Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Amin Asharudin
"Tesis ini membahas tentang persepsi dan harapan anggota pengurus OK terhadap kemitraan dan program kepemudaan yang telah dilakukan oleh DISPORA Kabupaten Klaten. Di mana persepsi mereka terhadap DISPORA sangat mempengaruhi hubungan kedua belah pihak. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan mix method, yakni gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif dengan kuesioner sebagai instrumennya digunakan untuk mengetahui dan menganalisis persepsi, sedang metode kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam dipakai untuk mengetahui dan menganalisa harapan.
Hasil analisis penelitian ini menunjukan bahwa terdapat persepsi yang buruk dari anggota pengurus OK terhadap kemitraan DISPORA, berdasarkan hasil uji mean yang dilakukan, diperoleh nilai sebesar 1.898, nilai ini berada dalam rentang 1.76 s/d 2.25 yang berarti rendah. Dan persepsi sangat buruk ditujukan pada program kepemudaan DISPORA, berdasarkan hasil uji mean yang dilakukan, diperoleh nilai sebesar sebesar 1,627. Berdasarkan klasifikasi dengan 5 kategori maka nilai mean ini berada dalam rentang antara 1,76 s/d 2,25 yang berarti nilai tersebut berada dalam kategori sangat rendah.
Sedangkan harapan dari anggota pengurus OK dalam kaitannya dengan kemitraan adalah adanya komunikasi yang selalu dijaga oleh pihak DISPORA kepada semua unsur pemuda yang ada. Baik secara langsung, maupun tidak langsung melalui media misalnya. Pada program kepemudaan, keberlanjutan program merupakan hal penting yang disoroti oleh para responden, karena selama ini hal itu sangat kurang diperhatikan oleh DISPORA.

This thesis discusses the perceptions and expectations of board members of Youth Organizations of the partnership and youth programs that have been conducted by the Department of Youth & Sports (DISPORA) in Klaten regency. Where are their perceptions of DISPORA greatly affect the relations between them. The method used in this study using mixed methods, namely a combination of quantitative and qualitative. Quantitative methods with questionnaires as the instrument used to determine and analyze the perceptions, while qualitative methods using depth interviews used to identify and analyze the expectations.
The results of the analysis of these studies show that there is a perception that bad of a board member of the partnership by DISPORA, based on the mean test results carried out, obtained a value of 1.898, this value is in the range 1.76 - 2.25, which means low. And very bad perception of youth programs aimed at DISPORA, based on the mean test results carried out, obtained a value of of 1.627. Based on the classification of the five categories the mean value is under 1.75, which means scores fall in the category of very low.
While the expectations of board members of Youth Organizations in relation to partnerships is the existence of communication is always maintained by the DISPORA to all elements of the existing youth. Either directly, or indirectly through the media for example. In the youth program, program sustainability is an important thing highlighted by the respondents, because so far it is so overlooked by DISPORA.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29664
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Hasibullah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana masyarakat RT 004 dalam mengatasi masalah kepemudaan yang mereka hadapi. Dalam hal ini mencoba melihat penerapan metoda pengorganisasian masyarakat sebagai pengarahan dalam masyarakat memecahkan masalahnya tersebut.. Pengorganisasian masyarakat dalam hal ini, dilihat sebagai suatu proses. Sebagai suatu proses, bahwa dalam pemecahan masalahnya haruslah melalui langkah-langkah atau tahapan tertentu, yaitu masyarakat mulai melakukan pengidentifikasian terhadap masalahnya, menyadarkan anggota masyarakat bahwa mereka mempunyai masalah bersama yang harus ditanggulanginya, dan menyesuaikan antara pemecahan masalah yang diambil dengan sumber daya yang dimilikinya. Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan yang di lakukan, diketahui permasalahan kepemudaan yang dihadapi, yaitu pada masalah pemanfaatan waktu luang yang kurang terarah, tiadanya wadah kepemudaan di lingkungan tersebut serta kurangnya kontrol orang tua terhadap kegiatan yang dilakukan anaknya. Langkah untuk menyadarkan anggota masyarakat bahwa mereka mempunyai masalah bersama,yaitu melalui suatu forum pertemuan Arisan RT 004 untuk membahas dan membicarakan permasalahan yang ditemukan dalam identifikasi masalahnya. Berdasarkan hasil pembicaraan tersebut, diambil langkah pemecahannya, yaitu dengan membentuk suatu organisasi pemuda di lingkungannya. Sedangkan program kegiatan yang diadakan organisasi tersebut disesuaikan dengan minat dan aspirasi dari pemudanya itu sendiri, serta sumber daya yang dimilikinya."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rido Dinata
"Pada tahun 2014 Pemerintah Provinsi Banten telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2014 tentang Pembangunan kepemudaan. Perda ini berfungsi sebagai payung hukum dan dasar konstitusional program, kebijakan, penganggaran dalam pembangunan kepemudaan di Provinsi Banten. Tujuan dibuatnya perda ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepemudaan di Provinsi Banten yang meliputi penyadaran, pemberdayaan dan pengembangan potensi pemuda termasuk kepemimpinan, kewirausahaan dan kepeloporan pemuda. Perda ini mengamanatkan paling sedikit 2 % (persen) dari APBD untuk pelayanan kepemudaan di Banten, empat tahun usia perda kepemudaan ini namun apakah sudah ter-implementasi dengan baik dan sejauh mana manfaat perda Kepemudaan dalam mengatasi problem-problem sosial kepemudaan di Provinsi Banten. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis implementasi model Merilee S. Grindle dan analisis alokasi anggaran untuk menganalisa implementasi perda kepemudaan dari asepek content of policy dan context of implementation. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa implementasi perda kepemudaan nomor 10 tahun 2014 terhadap alokasi anggaran 2 % (persen) untuk pelayanan kepemudaaan di Banten belum berjalan optimal. Segi content, isi kebijakan perda ini lemah karena tidak didukung konsep dan ketentuan pembangunan kepemudaan yang aplikatif. Segi context of implementation, perda ini tidak cukup dukungan dan keberpihakan dari pemerintah Provinsi Banten baik dalam skala prioritas pembangunan atau regulasi teknis pelayanan kepemudaan di lintas stakeholder.

In 2014 th, Banten Provincial Government have been Establishing Regional Regulation Number 10 of 2014 concerning Youth Development. This serves as a legal standing and constitutional basis for programs, policies, budgeting youth development in Banten Province. The purpose of the regulation to improve the quality of youth services in Banten Province is includes awareness, empowerment and development of the potential of youth including leadership, entrepreneurship and youth leadership. In terms of funding this regional regulation mandates at least 2% (percent) of the Regional Government Budget for youth services in Banten,youth regulation is well implemented and the extent of the benefits of the Youth regulation in overcoming youth social problems in the Province Banten after four-year ago. This study uses a qualitative approach with the analysis method of implementing the Merilee S. Grindle model and analysis of budget allocations to analyze the implementation of youth regulations from asepek content of policy and context of implementation. The results of this study concluded that have been implementation of the number 10 regulation on youth in 2014th budget allocation of 2% (percent) for youth services in Banten had not yet run optimally. In terms of content, the contents of this regional regulation are weakening because it is not supported by applicable youth development concepts and provisions. In terms of context of implementation, this regulation does not have enough support and partiality from the Banten provincial government the development priority scale or the technical regulation of youth services across stakeholders."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T52553
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Bagus Makkawaru
"Tesis ini membahas dan menganalisis peran organisasi kepemudaan dalam pelaksanaan pendidikan poiitik di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitis dengan data primer yang diperoleh dari melalui wawancara mendalam serta data sekunder berupa dokumen resmi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga terkait permasalahan yang diteliti. Penulis menganalisis hasil penelitian dengan menggunakan konsep/teori peran, teori harapan, serta teori pendidikan politik. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa peran organisasi kepemudaan selama ini dalam melaksanakan pendidikan poiitik di Indonesia, dari perspektif teori pendidikan politik telah dijalankan dengan relatif baik. Namun, terdapat beberapa catatan mendasar, terutama yang berasal dari harapan stakeholder yang dirasakan belum dilakukan oleh organisasi kepemudaan dalam pelaksanaan peran tersebut. Catatan tersebut, antara lain terkait dengan tujuan pendidikan politik, frekuensi penyelenggaraan, serta materi yang menjadi konten dalam kegiatan pendidikan politik tersebut. Salah satu catatan yang paling penting, terkait persoalan yang muncul dalam Rencana Stratcgis Kemenpora Tahun 2010-2914, yakni persoalan berupa adanya orientasi yang berlebihan di kalangan pemuda terhadap politik praktis seputar kekuasaan.
Terhadap persoalan tersebut perlu dilakukan reorientasi di kalangan pemuda dengan memberikan pemahaman politik yang benar melalui kegiatan pendidikan politik. Rekomendasi Iain yang dihasilkan dari penelitian ini adalah bahwa pihak Kemenpora yang menjadi leading sector dalam hal penyadaran dan pemberdayaan pemuda agar mengadakan atau meningkatkan frekuensi kegiatan-kegiatan pendidikan politik, yang dapat bekerja sama dengan organiasi kepemudaan yang ada.

This thesis discusses and analyzes the role of youth organizations in the implementation of political education in Indonesia. This research is a qualitative research in form of analytical descriptive research by utilizing primary data resulted from in depth interview and secondary data in form of official documents from the Ministry of Youth and Sports related to the objects to be researched. The writer analyzes the research results by using role theories/concepts, expectancy theories, and political education theory. The research results revealed that all this time the role of youth organizations in implementing political education in Indonesia, from the perspective of political education theories are relatively well performed. Yet, there are some basic records, especially those that come from stakeholder expectations that have not been implemented by the youth organization in that role implementation. The records are related to the purpose of the political education, implementation frequency and the substances to become the content in the political education activities. One of the most important records, related to the problems occur in Strategic Plans of Kemenpora Tahun 20l0-2914, is the problem in form of youth excessive obsession to practical politic and power.
To address that problem, the reorientation is needed to be performed for the youth by providing the correct political understanding through political education. Other recommendation resulted from this research is that Kemenpora as the leading sector in youth empowerment and youth awareness development to set or to increase the frequency of educational education activities, that are able to cooperate with existing youth organizations."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T21098
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ai Nurhamidah
"Organisasi Pramuka di Bahrain beregerak sebagai organisasi kepemudaan yang mendidik para pemuda Bahrain agar menjadi seorang yang “be prepared”. Di tengahtengah krisis kepemimpinan yang melanda dunia, baik dunia bagian barat maupun dunia bagian timur, pramuka diyakini sebagai organisasi yang membina para anggotanya untuk menjadi seorang yang memiki kualitas diri dan memiliki karakter pemimpin yang baik, begitu pula dengan Pramuka Bahrain. Pramuka Bahrain juga sebagai organisasi kepemudaan yang membina anggotanya agar memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang baik, pribadi yang siap untuk melaksanakan kewajibannya terhadap Tuhan dan negara, serta siap untuk menjadi seorang volunteer dan pioneer bagi sesamanya.
Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode studi pustaka, metode wawancara dan metode deskriptif. Kemudian kerangka teorinya berdasarkan teori organisasi sosial yang dikemukanan oleh Stephen P. Robbins (1994). Penulisan jurnal ini diharapkan mampu mendeskripsikan Pramuka Bahrain dari perspektif pendidikan soft skill yang bergerak di bidang sosial. Pramuka Bahrain banyak ikut serta dalam kegiatan sosial, seperti membersihkan daerah tercemar, penyemprotan insektisida, membantu untuk mengatur pelayanan donor darah, berperan aktif dalam acara-acara olahraga dan mengambil alih pertolongan pertama (P3K) di sekolah-sekolah maupun dalam acara besar lain yang diadakan oleh Gulf Cooperation Council (GCC).
Scouts Organization in Bahrain moves as a youth organization that educates the youth of Bahrain to become a "be prepared". In the midst of a leadership crisis that hit the world, both the world and the western part of the eastern world, scouts believed to be an organization that fosters its members to become a thinking about the qualities and has the character of a good leader, as well as Bahrain Scouts. Bahrain Scouts youth organizations as well as to foster their members to have a good personality and leadership, personal ready to carry out his duty to God and country and is ready to become a volunteer and pioneer for others.
The method used in writing this journal is book study method, interview and descriptive methods. Then the framework of his theory based on the theory of social organization dikemukanan by Stephen P. Robbins (1994). Writing journals are expected to describe the Bahrain Scouts from the perspective of soft skills education engaged in the social field. Scouting Bahrain many participate in social activities, such as cleaning up polluted areas, spraying insecticide, helping to organize the service blood donors, active in sports events and take over first aid (P3K) in schools and in other large events are held by Gulf Cooperation Council (GCC).
"
Depok: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Budy Pratama
"Organisasi kepemudaan tingkat nasional dihadapkan pada berbagai permasalahan dan tantangan untuk dapat memberdayakan pemuda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep organisasi kepemudaan harapan stakeholders dan merancang strategi mewujudkan organisasi kepemudaan sesuai dengan harapan stakeholders dan Undang-Undang Kepemudaan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa Stakeholders mengharapkan organisasi kepemudaan menjadi organisasi yang mandiri, menjadi tempat pembelajaran bagi kader, mempunyai kepemimpinan yang kuat, sistem kaderisasi berjalan lancar, implementasikan manajemen modem, menjadi oranisasi yang akuntabel dan menjadi organisasi terbuka, mampu menjalin jejaring dan bermitra sejajar dengan organisasi lain.

The national youth organizations face various problems and challenges to be able to empower young people. The aim of this research is to [ind out the concept of youth organizations as expected by the stakeholders and to design strategy to establish youth organizations in accordance with the expectation ofthe stakeholders and with the Laws about the Youth. The research is qualitative research.
The research results discover that the stakeholders expect the youth organizations to become independent organizations, to become a learning place for the cadres, to have strong leadership, to have smooth cadre formation, to implement modern management, to become an accountable and open organization, and to be able to establish network and be in equal partnership with other organizations.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T32903
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Dwi Martha
"ABSTRAK
Tesis ini membahas model skenario kebijakan kepemudaan di Indonesia hingga tahun 2030. Penelitian ini berfokus kepada kondisi pemuda di Indonesia dan model skenaio kebijakan kepemudaan di Indonesia. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat empat skenario besar dalam kepemudaan Indonesia, yaitu chaos, local young leaders, national young leaders, dan young changemakers. Beberapa rekomendasi yang dapat diusulkan adalah peningkatan kapasitas kelompok kerja kementerian dalam Isu Kepemudaan, peningkatan partisipasi pemuda dalam pembangunan, dan south-south cooperation. Langkah- langkah ini harus dilakukan secara strategis melalui perencanaan yang komprehensif.

ABSTRACT
This research discusses model scenarios for Indonesian youth policy until 2030. This research focuses on the current condition of Indonesian youth and the possible scenarios Indonesian youth policy in Indonesia. This qualitative research uses qualitative method. The research shown that there are four major scenarios in regards to Indonesian youth, namely chaos, local young leaders, national young leaders, and young changemakers. These scenarios can be seen as a continuum that must be guarded. Several recommendations can be undertaken such as increasing the capacity of the ministerial working group, increasing youth participation in development, and south-south cooperation. These steps must be done strategically through comprehensive planning."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T38698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaenal Arif
"Fokus penelitian ini adalah kontibusi pemetaan lingkungan untuk kinerja organisasi dengan mengambil studi kasus Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Periode 2013-2015. Penelitian ini dilatarbelakngi terhadap eksistensi sebuah organisasi kepemudaan yang kurang bisa menjawab tuntutan masyarakat sebagai jembatan antara rakyat dan pemerintah. Factor-faktor eksternal dilibatkan dalam penelitian ini untuk bisa melihat apakah organisasi mampu menjawab permasalah eksternal yang serba tidak menentu. Penelitian ini menggunakan teori Hough dan White (2004) untuk melihat pemetaan lingkungan dengan tahap identifikasi, pengumpulan, mengolah dan menerjemahkan, sedangkan untuk melihat peluang dan ancaman peneliti menggunakan teori SWOT yang ditulis oleh Albert Humphrey (1960-1970) dengan melihat kecenderungan-kecenderungan penting sebagai salah satu sumber peluang atau ancaman untuk keberlangsungan organisasi dan pada akhirnya peneliti ingin melihat kapabilitas organisai dengan menggunakan teori Baker dan Sinkula (2005) untuk melihat keterampilan khusus, prosedur, dan proses yang dapat mempengaruhi anggota kedalam keunggulan kompetitif dalam pemetaan lingkungan di kepengurusan PB HMI Perode 2013-2015.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengambil informan pengurus aktif PB HMI Periode 2013-2015 yaitu ketua umum, ketua bidang sosial dan politik, ketua bidang hukum dan hak asasi manusia (HAM), ketua bidang informasi dan teknologi, ketua bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat dan ketua korps HMI wati (KOHATI). Data didapatkan dengan metode wawancara mendalam. Pemetaan lingkungan menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi khususnya HMI untuk bisa mendeteksi sebuah sinyal agar dapat menjadi masukan para pemangku kepentingan dalam merumuskan kinerja apa yang akan dicapai untuk kedepan. Pemetaan yang efektif dengan melakukan metode yang benar akan bisa mengatasi kondisi lingkungan eksternal yang sangat cepat berubah. Studi empiris penelitian sebelumnya menjadi hal untuk bisa dikaji dan di implemetasikan dalam penelitian ini.

The Focus of this study is the contribution of environmental scanning to organizational performance by taking a case study of PB HMI period 2013-2015. The background of study of the existence of a youth organization are less able to answer the demands of society as a bridge between people and government. External factors were included in this study to see whether the organization is able to answer the external problems of uncertainty. This study uses the theory Hough and White (2004) to see the environmental scanning with identification, collection, processing and translating, while to look at the opportunities and threats SWOT researchers used the theory written by Albert Humphrey (1960-1970) with a view to important trends as a source of opportunities or threats to the sustainability of the organization and in the end the researchers wanted to see capabilities of organizations by using the theory of Baker and Sinkula (2005) to see more spesific skills, procedures, and processes can leverage resources into competitive advantage in an environmental scanning HMI management during the period 2013-2015.
This research using qualitative method by taking the informant active of PB HMI in period 2013-2015 who are head of HMI, the head division of the social and political fields , the head division of law and human rights ( HAM ), the head division of information and technology, head division of the economics and welfare and head division of women's associations in HMI. the Data is obtained by the method of indepth interviews. Environmental scanning becomes very important in an organization, especially HMI to be able to detect a signal in order to become the input of stakeholders in formulating performance of what will be achieved to the fore . Effective mapping by making the correct method to be able to cope with the external environment that is rapidly changing . Empirical Study of previous research into it to be assessed and in deployments in this study.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Zainuri
"Kegiatan sosial pada emerging adulthood merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan. Dikarenakan pada masa ini individu sedang berada dalam tahap perkembangan identitas dirinya. Tidak terkecuali dengan keterlibatan individu didalam suatu organisasi kepemudaan. Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada bagaimana suatu komitmen anak muda Indonesia didalam organisasi memiliki hubungan dengan status identitas dari individu. Dalam hal ini komitmen terhadap organisasi dan status identitas akan diukur untuk menjawab permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini, organisasi yang menjadi fokus penelitian adalah organisasi AIESEC di Indonesia. Dikarenakan permasalahan yang ditemukan di dalam organisasi cenderung merepresentasikan kegiatan yang mempengaruhi pembentukan status identitas, yaitu kegiatan yang bersifat mendorong anggotanya bereksplorasi dan berkomitmen. Desain pada penelitian ini bersifat korelasional dengan melihat hubungan dari kedua variabel, yaitu komitmen terhadap organisasi dan status identitas. Selain itu dalam penelitian ini juga dilihat hubungan antara komitmen terhadap organisasi dan tiap status identitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komitmen terhadap organisasi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan status identitas pada anggota AIESEC di Indonesia. Begitu pula dengan hubungannya dengan setiap status, komitmen terhadap organisasi hanya berhubungan dengan satu status yaitu forclosre di antara empat status lainnya yaitu achievement, moratorium, dan diffusion. Dimana hal ini memberikan refleksi kepada kegiatan yang bersifat organisasional untuk selanjutnya dapat memberikan dampak terhadap pembentukan identitas diri pada anak-anak muda di Indonesia.

Social activity within emerging adulthood is one thing that we have to put concern about. Because in this period, individual in the phase of developing their self-identity. Including in getting involved in a youth organization that we can find everywhere. In this research, researcher focusing on how Indonesian youth involvement in an organization has a relationship with someone‟s identity status. In this case, we are using organizational commitment and identity status to measure in terms of answering this research questions. The organization that researcher chose is AIESEC in Indonesia based on its organizational prblems that found in their activities that represent identity status, which are doing exploration and commitment. This research is a correlational research, to find out about the relationship between organizational commitment and identity status among AIESEC members in Indonesia. Beside that, this research also finds out the relationship between organizational commitment with each of statuses in identity status model. The result of this research is there‟s no significant relationship between organizational commitment and identity status among AIESEC members in Indonesia. Also there are not significant relationships with each statuse in four statuses except for forclosure. Which are these findings give the organizations that have activities within youth to developing themselves so that they can give contribution in the formation of self-identity among Indonesian youth.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cnr Aly Nurmansyah
"Sebagai sebuah proses yang masih berlangsung hingga kini, di samping mendatangkan berbagai dampak positif globalisasi juga mendatangkan berbagai dampak negatif. Beberapa yang sangat dirasakan adalah arus keterbukaan informasi yang kuat dan masuknya budaya kosmopolitan. Kedua dampak negatif tersebut, tidak terkecuali juga menyasar pemuda di Indonesia dan membuat gerakan dan organisasi kepemudaan mengalami kemandekan. Melalui penelitian ini akan coba ditunjukkan bagaimana PMII, salah satu organisasi kepemudaan pertama di Indonesia, berupaya menghadapi dampak negatif globalisasi dalam kaitannya dengan ketahanan nasional bangsa ini. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, dilakukan wawancara mendalam terhadap lima orang unsur ketua PB PMII dari dua periode kepemimpinan yang berbeda 2011-2014 dan 2014-2017 sebagai pembanding.

As an ongoing process, besides all the positive impacts globalization also brings the negative impacts. Some of the most perceived is the strong current of information disclosure and the adoption of cosmopolitan culture. Both of these negative impacts are, not elast affect youth in Indonesia and making youth movements and organizations stagnate. This research attempts to show how PMII, as one of the first youth organizations in Indonesia, seeks to face the negative impact of globalization in relation to Indonesia 39 s national defense. In order to achieve these objectives, an in depth interview was conducted on five members of the PMII PB chairman from two different leadership periods 2011 2014 and 2014 2017 as a comparison"
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>