Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sindy Yulia Putri
"ABSTRAK
Isu ketenagakerjaan menjadi isu yang hangat pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Peningkatan daya saing tenaga kerja Indonesia menjadi perhatian khusus dari Pemerintah Indonesia. Hal ini berkontribusi terhadap pengembangan kompetensi SDM Indonesia untuk mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap kebijakan Pemerintah Indonesia di era pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam meningkatkan daya saing sektor ketenagakerjaan. Sektor ketenagakerjaan masih menghadapi berbagai polemik dalam operasionalisasinya. Tenaga kerja Indonesia masih memiliki berbagai masalah, seperti kompetensi, latar belakang pendidikan, standar nasional tenaga kerja, teknologi, serta masih minimnya sarana dan prasarana. Dalam menganalisis isu ketenagakerjaan, tulisan ini mengimplementasikan konsep daya saing. Melalui konsep tersebut ditemukan, bahwa upaya peningkatan daya saing dapat dimulai dari substansi sektor tenaga kerja seperti keterampilan (skill) dan infrastruktur yakni kegiatan transfer teknologi untuk memajukan produktivitas tenaga kerja Indonesia. Kemudian, peningkatan daya saing juga membutuhkan reformasi sistem ketenagakerjaan yang diatur sedemikian rupa oleh pemerintah demi membangun kapasitas SDM yang jauh lebih baik di masa depan."
Jakarta: Biro humas settama lemhanas RI, 2018
321 JKLHN 35 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Puspita Anjani
"Latar Belakang: Pasien dengan CCF direk sebagian besar muncul dengan keluhan bruit orbital (80%). Diagnosis CCF direk dan indirek ditegakkan secara primer berdasarkan temuan pada angiografi konvensional. Namun, DSA merupakan tindakan invasif dengan ketersediaan yang masih terbatas di unit-unit kesehatan Indonesia. Dipikirkan apakah ada atau tidaknya bruit orbita dan gambaran dari modalitas imaging non-invasif seperti CT dan MRI dapat membantu diagnosis dan menentukan tipe CCF.

Tujuan: Menganalisa temuan CCF pada ada atau tidaknya bruit orbita pada pemeriksaan fisik dan modalitas imaging multiplanar berupa CT/CTA kepala kontras atau MRI kontras/MRA kepala, serta membandingkan temuan pada DSA.

Metode: Sebanyak 52 pasien memenuhi kriteria penelitian studi potong lintang dengan data sekunder retrospektif CT/CTA kepala kontras atau MRI kontras/MRA kepala selama tahun 2019 hingga 2023. Analisis bivariat kesesuaian antara temuan bruit orbita, CT/CTA kepala kontras, atau MRI kontras/MRA kepala pada kasus CCF dilakukan dengan uji kappa cohen.

Hasil: Terdapat 38 (73,1%) subjek dengan bruit orbita (κ:0,60; p <0,01). Terdapat tingkat kesesuaian yang baik antara pemeriksaan multiplanar dengan DSA (κ:0,80; p <0,01) dan antara CTA kepala kontras dengan DSA (κ: 0,84; p <0,01).

Kesimpulan: Terdapat tingkat kesesuaian yang kuat pada temuan radiologis pada seluruh modalitas multiplanar dibandingkan dengan temuan pada DSA dalam menentukan tipe CCF direk dan indirek. CTA merupakan modalitas terbaik dalam menentukan tipe CCF.


Background: Most patients with direct CCF present with complaints of orbital bruits (80%). The diagnosis of direct and indirect CCF is made primarily based on findings on conventional angiography. However, DSA is an invasive procedure with limited availability in Indonesian health units. Consideration of whether or not an orbital bruit is present and images from non-invasive imaging modalities such as CT and MRI can help diagnose and determine the type of CCF.

Objective: To analyze CCF findings on the presence or absence of orbital bruits on physical examination and multiplanar imaging modalities in the form of contrast head CT/CTA or contrast head MRI/MRA, and compare the findings on DSA.

Method: A total of 52 patients met the criteria for a cross-sectional study with retrospective secondary data of contrast head CT/CTA or contrast head MRI/MRA during 2019 to 2023. Bivariate analysis of concordance between orbital bruit findings, contrast head CT/CTA, or contrast MRI/ Head MRA in CCF cases was performed using Cohen's kappa test.

Results: There were 38 (73.1%) subjects with orbital bruits (κ: 0.60; p <0.01). There was a good level of agreement between multiplanar examination and DSA (κ: 0.80; p < 0.01) and between contrast head CTA and DSA (κ: 0.84; p < 0.01).

Conclusion: There is a strong level of concordance in radiological findings in all multiplanar modalities compared with findings in DSA in determining the type of direct and indirect CCF. CTA is the best modality in determining the type of CCF."

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library