Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Latumahina, Anugrah Sitta
"[ABSTRAK
Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab infeksi menular seksual yang paling sering di dunia. HPV genital berdasarkan potensi onkogeniknya terdiri dari low risk HPV (lr-HPV) dan high risk HPV (hr-HPV). Kondiloma akuminata merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh HPV dan memiliki angka morbiditas paling tinggi di seluruh dunia termasuk di RS Cipto Mangunkusumo. Sebagian besar kondiloma akuminata disebabkan oleh lr- HPV, tetapi dewasa ini diketahui terdapat proporsi infeksi hr-HPV yang cukup besar pada kondiloma akuminata. Infeksi hr-HPV pada kondiloma akuminata merupakan salah satu faktor risiko terjadinya keganasan anogenital. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proporsi hr- HPV serta HPV 16 dan 18 pada lesi kondiloma akuminata atipikal regio anogenital di RS dr. Cipto Mangunkusumo dengan metoda Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR). Dilakukan pemeriksaan PCR terhadap 21 lesi kondiloma akuminata atipikal dari 20 subyek penelitian. Hasil pemeriksaan mendapatkan proporsi hr-HPV sebesar 42,9% (9 dari 21 lesi) serta proporsi HPV 16 dan 18 sebesar 23,8% (5 dari 21 lesi).

ABSTRACT
Human papillomavirus (HPV) is the most common cause of sexually transmitted disease in the world. In accordance to its oncogenic property, genital HPV is known to be low risk HPV (lr-HPV) and high risk HPV (hr-HPV). Condyloma acuminata is a sexually transmitted disease caused by HPV and has a high morbidity worldwide including in Cipto Mangunkusumo National Hospital. Most of condyloma acuminata caused by lr-HPV, although recently findings revealed a high proportion of hr-HPV in condyloma acuminata. Infection of hr-HPV in condyloma acuminata is one of risk factor for anogenital malignancy. This study aimed to obtain the proportion of hr-HPV in atypical lesion of condyloma acuminata in anogenital region at Cipto Mangunkusumo National Hospital with Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR). Real Time PCR was conducted on 21 atypical lesion from 20 subject. The proportion of hr-HPV from those lesions was 42,9% and HPV 16/18 was 23,8%. ;Human papillomavirus (HPV) is the most common cause of sexually transmitted disease in the world. In accordance to its oncogenic property, genital HPV is known to be low risk HPV (lr-HPV) and high risk HPV (hr-HPV). Condyloma acuminata is a sexually transmitted disease caused by HPV and has a high morbidity worldwide including in Cipto Mangunkusumo National Hospital. Most of condyloma acuminata caused by lr-HPV, although recently findings revealed a high proportion of hr-HPV in condyloma acuminata. Infection of hr-HPV in condyloma acuminata is one of risk factor for anogenital malignancy. This study aimed to obtain the proportion of hr-HPV in atypical lesion of condyloma acuminata in anogenital region at Cipto Mangunkusumo National Hospital with Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR). Real Time PCR was conducted on 21 atypical lesion from 20 subject. The proportion of hr-HPV from those lesions was 42,9% and HPV 16/18 was 23,8%. , Human papillomavirus (HPV) is the most common cause of sexually transmitted disease in the world. In accordance to its oncogenic property, genital HPV is known to be low risk HPV (lr-HPV) and high risk HPV (hr-HPV). Condyloma acuminata is a sexually transmitted disease caused by HPV and has a high morbidity worldwide including in Cipto Mangunkusumo National Hospital. Most of condyloma acuminata caused by lr-HPV, although recently findings revealed a high proportion of hr-HPV in condyloma acuminata. Infection of hr-HPV in condyloma acuminata is one of risk factor for anogenital malignancy. This study aimed to obtain the proportion of hr-HPV in atypical lesion of condyloma acuminata in anogenital region at Cipto Mangunkusumo National Hospital with Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR). Real Time PCR was conducted on 21 atypical lesion from 20 subject. The proportion of hr-HPV from those lesions was 42,9% and HPV 16/18 was 23,8%. ]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Gusti Ayu Amanda Dharmaningputri
"Latar Belakang: Kondiloma akuminata adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus HPV . Epitel mukosa pada kulit prepusium penis yang utuh pada lelaki tidak disunat diketahui sebagai lokasi predileksi lesi proliferatif Kondiloma akuminata. Fenomena ini dipengaruhi oleh HPV yang menyukai permukaan yang lembab. Diperlukan studi lebih lanjut mengenai kapasitas proliferasi keratinosit basal pada epitelium prepusium penis yang diduga merupakan faktor lain yang berpengaruh pada lokasi predileksi Kondiloma akuminata.
Metode: Sampel kulit prepusium didapat dari 10 partisipan acara sunatan massal. Sampel melalui proses histoteknik dan diwarnai dengan pewarnaan Hematoxylin-Eosin dan immunohistokimia. Preparat diobservasi menggunakan mikroskop Olympus untuk dilakukan penghitungan manual pada keratinosit basal yang positif Ki-67. Hasil dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2010.
Hasil: Dari 10 sampel, terdapat 2 sampel dengan histologi kulit prepusium penis yang lengkap, 5 sampel yang hanya memiliki epitel mukosa dalam dan 3 sampel yang hanya memiliki epithel kutan luar. Rata-rata dari basal keratinosit yang positif Ki-67 pada epitel mukosa adalah 5.9 sel, sedangkan epitel kutan luar memiliki rata-rata 3.6 sel.
Kesimpulan: Epitel mukosa bagian dalam memiliki lebih banyak keratinosit basal yang berproliferasi dibandingkan dengan sel di epitel kutan bagian luar dari kulit prepusium penis. Jumlah sel yang lebih banyak berproliferasi diduga merupakan faktor yang berpengaruh pada lokasi predileksi Kondiloma akuminata.

Background: Condyloma acuminata is a sexually transmitted infection caused by Human Papilloma Virus HPV . In uncircumcised men with intact preputial skin of penis, mucosal surface is the predilection site of proliferative lesion in Condyloma acuminata. This is explained by HPV preference towards moist surface. Further investigation is necessary to understand the capacity of basal keratinocyte of penile preputial skin epithelium to proliferate, as it is suspected as a factor contributing to the predilection site of Condyloma acuminata.
Method: Preputial skin samples were obtained from 10 participants in mass circumcision event. Samples underwent histotechnique process and stained by Hematoxylin Eosin and immunohistochemistry. Microscopic slides were observed under Olympus microscope to allow manual counting of Ki 67 positive cell. The data collected was analyzed using Microsoft Excel 2010.
Results: From 10 samples, there were 2 samples with complete penile preputial skin histology, 5 samples with inner mucosal epithelium only and 3 samples with outer cutaneous epithelium only. Mean of Ki 67 positive basal keratinocyte in inner mucosal epithelium was 5.9 cells, while outer cutaneous epithelium was 3.6 cells.
Conclusion: Inner mucosal epithelium showed more Ki 67 positive cells compared to outer cutaneous epithelium. More actively proliferating cell in the mucosal epithelium may serves as factor influencing the predilection site of Condyloma acuminata.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library