetic perception between the use of FFV and CUVM. Conclusion: At FFV, both orthodontists and laypersons preferred narrow buccal corridor. While at CUWM, orthodontists preferred the narrow buccal corridor but laypersons preferred very wide buccal corridor."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library