Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mega Adeanti
"Kekeringan merupakan bencana yang setiap tahun terjadi pada musim kemarau, kejadian bencana kekeringan tidak terlepas dari fenomena iklim El-Nino Southern Oscillation (ENSO). Kekeringan dapat memberikan dampak negatif pada sektor pertanian lahan sawah yang berakibat penurunan luas tanam, luas panen, dan hasil produktivitas. Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bogor menyebutkan bahwa Kabupaten Bogor pada musim kemarau terkena dampak dari kekeringan pertanian.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeteksi wilayah kekeringan secara spasial dan temporal, serta menganalisis wilayah kekeringan menurut kondisi topografi seperti ketinggian dan kemiringan lereng. Penelitian ini menggunakan data citra Landsat 8 OLI/TIRS pada tahun 2014-2018 dengan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dan Normalized Difference Water Index (NDWI) lalu menghasilkan indeks kekeringan dengan analisis Normalized Difference Drought Index (NDDI).
Hasil pengolahan diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu normal, kekeringan ringan, kekeringan sedang, dan kekeringan berat. Berdasarkan dari pengolahan data tahun 2014, 2016, 2017, dan 2018 menunjukan bahwa kelas kekeringan ringan mendominasi di Kabupaten Bogor dan pada tahun 2015 didominasi kelas kekeringan sedang. Analisis statistik menunjukan kekuatan hubungan antara nilai NDDI dengan kondisi topografi yaitu ketinggian dan kemiringan lereng memiliki hubungan yang lemah dan tidak signifikan.

Drought is a disaster that occurs every year in the dry season, drought is inseparable from the climate phenomenon El-Nino Southern Oscillation (ENSO). Drought can have a negative impact on the agricultural sector of paddy fields which results in a decrease in planting area, harvest area, and productivity yields. Bogor Regency's Office of Food, Horticulture and Plantation said that Bogor Regency in the dry season was affected by agricultural drought.
The purpose of this study was to detect spatial and temporal areas of drought, and to analyze the area of ​​drought according to topographic conditions such as altitude and slope. This study uses Landsat 8 OLI / TIRS image data in 2014-2018 with the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) and the Normalized Difference Water Index (NDWI) then produces a drought index with an analysis of Normalized Difference Drought Index (NDDI).
Processing results are classified into 4 classes, namely normal, mild drought, moderate drought, and severe drought. Based on data processing in 2014, 2016, 2017, and 2018, it shows that light drought class dominates in Bogor Regency and in 2015 was dominated by moderate drought class. Statistical analysis shows the strength of the relationship between NDDI values ​​and topographic conditions, namely altitude and slope of the slope has a weak and non significant.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunai, Fauzan
"Kota Tangerang Selatan adalah kota yang berbatasan langsung dengan Ibukota Republik Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk akan berdampak juga pada peningkatan perekonomian di kota ini meliputi, perkembangan pusat perdagangan, industri, permukiman, dan perkantoran, yang akan merubah pola penutup lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Percent of Building Density (PBD) dan menganalisis hubungan Percent of Building Density (PBD) dengan NDWI, SAVI, dan LST di Kota Tangerang Selatan. Penelitian menggunakan data yang diperoleh dari pengolahan citra landsat 8 OLI/TIRS path 122 row 64. Metode yang digunakan ekstraksi nilai NDBI, SAVI, NDWI, dan LST, kemudian dilakukan uji korelasi dengan menggunakan analisis regresi linier. Percent of Building Density (PBD) di Kota Tangerang Selatan, didominasi dengan kelas tinggi menyebar dari utara hingga selatan yang berbatasan dengan Kota Tangerang dan Kota Depok, kemudian untuk kelas rendah dominan dibagian barat hingga barat daya yang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor, dan kelas sedang tersebar dibagian tengah Kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk uji korelasi antara PBD terhadap SAVI, NDWI, dan TIRS semuanya bernilai positif dengan nilai R square yang mendekati 1 yaitu, SAVI dengan nilai 0,9902, NDWI dengan nilai 0,9932, dan LST dengan nilai 0,9987. Semakin dekat dengan nilai 1 maka korelasi semakin kuat.

South Tangerang City is a city directly adjacent to the capital city of the Republic of Indonesia. The increase in population will also increase the economy in this city, including the development of trade centres, industry, settlements, and offices, which will change the land cover pattern. This study aims to analyze the percentage of building density (PBD) and the relationship between the percentage of building density (PBD) with NDWI, SAVI, and LST in South Tangerang City. The study used data obtained from Landsat 8 OLI/TIRS image processing path 122 rows 64. The method used was extracting NDBI, SAVI, NDWI, and LST values and then testing the correlation using linear regression analysis. Percentage of Building Density (PBD) in South Tangerang City, dominated by high class spreading from north to south bordering Tangerang City and Depok City, then for low class dominant in the west to southwest bordering Tangerang Regency and Bogor Regency, and class are scattered in the central part of South Tangerang City. The results concluded that a correlation test between PBD and SAVI, NDWI, and TIRS, were positive with an R square value close to 1, namely, SAVI with a value of 0.9902, NDWI with a value of 0.9932, and LST with a value of 0.9987. The closer to the value 1, the stronger the correlation. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Pratiwi
"Salah satu masalah paling utama bumi khususnya di perkotaan adalah meningkatnya suhu permukaan karena alih fungsi lahan vegetasi menjadi non-vegetasi. Terus berkembangnya Kota Semarang menjadi kota perdagangan dan kota jasa pariwisata menyebabkan peningkatan luas lahan terbangun dan penurunan luas area hijau.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan tutupan lahan di Kota Semarang tahun 2008-2018 menganalisis variasi Land Surface Temperature di Kota Semarang tahun 2008-2018 dan menganalisis korelasi antara Land Surface Temperature dengan tutupan lahan, Normalized Difference Vegetation Index, Normalized Difference Building Index dan Normalized Difference Water Index Kota Semarang tahun 2000-2018. Data yang digunakan adalah citra Landsat 5 dan Landsat 8 pada bulan kering.
Metode pada penelitian ini berupa Supervised Classification, LST, NDVI NDBI dan NDWI. Uji akurasi data tutupan lahan menggunakan Producer Accuracy, User Accuracy, Overall Accuracy dan Kappa Coefficient. Survei lapang dilakukan untuk melakukan validasi data tutupan lahan dan pengukuran suhu.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tutupan lahan Kota Semarang dari tahun 2008, 2011, 2015 dan 2018 terus mengalami perubahan luas. Luas area terbangun di Kota Semarang terus meningkat diikuti dengan penurunan pada kelas tutupan lahan lainnya. Secara umum, LST Kota Semarang dari tahun 2008 hingga 2018 terus mengalami kenaikan. NDVI dan NDWI berkorelasi negatif dengan LST Kota Semarang sedangkan NDBI berkorelasi positif dengan LST Kota Semarang.

One of the most important problems of the earth, especially in urban areas, is rising surface temperatures due to conversion of vegetation land to non-vegetation. The continued development of the City of Semarang as a city of trade and tourism services city led to an increase in the area of ​​built land and a decrease in the area of ​​green areas.
This study aims to analyze changes in land cover in the city of Semarang in 2008-2018 to analyze variations in Land Surface Temperature in the City of Semarang in 2008-2018 and analyze the correlation between Land Surface Temperature and land cover, Normalized Difference Vegetation Index, Normalized Difference Building Index and Normalized Difference Semarang City Water Index 2000-2018. The data used are Landsat 5 and Landsat 8 images on dry months.
The method in this research is Supervised Classification, LST, NDVI NDBI and NDWI. Test the accuracy of land cover data using Producer Accuracy, User Accuracy, Overall Accuracy and Kappa Coefficient. A field survey was conducted to validate land cover data and temperature measurements.
The results showed that the Semarang City land cover from 2008, 2011, 2015 and 2018 continued to experience extensive changes. The area built up in the city of Semarang continues to increase followed by a decrease in other land cover classes. In general, Semarang City LST from 2008 to 2018 continues to increase. NDVI and NDWI are negatively correlated with LST Semarang while NDBI is positively correlated with LST Semarang.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rista Nur Aini
"

Kekeringan merupakan keadaan dimana kurangnya pasok air yang cukup lama. Bencana alam kekeringan juga ditimbulkan akibat dari keragaman curah hujan dibeberapa wilayah, dan faktor alam lain.  Kekeringan merupakan bencana yang sering melanda di beberapa wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Serang sehingga dapat mengancam wilayah pertanian khususnya sawah. Masalah dari penelitian ini adalah bagaimana Pola sebaran kekeringan dan luasan kekeringan lahan pertanian Kabupaten Serang beserta dengan hubungan kondisi fisik. Penelitian ini menggunakan data citra Landsat 8 OLI periode lima tahun pada bulan kering yang menggunakan aplikasi penginderaan jauh dengan analisis algoritma Normalized Difference Drought Index (NDDI). Normalized Difference Drought Index (NDDI) yang mana merupakan hasil rasio antara Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dan Normalized Difference Water Index (NDWI) yang menggabungkan nilai indeks kehijauan vegetasi dan kelembaban lahan. Pola sebaran kekeringan kekeringan lahan pertanian lebih dominan menyebar di Kecamatan Bandung, Binuang, Carenang, Cikande, Cikeusal, Jawilan, Kopo, Pamarayan dan Tunjung Teja dengan luas wilayah kekeringan lebih dari 500 ha. Hubungan kondisi fisik yang amat berpengaruh terhadap kekeringan lahan pertanian Kabupaten Serang ialah curah hujan dengan rata-rata curah hujan 145-148 mm per bulan selama lima tahun,  diikuti dengan ketinggian wilayah yang landai, pada jenis tanah sedimen dan dengan jarak buffer sungai rerata lebih dari 1000 meter.


Drought is a condition where there is a lack of sufficient supply of water. Natural drought disasters are also caused by a variety of rainfall in several regions, and other natural factors. Drought is a disaster that often strikes in several regions of Indonesia, including Serang Regency, so that it can threaten agricultural areas, especially rice fields. The problem of this research is how the pattern of distribution and extent of drought in agricultural land of Serang Regency along with the relationship of physical conditions. This study uses five-year period Landsat 8 OLI image data in the dry month using remote sensing applications by analyzing the Normalized Difference Drought Index (NDDI) algorithm. Normalized Difference Drought Index (NDDI) which is the result of the ratio between the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) and the Normalized Difference Water Index (NDWI) that combines the vegetation density index value and soil moisture. The pattern of distribution of drought in agricultural lands is more prevalent in Bandung, Binuang, Carenang, Cikande, Cikeusal, Jawilan, Kopo, Pamarayan and Tunjung Teja Subdistricts with a drought area of more than 500 hectares. The relationship of physical conditions that greatly affect the dryness of Serang Regency's agricultural land is rainfall with an average rainfall of 145-148 mm per month for five years, followed by a sloping area height, on sedimentary soil types and with an average river buffer distance of more than 1000 meters.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdullah Sani
"Kekeringan tergolong sebagai bencana alam yang sering terjadi secara perlahan serta dapat menimbulkan dampak negatif contohnya dalam sektor pertanian. Terganggunya sektor pertanian berhubungan dengan produksi lahan pertanian karena kekeringan dapat berakibat tidak tersedianya pengairan untuk lahan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persebaran kekeringan lahan pertanian pada tahun 2015 dan 2020 disertai mengetahui hubungannya dengan kondisi fisik seperti ketinggian, lereng, dan jarak dari irigasi di Kabupaten Karawang. Analisis untuk mengidentifikasi kekeringan dilakukan dengan pengolahan citra Landsat 8 OLI dengan menggunakan indeks kekeringan Normalized Difference Drought Index (NDDI). NDDI merupakan indeks untuk mendeteksi kekeringan yang menggabungkan nilai dari indeks kehijauan vegetasi (NDVI) dan indeks kebasahan vegetasi (NDWI). Hasil pengolahan menunjukkan kekeringan didominasi oleh kelas berat dan tersebar pada lahan pertanian bagian utara hingga timur laut, sedangkan kelas kekeringan sangat berat didominasi pada lahan pertanian bagian selatan hingga barat. Kelas kekeringan sangat berat tertinggi terjadi pada bulan September tahun 2015 dengan luas wilayah kekeringan sebesar 28.896,19 Ha dan tersebar hampir di seluruh lahan pertanian Kabupaten Karawang. Kekeringan lahan pertanian yang terjadi memiliki hubungan terhadap kondisi fisik wilayah yaitu ketinggian, lereng, dan jarak dari irigasi. Berdasarkan hasil uji korelasi pearson, terdapat hubungan yang signifikan antara kekeringan dengan kondisi fisik di Kabupaten Karawang. Tingkat kekuatan hubungan antara kekeringan dengan ketinggian adalah lemah dan tingkat kekuatan hubungan antara kekeringan dengan lereng adalah sangat lemah. Sementara itu, tingkat kekuatan hubungan antara kekeringan dengan jarak dari irigasi adalah kuat. Hal ini menunjukkan bahwa jarak dari irigasi adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya kekeringan di lahan pertanian.

Drought is classified as a natural disaster that often occurs slowly which can have a negative impact, for example in the agricultural sector. The disruption of the agricultural sector is related to the production of agricultural land. This study aims to analyze the distribution of agricultural land drought in 2015 and 2020 along with knowing its relationship to physical conditions in Karawang Regency. Analysis for drought identification was carried out by processing Landsat 8 OLI using the Normalized Difference Drought Index (NDDI). NDDI is an index to detect drought that combines the values of the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) and the Normalized Difference Water Index (NDWI). The results of the processing showed that the drought was dominated by the heavy class and spread in the northern to the northeastern part of agricultural land, while the very severe drought class was dominated by the southern to western agricultural land. The highest very severe drought class occurred in September 2015 with a drought area of 28.896,19 Ha. The dryness of agricultural land that occurs has a relationship with the physical conditions. Based on the results of the pearson correlation test, the strength level of the relationship between drought and altitude is weak and the strength level of the relationship between drought and slope is very weak. Meanwhile, the strength level of the relationship between drought and distance from irrigation is strong. This shows that the distance from irrigation is a very influential factor in the occurrence of drought in agricultural land."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library