Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leitch, Robert A.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1983
657 LEI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Reddy, P. N.
New Delhi: Eurasia, 1978
658 RED p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Davis, Gordon B.
Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, 1974
658.403 8 DAV m (1);658.403 8 DAV m (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: The Dryden Press, 1992
658.403 8 FLA f (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Hari Wijanto
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi yang pesat akhir-akhir ini tidak saja menyebabkan peningkatan kemampuan teknologi informasi yang luar biasa, tetapi juga menyebabkan penurunan yang tajam harga perangkat teknologi tersebut. Sebagai dampak dari keadaan ini ialah meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi di masyarakat dan meningkatnya pembangunan sistem informasi dalam organisasi. Pembangunan sistem informasi dalam organisasi juga dipacu oleh peningkatan peran sistem informasi yang dewasa ini semakin banyak dimanfaatkan sebagai senjata strategis bagi organisasi untuk berkompetisi. Keadaan ini ditambah dengan beberapa temuan, yang menunjukkan bahwa implementasi sistem informasi dalam organisasi bukanlah pekerjaan yang mudah dilaksanakan dan bahkan sering mengalami kegagalan, menjadikan keberhasilan sistem informasi merupakan hal panting yang perlu mendapat perhatian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan pengukuran keberhasilan sistem informasi dalam organisasi-organisasi di Indonesia. Beberapa pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan konsep atau konstruk dan instrumen pengukuran keberhasilan sistem informasi, serta penerapannya dalam organisasi di Indonesia berusaha untuk dicari jawabannya. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan untuk mengkaji penerapan metode penelitian Structural Equation Model (SEM) pada penelitian keberhasilan sistem informasi di Indonesia.
Keberhasilan sistem informasi merupakan konstruk berganda yang mengandung beberapa kategori. Kategori-kategori ini dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu keluaran ekonomi dan keluaran non-ekonomi. Idealnya, keluaran ekonomi yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem informasi. Karena hal ini sukar dilaksanakan, maka kebanyakan pengukuran keberhasilan sistem informasi dilakukan dengan ukuran tidak langsung atau ukuran pengganti yaitu keluaran nonekonomi atau keluaran personal.
Berdasarkan kategori-kategori di dalam kelompok keluaran non-ekonomi dibentuk model pengukuran keberhasilan sistem informasi yang menggunakan ukuran pengganti Kepuasan Informasi Pemakai (KIP) dan Kualitas Jasa Sistem Informasi (KUALJASA). Kuesioner dibentuk berdasarkan instrumen-instrumen dari beberapa penelitian sebelumnya. Kuesioner disebarkan kepada individu sebagai pemakai sistem informasi dalam organisasi-organisasi di Indonesia. Data yang terkumpul diolah dengan bantuan PRELIS-2, LISREL-8 dan perangkat statistik yang lainnya.
Kesimpulan yang dapat ditarik berkaitan dengan KIP adalah KIP merupakan model konfirmatori 2 tingkat, dimana KIP dapat diukur melalui 4 variabel, dan ke 4 variabel tersebut dapat diukur melalui 17 variabel teramati atau indikator. Demikian juga, kesimpulan yang berkaitan dengan KUALJASA menunjukkan bahwa KUALJASA adalah model konfirmatori 2 tingkat, dimana KUALJASA dapat diukur melalui 4 variabeI, dan ke 4 variabeI tersebut dapat diukur melalui 11 variabel teramati atau indikator. Perbandingan antara KUALJASA-SERVQUAL (yang diukur menggunakan data persepsi performansi minus harapan pemakai) dengan KUALJASASERVPERF (yang diukur menggunakan data persepsi performansi saja) memberikan basil model KUALJASA-SERVPERF lebih baik dari model KUALJASASERVQUAL.
Dalam hubungan kausal disimpulkan bahwa KUALJASA berpengaruh secara positif terhadap KIP. Sementara itu, Tingkatan Departemen Sistem Inforrnasi (DSI) dalam organisasi (TKATDSI) tidak mempunyai hubungan kausal dengan KIP dan KUALJASA. Umur DSI dalam organisasi (UMURDSI) tidak mempunyai hubungan kausal dengan KIP. UMURDSI mempunyai hubungan kausal negatif dengan KUALJASA, tetapi kecilnya koefisien regresi dan rendahnya koefisien determinasi, maka secara praktis hubungan ini dapat diabaikan.
SEM terbukti bermanfaat sebagai metodologi penelitian untuk penelitian sistem informasi. Perbandingan estimasi WLS dengan ML menunjukkan bahwa WLS menghasilkan estimasi data ordinal yang lebih baik dibandingkan ML.
Implikasi penelitian ini bagi praktisi berupa tersedianya alat untuk mengevaluasi keberhasilan sistem informasi dalam organisasi, sehingga usaha untuk meningkatkan efektivitas sistem informasi lebih terarah. Sedangkan bagi peneliti, dari segi substansi, merupakan penelitian awal tentang sistem informasi di Indonesia yang dapat dikembangkan lebih lanjut, dan dari segi metodologi penelitian, pengalaman penerapan SEM dapat digunakan sebagai pedoman untuk penelitian-penelitian dalam bidang lain, termasuk bidang ilmu sosial dan perilaku.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
D424
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theirauf, Robert J.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1975
658.403 THE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
McKeever, James M.
New York: Wiley-Interscience, 1971
658.403 MCK m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti
"Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di lingkungan Departemen Kesehatan dan tenaga UPT Daerah dibawah Departemen Kesehatan di seluruh Indonesia menurut data hasil PUPNS tahun 2003 adalah sekitar 37.551 orang tenaga UPT dan 4.391 orang pegawai Departemen Kesehatan Pusat.
Sistem informasi yang berisi tentang data kepegawaian Departemen Kesehatan diperlukan untuk menunjang kelancaran tugas-tugas kepegawaian di lingkungan Departemen Kesehatan. Sampai saat ini, keadaan pegawai yang berjumlah kurang lebih dari 40.000 pegawai tersebut belum sempurna keberadaannya, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut agar menghasilkan data yang lebih baik dan akurat. Untuk itu Departemen Kesehatan telah menerapkan pelaksanaan program Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMKA). Dalam pelaksanaannya, terdapat perbedaan antara hasil analisis informasi yang tersedia dalam program SIMKA dengan informasi yang dibutuhkan penentu kebijakan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi kualitatif untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang gambaran pelaksanaan program SIMKA di Kantor Pusat Departemen Kesehatan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi, sedangkan data sekunder didapatkan melalui laporan-laporan yang berhubungan dengan pelaksanaan program SIMKA.
Penelitian dilakukan di Kantor Pusat Departemen Kesehatan dan bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan dan permasalahan pelaksanaan program SIMKA dalam pengambilan keputusan dibidang kepegawaian.
Dari penelitian yang dilakukan di Kantor Pusat Departemen Kesehatan diperoleh bahwa Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian telah berjalan disebagian besar unit utama kecuali di Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, serta Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dengan alasan fasilitas software yang ada tidak dapat dipergunakan.
Kebutuhan informasi bagi pengguna maupun para penentu kebijakan belum semuanya dapat terpenuhi karena di dalam program SIMKA ada beberapa materi informasi jabatan fungsional, angka kredit, psikotest, criteria penghargaan belum ada serta data yang masuk kurang lengkap. Ketersediaan sumber daya manusia dirasakan masih kurang baik dalam kuantitas maupun kualitas karena setiap unit utama hanya mempunyai 1 (satu) orang pelaksana SIMKA dengan latar pendidikan SLTA. Evaluasi belum pernah dilakukan karena belum adanya SOP yang berisi standar penilaian untuk melihat sejauh mana pelaksanaan program SIMKA telah mencapai tujuan yang diinginkan.
Di masa yang akan datang, diperlukan peningkatan pelaksanaan program SIMKA dengan menambah jumlah tenaga dan memberikan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan pelaksana program SIMKA, mensosialisasikan akan manfaat dan pentingnya pelaksanaan program SIMKA ke seluruh pegawai, melakukan evaluasi pelaksanaan program SIMKA agar dapat memberikan kontribusi terhadap perencanaan dan pengembangan program SIMKA di masa mendatang.
Daftar pustaka : 31 (1973 : 2002)

Analysis on Implementation of Personnel Management Information System in the Ministry of Health Year 2003There was 37 551 Local UPT personnel's all over Indonesia and 4 391 health personnel's in central office of Ministry of Health (MOH) according to PUPNS 2003 data.
Information system contained data on personnel of MOH is needed to support the work effectiveness of MOH. Up to now, the existing system is not yet perfect and need more improvement to obtain better and more accurate data. Ministry of Health has implemented personnel management information system (SIMKA). In the implementation there was difference between the information analysis result available in SIMKA program and information needed by policy maker.
This study used qualitative method to obtain rich information about the description of implementation of SIMKA in MOH central office. Primary data collection was conducted through in depth interview and observation, while secondary data was obtain through reports related to the implementation of SIMKA program.
This study was conducted in MOH central office and aimed to understand the used of and problems of implementation of SIMKA in decision making regarding personnel management.
The study showed that SIMKA has been implemented in most main units except in Directorate General of Infectious Diseases Eradication and Environment Health and Development and Empowerment of Human Resource Unit due to unavailability of appropriate software.
Not all information needs could be supplied since SIMKA program had not yet incorporated several information on functional position, credit point, psycho test result, reward criteria, and incomplete entered data. Insufficiencies of human resource was still felt both in terms of quantity and quality because there was only one SIMKA person with high school background in each main unit. There was no evaluation had ever been conducted since there was no SOP to evaluate how far SIMKA program had reached its targeted objectives.
In the future, it is necessal to improve the implementation of SIMKA program by adding extra personnel and to provide appropriate trainings, to socialize the benefit and importance of SIMKA program targeted to all personnel's, to conduct evaluation on the implementation of SIMKA program as to contribute more to planning and development of SIMKA program in the future.
References: 29 (1973-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fauzi
"Durasi waktu pelaksanaan proyek konstruksi yang semakin sngkat memerlukan jadwal aktifitas proyek konstruksi yang tepat waktu, dan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dinilai dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja jadwal proyek konstruksi. Penerapan SIM pada perencanaan dan pengendalian jadwal proyek konstruksi akan efektif dan efisien, apabila data yang dibutuhkan oleh sistem tersebut terfokus pada elemen (variable) karakteristik SIM yang utama. Satu set spektrum elemen karakteristik SIM yang potensial mempengaruhi kinerja SIM, dianalisa kekuatan hubungannya terhadap kinerja jadwal proyek konstruksi secara statistika. Tingkat kekuatan hubungan ini digunakan untuk mengidentifi kasikan elemen karakteristik SIM yang utama. Didapatkan kesimpulan bahwa 7 elemen karakteristik SIM, yang berupa : sistem integrasi, cara mengendalikan perubahan, hubungan sistem informasi antara unit kerja, sistem network, cara menyediakan informasi eksternal pada saat perencanaan jadwal, keterlibatan project engineer, dan cara melaporkan progres, mempunyai pengaruh positif lebih kuat dibandingkan elemen karakteristik SIM lainnya, terhadap kinerja jadwal proyek pada konstruksi bangunan bertingkat di Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T1905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thanty Widyastuti
"Dalam rangka menjamin aksesibilitas data kepegawaian di seluruh Puskesmas Kecamatan Wilayah Jakarta Selatan dan memberikan kemudahan dan kelancaran dalam kegiatan-kegiatan manajemen kepegawaian, Suku Dinas Kesehatan Masyarakat semenjak tahun 2005 menerapkan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (Simpeg) di seluruh Puskesmas Kecamatan wilayah Jakarta Selatan. Pelaksanaan Simpeg di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa belum berjalan secara optimal dimana pengerjaan laporan DUK dan dislokasi pegawai masih dilakukan secara manual, hal ini mengindikasikan bahwa proses kegiatan Simpeg yang terganggu karena belum bisa memberikan informasi kepegawaian yang diinginkan. Sehubungan dengan masalah tersebut penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran sistem informasi manajemen kepegawaian di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem yaitu adanya input, proses, dan output. Dengan pendekatan sistem ini dibuat kerangka konsep dimana komponen input terdiri dari tenaga SDM yang meliputi pengalaman, pendidikan, pelatihan, dan kesehatan, komitmen, dana, sarana, SOP/penunjang, serta data. Komponen proses terdiri dari pengumpulan data, entry data, dan update data, sedangkan komponen output dalam sistem ini adalah informasi kepegawaian yang lengkap, akurat, tepat waktu, dan dapat dipercaya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan cara melakukan wawancara mendalam (in ? depth interview) dan data yang dikumpulkan dan dianalisa adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan para informan dan data sekunder diperoleh melalui telaah dokumen yang berkaitan dengan Pelaksanaan Simpeg.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa belum berjalan secara optimal, hal ini disebabkan karena pengumpulan data kepegawaian sebagai data dasar sering terlambat dan tidak lengkap sehingga mempengaruhi proses entry data, laptop yang hanya terdiri dari satu buah dan selalu bergantian, serta keterbatasan petugas operator Simpeg yang akhirnya tidak bisa melanjutkan kembali tugasnya. Selain itu kurangnya komitmen baik dari pihak Kepala Puskesmas dan Sudin Kesmas Jaksel dimana monitoring dan evaluasi tidak dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan berdampak pula kepada pelaksanaan Simpeg yang akhirnya terhenti dan belum dapat dilanjutkan hingga saat ini.
Agar pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa dapat terus dilanjutkan maka penulis menyarankan untuk dilakukan pelatihan ulang kembali untuk pihak yang saat ini bertanggung jawab di Subbagian Kepegawaian dan secara rutin melakukan monitoring dan evaluasi baik dari pihak Sudin Kesmas Jaksel, Kepala Puskesmas, dan Kepala Bagian Tata Usaha yang bertindak sebagai atasan langsung petugas operator Simpeg dengan meminta laporan rutin dari pelaksanaan program Simpeg. Dalam pelaksanaan program Simpeg diperlukan komitmen mulai dari pucuk pimpinan sampai karyawan/pegawai, tanpa adanya komitmen mustahil suatu program dapat dukungan untuk dilaksanakan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>