Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Rocardo Fiipadhlillah Chang
"Ilmenit merupakan salah satu sumber utama dari titanium dan pigmen TiO2. Salah satu teknik pengolahan ilmenit adalah dengan proses reduksi dan kemudian dilakukan proses pemisahan seperti pelindian. Sudah banyak usaha yang dilakukan dalam meningkakan efisiensi dan efektivitas proses pengolahan ilmenit, salah satunya secara mekano-kimia. Pra-perlakuan penggilingan dapat memberikan aktivasi mekanik terhadap ilmenit. Aktivasi mekanik dapat meningkatkan specific surface area, merubah struktur kristalin mineral menjadi lebih halus, serta mempercepat laju reaksi dan transformasi fasa. Aplikasi proses penggilingan juga dapat mempengaruhi kinetika reduksi karbotermik ilmenit, menurunkan suhu onset reaksi karbotermik, menurunkan dan memisahkan puncak endotermik reaksi karbotermik sehingga reaksi deoksidasi terjadi lebih selektif dan cepat, serta meningkatkan tingkat disolubilitas Fe dari ilmenit. Tingkat aktivasi mekanik penggilingan dipengaruhi oleh proses penggilingan sendiri, durasi penggilingan, intensitas penggilingan, kondisi penggilingan, serta jenis penggilingan.
Ilmenite is one of the main sources of titanium and TiO2 pigment. One way to process ilmenite is by conventional reduction process then followed by separation step such as leaching. There has been many effort done to increase efficiency and effectivity of ilmenite processing, one of it is via mechanochemical way. Milling pre-treatment can result in mechanical activation of ilmenite whereas this mechanical activation will lead to increasing of specific surface area, refinery of crystallin structure, and hasten reaction rate and phase transformation. Application of milling pre-treatment also can affect carbothermic reduction kinetic, lower onset temperature for carbothermic reaction, lower and divide endothermic peak so that deoxidation reaction may occur faster and more selective, and increasing Fe dissolubility rate from ilmenite. Level of mechanical activation due to milling is determined by many factors such mechanical activation process, milling duration, pressure/weight intensity of milling, environment condition during milling pre-treatment, lastly type of milling processes. All this factor will be the focus of the study."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yorga Rohimuddin E.
"Telah dilakukan penelitian yang memanfaatkan limbah industri yang mengandung barit sebagai bahan baku magnet permanent barium heksaferit. Limbah yang mengandung barit ini direaksikan dengan asam klorida untuk menghilangkan unsur-unsur yang larut asam klorida, yang dilanjutkan dengan pereaksian dengan asam sulfat untuk melarutkan pengotor yang larut asam sulfat. Tahap pemurnian ini dapat mencapai kemurnian Barium sulfat diatas 98%. Selanjutnya barium sulfat dan KOH dalam takaran stoikiometri di milling dalam planetary ball mill dengan perbandingan berat sampel terhadap bola 1:20. Setelah digerus selama 5 jam, hasil ini dipaparkan pada gas CO2 sehingga terbentuk BaCO3. lalu dileaching menggunakan K2CO3 dan dikeringkan. Hasilnya adalah BaCO3 dan sisa BaSO4 yang belum bereaksi. Pemisahan BaCO3 dilakukan dengan cara memanaskan campuran ini pada suhu 800oC lalu dilarutkan ke dalam air. Larutan lalu diberi gas CO2 sehingga terbentuk presipitasi BaCO3 murni. BaCO3 murni ini kemudian di reaksikan dengan Fe2O3 dengan perbandingan molar 1:6 pada suhu 1200°C selama 1 jam sehingga diperoleh bahan magnet Barium heksaferit.
It is already studied the use of industrial waste rich with barite as raw material of permanent magnet barium hexaferrite. First the waste reacted with hydrochloride acid to eliminate substance that can be dissolved in acid, then reacted with sulfate acid to remove substance that dissolved in sulfate acid. This purification step can concentrated barite from 30wt% to 98wt%. the purified barite then milled with KOH in stoichiometry proportion in planetary ball mill to form Ba(OH)2. after 5hrs milling, the sample is subjected to CO2 gas to transform Ba(OH)2 into BaCO3. then leach out K2SO4 with K2CO3 solution 0.1M and then dried. This step leaves BaCO3 and BaSO4 residue in mix. BaCO3 separation is done by heating the mix in 800oC then dissolved in water. Filtration this solution then aerated with CO2 gas on the filtrate will form pure BaCO3 precipitation. This pure BaCO3 precipitation then reacted with Fe2O3 in 1:6 molar proportions, in temperature 1200°C for 1hour to form magnetic substance barium hexa ferrite."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21293
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library